• Tidak ada hasil yang ditemukan

DENAH TITIK-TITIK PENYELIDIKAN

Dalam dokumen Modul Mekanika Tanah 2012 (Halaman 100-103)

Lokasi titik-titik penyelidikan tanah harus diusahakan sedekat mungkin dengan letak fondasi. Hal ini penting, terutama bila bentuk lapisan tanah pendukung fondasi tidak beraturan. Bila denah struktur belum tersedia pada waktu di lakukan penyelidikan tanah, maka denah bor umumnya disusun dalam bentuk segiempat (lihat Gambar 2.17).

101

Untuk area yang luas, diperlukan jarak lubang bor yang agak lebar dan diselengi dengan beberpa uji lapangan tambahan, seperti : uji kerucut stastis (sondir)atau pemeriksaan dengan cara lubang uji (test-pi). Letak titik-titik penyelidikan tambahan tersebut, dipilih pada jarak yang dekat, yaitu diantara lubang-lubang bor.

Jumlah lubang bor yang diperlukan sangat bergantung pada kekomplekan kondisi pada lapisan tanah dan biaya yang tersedia. Yang jelas, semakin banyak lubang bor, semakin teliti informasi yang di peroleh dari kondisi tanahnya. Bila biaya penyelidikan terbatas, diperlukanpertimbaqngan matang guna memutuskan jumlah lubang bor yang mewakili kondisi tanah.

Pada bangunan yang bebannya tidak begitu besar, paling tidak harus ada 2 atau sebaliknya 3 lubang bor, sehingga benuk kemiringan lapisan tanah dapat diketahui. Jika jumlah lubang terlalu sedikit, estimasi bentuk kemiringan lapisan tanah dpat meleset dari sebenarnya, disamping kurangny informasi yang diperoleh dari kondisi tanah.

Untuk fondasi bangunan tingkat tinggi dan bangunan industri, paling sedikit diperlukan satu lubang bor pada tiap-tiap sudut bangunannyayang diselingi dengan uji penetrasi kerucut statis. Untuk tiap-tiap sudut bangunan-bangunan tersebut, sebaiknya jarak titik bor tidak melebihi 15 m (Terzaghi dan Peck, 1948). Untuk jembatan dan bendungan, 2 set pengeboran perlu dikerjakan. Pengeboran pertama terletakpada sumbu-sumbuny, untuk mengetahui apakah pada lokasi tersebut tanahnya mampu mendukung beban. Pengeboran kedua dilakukan pada lokasi tepat dibawah pangkal jembatan atau pilarnya. Pada bendungan, set kedua dilakukan pada lokasi bangunan pelengkap, seperti lokasi bendungan elak. Terzaghi dan Peck (1948),menyarankan jarak titik borminimum 30 m dan maksimum 60 m untuk proyek yang sangat luas dan besar. Untuk proyek jalan raya, pengeboran dilakukan pada jarak interval kira-kira 30 msepanjang jalannya. Kedalaman lubang bor disarankan 2-4 m dibawah tanah asli, bila dasr perkersan tanah asli, dan 1-4 m dibawh perkerasn jalan, bila perkersannya diletakkan dengan menggali tanah asli.

VII. KEDALAMAN LUBANG BOR

Kedalaman pada lubang bor bergantung pada kedalaman tanah yang masih dipengaruhi oleh penyebaran tekanan fondasi bangunan. Tekanan vertical pada kedalaman 1,5 kali lebar fondasi (B) adalah masih kira-kira 0,2 kali besarnya tekanan pada dasar fondasi. Oleh karna itu, kedalaman lubang bor harus kira-kira 1,5 kali lebar fondasinya atau 1,5B, dengan B adalah lebar fondasi.

Untuk fondasi telapak (sepread footing) atau fondasi memanjang (continuous footing) kedalaman lubang bor agak dangkal (Gambar 2.18a). namun untuk fondasi rakit (raft atau mat foundation) kedalaman lubang bor akan lebih dalam (Gambar 2.18c).

102

Pada fondasi telapak yang jaraknya terlalu dekat, penyebaran beban ketanahdibawahnya saling tumpang indih, maka kedalaman lubang bor akan sama halnya dengan kedalaman fondasi rakit, yaitu1,5B (Gambar 2.18b) untuk fondasi tiang, kedalamanlubsng bor harus lebih dalam dari bawah dasar tiangnya. Dengan pertimbangan bahwa lapisan tanah di bawah tiang masih mendukung beban yang ditranfer lewat tiang, umumnya, untuk fondasi tiang yangterletak pada tanah homogen, prilakunya akan sama seperti rakit yang dasar fondasinya dihitung dari kedalaman 2/3 panjang tiang (Gambar 2.18c). Untuk itu, kedaslaman lubang bor untuk fondasi tiang adalah 2/3D + 1,5B, dengan D adalah panjang tiang dan B adalah lebar area kelompok tiang. Dalam hal fondasi akan di letakkan pada lapisan batu, harus yakin benar apakah ketebalan lapisan batu tersebut mampu mendukung penyebaran bebannya. Untuk itu, apabila lapisan batu terletak dipermukaan, ketebalan lapisan dapat diketahui dengan cara membuat lubang uji secara langsung. IX.INFORMASI YANG DIBUTUHKAN UNTUK PENYELIDIKAN TANAH

Bila Penyelidikan tanah dilakukan secara detail, maka perancang harus berusaha memperolah data, sebagai berikut :

(1) Kondisi topografi lokasi pekerjaan. Data ini diperlukan untuk perancangan fondasi dan penentuan cara pelaksanaan di lapangan terutama pada proyek-proyek bangunan air dan jalan.

(2) Lokasi-lokasi bangunan yang terpendam di dalam tanah, seperti kabel telepon, pipa-pipa atau gorong-gorong untuk air kotor dan air bersih, dan lain-lainnya.

103

(3) Pengalaman setempat sehubungan dengan kerusakan-kerusakan bangunan yang sering terjadi di sekitar lokasi pekerjaan.

(4) Kondisi tanah secara global, muka air tanah dan kedalaman batuan. Keterangan ini sering dapat diperoleh dari penduduk setempat.

(5) Keadaan iklim, elevasi muka air banjir, erosi tanah, dan besarnya gempa yang sering terjadi.

(6) Tersedianya material alam dan kualitasnya,yang berguna untuk bahan pembentuk bangunan seperti campuran beton.

(7) Data geologi yang disertai keterangan tentang proses pembentukan lapisan tanah dan batuan di lokasi pekerjaan, serta kemungkinan terjadinya penurunan tanah maupun bangunan akibat penurunan muka air tanah.

(8) Hasil-hasil penyelidikan laboratorium pada contoh-contoh tanah dan batuan, yang dibutuhkan untuk perancangan fondasi atau penanganan problem-problem pelaksanaannya.

(9) Foto kondisi lapangan dan bangunan-bangunan di dekatnya.

Di bawah ini diberikan data tambahan yang diperlukan untuk perancangan fondasi bangunan-bangunan tertentu.

(a) Fondasi Bangunan Gedung

(1) Ukuran dan tinggi bangunan serta kedalaman ruang bawah tanah (basement), bila ada.

(2) Susunan dan jarak antar kolom serta besar beban.

(3) Tipe rangka bangunan dan bentangnya, serta kemungkinan adanya tempat-tempat tertentu yang mendukung beban khusus, seperti fondasi mesin.

(4) Tipe tembok luar dan kaca pintu jendela yang sensitive terhadap penurunan bangunan.

(b) Fondasi Jembatan

(1) Tipe dan bentang jembatan.

(2) Besarnya beban pada pangkal jembatan dan pilar.

Perlu diperatikan bahwa pemeriksaan langsung di lapangan dengan berjalan kaki sangat penting pada penyelidikan tanah. Pertimbangan-pertimbangan dalam perancangan fondasi sering dihasilkan dari pekerjaan tersebut. Hal ini untuk mengetahui masalah-masalah penting yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan dan pelaksanaan. Selain itu, juga untuk mengetahui bentuk dan kondisi permukaan tanahnya.

Dalam dokumen Modul Mekanika Tanah 2012 (Halaman 100-103)

Dokumen terkait