• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ketepatan waktu pelaporan disini dapat diartikan ketepatan waktu pelaporan laporan ke Dinas Kesehatan Kota Medan. Ketepatan waktu dalam pengiriman laporan SP2TP yaitu mulai dari jenjang administrasi yang terbawah sampai ke Dinas Kesehatan Kota, tidak semua jenjang admnistrasi (Pustu, ke puskesmas dan puskesmas ke Dinas Kesehatan) tepat waktu sesuai dengan pedoman SP2TP, berikut pernyataan dari beberapa informan:

“laporan dari pustu diterima puskesmas paling lama tanggal 5 setiap bulannya, karena tanggal 7 sudah harus selesai direkap oleh pelaksana kegiatan masing-masing program dan selanjutnya koordinator menginput

laporan dan kemudian tanggal 10 sudah dikirimkan ke Dinas Kesehatan Kota. ” (Informan 1).

“banyak puskesmas yang tidak tepat waktu dalam pelaporannya, ya artinya kebanyakan puskesmas menunda laporannya, untuk puskesmas yang tidak tepat waktu biasanya nanti mereka akan mengumpulkan diakhir tahun sebelum adanya evaluasi, data yang dikirim sebelumnya hanya data seadanya dulu, biasanya yang paling lama terlambat dalam pelaporannya yaitu Puskesmas Terjun.”(Informan 8).

Berdasarkan pernyataan informan diatas menunjukkan bahwa data SP2TP untuk Puskesmas Terjun dalam pelaporannya ke Dinas Kesehatan belum sepenuhnya dilakukan dengan tepat waktu, kendala dari keterlambatan pelaporan data SP2TP tersebut adalah kurangnya koordinasi petugas SP2TP dengan pelaksana kegiatan masing-masing program, terlambatnya data yang dikumpulkan dari Pustu secara rutin dengan batas waktu yang sudah ditentukan hingga hal ini menyebabkan banyak data yang tidak relevan antara data di Dinas Kota I dengan Dinas Kesehatan Dati I. Seharusnya data yang diterima dari Pustu paling lama tanggal 3 dan setelah itu direkapitulasi paling lama tanggal 5 oleh pelaksana kegiatan masing-masing program kemudian laporan datanya dikumpulkan ke Koordinator SP2TP yang sekaligus Petugas SP2TP dikirmkan tanggal 7 dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

4.4.2 Kelengkapan Data

Kelengkapan data disini dapat diartikan kelengkapam data pencatatan baik data yang diperoleh dari luar gedung puskesmas baik itu dari pustu dan posyandu yang setiap bulannya memberikan laporannya ke puskesmas sesuai dengan waktu yang telah di tentukan, maupun data yang diperoleh dari dalam gedung

puskesmas, yaitu dari kegiatan puskesmas setiap harinya, berikut pernyataan dari beberapa informan:

“data diperoleh dari masing-masing program yang ada di puskesmas dan juga pustu, akan tetapi data obat-obatan diperoleh dari obat yang ada di puskesmas ini. Namun data obat-obatan dibedakan dalam pengirimannya, artinya petugas apoteker langsung yang mengirim laporan data obat-obatan ke pihak farmasi Dinas Kesehatan Kota Medan. Akan tetapi, seharusnya pihak apoteker puskesmas tetap menyetorkan hasil laporannya ke saya, tapi saya tidak pernah memperoleh laporan tersebut.” (Informan 1).

“sepengetahuan saya Puskesmas Terjun dalam pengiriman datanya setiap bulannya sudah lengkap, yaitu dengan mengirimkan data LB1,LB3,LB4 setiap bulannya, akan tetapi LB2 itu langsung dikirimkan ke GFK farmasi di Dinas Kesehatan Kota Medan.”(Informan 8).

Berdasarkan pernyataan informan diatas menunjukkan bahwa kelengkapan data SP2TP setiap bulannya sudah sesuai dengan peraturan yang ada yaitu adanya data LB1, LB2, LB3, LB4 yang dibuat setiap bulannya. Yang data tersebut diperoleh dari dalam gedung puskesmas berupa kegiatan puskesmas setiap harinya yang dicatat oleh masing-masing petugas program, dan data yang di peroleh dari luar gedung puskesmas yang di peroleh dari posyandu dan pustu yang di kirimkan setiap bulannya sesuai dengan target waktu yang telah di tentukan.

Akan tetapi, untuk data LB2 tidak pernah di terima oleh pihak Koordinator SP2TP, karena petugas Program obat-obatan tidak pernah memberikan laporan tersebut kepada Koordinator SP2TP Puskesmas Terjun, yang seharusnya pihak program membuat data tersebut dalam dua rangkap yang mana satu rangkap di kirimkan ke Dinas Kesehatan Kota Medan, dan yang satu rangkap lagi di pegang oleh Koordinator SP2TP puskesmas Terjun untuk sebagai arsip di Puskemas Terjun.

4.4.3 Keakuratan Data

Keakuratan data disini dapat diartikan sebagai kebenaran data yang dibuat setiap bulannya oleh masing-masing petugas program yang ada di puskesmas ini.

Sehingga data tersebut berguna untuk menunjang keberhasilan suatu kegiatan puskesmas, karna data yang dibuat puskesmas akan dikirimkan setiap bulannya ke Dinas Kesehatan Kota Medan, berikut pernyataan dari informan:

“data yang dicatat setiap bulannya oleh masing-masing petugas program yang ada di puskesmas, yaitu dari hasil kegiatan yang ada di puskesmas ini, dan data yang diterima dari posyandu dan pustu setiap bulannya, akan tetapi ya dek, karna mengejar target waktu tersebut dan laporan data tersebut belum selesai dikerjakan maka laporan data yang dikirmkan tersebut yaitu data yang bulan kemarinnya, karna waktu pengiriman sudah terlambat, akan tetapi data tersebut di perbaiki lagi, seperti data Gizi, KIA, KB ini yang belum siap datanya dikerjakan oleh petugas programnya, sehinggan data tersebut yang dikirimkan data yang bulan-bulan sebelumnya.”(Informan 1).

“sepengetahuan saya dek data yang dikirimkan oleh puskesmas seharusnya data yang memang benar-benar akurat, karna kan dek data yang dikirimkan oleh pihak puskesmas itu sebagai bahan pertimbangan untuk membuat suatu program lebih baik lagi, sehingga adanya feed back dari Dinas Kesehatan Kota Medan ke puskesmas, agar dapat diketahui masalah kesehatan mana yang harus di perbaiki lagi, supaya menghasilkan program kesehatan yang lebih baik lagi.”(Informan 8).

Berdasarkan pernyataan informan diatas menunjukkan bahwa data SP2TP yang di buat setiap bulannya belum menghasilkan data yang akurat, karna dari pernyataan Koordinator SP2TP bahwa data yang di buat oleh petugas program masih membuat data yang sama dari bulan sebelumnya, karna untuk mengejar waktu pelaporan ke Dinas Kesehatan Kota Medan, sehingga data yang belum siap tersebut dimasukkan dengan data yang sama dengan bulan sebelumnya. Yang seharusnya data tersebut harus benar-benar akurat karna data yang dikirmkan ke Dinas Kesehatan Kota Medan untuk melihat program

kesehatan mana yang masih buruk sehingga harus di tingkatkan lagi dan mempunyai feed back ke puskesmas untuk membuat suatu program berjalan dengan baik sehingga dapat lebih meningkatkan program kesehatan yang lebih baik lagi.

BAB V PEMBAHASAN

5.2 Input SP2TP di Puskesmas Terjun