• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

1. Berdasarkan pendapat Ryans, yang dikutip oleh (Azwar, 2010), Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu proses

2.4 Definisi Puskesmas

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 44 Tahun 2016 Tentang Pedoman Manajemen Puskesmas, Pusat Kesehatan Masyarakat yang dikenal dengan sebutan puskesmas adalah Fasilitas Kesehatan tingkat pertama yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah kecamatan.

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat dalam Pasal 1 angka 2 puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya diwilayah kerjanya.

Jika ditinjau dari sistem pelayanan kesehatan di Indonesia, maka peranan dan kedudukan puskesmas adalah sebagai ujung tombak sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Ini disebabkan karena peranan dan kedudukan puskesmas di Indonesia adalah amat unik. Sebagai sarana pelayanan kesehatan terdepan di Indonesia, maka puskesmas kecuali bertanggung jawab dalam menyelenggarakan

pelayanan kesehatan masyarakat, juga bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pelayanan kedokteran.

Sesuai dengan strategi jangka panjang pembangunan berwawasan kesehatan untuk mewujudkan Indonesia sehat pada tahun 2010 dan kebutuhan pembangunan sektor kesehatan di era desentralisasi ini, Depkes pusat sudah menetapkan visi dan misi puskesmas. Visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas adalah terwujudnya kecamatan sehat tahun 2010.

Untuk mewujudkan visi puskesmas tersebut maka, ada tiga misi yang harus di emban oleh puskesmas yaitu:

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan;

2. Memberdayakan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan;

3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar yang mutu.

Sesuai dengan misinya, puskesmas memiliki fungsi sebagai penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan, dan sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama.

2.4.1 Struktur Organisasi Puskesmas

Struktur organisasi puskesmas bergantung pada kegiatan dan beban tugas setiap puskesmas. Penyusunan struktur organisasi puskesmas disatu Kabupaten/Kota dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sedangkan penempatannya dilakukan dengan peraturan daerah. Pola struktur organisasi puskesmas adalah, (Syafrudin, 2009) :

1. Kepala Puskesmas;

2. Unit Tata Usaha (bertanggung jawab membantu Kepala Puskesmas dalam pengelolaan):

a. Data dan informasi;

b. Perencanaan dan penilaian;

c. Keuangan;

d. Umum dan Kepegawaian.

3. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas;

a. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM);

b. Upaya Kesehatan Perorangan.

4. Jaringan Pelayanan Puskesmas;

a. Unit Puskesmas Pembantu;

b. Unit Puskesmas Keliling;

c. Unit Bidan di Desa/Komunitas.

Dalam Peraturan Pemerintah Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 Pasal 34 ayat (1) organisasi puskesmas disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berdasarkan kategori, upaya kesehatan dan beban kerja puskesmas. Organisasi puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit terdiri atas:

a. Kepala Puskesmas;

b. Kepala Sub bagian Tata Usaha;

c. Penanggungjawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat;

d. Penanggungjawab UKP, Kefarmasian dan Laboratorium, dan;

e. Penanggungjawab Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

2.4.2 Asas Pengelolaan Puskesmas

Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama di Indonesia, pengelolaan program kerja puskesmas berpedoman pada empat asas pokok yakni:

1. Asas pertanggung jawaban wilayah

Dalam asas dijelaskan bahwa puskesmas harus bertanggung jawab atas semua masalah kesehatan yang terjadi di wilayah kerjanya. Karena adanya asas yang seperti ini, maka program kerja puskesmas tidak dilaksanakan secara pasif saja, melainkan harus secara aktif yakni memberikan pelayanan kesehatan sedekat mungkin dengan masyarakat. Lebih dari pada itu, karena Puskesmas harus bertanggung jawab atas semua masalah kesehatan yang terjadi di wilayah kerjanya, maka banyak dilakukan berbagai program pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit yang merupakan bagian dari pelayanan kesehatan masyarakat.

2. Asas peran serta masyarakat

Dalam menyelenggarakan program kerjanya, puskesmas harus melaksanakan asas peran serta masyarakat. Artinya, berupaya melibatkan masyarakat dalam menyelenggarakan program kerja tersebut.

3. Asas keterpaduan

Dalam menyelenggarakan program kerjanya, puskesmas harus melaksanakan asas keterpaduan. Artinya, berupaya memadukan kegiatan tersebut bukan saja dengan program kesehatan lain (lintas program), tetapi juga dengan program dari sektor lain (lintas sektoral).

4. Asas rujukan

Dalam menyelenggarakan program kerjanya, puskesmas harus melaksanakan asas rujukan. Artinya, jika tidak mampu menangani suatu kesehatan harus merujuknya kesarana kesehatan yang lebih mampu. untuk pelayanan kedokteran jalur rujukannya adalah rumah sakit. Sedangkan untuk pelayanan kesehatan masyarakat jalur rujukan adalah berbagai kantor kesehatan, (Azwar, 2010).

2.4.3 Upaya Kesehatan Puskesmas

Untuk memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh (chomprehensive health care service) kepada seluruh masyarakat di wilayah kerjanya. Puskesmas menjalankan beberapa upaya kesehatan masyarakat esensial sebagaimana yang terdapat pada pasal 36 ayat (2) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat yang meliputi program:

1. Pelayanan promosi kesehatan;

2. Pelayanan kesehatan lingkungan;

3. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;

4. Pelayanan gizi; dan

5. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.

Selain upaya kesehatan masyarakat esensial terdapat pula upaya kesehatan pengembangan. Dalam pasal 36 ayat (4) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 yang dimaksud dengan upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya

yang sifatnya inovatif dan /atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-masing puskesmas.

2.4.4 Pengorganisasian Puskesmas

Pengorganisasian tingkat puskesmas didefinisikan sebagai proses penetapan pekerjaan-pekerjaan pokok untuk dikerjakan, pengelompokan pekerjaan, pendistribusian otoritas/wewenang dan pengintegrasian semua tugas-tugas dan sumber-sumber daya untuk mencapai tujuan puskesmas secara efektif dan efisien. Secara aplikatif pengorganisasian tingkat puskesmas adalah pengaturan pegawai puskesmas dengan mengisi struktur organisasi dan tata kerja puskesmas yang ditetapkan oleh peraturan daerah Kabupaten/Kota disertai dengan pembagian tugas dan tanggung jawab serta uraian tugas pokok dan fungsi (tupoksi), serta pengaturan dan pengintegrasian tugas dan sumber daya puskesmas untuk melaksanakan kegiatan dan program puskesmas dalam rangka mencapai tujuan puskesmas (Pontoh, 2013).

Berdasarkan definisi tersebut, fungsi pengorganisasian puskesmas merupakan alat untuk memadukan (sinkronisasi) dan mengatur semua kegiatan yang dihubungkan dengan personil/pegawai, finansial, material, dan metode puskesmas untuk mencapai tujuan puskesmas yang telah disepakati bersama antara pimpinan dan pegawai puskesmas. Pengorganisasian puskesmas meliputi hal-hal berikut:

1. Cara manajemen puskesmas merancang struktur formal puskesmas untuk penggunaan sumber daya puskesmas secara efisien;

2. Bagaimana puskesmas mengelompokan kegiatannya, dimana setiap pengelompokkan diikuti penugasan seorang penanggung jawab program yang diberi wewenang mengawasi stafnya;

3. Hubungan antara fungsi, jabatan, tugas, dan pegawai puskesmas;

4. Cara pimpinan puskesmas membagi tugas yang harus dilaksanakan dalam unit kerja dan mendelegasikan wewenang untuk mengerjakan tugas tersebut (Peraturan Menteri No. 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat).