• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deiksis Persona Pertama Jamak

BAB III METODE PENELITIAN

3.2 Teknik Pengumpulan Data

4.1.1 Deiksis Persona Pertama

4.1.1.2 Deiksis Persona Pertama Jamak

Deiksis persona pertama jamak, novel laskar pelangi menggunakan ’kami dan kita’. Deiksis persona kita dalam novel laskar pelangi dipakai apabila si pembicara terlibat dalam pembicaraan bersama-sama dengan teman-temannya begitu juga dengan penggunaan bentuk deiksis persona jamak kita

Contoh:5

a. “Shalatlah tepat waktu, biar dapat pahala lebih banyak,”demikian Bu Mus selalu menasihati kami.

b. “Barang siapa yang kami tunjuk sebagai amir dan telah kami tetapkan gajinya untuk itu,maka apa pun yang ia terima selain gajinya itu adalah penipuan!”

“Bodenga…”

“Oh,….”kami menutup mulut serentak dengan tangan. Menakutkan sekali. Tak ada yang berani berkomentar. Tegang menunggu kelanjutan cerita Lintang.

d.”Masih ada lima menit sebelum azan zuhur. Ah, masih bisa satu lagi,” Ibu Mus sambil tersenyum simpul. Kami memandang beliau dengan suci.

e. Kami hanya terperangah Sekolah Muhammadiyah akan kita satukan untuk satu hal!!!

“Apa itu Har? Ayolah, bagaimana nanti kami akan tampil, jangan bertele-tele!” Tanya kami penasaran hampir bersamaan. Lalu inilah ledakan ide gemilangnya.

f.”Namanya Aling…….!” Bisiknya ketika kami sedang khatam Al-Quran di Masjid Al Hikmah. Jantungku berdetak kencang.

“Seangkatan dengan kita di sekolah nasional!” Dan pyrr!! Kopiah resaman Taikong Razak menghantam rihalan Syahdan.

g. Sekarang kami duduk di beranda sebuah rumah panggung kuno khas Melayu, rumah ibu Ikal.

“Bagaimana kabarnya si Ikal itu, Ibunda?” Tanya Mahar kepada Ibu Ikal.

h. “Rupanya dia dan kawan-kawannya sedang mengikuti semacam festival seni mahasiswa. Wajahnya di foto itu di coreng-moreng tak keruan tapi dia sebut itu seni?!!

i. Ibu Ikal mengepalkan tinjunya, kami ketakutan, beliau mengacung-acungkan pisau antip, kami tak berkutik, suara beliau meninggi.

Pada kalimat (5a) di atas, deiksis persona kami referennya mengacu pada orang yang sedang mendengar ucapan si pembicara, kalimat (5 b) deiksis persona kami mengacu pada orang yang terlibat dalam pembicaraan yang diceritakan oleh si aku sebagai pengarang yang terdapat dalam novel laskar pelangi, kalimat (5 c) kami mengacu pada orang yang terlibat dalam pembicaraan ketika mendengar cerita si Lintang,(5d) kami mengacu pada orang yang mendengar pembicara dan rujukan bukan pada pembicara, kalimat (5e,f,) kami mengacu pada orang yang terlibat dalam pembicaraan tersebut

Dengan demikian, deiksis persona selalu berganti-ganti tergantung pada siapa yang menjadi pembicara. Dari kalimat di atas tampak jugalah bahwa di dalam novel Laskar Pelangi persona kami digunakan khusus untuk orang terlibat dalam percakapan yang ada dalam teks novel tersebut

Deiksis persona kita pemakaiannya sama dengan kami, tetapi dalam hal ini lawan bicara ikut terlibat langsung dalam pembicaraan.

Contoh 6

Suara Pak Harfan bergerumuh. Sebuah pidato yang menggetarkan. Kami bersorak- sorai mendukung beliau. Tapi berhenti sampai di situ

“Kita harus karnaval ! apa pun yang terjadi! Dan biar tahun ini para guru tidak ikut campur, mari kita beri kesempatan kepada orang-orang muda seperti Mahar untuk menunjukkan kreativitasnya, tahukah, kalian ….dia adalah seniman yang genius!”ujar Pak Harfan.

b.”Seangkatan dengan kita, di sekolah nasional!” dan pyrrr!kopiah resaman Taikong Razak menghantam ribuan Syahdan.

c.“Lihatlah sekolah kita,” pekik Sahara. Bangunan itu tampak menyedihkan dari jauh. Rupanya dilihat dari sudut dan jarak bagaimanapun, sekolah kami tetap seperti gudang kopra!

d.“kalau dia bisa berubah menjadi burung bayan, tak perlu susah-susah kita mencari-cari seperti ini,”desak Kucai sambil terengah-engah.

e.Ketika mendaftar badan mereka langsung diukur untuk tiga macam seragam harian dan dua macam pakaian olahraga. Mereka jug langsung mendapat kartu perpustakaan dan bertumpuk-tumpuk buku acuan wajib. Seragamnya untuk hari Senin adalah baju biru bermotif bunga-bunga yang sangat indah. Sepatu yang dikenakan berhak dan berwarna hitam mengilat. Sangat gagah ketika ber-marching band melintasi kampung. Melihat mereka aku segera ingat sekawanan anak kecil yang lucu, putih, dan bersayap, yang turun dari awan seperti yang biasa kita lihat pada gambar-gambar buku komik. Setiap pagi para murid PN dijemput oleh bus-bus sekolah berwarna hijau.

f.“Memegang amanah sebagai pemimpin memang berat tapi jangan khawatir banyak orang yang akan mendoakan. Tidakkah ananda sering mendengar di berbagai upacara petugas sering mengucap doa: Ya, Allah lindungilah para pemimpin kami? Jarang sekali kita mendengar doa: Ya Allah lindungilah anak-anak buah kami……”

g. Kita perlu menempuh ekspedisi gila-gilaan itu, karena seluruh lapisan langit dan gugusan planet itu sesungguhnya terkonstelasi di dalam kepala kita sendiri.

Pada kalimat (6a) di atas deiksis persona kita mengacu pada orang yang sedang berbicara, yaitu Pak Harfan dan murid-muridnya (6b) deiksis persona kita referennya mengacu pada orang berbicara yaitu tokoh aku yang terdapat dalam percakapan beserta dengan teman-temannya, kalimat (6c) deiksis persona kita referennya mengacu pada yang sedang berbicara yaitu si Sahara dan teman-temannya, kalimat (6d) deiksis persona kita referennya mengacu pada pembicara yaitu Kucai dan teman-temannya dan kalimat (6e,f,g) deiksis persona kita rujukannya kurang jelas karena seolah-olah melibatkan si pembaca ikut ambil bagian dalam ceritanya jadi deiksisnya kurang jelas. Dengan demikian deiksis persona kita referenya selalu berganti-ganti bergantung menjadi siapa yang menjadi pembicara. Dari pembicaraan diatas tampak jugalah bahwa di dalam novel laskar pelangi deiksis persona kita dapat dipergunakan oleh semua tingkat usia.

Dokumen terkait