• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deiksis Persona Pertama Tunggal

BAB III METODE PENELITIAN

3.2 Teknik Pengumpulan Data

4.1.1 Deiksis Persona Pertama

4.1.1.1 Deiksis Persona Pertama Tunggal

Di dalam novel laskar pelangi, untuk menyatakan deiksis persona pertama tunggal digunakan ’aku’. Deiksis persona ini boleh dipergunakan oleh siapa pun dalam percakapan sehari-hari. Dalam novel laskar pelangi, deiksis persona pertama aku ini dianggap netral,karena semua tingkat usia (muda,tua,sebaya) boleh menggunakan deiksis persona ’aku’ dalam berbicara.

Contoh 1

a. “Kasihan ayahku …………..”

maka aku tak sampai hati memandang wajahnya.

“barangkali sebaiknya aku pulang saja, melupakan keinginan sekolah, dan mengikuti jejak beberapa abang dan sepupu-sepupuku, menjadi kuli……..”

b.Maka pada malam itu aku tak bisa tidur akibat pusing menghitung beberapa jumlah guru di sekolah PN, tentu saja juga selain karena rasa senang akan masuk sekolah besok

c.”Aku mau ikut ke pasar, Cai,” Syahdan memohon kepada Kucai, ketika kami bagi kelompok dalam pelajaran pekerjaan tangan dan harus membeli kertas kajang di pasar”

d.“Jangan kau bikin malu aku ,Dan, apa kata anak- anak SD PN nanti?” jawab Kucai sok gengsi padahal satu pun ia tak kenal anak-anak kaya itu. Mengesankan dirinya kenal dengan anak-anak sekolah PN dikiranya mampu menaikkan martabatnya di depan mata kami.

e.”Aku juga sudah pernah baca buku itu, maaf aku tak suka, terlalu banyak nama dan tempat, susah aku mengingatnya.” Demikian komentar A Kiong mencari penyakit.

f. “Aku tak bisa melintas. Seekor buaya sebesar pohon kelapa tak mau beranjak, mengahalang di tengah jalan. Tak ada siapa-siapa yang bisa kuminta bantuan. Aku hanya berdiri mematung, berbicara dengann diriku sendiri jawab Lintang”

Pada kalimat (1 a dan b) deiksis persona aku referenya mengacu kepada orang yang sedang berbicara yaitu si pengarang yang sekaligus sebagai tokoh si aku dalam novel tersebut, kalimat (1c) deiksis persona aku referenya berganti mengacu kepada orang yang sedan berbicara, yaitu Syahdan, kalimat (1d) deiksis persona aku berganti mengacu kepada orang yang sedang berbicara yaitu Kucai, kalimat (1e) deiksis persona aku mengacu kepada orang yang sedang berbicara yaitu A Kiong, dan pada kalimat (1f) deiksis person aku mengacu kepada orang yang sedang berbicara yaitu Lintang. Dari kalimat di atas tampak juga bahwa dalam novel Laskar pelangi deiksis persona aku digunakan oleh semua tokoh yang tedapat dalam Novel Laskar Pelangi. Pada kalimat (1a dan 1b) Aku sebagai orang yang sedang berbicara dapat ditafsirkan sebagai pelaku atau tokoh dalam novel Laskar Pelangi yang sekaligus sebagai pengarang dari Novel Laskar Pelangi, kalimat (1 c,d,e,dan f) bentuk deiksis persona aku merupakan orang atau tokoh yang terlibat dalam Novel Laskar Pelangi

Deiksis persona aku mempunyai variasi bentuk yakni ku- dan –ku .bentuk ku- umumnya diletakkan di depan kata yang dilekatinya. Kata yang dilekati ku- biasanya verba. Misalnya kusapu, kubakar, kulihat

Contoh 2

“Terimalah Harun, Pak, karena SLB hanya ada di Pulau Bangka, dan kami tak punya biaya untuk menyekolahkannya ke sana. Lagi pula lebih baik kutitipkan dia di sekolah ini daripada di rumah ia hanya mengejar-ngejar anak-anak ayamku…..”

b.”Tak satu pun kulihat ada anak muda memegang pacul! Tak pernah kulihat orang-orang muda demikian malas seperti di sini.”

Pada kalimat (2a) di atas bentuk persona ku- referennya mengacu pada orang yang sedang berbicara yaitu Ibu Harun , kalimat (2b) bentuk deiksis persona ku- mengacu pada orang yang sedang berbicara yaitu tokoh aku yang sekaligus pengarang dari novel laskar pelangi. Dengan demikian, deiksis persona ku- referennya berganti-ganti bergantung menjadi siapa yang menjadi pembicara.

Bentuk -ku biasanya menyatakan kepunyaaan, dan bentuk ini diletakkan sesudah kata yang dilikatinya. Biasanya kata yang dilekati –ku adalah nomina. Misalnya rambutku, mobilku, sekolahku. Dalam hal ini bentuk utuh aku tidak digunakan dalam novel laskar pelangi, misalnya rambut aku, mobil aku,sekolah aku.

Contoh 3

a. Maka sepatuku yang seperti bola itu kupinjamkan padanya. Borek rela menukar dulu bajunya dengan baju Syahdan. Lalu Syahdan pun, yang memang berpembawaan ceria, kali ini terlihat gembira,ia tak peduli kalau baju Borek kebesaran dan sebenarnya tak lebih bagus dari bajunya. Ada pula kemungkinan Borek kurapan, aku pernah melihat kurap itu ketika ramai-ramai mandi di dam tempo hari.

b. “Kalau ingin dadamu menonjol seperti dadaku, inilah rahasianya!” Kembali ia berbisik walaupun ia tahu di sana tak mungkin ada siapa-siapa. Agaknya bola tenis

c.”Em….em….empat belassss…bujangku….tak diragukan lagi empat belas ….tak lebih kurang …..,”jawab beliau sembari tersenggal-senggal kehabisan nafas tapi juga tersenyum lebar riang gembira. Lintang menatap ayahnya dalam-dalam, rasa ngilu menyelinap dalam hatinya masih belia, karena Lintang tahu jawaban itu bukan dari ayahnya .

e. “Pendapatku adalah wajahnya persis benar dengan wajah orang yang sama sekali tidak pernah shalat.!”

Pada kalimat (3a) kata - ku mengacu pada orang yang sedang berbicara yaitu tokoh si aku yang sekaligus pengarang dari novel Laskar Pelangi dan ikut terlibat dalam novel tersebut, kalimat (3b)kata -ku referenya mengacu kepada orang yang sedang berbicara yaitu Samson dan pada kalmat (3c) bentuk- ku mengacu pada orang yang sedang berbicara yaitu ayah Lintang, pada kalimat (3e) deiksis –ku acuannya kurang jelas karena setelah dilihat dari rangkaian cerita bentuk deiksis –ku tidak terlibat pada saat pembicaraan tersebut. Dalam deiksis persona tunggal pertama juga terdapat deiksis saya yang lebih halus pemakaiannya dari deiksis aku

Contoh 4

a. “Terima kasih atas bantahan yang hebat ini, apa yang harus saya katakan, bidang saya adalah pendidikan moral Pancasila….,kata ketua dewan juri.(hal 376).

b.Suasana sunyi senyap dalam nuansa yang sangat tidak mengenakkan, dan semakin tidak enak karena sang Drs. Kembali mengudara dengan komentar sengak tanpa perasaan.

“Saya harap argumentasi mereka bisa setepat jawabannya tadi!”(hal 379) c.”Kalau begitu jelaskan pada saya substansinya! Karena bisa saja kalian mendapat nilai melalui kemampuan menebak-nebak jawaban secara untung-untungan tanpa memahami persoalan sesungguhnya!”

d. Hoe vaak moet ik je dat nog zeggen!” hardiknya sambil melengos pergi. Benar kan kataku? Kira-kira maksudnya. Saya sudah komplian berapa kali masih saja keliru!(hal 438).

Pada kalimat ( 4 a) dewan juri berperan sebagai pembicara,dewan juri menyebut diri saya, sedangkan pada kalimat (4 b,c) dewan juri sudah bukan lagi pembicara, melainkan Drs. yang berperan sebagai pembicara, kalimat (4 d) deiksis saya referennya mengacu pada –nya yang berperan sebagai pembicara. Dengan demikian, acuan saya berpindah-pindah. Kata saya mengacu atau menunjuk kepada peran pembicara. Penunjukkan oleh pronominal orangan (persona) acuanya tidak tetap, bergantung kepada hadir tidaknya peserta dalam tuturan.

Dokumen terkait