• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. KANKER SERVIKS UTERI

5. Stadium

Setelah diagnosis kanker serviks uteri ditegakkan, berdasarkan pemeriksaan histopatologi jaringan biopsi, dilanjutkan dengan penentuan stadium. Stadium kanker serviks uteri ditentukan melalui pemeriksaan klinis dan sebaiknya dilakukan di bawah pengaruh anestesia umum. Penentuan stadium kanker

serviks uteri menurut FIGO masih berdasarkan pemeriksaan klinis praoperatif ditambah dengan foto toraks dan sistoskopi serta rektoskopi.29

Stadium Kanker Serviks Uteri Menurut FIGO 1994 33

Stadium 0 Karsinoma in situ, karsinoma intraepitelial. Kasus-kasus Stadium 0 seharusnya tidak termasuk dalam statistik terapeutik apapun untuk

karsinoma invasif.

Stadium I Karsinoma terbatas hanya pada serviks (penyebaran ke korpus uteri

diabaikan)

Stadium Ia Kanker invasif diidentifikasi hanya secara mikroskopik. Semua lesi yang

dapat dilihat secara langsung walaupun dengan invasi yang superfisial, dikelompokkan sebagai kanker stadium Ib. Invasi terbatas pada invasi

stroma dengan kedalaman maksimum 5 mm dan lebarnya tidak lebih dari 7 mm. (Kedalaman invasi seharusnya tidak lebih dari 5 mm diukur

dari dasar epitel, baik permukaan atau glandular, dari mana ia berasal. Keterlibatan ruang vaskuler, baik venosa atau limfatik, seharusnya tidak

mempengaruhi penentuan stadium).

Stadium Ia1 Invasi stroma dengan kedalaman tidak lebih dari 3 mm dan tidak lebih

dari 7 mm.

Stadium Ia2 Invasi stroma dengan kedalaman lebih dari 3 mm tapi tidak lebih dari 5

mm dan lebarnya tidak lebih dari 7 mm.

Stadium Ib Lesi terbatas pada serviks atau secara mikroskopis lebih dari Ia.

Stadium Ib1 Besar lesi secara klinis tidak lebih dari 4 cm. Stadium Ib2 Besar lesi secara klinis lebih dari 4 cm.

Stadium II Karsinoma meluas melewati serviks, tapi tidak meluas ke dalam dinding pelvis; karsinoma melibatkan vagina, tetapi tidak melibatkan 1/3 bawah

vagina.

Stadium IIa Tidak ada keterlibatan parametrium.

Stadium III Karsinoma telah meluas sampai ke dinding pelvis; pada pemeriksaan rektum, tidak ada daerah yang bebas kanker antara tumor dan dinding

pelvis; tumor melibatkan 1/3 bagian bawah vagina; semua kasus dengan hidronefrosis dan gangguan fungsi ginjal, kecuali diketahui karena

penyebab lain.

Stadium IIIa Tidak ada perluasan ke dinding pelvis, tapi keterlibatan 1/3 bagian bawah vagina.

Stadium IIIb Perluasan ke dinding pelvis atau hidronefrosis atau gangguan fungsi ginjal.

Stadium IV Karsinoma telah meluas melewati pelvis atau secara klinis telah

melibatkan mukosa kandung kemih atau rektum.

Stadium IVa Metastase dan pertumbuhan pada organ-organ terdekat.. Stadium IVb Metastase jauh.

Stadium Kanker Serviks Uteri Menurut FIGO 2000 29

Stadium 0 Karsinoma in situ, karsinoma intraepitelial

Stadium I Karsinoma masih terbatas di serviks (penyebaran ke korpus uteri

diabaikan)

Stadium Ia Invasi kanker ke stroma hanya dapat dikenali secara mikroskopik, lesi

yang dapat dilihat secara langsung walau dengan invasi yang sangat superfisial dikelompokkan sebagai stadium Ib. Kedalaman invasi stroma

tidak lebih dari 5 mm dan lebarnya tidak lebih dari 7 mm.

Stadium Ia1 Invasi ke stroma dengan kedalaman tidak lebih dari 3 mm dan lebar tidak

lebih dari 7 mm.

Stadium Ia2 Invasi ke stroma dengan kedalaman lebih dari 3 mm tapi kurang dari 5

mm dan lebar tidak lebih dari 7 mm

Stadium Ib Lesi terbatas di serviks atau secara mikroskopis lebih dari Ia

Stadium Ib1 Besar lesi secara klinis tidak lebih dari 4 cm Stadium Ib2 Besar lesi secara klinis lebih dari 4 cm

Stadium II Telah melibatkan vagina, tetapi belum melibatkan parametrium. Stadium IIb Infiltrasi ke parametrium, tetapi belum mencapai dinding panggul.

Stadium III Telah melilbatkan 1/3 bawah vagina atau adanya perluasan sampai dinding panggul. Kasus dengan hidronefrosis atau gangguan fungsi

ginjal dimasukkan dalam stadium ini, kecuali kelainan ginjal dapat dibuktikan oleh sebab lain.

Stadium IIIa Keterlibatan 1/3 bawah vagina dan infiltrasi parametrium belum

mencapai dinding panggul.

Stadium IIIb Perluasan sampai dinding panggul atau adanya hidronefrosis atau

gangguan fungsi ginjal.

Stadium IV Perluasan ke luar organ reproduksi

Stadium IVa Keterlibatan mukosa kandung kemih atau mukosa rektum Stadium IVb Metastase jauh atau telah keluar dari rongga panggul.

6. Diagnosis

Diagnosis kanker serviks uteri diperoleh melalui pemeriksaan histopatologi jaringan biopsi. Pada dasarnya bila dijumpai lesi seperti kanker secara kasat mata harus dilakukan biopsi walaupun hasil pemeriksaan pap smear masih dalam batas normal. Sementara itu, biopsi lesi yang tidak kasat mata dilakukan dengan bantuan kolposkopi. Kecurigaan adanya lesi yang tidak kasat mata didasarkan dari hasil pemeriksaan sitologi serviks (pap smear). Diagnosis kanker serviks hanya berdasarkan pada hasil pemeriksaan histopatologi jaringan biopsi. Hasil pemeriksaan sitologi tidak boleh digunakan sebagai dasar penetapan diagnosis. Biopsi dapat dilakukan secara langsung tanpa bantuan anestesi dan dapat dilakukan secara rawat jalan. Perdarahan yang terjadi dapat diatasi dengan penekanan atau meninggalkan tampon vagina. Lokasi biopsi sebaiknya

pada lesi yang besar. Bila hasil biopsi dicurigai adanya mikroinvasi, dilanjutkan dengan konisasi. Konisasi dapat dilakukan dengan pisau (cold knife) atau dengan elektrokauter.29

7. Pengobatan

Pengobatan kanker serviks uteri bervariasi tergantung pada stadium penyakit. Untuk kanker serviks uteri invasif dini, pembedahan merupakan pengobatan pilihan. Pada kasus-kasus dengan stadium yang lebih lanjut, radiasi dikombinasikan dengan kemoterapi merupakan pengobatan standar. Pasien dengan penyakit yang menyebar, kemoterapi atau radiasi merupakan terapi paliatif.30

• Stadium 0 : Pilihan pengobatan untuk kanker stadium 0 termasuk prosedur

Loop Electrosurgical ExcisionProcedure (LEEP), terapi laser, konisasi, dan krioterapi.30

• Stadium Ia : Pilihan terapi untuk stadium Ia adalah, radikal histerektomi, dan konisasi. Radiasi intrakaviter merupakan pilihan untuk pasien-pasien yang terpilih.30

• Stadium Ib atau IIa

Untuk pasien-pasien dengan stadium Ib atau IIa, pilihan pengobatan adalah kombinasi radiasi eksternal dengan brakiterapi atau histerektomi radikal dengan limfadenektomi pelvis bilateral. Sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa pasien dengan keterlibatan parametrium, kelenjar limfe yang positif, atau batas sayatan yang positif lebih baik diobati dengan kombinasi cisplatin paska operatif dan radiasi pelvis.30

• Stadium IIb – IVa

Untuk kanker serviks uteri bersifat lokal dan lanjut (Stadium IIb, III, dan IVa), radiasi merupakan pilihan pengobatan selama bertahun-tahun. Bagaimanapun juga, hasil-hasil dari uji klinis acak yang luas menunjukkan perbaikan yang dramatis pada ketahanan hidup pasien dengan kombinasi penggunaan kemoterapi dan radiasi. Terapi radiasi dimulai dengan pengobatan radiasi sinar eksternal untuk mengurangi massa tumor agar dapat dilakukan aplikasi intrakaviter selanjutnya. Brakiterapi menggunakan aplikator afterloading yang ditempatkan pada kavum uteri dan vagina. Kemoterapi berbasiskan cisplatin dikombinasikan dengan radiasi pada pasien-pasien dengan kanker serviks uteri stadium lanjut merupakan pengobatan standar.30

• Stadium IVb dan kanker yang rekurens

Selama bertahun-tahun pasien diberikan dengan kemoterapi. Agen tunggal cisplatin merupakan pengobatan standar. Baru-baru ini, kombinasi penggunaan cisplatin dan topocetan menunjukkan perbaikan ketahanan hidup secara signifikan dibandingkan agen tunggal cisplatin. Radiasi paliatif sering digunakan secara individual untuk mengontrol perdarahan, nyeri pelvis, atau obstruksi urin atau obstruksi usus.30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. RANCANGAN PENELITAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan disain potong lintang.

B. TEMPAT PENELITIAN

Penelitian dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan dan RSU Dr. Pirngadi Medan.

C. WAKTU PENELITIAN

Bulan November 2007 sampai seluruh sampel terpenuhi.

D. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

Dokumen terkait