• Tidak ada hasil yang ditemukan

Derecognition of financial assets and liabilities

Dalam dokumen 2012 Q1 Financial Report (Halaman 40-45)

POLICIES Berikut ini adalah kebijakan akuntansi yang

7. Derecognition of financial assets and liabilities

Aset keuangan Financial assets

Aset keuangan (atau apabila dapat

diterapkan, bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya pada saat: (1) hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset tersebut telah berakhir; atau (2) Grup telah mentransfer hak mereka untuk menerima arus kas yang berasal dari aset atau berkewajiban untuk membayar arus kas yang diterima secara penuh tanpa penundaan material kepada pihak ketiga

dalam perjanjian yang memenuhi “pass-

through”; dan (a) Grup telah secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat dari aset, atau (b) Grup secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat suatu aset, namun telah mentransfer kendali atas aset tersebut.

A financial asset (or where applicable, a part of a financial asset or part of a group of similar financial assets) is derecognized when: (1) the rights to receive cash flows from the asset have expired; or (2) the Group has transferred its rights to receive cash flows from the asset or have assumed an obligation to pay the received cash flows in full without material delay to a third party under a “pass-through” arrangement; and either (a) the Group has transferred substantially all the risks and rewards of the asset, or (b) the Group has neither transferred nor retained substantially all the risks and rewards of the asset, but has transferred control of the asset.

Liabilitas keuangan Financial liabilities

Liabilitas keuangan dihentikan

pengakuannya pada saat liabilitas tersebut

dihentikan atau dibatalkan atau

kadaluwarsa.

A financial liability is derecognized when the related obligation is discharged or cancelled or has expired.

Ketika sebuah liabilitas keuangan ditukar dengan liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama atas persyaratan yang secara substansial berbeda, atau bila persyaratan dari liabilitas keuangan tersebut secara substansial dimodifikasi, pertukaran atau modifikasi persyaratan tersebut dicatat sebagai penghentian pengakuan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru, dan selisih antara nilai tercatat masing-masing liabilitas keuangan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

When an existing financial liability is replaced by another from the same lender on substantially different terms, or the

terms of an existing liability are

substantially modified, such an exchange or modification is treated as a derecognition of the original liability and the recognition of a new liability, and the difference in the respective carrying amounts is recognized

in the consolidated statements of

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

s. Instrumen keuangan derivatif s. Derivative financial instruments

Grup menggunakan instrumen keuangan seperti kontrak swap komoditas untuk melindungi risiko harga komoditas yang dihadapi. Instrumen keuangan derivatif tersebut diakui pada saat kontrak ditandatangani sebesar nilai wajarnya pada tanggal tersebut dan selanjutnya diukur pada nilai wajar saat pengukuran. Instrumen derivatif tersebut diakui sebagai aset keuangan jika nilai wajarnya positif dan sebagai liabilitas keuangan jika nilai wajarnya negatif.

The Group uses derivative financial

instruments such as commodity swaps contracts to hedge its commodity price risks. Such derivative financial instruments are initially recognised at fair value on the date on which a derivative contract is entered into and are subsequently remeasured at fair value. Derivatives are carried as financial assets when the fair value is positive and as financial liabilities when the fair value is negative. Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai

wajar derivatif diakui segera di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Any gains or losses arising from changes in the fair value of derivatives are taken directly

to the consolidated statements of

comprehensive income.

t. Laba per saham dasar t. Earnings per share

Sesuai dengan PSAK No. 56, “Laba per Saham”, laba per saham dasar dihitung

dengan membagi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar dalam satu periode setelah pengaruh retrospektif atas perubahan nilai nominal saham.

In accordance with PSAK No. 56, ”Earnings per Share”, basic earnings per share is calculated by dividing profit for the period attributable to equity holders of the parent entity by the

weighted-average number of shares

outstanding during the period after giving retroactive effect on the change in nominal value of the shares.

u. Penerapan SAK revisi lain u. Adoption of other revised SAK

Selain penerapan SAK revisi yang telah dijelaskan dalam catatan yang relevan, Grup juga telah menerapkan SAK di bawah ini sejak tanggal 1 Januari 2012 yang relevan terhadap laporan

keuangan konsolidasian namun tidak

menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian:

Other than the implementation of the revised SAKs as discussed in the relevant notes, the Group also implemented the following revised SAK effective on January 1, 2012, which are relevant to the consolidated financial statements but did not have significant impact to the consolidated financial statements:

1. PSAK No. 16 (2011), “Aset Tetap”,

mengatur perlakuan akuntansi aset tetap sehingga pengguna laporan keuangan

dapat memahami informasi mengenai

investasi entitas dalam aset tetap dan

perubahan dalam investasi tersebut.

Masalah utama dalam akuntansi aset tetap adalah pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat, pembebanan penyusutan, dan rugi penurunan nilainya.

1. PSAK No. 16 (2011), “Fixed Asset”, prescribes the accounting treatment for fixed asset so that users can understand information about an entity’s investment in its fixed asset and the changes in such

investment. The principal issues in

accounting for fixed asset are the recognition of the assets, the determination of their carrying amounts, the depreciation charges and impairment losses to be recognized in relation to them.

2. PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”,

mengatur akuntansi dan pengungkapan imbalan pascakerja.

2. PSAK No. 24 (Revised 2010), “Employee Benefits”, establishes the accounting and disclosures for employee benefits.

3. PSAK No. 26 (Revisi 2011), “Biaya

Pinjaman”, menentukan biaya pinjaman

yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi atau produksi aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban.

3. PSAK No. 26 (Revised 2011), “Borrowing Costs”, provides borrowing costs that are directly attributable to the acquisition, construction or production of a qualifying asset from part of the cost of the asset. Other borrowing costs are recognized as an expense.

Lihat Laporan Reviu Akuntan Independen atas reviu terhadap laporan keuangan konsolidasian.

See Independent Accountants’ Review Report on the review of the consolidated financial statements.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

u. Penerapan SAK revisi lain (lanjutan) u. Adoption of other revised SAK (continued)

4. PSAK No. 30 (Revisi 2011), “Sewa”,

mengatur kebijakan akuntansi dan

pengungkapan yang sesuai baik bagi lessee maupun lessor terkait dengan sewa yang berlaku untuk perjanjian yang mengalihkan hak untuk menggunakan aset meskipun penyediaan jasa substansial oleh lessor tetap diperlukan dalam mengoperasikan atau memelihara aset tersebut.

4. PSAK No. 30 (Revised 2011), “Leases”, prescribes for lessees and lessors, the

appropriate accounting policies and

disclosure to apply in relation to leases which applies to agreements that transfer the right to use assets even though substansial services by the lessor may be called for in connection with the operation or maintenance of such assets.

5. PSAK No. 33 (Revisi 2011), “Aktivitas

Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pada Pertambangan

Umum” yang diterapkan untuk akuntansi

pertambangan umum yang terkait dengan aktivitas pengupasan lapisan tanah dan aktivitas pengelolaan lingkungan hidup.

5. PSAK No. 33 (Revised 2011), “Stripping and Environmental Management Activities at the General Mining” which is applied to accounting for general mining in relation with

stripping activity and environmental

management activity.

6. PSAK No. 46 (Revisi 2010), “Akuntansi

Pajak Penghasilan”, mengatur perlakuan

akuntansi untuk pajak penghasilan dalam menghitung konsekuensi pajak kini dan

masa depan untuk pemulihan

(penyelesaian) jumlah tercatat aset

(liabilitas) di masa depan yang diakui pada laporan posisi keuangan; serta transaksi- transaksi dan kejadian-kejadian lain pada periode kini yang diakui pada laporan keuangan.

6. PSAK No. 46 (Revised 2010), “Accounting

for Income Taxes”, prescribes the

accounting treatment for income taxes to account for the current and future tax consequences of the future recovery (settlement) of the carrying amount of assets (liabilities) that are recognized in the statements of financial position; and transactions and other events of the current period that are recognized in the financial statements.

7. PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen

Keuangan: Penyajian”, menetapkan prinsip

penyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus asset keuangan dan liabilitas keuangan.

7. PSAK No. 50 (Revised 2010), “Financial Instruments: Presentation”, establishes the

principles for presenting financial

instruments as liabilities or equity and for offsetting financial assets and financial liabilities.

8. PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen

Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”,

mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan dan kontrak pembelian atau penjualan item nonkeuangan. Persyaratan penyajian informasi instrument keuanagn diatur dalam PSAK No. 50 (revisi 2010):

Instrumen Keuangan: Penyajian.

Persyaratan pengungkapan informasi

instrument keuangan diatur dalam PSAK

No. 60: Instrumen Keuangan:

Pengungkapan.

8. PSAK No. 55 (Revised 2011), “Financial

Instruments: Recognition and

Measurement”, establishes principles for

recognizing and measuring financial

assets, financial liabilities and some contracts to buy or sell non-financial items. Requirements for presenting information about financial instruments are in PSAK

No. 50 (Revised 2010): Financial

Instruments: Presentation. Requirements for disclosing information about financial instruments are in PSAK 60: Financial Instruments: Disclosures.

9. PSAK No. 56 (Revisi 2010), “Laba per

Saham”, menetapkan prinsip penentuan dan

penyajian laba per saham, sehingga meningkatkan daya banding kinerja antar entitas berbeda pada periode pelaporan sama, dan antar periode pelaporan berbeda untuk entitas sama.

9. PSAK No. 56 (Revised 2010), “Earnings per Share”, prescribes principles for the determination and presentation of earnings per share, so as to improve performance comparisons between different entities in the same period and between different reporting periods for the same entity.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

u. Penerapan SAK revisi lain (lanjutan) u. Adoption of other revised SAK (continued)

10. PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan:

Pengungkapan”, mensyaratkan

pengungkapan dalam laporan keuangan yang memungkinkan para pengguna untuk

mengevaluasi signifikansi instrument

keuangan atas posisi dan kinerja keuangan; dan jenis dan besarnya risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang mana entitas terekspos selama setahun dan pada akhir tahun pelaporan, dan bagaimana entitas mengelola risiko-risiko tersebut.

10. PSAK No. 60, “Financial Instruments:

“Disclosures”, requires disclosures in financial statements that enable users to evaluate the significance of financial instruments for financial position and performance; and the nature and extent of risks arising from financial instruments to which the entity is exposed during the period and at the end of the reporting period, and how the entity manage those risks.

3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN 3. SOURCE OF ESTIMATION UNCERTAINTY

Pertimbangan Judgments

Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan SAK mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasian.

The preparation of consolidated financial statements, in conformity with SAK requires management to make judgments, estimates and assumptions that affect amounts reported therein.

Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian:

The following judgment was made by management in the process of applying the accounting policies that have the most significant effects on the amounts recognized in the consolidated financial statements:

Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan Classification of financial assets and financial

liabilities Grup menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas

tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas

keuangan dengan mempertimbangkan apakah

definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi seperti diungkapkan pada Catatan 2r.

The Group determines the classifications of certain assets and liabilities as financial assets and financial liabilities by judging if they meet the definition set forth in PSAK No. 55. Accordingly, the financial assets and financial liabilities are accounted for in accordance with the accounting policies disclosed in Note 2r.

Estimasi dan asumsi Estimates and assumptions

Grup mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasian disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan, mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi diluar kendali Grup. Perubahan tersebut tercermin dalam asumsi terkait pada saat terjadinya. Sehubungan dengan adanya ketidakpastian yang melekat dalam membuat estimasi, hasil aktual yang dilaporkan di masa mendatang dapat berbeda dengan hasil estimasi yang dilaporkan tersebut.

The Group based its assumptions and estimates on parameters available when the consolidated financial statements were prepared. Existing circumstances and assumptions about future developments, may change due to market changes or circumstances arising beyond the control of the Group. Such changes are reflected in the assumptions as they occur. Due to inherent uncertainty in making estimates, actual results reported in future periods may differ from those estimates.

Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada akhir periode pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk periode berikutnya, diungkapkan di bawah ini.

The key assumptions concerning the future and other key sources of estimation uncertainty at the end of reporting period that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial period are disclosed below.

Lihat Laporan Reviu Akuntan Independen atas reviu terhadap laporan keuangan konsolidasian.

See Independent Accountants’ Review Report on the review of the consolidated financial statements.

3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN

(lanjutan)

3. SOURCE OF ESTIMATION UNCERTAINTY

(continued)

Estimasi dan asumsi (lanjutan) Estimates and assumptions (continued)

Liabilitas imbalan pascakerja Provision for post-employment benefits

Penentuan kewajiban dan beban liabilitas imbalan pascakerja karyawan bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk, antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur

pensiun dan tingkat kematian. Sementara

manajemen berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan manajemen dapat mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi atas pensiun dan imbalan kerja dan beban imbalan kerja neto. Nilai tercatat atas estimasi liabilitas imbalan pascakerja karyawan pada akhir periode pelaporan diungkapkan dalam Catatan 21.

The determination of the obligations and cost for

provision for post-employment benefits is

dependent on its selection of certain assumptions used by the independent actuaries in calculating such amounts. Those assumptions include, among others, discount rates, annual salary increase rate, annual employee turn-over rate, disability rate, retirement age and mortality rate. While the management believes that its assumptions are reasonable and appropriate, significant differences in the actual results or significant changes in the assumptions may materially affect its estimated liabilities for post-employment benefits and net employee benefits expense. The carrying amount of the estimated liabilities for post-employment benefits at the end of reporting periods are discussed in Note 21.

Penyusutan aset tetap Depreciation of fixed assets

Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan masa yang lebih pendek antara taksiran masa

manfaat ekonomisnya atau masa izin

pertambangan. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 4 tahun sampai dengan 20 tahun, yang merupakan umur yang

secara umum diharapkan dalam industri

pertambangan batubara. Perubahan tingkat

pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Nilai tercatat dan beban penyusutan aset tetap dijelaskan dalam Catatan 10.

The costs of fixed assets are depreciated on a straight-line method over the shorter of their estimated useful lives or mine life permits. Management properly estimates the useful lives of these fixed assets to be within 4 to 20 years. These are common life expectancies applied in the coal mining industries. Changes in the expected level of usage and technological development could impact the economic useful lives and the residual values of these assets, and therefore future depreciation charges could be revised. The net carrying amount of the fixed assets and the related depreciation expenses are disclosed in Note 10.

Liabilitas untuk pengelolaan dan reklamasi

lingkungan hidup dan penutupan tambang

Provision for environmental and reclamations costs and mine closure

Entitas anak menilai provisi ini pada setiap akhir periode laporan. Estimasi dan asumsi yang signifikan digunakan dalam penentuan provisi karena banyak faktor yang mempengaruhi besarnya jumlah akhir yang terutang. Faktor tersebut diantaranya adalah estimasi ruang lingkup dan biaya

aktivitas rehabilitasi, perubahan teknologi,

peraturan, kenaikan biaya karena terjadinya inflasi dan perubahan tingkat diskonto. Ketidakpastian ini dapat menyebabkan pengeluaran aktual dimasa mendatang tidak sama dengan jumlah provisi yang diakui pada saat ini. Saldo provisi pada akhir periode pelaporan merupakan estimasi terbaik manajemen mengenai nilai kini atas biaya rehabilitasi yang akan terjadi di masa mendatang.

The subsidiaries assess this provision at the end of each reporting periods. Significant estimates and assumptions are made in determining this provision as there are numerous factors that will affect the ultimate liability payable. These factors include estimates of the extent and costs of rehabilitation

activities, technological changes, regulatory

changes, cost increases as compared to the inflation rates, and changes in discount rates. These uncertainties may result in future actual expenditure differing from the amounts currently provided. The provision at reporting dates represents management’s best estimate of the present value of the future rehabilitation costs required.

3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (lanjutan) 3. SOURCE OF ESTIMATION UNCERTAINTY

Dalam dokumen 2012 Q1 Financial Report (Halaman 40-45)