BAB IV METODE PENELITIAN
4.4 Variabel Penelitian
4.4.2 Definisi Operasional Variabel
1. Penyakit kusta adalah penyakit infeksi granulomatosa kronis yang ditandai tiga tanda kardinal yaitu adanya lesi kulit berupa bercak putih atau merah yang mati rasa, penebalan saraf, dan didapatkan adanya BTA pada hapusan sayatan kulit. Diagnosis dan klasifikasi tipe kusta berdasarkan Ridley dan Jopling yang ditegakkan berdasarkan adanya satu atau lebih tanda kardinal melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik berupa klinis dan pemeriksaan IB. Kemudian WHO mengkorelasikan tipe PB dan MB dengan klasifikasi Ridley dan Jopling yaitu penyakit kusta tipe TT dan BT dimasukkan kedalam tipe PB sementara penyakit kusta tipe BB, BL dan LL dimasukkan kedalam tipe MB. 2. Indeks bakteri adalah jumlah rata-rata basil M. leprae pada kulit yang didapat
dari hasil pemeriksaan hapusan sayatan kulit. Jumlah rata-rata basil M. leprae yang dihitung dibawah mikroskop cahaya dengan mencari BTA yang solid,
lxxii
fragmentasi dan granuler pada 100 lapangan pandang. Berdasarkan skala logaritme Ridley’s, IB diberi skor mulai dari +0 sampai +6.
3. Kadar NO plasma adalah jumlah kadar NO dalam plasma yang diperiksa dengan cara mengambil sampel darah vena pada daerah kubiti sebanyak 3 cc, kemudian diukur dengan metode Griess dan kit Cayman. Hasil pemeriksaan didapatkan dalam data numerik dengan satuan µmol/liter dalam plasma. 4. Usia adalah jumlah tahun kehidupan ditentukan dari tanggal kelahiran sampai
saat datang ke rumah sakit yang dapat ditentukan dengan melihat data kelahiran pada KTP, surat ijin mengemudi atau kartu keluarga.
5. Reaksi kusta adalah reaksi yang terjadi selama perjalanan penyakit, selama pengobatan atau setelah pengobatan. Dua tipe reaksi kusta yaitu reaksi kusta tipe 1 atau RR dengan keluhan timbul bercak kulit yang sebelumnya telah ada makin merah, makin tebal dan jumlahnya bertambah banyak yang dapat disertai demam dan nyeri saraf. Reaksi kusta tipe 2 atau ENL dengan keluhan timbul benjolan merah baru, yang dapat disertai demam dan nyeri saraf. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
6. Kehamilan adalah adanya janin dalam rahim seorang wanita yang dibuktikan dengan adanya hasil tes kehamilan yang positif atau terlihat janin dalam rahim pada pemeriksaan ultrasonography (USG) yang dilakukan oleh dokter.
7. Perokok adalah seseorang yang sedang merokok > 10 batang per hari selama 3 tahun atau lebih yang didapatkan melalui teknik wawancara.
lxxiii
8. Psoriasis vulgaris adalah penyakit peradangan kronis pada kulit berupa bercak merah berbatas tegas ditutupi sisik tebal berwarna putih keperakan di daerah predileksi terutama ekstremitas bagian ekstensor seperti siku dan lutut, kulit kepala, lumbosakral, bokong dan genitalia, yang disertai tanda Auspitz, koebner dan fenomena bercak lilin yang positif. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
9. Pemfigus vulgaris adalah penyakit autoimun yang ditandai oleh bula yang mudah pecah, tampak pada kulit normal maupun pada kulit yang eritema di seluruh permukaan kulit dan membran mukosa kecuali telapak tangan dan kaki. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. 10. Dermatitis atopik adalah peradangan pada kulit yang disertai rasa gatal,
berlangsung kronis atau berulang pada predileksi dan morfologi yang khas sesuai usia, dengan riwayat pribadi serta riwayat keluarga atopi (asma, rhinitis alergi). Diagnosis dermatitis atopik ditegakkan bila memenuhi 3 kriteria mayor dan 3 kriteria minor berdasarkan kriteria Hanifin dan Rajka melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik.
11. Urtikaria adalah keluhan pada kulit berupa reaksi kemerahan dan edema yang timbul tiba-tiba serta cepat menghilang disertai rasa gatal. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
12. Melasma adalah makula hiperpigmentasi simetris, irregular, berwarna coklat muda hingga coklat tua pada bagian tubuh yang sering terpapar sinar
lxxiv
matahari, terutama pada daerah wajah, yaitu dahi, hidung, dagu, diatas bibir, pipi, rahang atas dan bawah. Kedalaman lesi makula tersebut dapat ditentukan dengan menggunakan lampu Wood. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
13. Asma bronkhial adalah suatu keadaan yang ditandai dengan serangan sesak napas berulang, dengan mengi akibat kontraksi spasmodik bronki. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik atau seseorang yang sebelumnya telah didiagnosis menderita asma bronkhial oleh dokter yang ditanyakan melalui anamnesis.
14. Artritis reumatoid adalah penyakit autoimun yang menyebabkan inflamasi pada sendi yang berlangsung kronik ditandai oleh kaku sendi pagi hari lebih dari 1 jam, artritis mengenai 3 sendi atau lebih yaitu sendi proksimal interfalang kanan dan kiri, pergelangan tangan dan kaki, siku, lutut dimana keterlibatan sendi biasanya simetris dan memeneuhi kriteria American Collage of Rheumatology (ACR) tahun 1987. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
15. Lupus eritematosus sistemik adalah penyakit autoimun yang menyerang banyak organ antara lain sendi, kulit, jantung, ginjal, paru. Diagnosis ditegakkan dengan menggunakan kriteria ACR yaitu adanya malar rash, fotosensitivitas, ulkus di mulut, lesi kulit diskoid, nyeri sendi, kejang, kelainan hematologi, kelainan ginjal, tes antinuclear antibody positif.
lxxv
Diagnosis ditegakkan bila dijumpai 4 dari 11 kriteria ACR. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
16. Sirosis hepatis adalah seseorang yang memiliki tanda klinis berupa adanya ikterus, asites dan edema, pembesaran hati serta hipertensi portal melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik atau seseorang yang sebelumnya telah didiagnosis menderita sirosis hepatis oleh dokter yang ditanyakan melalui anamnesis.
17. Penyakit jantung koroner adalah suatu keadaan akibat terjadinya penyempitan, penyumbatan atau kelainan pembuluh nadi koroner, ditandai dengan rasa tidak nyaman atau sesak di dada terutama pada dada tengah dan menyebar ke leher, dagu dan tangan, serta rasa tercekik. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik atau seseorang yang sebelumnya telah didiagnosis menderita penyakit jantung koroner oleh dokter yang ditanyakan melalui anamnesis.
18. Keganasan adalah kanker, neoplasma atau tumor yang tumbuh secara tidak terkontrol dan memburuk secara progresif hingga menyebabkan kematian. Keganasan ditandai dengan adanya anaplasia, invasif, dan metastasis. Diagnosis ditegakkan melalui pemeriksaan fisik atau sebelumnya telah didiagnosis menderita keganasan oleh dokter yang ditanyakan melalui anamnesis.
lxxvi
faktor seperti kurangnya insulin atau resistensi insulin yang ditandai dengan keluhan berat badan menurun, poliuri (sering berkemih), polidipsi (sering haus), dan polifagi (sering lapar). Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis atau sebelumnya telah didiagnosis menderita diabetes melitus oleh dokter yang ditanyakan melalui anamnesis.
20. Infeksi tuberkulosis adalah penyakit infeksi paru kronis yang ditandai dengan keluhan batuk kronis yang disertai batuk darah, demam, keringat malam, dan berat badan menurun. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik atau seseorang yang sebelumnya telah didiagnosis menderita tuberkulosis oleh dokter yang ditanyakan melalui anamnesis.
21. Multiple drug therapy (MDT) adalah pengobatan standar kusta menurut WHO terdiri dari kombinasi obat rifampisin, dapson, dan klofazimin. Regimen PB dengan lesi kulit 2-5 buah, terdiri atas rifampisin 600 mg sebulan sekali ditambah dapson 100 mg/hari selama 6 bulan. Regimen MB dengan lesi kulit lebih dari 5 buah, terdiri atas kombinasi rifampisin 600 mg sebulan sekali, dapson 100 mg/hari ditambah klofazimin 300 mg/sebulan dengan lama pengobatan 12 bulan. Regimen PB dosis tunggal terdiri atas rifampisin 600 mg ditambah ofloksasin 400 mg dan minosiklin 100 mg (ROM) dosis tunggal. 22. Konsumsi alkohol adalah subjek yang sedang mengkonsumsi minuman yang mengandung alkohol 1 gelas sehari selama > 4 minggu sebelum diikutsertakan dalam penelitian, yang didapatkan melalui teknik wawancara.
lxxvii
23. Konsumsi kortikosteroid adalah subjek yang sedang atau pernah mengkonsumsi kortikosteroid dalam waktu ≤ 4 minggu sebelum diikutsertakan dalam penelitian, yang didapatkan melalui teknik wawancara. 24. Konsumsi antioksidan adalah subjek yang sedang atau pernah mengkonsumsi
vitamin A, C dan E dalam waktu ≤ 4 minggu sebelum diikutsertakan dalam penelitian, yang didapatkan melalui teknik wawancara.