• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENELAAHAN P USTAKA

A. Deng ue Haem orr hag ic Fever (DHF) 1. Definisi

Dengue Haemorrhagic Fever adalah penyakit yang menyerang bagian utama dari sistem transportasi dalam tubuh manusia, yakni darah. Bagian darah yang diserang oleh penyakit ini yaitu keping darah atau trombosit. Akibat dari serangan penyakit ini, kadar trombosit dalam darah akan menurun drastis, sehingga darah akan menjadi lebih pekat dan mengental karena kehilangan cairan. Akibat lebih lanjut dapat menyebabkan kematian (Surtiretna, 2007).

Penyebab penyakit DHF adalah virus Dengue. Virus ini dimasukkan ke dalam tubuh manusia, tepatnya ke dalam darah, oleh nyamuk dari jenis Aedes melalui gigitan. Ada dua spesies dalam genus nyamuk Aedes, yaitu Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Dari kedua jenis nyamuk itu, Aedes aegyptilah pelaku utamanya, karena Aedes albopictus lebih banyak berkeliaran di kebun, semak, yang cukup jauh dari rumah. Tetapi keduanya disebut nyamuk kebun (Surtiretna, 2007).

2. Virus Dengue

Virus adalah organisme bersel tunggal dan berukuran sangat kecil (kurang dari sepersejuta meter). Virus yang dapat menimbulkan penyakit disebut virus patogen. Banyak penyakit yang diakibatkan oleh virus, antara lain flu, influenza, cacar, cacar air, gondongan, polio atau lumpuh pada kanak-kanak,

campak, dan demam berdarah. Sebutan Dengue berasal dari Afrika, karena dulu penyakit banyak berjangkit di sana.

Gambar 1. Nyamuk Aedes aegypti (Anonim a, 2008)

Gambar 2. Virus Dengue (Anonim b, 2008)

Virus DHF teridentifikasi oleh ilmuwan AS kelahiran Polandia, Albert Salin pada tahun 1944. Ia berhasil mengisolasi virus DHF dan memasukkannya ke dalam keluarga virus Flavivirdae. Keluarga virus ini gemar menumpang pada manusia, primata, atau nyamuk. Tercatat lebih dari 70 virus menjadi anggota dalam keluarga ini, misalnya virus demam kuning dan virus encephalitis.

Terdapat empat jenis virus Dengue : DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Bentuk keempatnya sama tetapi antigennya beda. Virus tipe DEN-1 tidak memiliki karakter khusus sehingga tidak diketahui tingkat keganasannya. Tipe DEN-2 memicu penyakit yang lebih ganas, karena mengakibatkan kebocoran plasma darah. Penelitian Badan Kesehatan Dunia menemukan bahwa 80 % pasien DHF menunjukkan aktivitas enzim AST dan ALT yang lebih tinggi. Enzim AST dan ALT adalah enzim dalam liver (hati) yang dapat menjadi indikator awal seseorang terkena DHF. Virus tipe DEN-3 dan DEN-4 ternyata memicu kenaikan

kedua enzim lebih tinggi. Dengan demikian, kedua tipe virus berpeluang berkomplikasi dengan penyakit hepatitis atau penyakit hati. Jika kasusnya hingga tingkat shock, pasien dapat mengalami kegagalan liver. DEN-4 biasanya lebih sering menginfeksi pasien lansia.

3. Gejala Penyakit DHF

Gejala penyakit DHF yang tampak biasanya adalah demam tinggi 2 – 7 hari (suhu badan naik turun selama 2 – 7 hari), sakit pada sendi-sendi otot, mimisan dan bintik-bintik merah pada kulit, tetapi keluarnya bintik-bintik merah pada kulit di bagian-bagian tertentu tidak selalu terjadi (Surtiretna, 2007).

Tabel I. Gejala Klinis Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue

Demam Dengue (DD)

Gejala Klinis Demam Berdarah Dengue (DBD) ++ Nyeri kepala + +++ Muntah ++ + Mual + ++ Nyeri otot + ++ Ruam kulit + ++ Diare + + Batuk + + Pilek + ++ Limfadenopati + + Kejang + 0 Kesadaran menurun ++ 0 Obstipasi +

+ Uji torniquet positif ++

++++ Petekie +++

0 Perdarahan saluran cerna +

++ Hepatomegali +++ + Nyeri perut +++ ++ Trombositopenia ++++ 0 Syok +++ Keterangan : + : 25 % ++ : 50 % +++ : 75 % ++++ : 100 % (Soedarmo, dkk, 2005)

4. Klasifikasi Penyakit DHF

Berdasarkan kriteria klinis dan laboratorium, DHF diklasifikasikan oleh WHO menjadi empat tingkatan keparahan, antara lain :

Tabel II. Klasifikasi Derajat Keparahan Dengue Haemorrhagic Fever

Derajat Gejala Laboratorium

I Demam disertai dua atau lebih gejala:

nyeri kepala, nyeri retro orbital, myalgia, atralgia, dan uji torniquet (+)

Trombositopenia (<100.000µl), bukti ada kebocoran plasma

II Gejala diatas ditambah perdarahan

spontan

Trombositopenia (<100.000µl), bukti ada kebocoran plasma

III Gejala diatas ditambah kegagalan

sirkulasi (kulit dingin dan lembab serta gelisah)

Trombositopenia (<100.000µl), bukti ada kebocoran plasma

IV Syok berat disertai dengan tekanan

darah dan nadi tidak terukur

Trombositopenia (<100.000µl), bukti ada kebocoran plasma

(Anonim b, 2005) 5. Patogenesis DHF

Fenomena patogenesis utama yang menentukan beratnya penyakit dan membedakan DHF dari Dengue klasik ialah meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma darah, terjadinya hipotensi, trombositopenia, dan diatesis hemoragik. Pada kasus berat, renjatan terjadi secara akut, nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan menghilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. Meningginya nilai hematokrit pada penderita dengan renjatan menimbulkan dugaan bahwa renjatan terjadi sebagai akibat kebocoran plasma ke daerah ekstravaskuler melalui kapiler yang rusak dengan mengakibatkan menurunnya volume plasma dan meningginya nilai hematokrit (Sumarmo, 1995).

Virus-virus Dengue ditularkan ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi, terutama Aedes aegypti, dan karenanya dianggap sebagai

arbovirus (virus yang ditularkan melalui Arthropoda). Bila terinfeksi, nyamuk akan tetap terinfeksi sepanjang hidupnya, menularkan virus ke individu rentan selama menggigit dan menghisap darah. Nyamuk betina yang terinfeksi juga dapat menurunkan virus ke generasi nyamuk dengan penularan transovarian, tetapi hal ini jarang terjadi dan kemungkinan tidak memperberat penularan yang signifikan pada manusia. Manusia adalah pejamu utama yang dikenai virus. Virus bersirkulasi dalam darah manusia, menginfeksi kurang lebih selama mereka mengalami demam (Anonim, 1999).

6. Diagnosis

Diagnosis DHF ditegakkan melalui 2 cara, yaitu gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium. Dua dari observasi klinis pertama ditambah satu temuan laboratorium (atau setidaknya peningkatan hematokrit), cukup untuk menentukan diagnosis DHF. Penggunaan kriteria ini dapat membantu untuk menegakkan diagnosis lebih dini (Anonim, 1999).

Tabel III. Pedoman Penegakkan Diagnosis Dengue Haemorrhagic Fever Gejala Klinis Pemeriksaan Laboratorium

1. Demam mendadak tinggi 2 – 7 hari tanpa

sebab yang jelas.

2. Manifestasi perdarahan yang dapat berupa

uji torniquet positif, purpura, petekie, ekimosis, hematoma, epitaksis, perdarahan

gusi, perdarahan saluran cerna

(hematemesis dan melena), dan hematuria.

3. Pembesaran hati.

4. Tanpa atau disertai gejala renjatan, seperti :

a. nadi cepat, lemah, dan kecil sampai

tidak teraba

b. tekanan nadi (beda tekanan sistolik dan

diastolik) menurun sampai 20 mmHg atau kurang

c. tekanan darah menurun

1. Trombositopenia (100.000/ul

atau kurang).

2. Hemokonsentrasi yang dapat

dinilai dari meningkatnya nilai hematokrit sebesar 20 % atau

lebih dibandingkan dengan

nilai hematokrit pada masa konvalesen.

7. Manifestasi Klinis DHF

Kasus khas DHF ditandai oleh 4 manifestasi mayor, yaitu demam tinggi, fenomena hemoragi, hepatomegali, serta kegagalan sirkulasi. Trombositopenia sedang sampai nyata dengan hemokonsentrasi secara bersamaan adalah temuan laboratorium klinis khusus dari DHF, dan membedakannya dari Demam Dengue (DD) adalah rembesan plasma seperti dimanifestasikan hematokrit, efusi atau hipoproteinemia. Hematokrit adalah fraksi volume eritrosit, yaitu persentasi volume dari sampel darah yang diperoleh dari sampel darah merah (Anonim, 1999).

Hati yang membesar pada umumnya dapat diraba pada permulaan penyakit dan ini tidak sejajar dengan berat penyakit, nyeri tekan sering ditemukan tanpa disertai ikterus. Fase penyembuhan ditandai oleh suhu tubuh yang menurun dengan keringat banyak, perubahan ringan pada frekuensi nadi, dan tekanan darah stabil bersamaan dengan ujung ekstremitas yang mendingin. Gejala itu mencerminkan kegagalan sirkulasi yang bersifat ringan dan sementara (Sumarmo, 1995).

B. Peng oba ta n De ng ue Haem orrhagic Fever

Dokumen terkait