• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Definisi Konsep

Konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama. (Singarimbun dan Efendi,2009:17). Berdasarkan pengertian tersebut, maka peneliti mengemukakan definisi dari konsep penelitian ini adalah:

1. Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat maupun Daerah, dan di Lingkungan kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Mandailing Natal dalam hal pelayanan pembuatan E-KTP dan KK untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Responsibilitas merupakan kemampuan organisasi untuk mengatur sejauhmana pemberian layanan telah berjalan sesuai dengan aturan-aturan yang diberlakukan atau prosedur yang telah di atur. Responsibilitas mengukur tingkat pastisipasi pemberi layanan melaksanakan tugasnya. Responsibilitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana proses pemberian pelayanan publik dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip atau ketentuan-ketentuan administrasi dan organisasi yang benar telah ditetapkan.

Yang menjadi indikator dalam mengukur responsibilitas antara lain : 1. Objective responsibility

a. Bertanggung jawab atas pimpinan dalam hukum yang berlaku.

b. Bertanggung jawab terhadap atasan dan bawahan.

c. Bertanggung jawab terhadap masyarakat.

3. Subjective responsibility a. Loyal

b. Nilai c. Karakter 2.5 Hipotesis Kerja

Hipotesis kerja disusun berdasarkan atas teori yang dipandang handal. Oleh karena itu, berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan diatas, penulis merumuskan hipotesis kerja: “responsibilitas yang dimiliki pelayan publikdalam menjalankan kewajibannya pada pengurusan E-KTP dan KK di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Mandiling Natal, meliputi; Objective responsibility dan Subjective responsibility.”

2.6 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini terdiri dari landasan teori, definisi konsep dan sistematika penulisan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data yang digunakan dalam penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan gambaran umum mengenai daerah penelitian.

Serta berisikan data-data yang diperoleh selama penelitian di lapangan dan dokumen-dokumen yang akan dianalisis kemudian memberikan interpretasi atas permasalahan yang diteliti.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan dan saran-saran yang dianggap perlu sebagai rekomendasi kebijakan.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu menjelaskan fenomena secara mendalam melalui pengumpulan data atau informasi. Penelitian ini muncul karena adanya perubahan paradigma sehingga dapat dipandang sebagai sesuatu yang holistik/utuh, kompleks, dinamis dan penuh makna. Bodgan dan Taylor (dalam Basrowi dan Suwandi, 2008:21) mendefinisikan metodologi kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.

Berdasarkan pengertian di atas, maka penelitian ini adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat informan serta menganalisis kebenarannya berdasarkan informasi yang diperoleh tentang subjective responsibility dan objective responsibility.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Mandailing Natal yang beralamat di Jl. Willem Iskandar No.11 Komplek Perkantoran Bupati Lama Dalan Lindang, Panyabungan. Kantor Dinas Dukcapil

terletak di Kecamatan Panyabungan. Kecamatan panyabungan merupakan ibukota dari Kabupaten Mandailing Natal. Sebelumnya Dinas Dukcapil ini tergabung dengan beberapa Dinas dengan nama Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Pada akhir tahun 2016 Dinas ini dibagi menjadi tiga bagian sehingga Dinas Dukcapil berdiri sendiri. Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil memiliki tugas dan fungsi untuk memenuhi hak masyarakat Kabupaten Mandailing Natal dalam pemenuhan surat-surat yang berkaitan dengan dokumen administasi kependudukan termasuk dalam pelaksanaan pelayanan pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pemanfaatan data dan dokumen kependudukan.

Berdasarkan data BPS Kabupaten Mandailing Natal pada tahun 2015 jumlah penduduk di Kabupaten Mandailing Natal adalah sebanyak 430.894 jiwa dengan rincian 211.506 jiwa laki-laki dan 219.388 jiwa perempuan. Rasio jenis kelamin terhitung sebanyak 96,41.

3.3 Informan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, tidak menggunakan istilah populasi ataupun sampel. Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi itu (Sugiono, 2005: 297). Informan adalah seorang yang benar-benar mengetahui suatu persoalan atau permasalahan tertentu yang darinya dapat diperoleh informasi yang jelas, akurat dan terpercaya baik berupa pertanyaan, keterangan atau data-data yang dapat membangun dalam memenuhi

persoalan atau permasalahan. Menurut Bagong Suyanto (2005: 172), informan penelitian terdiri dari beberapa macam, yaitu:

1. Informan kunci (key informan) adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian ini. Adapun yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini adalah Kepala Dinas/Sekretaris kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan Camat Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal.

2. Informan utama adalah mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi sosial yang sedang diteliti. Adapun yang menjadi informan utama dalam penelitian ini adalah Kepala Bidang Pelayanan Pendaftaran Kependudukan, Kepala Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil, Kepala Seksi Pendataan Kependudukan, dan petugas pelayanan E-KTP dan KK di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Mandailing Natal berjumlah lima orang.

3. Informan tambahan adalah mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang sedang diteliti.

Adapun yang menjadi informan tambahan dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berurusan dengan pelayanan E-KTP dan KK di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Mandailing Natal berjumlah sepuluh orang.

Tabel 3.1 : Informan Penelitian

No Informan Penelitian Informasi yang

dibutuhkan

Kabid, kasi, dan Petugas pelayanan E-KTP dan KK di Kantor Dinas Dukcapil

10

Tanggungjawab pegawai untuk melayani

kepentingan publik dalam hal pengurusan E-KTP dan KK

Jumlah 17

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa data primer dan data sekunder yang terkait dengan subjective responsibility dan objective responsibility, yaitu:

1. Metode pengumpulan data primer yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian secara langsung di lokasi penelitian. Dalam penelitian ini akan dilakukan dengan :

a. Wawancara

Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data tentang subjective responsibility dan objective responsibility) kepada informan, jawaban-jawaban informan

dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape recorder). Teknik wawancara dapat digunakan pada responden yang buta huruf atau tidak terbiasa membaca dan menulis, termasuk anak-anak. Wawancara juga dapat dilakukan dengan telepon. (Adimihardja, 1995: 67)

b. Pengamatan (Observasi)

Secara luas, observasi atau pengamatan berarti setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran. Akan tetapi, observasi atau pengamatan di sini diartikan lebih sempit, yaitu pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

(Adimihardja, 1995: 69)

2. Metode penelitian data sekunder yaitu data yang tidak secara langsung dari objek penelitian yang terdiri dari :

a. Studi kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan literatur seperti buku, karya ilmiah, laporan penelitian, dan sumber-sumber bacaan lainnya.

b. Studi dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang menggunakan catatan-catatan dan rekaman video yang ada dilokasi penelitian atau pada sumber-sumber lain yang terkait dengan objek penelitian, seperti SOP, flowchart, proses pemberian pelaporan, dan sebagainya.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan, membuat suatu urutan, memanipulasi serta menyingkatkan data ke dalam konsep objective responsibility dan subjective responsibility sehingga mudah untuk membuat suatu deskripsi dari gejala

yang diteliti. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kualitatif, yaitu dengan menyajikan data yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber data yang terkumpul, mempelajari data yang tersedia, menelaah, menyusunnya dalam satu satuan, kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan data serta menafsirkannya dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian (Moleong, 2006: 247). Beberapa langkah yang harus dilalui dalam melakukan analisis, yaitu :

1. Reduksi Data

Reduksi data dilakukan dengan merangkum dan memfokuskan hal-hal yang penting tentang penelitian objective responsibility dan subjective responsibility dengan mencari tema dan pola hingga memberikan gambaran yang lebih jelas serta mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

2. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat pada tahap pengumpulan data berikutnya.Tetapi apabilakesimpulan yang diketemukan pada awal didukung oleh bukti-buktiyang valid dan konsisten pada saat di lapangan untuk mengumpulkandata, maka kesimpulan yang dikeluarkan merupakan kesimpulan

yang kredibel sehingga dengan kesimpulan ini diharapkan dapatmenemukan temuan baru yang sebelumnya belum ada. Temuandapat berupa deskripsi apa gambaran suatu objek yang sebelumnyamasih belum jelas, sehingga setelah diteliti menjadi jelas.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum dan Geografi Wilayah

4.1.1 Administrasi dan Geografi Wilayah

Mandailing Natal juga sering disebut dengan Madina adalah sebuah kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 tahun 1998, secara formal diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 9 Maret 1999.

Kabupaten Mandailing Natal beribukota di Panyabungan. Kecamatan Panyabungan terdiri dari 23 Kecamatan. Luas wilayah Kabupaten Mandailing Natal adalah 662.070 ha atau 9,24% dari wilayah Provinsi Sumatera Utara.

Secara geografis, Kabupaten Mandailing Natal terletak antara 0o 10’-1° 50' LintangUtara dan 98° 50'-100° 10' Bujur Timur yang merupakan daerah kabupaten palingselatan dari wilayah Provinsi Sumatera Utara dan berbatasan langsung denganProvinsi Sumatera Barat dan Samudera Indonesia. Secara lengkap batasadministrasi wilayah Kabupaten Mandailing Natal adalah sebagaiberikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Padang Lawas

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pasaman dan KabupatenPasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia

Administrasi Wilayah Kabupaten Mandailing Natal terdiri atas 23 Kecamatan,27 Kelurahan dan 377 Desa. Adapun nama kecamatan, ibukota kecamatan, luaswilayah, jumlah desa, dan kelurahan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1

Administrasi Wilayah Kabupaten Mandailing Natal No Nama Kecamatan Ibukota

Kecamatan

Sumber:Badan Pusat Statistik Kabupaten Mandailing Natal 4.1.2 Demografi

Kabupaten Mandailing Natal terdiri dari 23 Kecamatan dengan kepadatan penduduk sebanyak 62 jiwa/ Km² dan rata-rata penduduk per desa sejumlah 1.010 jiwa. Sensus penduduk pada tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah laki-laki sebanyak 199.037 jiwa dan perempuan sebanyak 205.908 jiwa atau dengan total 404.905jiwa, dengan pertumbuhan rata-rata 0,9% per tahun.

Kemudian jumlah penduduk Mandailing Natal pada tahun 2012 adalah 410.931 jiwa dengan rincian : jumlah laki-laki sebanyak 201.686 jiwa dan perempuan sebanyak 209.245 jiwa. Dengan demikian sex ratio terhitung sebesar 96,39. Artinya, perbandingan antara penduduk perempuan dengan laki-laki adalah 100 banding 96.Pada tahun 2012, laju pertumbuhan penduduk di kabupaten Mandailing Natal adalah 0,54%. Terdapat 97.566 KK dengan rata-rata anggota rumah tangga sebanyak 4,21.

Dari data BPS Kabupaten Mandailing Natal pada tahun 2015 menunjukkan jumlah penduduk Kabupaten Mandailing Natal adalah sebanyak 430.894 dengan rincian jenis kelamin laki-laki sebanyak 211.506 jiwa dan jenis kelamin perempuan sebanyak 219.388 jiwa. Rasio jenis kelamin terhitung sebanyak 96,41, rata-rata kepadatan penduduk 65 dan rata-rata penduduk 1.059.

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Rasio Jenis Kelamin, dan Kecamatan 2015

10. Puncak Sorik Marapi 4085 4370 8455 93,48

11. Muara Sipongi 5113 5169 10282 98,92

12. Pakantan 1138 1141 2279 99,74

13. Panyabungan 39911 42557 82468 93,78

14. Panyabungan Selatan 4784 5220 10004 91,65

15. Panyabungan Barat 4462 5021 9483 88,87

16. Panyabungan Utara 10312 10950 21262 94,17 17. Panyabungan Timur 6339 6745 13084 93,98

Mandailing Natal 2015 211506 219388 430894 96,41 2014 209401 216981 426382 96,51 Sumber:Badan Pusat Statistik Kabupaten Mandailing Natal

Motto daerah adalah:” Madina yang Madani “. Pengertian motto daerah Madina yang madani adalah:

1. Madina yaitu singkatan atau akronim dari Mandailing Natal yang merupakan wilayah/adat kabupaten daerah tingkat II Mandailing Natal.

2. Madani yaitu masyarakat yang hidup rukun, tentram, cukup sosial dan mempunyai jiwa membangun yang cukup tinggi serta terbuka menerima peraturan.

3. Madina adalah kependekan dari kata makmur, aman, damai, indah, nyaman dan asri.

4.1.3 Sejarah Singkat Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Mandailing Natal

Sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Mandailing Natal No. 188.45/24/Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, Sosial,

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Mandailing Natal maka terbentuklah Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Mandailing Natal berdasarkan Keputusan Bupati Mandailing Natal Nomor 22/PW/2008 bertugas melaksanakan urusan pemerintahan daerahberdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan (Pasal 3 ayat (1) ) di daerah Kabupaten Mandailing Natal.

Menjelang akhir tahun 2016 Pemerintah Kabupaten mandailing Natal melakukan restrukturisasi antara SKPD yang diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih maksimal di lingkungan kerja yang pada akhirnya Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal merasa pas jika Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi di pisah menjadi 3 dinas, dan untuk mendelegasikan SUORTA tersebut Pemerintah Kabupaten Mandailing mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Orgasnisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Mandailing Natal.

4.1.4 Visi dan Misi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Mandailing Natal

4.1.4.1 Visi

Terwujudnya Pelayanan Administrasi Kependudukan yang Berkualitas dan Percepatan Kepemilikan/Kelengkapan Administrasi Kependudukan bagi masyarakat di Kabupaten Mandailing Natal. Adapun penjelasan visi adalah sebagai berikut:

1. Administrasi Kependudukan yang berkualitas adalah terwujudnya kondisi masyarakat dimana telah memahami akan pentingnya memiliki identitas

diri/akta catatan sipil sehingga didapatkan data kependudukan yang valid, akurat, dan akuntabel.

2. Proses pelayanan dan penerbitan dokumen administrasi kependudukan terlaksana dengan cepat dan tepat sasaran.

4.1.4.2 Misi

1. Meningkatkan sistem penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil untuk menghimpun data penduduk, baik melalui pelayanan reguler, pelayanan keliling serta pelayanan hari sabtu.

2. Menertibkan identitas dan mensyahkan perubahan status dalam rangka mewujudkan tertib administrasi.

3. Melakukan Program Kerjasama dengan instansi lainnya terkait penggunaan data kependudukan.

4.1.5 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi 1. Tugas Pokok

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Mandailing Natal mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kependudukan dan pencatatan sipil berdasarkan asas otonomi dan tugas perbantuan.

2. Fungsi

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud di atas Dinas Kependudukan dan Pecantatan Sipil Kabupaten Mandailing Natal mempunyai fungsi:

a. Penyusunan program dan anggaran

b. Pengelolaan keuangan

c. Pengelolaan perlengkapan, urusan tata usaha, rumah tangga dan barang milik negara

d. Pengelolaan urusan ASN

e. Penyusunan perencanaan di bidang pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan, kerja sama administrasi kependudukan, pemanfaatan data dan dokumen kependudukan serta inovasi pelayanan administrasi kependudukan

f. Perumusan kebijakan teknis dibidang pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan, kerjasama, pemanfaatan data dan dokumen kependudukan serta inovasi pelayanan administrasi kependudukan

g. Pelaksanaan pelayanan pendaftaran penduduk h. Pelaksanaan pelayanan pencatatan sipil

i. Pelaksanaan pengelolaan informasi administrasi kependudukan j. Pelaksanaan kerja sama administrasi kependudukan

k. Pelaksanaan pemanfaatan data dan dokumen kependudukan l. Pelaksanaan inovasi pelayanan adminsitrasi kependudukan

m. Pembinaan, koordinasi, pengendalian biadang administrasi kependudukan n. Pelaksanaan kegiatan penatausahaan Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil, dan

o. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati/walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3. Struktur Organisasi

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Mandailing Natal terdiri dari:

1. Unsur Pimpinan, yaitu: Kepala Dinas

2. Unsur Staf, yaitu: Sekretaris Dinas yang terdiri dari : Sub Bagian Perencanaan, Sub Bagian Keuangan, Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

3. Unsur Pelaksana, yaitu:

a. Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk yang terdiri dari: Seksi Identitas Penduduk, Pindah Datang Penduduk, dan Seksi Pendataan Penduduk

b. Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil yang terdiri dari: Seksi Kelahiran, Seksi Perkawinan dan Perceraian, dan Seksi Perubahan Status Anak, Pewarganegaraan dan Kematian

c. Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan yang terdiri dari: Seksi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan, Seksi Pengelolaan dan Penyajian Data Kependudukan, dan Seksi Tata Kelola dan Sumber Daya Manusia Teknologi Informasi dan Komunikasi

d. Bidang Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan yang terdiri dari:

Seksi Kerjasama, Seksi Pemanfaatan Data dan Dokumen Kependudukan, dan Seksi Inovasi Pelayanan.

4.1.6 Sumber Daya SKPD

1. Jumlah pegawai berdasarkan tingkat pendidikan Tabel 4.3

Jumlah pegawai berdasarkan tingkat pendidikan No Pendidikan Jumlah

1 S3/S2 3

2. Jumlah pegawai yang telah mengikuti pelatihan perjenjangan Tabel 4.4

Jumlah pegawai yang telah mengikuti pelatihan perjenjangan No Nama Pelatihan Perjenjangan Jumlah

1 ADUM/PIM IV -

2 SPAMA/PIM III 1

3 SPAMEN/PIM II 1

Jumlah 1

3. Jumlah pegawai berdasarkan golongan Tabel 4.5

Jumlah pegawai berdasarkan golongan

No Golongan Jumlah

4. Jumlah pegawai yang menduduki Eselon dan Staf Tabel 4.6

Jumlah pegawai yang menduduki Eselon dan Staf

No Jabatan Jumlah

1 Eselon II 1

2 Eselon III 3

3 Eselon IV/a 9

4 Eselon IV/b -

5 Staf ASN 10

6 Staf Honorer 30

Jumlah 53

4.2 Responsibilitas Pelayanan Publik dalam pengurusan E-Ktp dan KK

Dalam bab ini dipaparkan mengenai hasil penelitian tentang akuntabilitas dan responsibilitas pelayanan publik dalam pengurusan e-KTP dan KK di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Mandailing Natal. Setelah diadakan penelitian dan pengumpulan data di lapangan, baik melalui wawancara, pengamatan (observasi), studi kepustakaan, dan studi dokumentasi langsung maka diperoleh berbagai data dari informan dalam kaitannya dengan responsibilitas pelayanan publik dalam pengurusan e-KTP dan KK Pada Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Mandailing Natal.

Dalam mewujudkan pemberian pelayanan yang baik dan mampu memenuhi keinginan masyarakat terhadap pemberian pelayanan publik yang diberikan, diperlukan adanya akuntabilitas dan responsibilitas atau tanggung jawab seorang pelayan publik untuk menjalankan tugas dan fungsinya. Objective responsibility dan Subjective responsibility berkaitan dengan pertanggungjawaban pelayan publik ketika

memberikan pelayanan yang berjalan berdasarkan tugas, fungsi dan kebijakan yang berlaku terkait dengan Objective responsibility dan Subjective responsibility sehingga dalam memberikan pelayanannya dapat menghasilkan pelayanan yang baik dan memuaskan masyarakat.

Dengan demikian, indikator yang digunakan untuk mengukur responsibilitas pelayan publik dalam memberikan pelayanan publik terhadap masyarakat pada Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Mandailing Natal adalah dilihat dari 2 (dua) tipe responsibilitas menurut Frederick Mosher, yaitu Objective responsibility dan Subjective responsibility.

4.2.1 Objektif Responsibility

Indikator ini mencakup hal-hal eksternal yang menjadi faktor dan dorongan seorang pemberi layanan melakukan tanggung jawabnya dalam menjalankan tugas dan fungsinya ketika memberikan pelayanan publik kepada masyarakat. Adapun tiga hal yang menjadi faktor utama dalam objektif responsibilitas ini adalah :

4.2.1.1 Bertanggung jawab kepada pimpinan dalam hukum yang berlaku

Indikator ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kepada pimpinan dengan mematuhi peraturan yang berlaku di dalam organisasi. Seseorang dianggap perlu untuk bertindak dan berperilaku sesuai dengan keinginan pimpinan melalui peraturan atau ketentuan yang ditetapkan di dalam organisasi. Indikator ini mencakup pertanggungjawaban seluruh sumber daya yang terkait di lingkungan Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Mandailing Natal untuk mematuhi kebijakan dan ketentuan yang berlaku di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil. Dalam pemberian pelayanan publik pengurusan e-KTP dan KK di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Mandailing Natal terdapat tugas dan fungsi masing-masing dari setiap unsur yang terkait. Setiap pemberi layanan harus menjalankan ketentuan yang berlaku di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan kantor camat sebagai perpanjangan tangan dari kantor dinas.

Kebijakan dan ketentuan yang ada di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Mandailing Natal dilaksanakan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Dokumen yang menjadi pedoman para pegawai maupun atasan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat antara lain ialah:

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah,

2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Administrasi Kependudukan, 3. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik

4. Peraturan Presiden Nomor 25 tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

5. Peraturan Presiden Nomor 26 tahun 2009 Tentang Penerapan Kartu Penduduk Berbasis Nomor Induk Kependudukan Skala Nasional

6. Peraturan Presiden Nomor 112 tahun 2013 Tentang Penerapan Kartu Penduduk Berbasis Nomor Induk Kependudukan Skala Nasional

7. Keputusan Menteri PAN No. 63 Tahun 2003 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara 8. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. KEP/26/M.PAN/2/2004

Tentang Petunjuk Teknis Transparansi dan Akuntabilitas dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik

9. Surat Menteri Dalam Negeri nomor: 474.4/2292/MD tanggal 16 September 2005 Tentang Pedoman Pelayanan Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk

10. Surat Edaran Nomor 470/295/SJ tanggal 29 Januari 2016 perihal KTP Elektronik (KTP-el) Berlaku Seumur Hidup, ditujukan kepada para Menteri Kabinet Kerja dan para pimpinan lembaga non kementerian.

11. Surat Edaran Nomor 470/296/SJ tanggal 29 Januari 2016 perihal KTP Elektronik (KTP-el) Berlaku Seumur Hidup, ditujukan kepada para Gubernur dan Bupati/Walikota seluruh Indonesia.

12. Serta beberapa Peraturan Pemerintah Daerah Kabupaten Mandailing Natal

Peraturan dan perundang-undangandi atas merupakan pedoman dan acuan

Peraturan dan perundang-undangandi atas merupakan pedoman dan acuan

Dokumen terkait