• Tidak ada hasil yang ditemukan

Beck Depression Inventory (BDI), dibuat pada tahun 1961 oleh Dr. Aaron T. Beck, dan dikembangkan untuk menilai manifestasi depresi pada tingkah laku remaja dan orang dewasa. Dirancang untuk menstandarisasi penilaian keparahan depresi serta menggambarkan secara sederhana gejala depresi. Item-item BDI berasal dari observasi pasien-pasien depresi yang dibuat selama perjalanan psikoanalisis atau psikoterapi. Sikap dan gejala depresi tampak spesifik pada kelompok pasien ini, kemudian BDI digambarkan oleh pernyataan- pernyataan, dan penilaian numerik pada masing-masing pernyataan.24

BDI merupakan instrumen yang paling banyak digunakan untuk menilai keparahan depresi. BDI yang asli, terdiri dari 21 pernyataan dalam bentuk

multiple choice, 21 pernyataan merupakan manifestasi 21 tingkah laku, masing- masing area diwakili oleh empat atau lima pernyataan yang menggambarkan keparahan gejala depresi dari yang ringan sampai yang berat. Subjek diminta untuk mengidentifikasi pernyataan yang paling baik yang menggambarkan perasaannya ”saat ini”. Item-item kemudian ditentukan skornya dan dijumlahkan untuk memperoleh total skor. Total skor ini akan menggambarkan tingkat keparahan gejala depresi. Pada tahun 1978, BDI kemudian direvisi menjadi BDI- IA, revisi ini dilakukan untuk menghilangkan pernyataan-pernyataan yang mirip serta untuk menyusun kembali kata-kata pada item tertentu. Sebagai tambahan, batasan waktu untuk penilaian diperpanjang sampai ”seminggu yang lalu, termasuk hari ini”. Pada tahun 1993, panduan untuk menentukan skor

dimodifikasi, gunanya untuk menggambarkan data-data yang dikumpulkan pada

Center for Cognitive Therapy. 24

Pada tahun 1996, sebuah BDI versi baru (BDI-II) dengan modifikasi pada item- item untuk menggambarkan kriteria DSM-IV dan untuk menyederhanakan kata- kata yang dipakai pada versi sebelumnya. Batasan waktu untuk penilaian diperpanjang sampai ”dua minggu yang lalu, termasuk hari ini.”24

Walaupun data-data psikometrik yang ada pada BDI-II sepertinya sangat menjanjikan dengan jangka waktu diperpanjang sampai dua minggu yang lalu, tapi membuat instrumen ini kurang bermanfaat untuk menilai pola perubahan gejala depresi sepanjang waktu.24

2. Deskripsi

BDI-IA mengandung 21 item yang masing-masing seri terdiri dari empat pernyataan. Pernyataan-pernyataan menggambarkan keparahan gejala depresi dari yang ringan (skor 0) sampai yang berat (skor 3).24

Walaupun instrumen asli (BDI-I) dibacakan dengan suara yang keras oleh orang yang mewancarai subjek dan mencatat pilihan subjek, instrumen ini dapat juga diisi sendiri oleh subjek (self report). Tingkat keparahan skor depresi dibuat dengan menjumlahkan skor dari masing-masing item. Panduan yang paling baru menyarankan interpretasi keparahan skor: 0-9, minimal; 10-16, ringan; 17-29, sedang; dan 30-63, berat. Skor-skor subskala dapat dihitung untuk faktor kognitif-afektif dan faktor penampilan somatik. Subskala kognitif-afektif mengevaluasi perasaan dan pikiran-pikiran ideal, terdiri dari total jumlah skor 13 item yang pertama. Subskala penampilan somatik terdiri dari 8 item terakhir.

Memerlukan waktu 5-10 menit untuk menyelesaikan BDI-IA. Wawancara membutuhkan waktu 15 menit. Pada beberapa pasien yang terobsesi berat, dapat membutuhkan waktu yang lebih lama. BDI telah diterjemahkan pada beberapa bahasa, yaitu China, Belanda, Finlandia, Prancis, Jerman, Korea, Swedia, dan Turki.24

Beberapa penelitian telah mendapatkan bahwa BDI dapat membedakan pasien- pasien psikiatrik dengan subjek kontrol yang secara psikologi sehat, dengan pasien-pasien distimia, serta dengan pasien-pasien gangguan depresi mayor.

Beck, dkk (1986), melaporkan bahwa sampel-sampel distimia dan depresi mayor menunjukkan perbedaan yang lemah, walaupun skor rata-rata lebih tinggi pada kelompok gangguan depresi mayor. Sehingga pada sampel-sampel psikiatrik, kemampuan diskriminatif BDI sangat lemah.24

Pada penelitian pada 307 remaja (pasien rawat jalan yang berumur 18-37 tahun), Ruud dan Rajab (1995), menemukan bahwa sensitivitas BDI pada gangguan mood berdasarkan kriteria DSM III-R, diperoleh 83,77% pada BDI = 9 (nilai paling rendah yang diperoleh dalam penelitian), 76,2% pada BDI = 14, 66,88% pada BDI = 18, dan 58,4% pada BDI = 20. Skor spesifitas yang sangat tinggi (88,36%) pada BDI = 30 (skor paling tinggi yang diperoleh pada penelitian) dan turun ke 61,64% pada BDI = 20, ke 58,90% pada BDI = 18, dan ke 44,52% pada BDI = 14. Penelitian lain yang menggunakan BDI dilakukan oleh Hopko, dkk (2005), beliau meneliti terapi tingkah laku pada 6 orang pasien kanker. Ditemukan penurunan skor BDI rata-rata dari 38 (pra terapi) menjadi 16 (pasca terapi) dengan skor BDI rata-rata selama 3 bulan follow-up yaitu 11 (p<0,01).

pada pasien-pasien kanker usia lanjut, yang dirawat di unit perawatan paliatif, dapat dipercaya dan cocok untuk penggunaan klinis dan penelitian, dengan koefisien korelasi Pearson’s = 0,863, koefisien korelasi Spearman = 0,884, Kendal tau-b = 0,743 (p<0,005).24,25,26

Skor BDI yang rendah sering dijumpai pada pasien-pasien dengan gejala psikatrik yang disebabkan oleh penyalahgunaan zat-zat terlarang. Clark dan Steer (1994), menemukan bahwa subskala kognitif afektif pada BDI dapat membedakan pasien depresi dengan penyakit medis yang kronis.24

Beberapa bukti melaporkan adanya bias, misalnya, skor yang lebih tinggi diperoleh pada wanita, remaja, usia lanjut, dan tingkat pendidikan yang rendah.24 Satu kelemahan pada BDI-IA bahwa ia dikembangkan terutama untuk menggambarkan gejala yang ditemukan pada depresi yang berat dan tidak menyediakan cakupan yang lengkap pada gejala yang dipakai pada kriteria DSM-IV. Item-item seperti peningkatan selera makan, peningkatan frekuensi tidur, agitasi, dan retardasi psikomotor tidak termasuk di dalamnya. Revisi BDI-I (BDI-II) memperpanjang jangka waktu sampai 2 minggu yang lalu, telah dikembangkan untuk memecahkan masalah ini. Tetapi kurang bermanfaat dalam penilaian ulang pada penelitian-penelitian yang bertujuan untuk mengetahui respons pengobatan.24

Keuntungan pada BDI yakni sangat mudah untuk digunakan (dapat dipakai sendiri), menggunakan bahasa yang sederhana, dan sangat mudah untuk menilai skor. Kerugiannya adalah adanya bias yang dijumpai (misalnya, wanita, subjek yang tingkat pendidikannya rendah, remaja, usia lanjut, dan individu

dengan diagnosis psikiatrik tertentu yang cenderung menunjukkan skor yang lebih tinggi).24

3. BDI-II

BDI-II merupakan revisi dari BDI-IA, yang dikembangkan berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual and Mental Disorders IV, Edisi keempat dari American Psychiatric Association (DSM-IV). Item-item yang telah digantikan meliputi gambaran tubuh, hipokondriasis, dan kesulitan bekerja. Item kesulitan tidur dan item kehilangan selera makan, direvisi untuk menilai peningkatan maupun penurunan pola tidur dan selera makan. Ketiga item tersebut direvisi, hanya item yang berkaitan dengan perasaan merasa dihukum, pikiran bunuh diri, dan minat terhadap seks yang tetap dipertahankan. Akhirnya, subyek ditanyakan bagaimana perasaan mereka selama dua minggu terakhir ini. berbeda dengan BDI asli yang menanyakan hanya satu minggu terakhir saja. Seperti BDI, BDI-II juga mengandung 21 pernyataan, masing-masing jawaban dibuat skor dari 0 ke 3. cutoff yang digunakan berbeda dari yang asli. Makin tinggi total skor mengindikasikan makin berat gejala depresi.27

Dokumen terkait