• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deindustrialisasi pada Negara-Negara OECD

2.2 Tinjauan Empiris

2.2.1 Deindustrialisasi pada Negara-Negara OECD

IMF Working Paper (IMF 1997) yang berjudul “Deindustrialization: Causes and Implications” menyatakan bahwa deindustrialisasi bukan merupakan fenomena negatif, tapi merupakan konsekuensi dari dinamika industri pada sebuah negara yang telah maju. Negara-negara yang menjadi fokus penelitian adalah 21 negara dari 23 negara OECD (negara industri berdasarkan World Economic Outlook). Negara yang tidak dimasukkan dalam analisis adalah Luxemburg dan Iceland. Data yang digunakan mencakup beberapa titik waktu yaitu tahun 1963, 1970, 1975, 1980, 1985, 1990 dan 1994.

Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya deindustrialisasi di negara- negara OECD adalah pertumbuhan produktivitas relatif, neraca perdagangan (trade balance), investasi, dan beberapa faktor lainnya. Produktivitas relatif dihitung berdasarkan produktivitas sektor manufaktur dibagi dengan produktivitas sektor jasa. Variabel dependen yang digunakan adalah proporsi pekerja sektor manufaktur terhadap total pekerja dalam satuan persen. Metode analisis yang digunakan adalah regresi data panel. Tulisan tersebut menggunakan beberapa persamaan regresi data panel dalam analisisnya. Kesimpulan dari beberapa

simulasi yang dilakukan didapatkan empat faktor yang dapat menjelaskan terjadinya deindustrialisasi di negara-negara industri. Tabel 4 merupakan ringkasan hasil analisis faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya deindustrialisasi di negara-negara OECD dengan periode analisis tahun 1970 - 1994. Pertumbuhan produktivitas relatif adalah faktor yang pengaruhnya paling penting dalam menjelaskan terjadinya deindustrialisasi di negara-negara OECD.

Tabel 4 Variabel-variabel yang digunakan dalam analisis deindustrialisasi di negara-negara OECD

Jenis Variabel Nama Variabel

Variabel dependen Kontribusi (share) pekerja sektor manufaktur terhadap total pekerja (persen)

Variabel independen

1.Pertumbuhan produktivitas relatif

2.Pangsa neraca perdagangan (ekspor dikurangi impor) dalam PDB

3.Pangsa investasi dalam PDB 4.Faktor lainnyaa) (-) (+) (-) (-) Keterangan:

a) Faktor lainnya adalah perubahan pola konsumsi, perubahan kontrak kegiatan yang sebelumya dilakukan di sektor manufaktur ke sektor jasa, efek perdagangan North-South dan pengaruh faktor lain yang tidak teridentifikasi.

Tanda positif (+) dan negatif (-) yang terletak di sebalah kanan variabel independen menandakan arah hubungan antara variabel dependen dan independen.

Tulisan tersebut juga membahas implikasi dari adanya deindustrialisasi. Pada saat proses deindustrialisasi terus berlanjut, produktivitas total akan tumbuh berdasarkan pertumbuhan produktivitas sektor jasa (sesuai dengan persamaan (2.22)). Hal ini menyebabkan peningkatan standar hidup selanjutnya akan dipengaruhi oleh pertumbuhan produktivitas sektor jasa. Deindustrialisasi juga mengimplikasikan bahwa peranan serikat perdagangan (trade unions) dapat berubah pada perekonomian yang telah maju. Perubahan peranan tersebut terjadi dalam hal penentuan standar upah pekerja. Pada perekonomian yang telah maju, serikat perdagangan sulit menentukan standar upah sektor jasa yang tepat karena sektor jasa terdiri dari bermacam-macam aktivitas dan masing-masing aktivitas memerlukan kemampuan pekerja yang berbeda-beda.

Selain IMF (1997), penelitian Rowthorn dan Ramaswamy dalam IMF Working Paper (IMF 1998) yang berjudul “Growth, Trade, and

Deindustrialization” juga memfokuskan analisis deindustrialisasi di 18 negara OECD dengan periode 1963–1994 dengan metode regresi data panel. Tujuan utama penelitian ini adalah mengetahui seberapa penting peranan faktor internal, yaitu produktivitas dan struktur demand, dalam menjelaskan fenomena deindustrialisasi. Model ekonometrik yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah:

log log ∑ (2.31)

log log ∑ (2.32)

log log log log ∑ (2.33)

log log log (2.34)

log log log ∑ (2.35)

log log log ∑ (2.36)

, , , ; , , , , (2.37)

Keterangan:

= produktivitas pekerja sektor manufaktur relatif terhadap produktivitas pekerja total semua sektor perekonomian

= harga barang manufaktur relatif terhadap indeks harga umum

= proporsi nilai tambah riil sektor manufaktur terhadap PDB riil

= proporsi jumlah pekerja sektor manufaktur terhadap total pekerja

= pendapatan per kapita

= variabel-variabel lain yang ditambahkan untuk melihat pengaruh perdagangan luar negeri dan faktor internal lainnya

Persamaan (2.34) akan berlaku jika unit pengukurannya tepat.

Variabel yang ditambahkan untuk melihat pengaruh perdagangan luar negeri adalah persentase neraca perdagangan barang manufaktur terhadap PDB (TRADEBAL : nilai total ekspor dikurangi nilai total impor) dan persentase nilai impor barang manufaktur dari negara berkembang terhadap PDB (LDCIMP).

Variabel LDCIMP digunakan untuk mengetahui efek kompetisi barang manufaktur yang berasal dari negara dengan tingkat upah rendah pada negara maju. Satu variabel yang ditambahkan lagi adalah persentase nilai bruto investasi modal tetap domestik (FIXCAP) terhadap PDB. Alasan memasukkan variabel ini karena investasi barang modal bersifat manufacturing-intensive sehingga semakin banyak investasi akan menyebabkan demand terhadap produk manufaktur menjadi lebih besar dibanding demand produk selain manufaktur.

Hasil penelitian tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

a. Peningkatan pendapatan per kapita dapat meningkatkan produktivitas pekerja sektor manufaktur. Hasil ini sesuai dengan Engel’s Law dimana peningkatan pendapatan perkapita meningkatkan demand terhadap produk manufaktur dan hal ini pada akhirnya akan menyebabkan peningkatan produktivitas pekerja sektor manufaktur.

b. Tingkat harga relatif barang manufaktur utamanya dipengaruhi oleh perubahan produktivitas pekerja sektor manufaktur. Semakin tinggi produktivitas pekerja sektor manufaktur maka harga relatif barang manufaktur akan semakin rendah.

c. Elastisitas demand terhadap produk manufaktur bernilai di atas satu untuk negara miskin dan akan menurun ketika negara itu menjadi negara kaya. Hal ini berdasarkan hasil analisis yang menunjukkan keeratan hubungan antara variabel OUTSHARE dan Y.

d. Pengaruh harga relatif barang manufaktur terhadap demand barang manufaktur tidak pasti. Pernyataan ini berdasarkan hasil analisis yang berbeda ketika metode analisis yang digunakan berbeda.

e. Persentase pekerja sektor manufatur terhadap total pekerja akan terus meningkat pada tahap awal pertumbuhan dan akan menurun pada saat pendapatan per kapita mencapai level yang tinggi.

f. Variabel FIXCAP mempunyai pengaruh yang sangat kecil terhadap EMPSHARE dan OUTSHARE. Hal tersebut bisa disebabkan oleh pengaruh investasi modal tetap dapat dirasakan setelah beberapa periode setelah investasi tersebut dilakukan.

g. Variabel perdagangan luar negeri mempunyai pengaruh yang sangat kecil terhadap produktivitas pekerja sektor manufaktur, harga relatif barang manufaktur, persentase nilai tambah sektor manufaktur terhadap PDB, dan persentase pekerja sektor manufaktur terhadap total pekerja.

Kesimpulan umum yang didapat dari penelitian tersebut adalah deindustrialisasi yang terjadi pada beberapa negara maju lebih disebabkan oleh faktor internal perekonomiannya yaitu produktivitas dan struktur demand.

Jurnal yang ditulis oleh Rowthorn dan Coutts (2004) dengan judul “De- industrialisation and the balance of payments in advance countries” juga berfokus pada negara-negara OECD juga. Penelitian ini mendefinisikan deindustrialisasi sebagai penurunan kontribusi pekerja sektor manufaktur terhadap total pekerja. Pada jurnalini dijelaskan apa yang menyebabkan terjadinya deindustrialisasi pada negara-negara maju. Beberapa faktor tersebut antara lain adalah adanya spesialisasi, perubahan pola konsumsi yang mengacu pada Engel’s Law, produktivitas pekerja sektor manufaktur yang tinggi, perdagangan internasional dan investasi.

Jumlah negara yang dicakup dalam analisis sebanyak 23 negara dengan tahun analisis dari tahun 1963 sampai dengan tahun 2002. Metode ekonometrik yang digunakan adalah regresi data panel. Model dasar regresi data panel yang digunakan adalah:

log log ∑ (2.38)

Variabel EMPSHARE merupakan kontribusi pekerja sektor manufaktur terhadap total pekerja, Y adalah pendapatan per kapita, dan Z adalah variabel lain. Variabel lain yang turut mempengaruhi EMPSHARE tersebut adalah TRADEBAL, LDCIMP, OPEN, IMPCHINA, FIXCAP, dummy negara. Variabel-variabel yang digunakan untuk mengukur pengaruh perdagangan internasional antara lain TRADEBAL (neraca perdagangan barang-barang manufaktur), LDCIMP (nilai impor barang manufaktur dari negara-negara berkembang), OPEN (nilai ekspor ditambah nilai impor barang manufaktur), dan IMPCHINA (nilai impor barang manufaktur dari China). Variabel FIXCAP (persentase investasi modal tetap/kapital bruto terhadap PDB) dimasukkan dalam analisis dengan alasan yang sama dengan penelitian IMF (1998). Semua variabel tersebut dimasukkan dalam

persamaan regresi dalam bentuk persentase terhadap PDB atas dasar harga berlaku.

Hasil analisisnya sesuai dengan penelitian IMF (1998) dimana faktor internal mempunyai pengaruh lebih dominan dalam menjelaskan terjadinya deindustrialisasi. Faktor internal tersebut antara lain pendapatan per kapita dan investasi. Peningkatan pendapatan per kapita berhubungan dengan elastisitas demand terhadap produk manufaktur, produktivitas dan perubahan harga relatif barang manufaktur. Pengaruh perdagangan luar negeri cukup signifikan tapi relatif kecil jika dibandingkan pengaruh faktor internal terhadap terjadinya deindustrialisasi.

Selain itu, jurnal ini juga membahas secara khusus kasus deindustrialisasi yang terjadi di Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Pada kedua negara ini terjadinya deindustrialisasi justru dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Rowthorn dan Coutts (2004) membandingkan produktivitas dan perdagangan internasional dari kedua negara ini. Produktivitas yang diukur dengan log output per kapita di AS secara umum lebih besar dibanding dengan di Inggris. Sejak tahun 1960 sampai dengan tahun 2003, produktivitas di kedua negara semakin meningkat. Perbandingan kondisi balance of payments (neraca pembayaran) antara AS dan Inggris dapat dilihat pada Gambar 7. Perkembangan neraca pembayaran pada kedua negara tersebut relatif sama yaitu mulai defisit pada awal tahun 1980-an.

Gambar 7 Perkembangan neraca pembayaran AS dan Inggris 1965 – 2003

B a lance of payments (% te rh ad ap PD B) AS  Inggris 

Penelitian IMF (1997), IMF (1998) serta Rowthorn dan Coutts (2004) menunjukkan bahwa deindustrialisasi yang terjadi pada negara-negara OECD adalah deindustrialisasi positif yang merupakan konsekuensi dari proses pembangunan yang telah maju sehingga tidak menimbulkan efek yang buruk bagi kondisi perekonomian. Deindustrialisasi yang terjadi pada negara maju tersebut lebih diakibatkan oleh faktor internalnya dibandingkan faktor eksternalnya. Faktor internal tersebut adalah pendapatan per kapita dan investasi. Pendapatan per kapita berhubungan dengan elastisitas demand terhadap produk manufaktur dan produktivitas sektor manufaktur. Tingginya tingkat produktivitas sektor manufaktur berdampak baik pada perkembangan sektor selain manufaktur. Hal ini sejalan dengan hukum pertumbuhan Kaldor yang menyebutkan bahwa pertumbuhan sektor manufaktur dapat menjadi pemicu bagi pertumbuhan sektor lainnya sehingga didapatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi lagi. Faktor eksternal yang berupa hubungan perdangan luar negeri turut menyebabkan terjadinya deindustrialisasi akan tetapi pengaruhnya sangat kecil dibandingkan faktor internalnya.

Dokumen terkait