• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Proses Collaborative Governance Dalam Penerapan Uang Elektronik (UNIK) Di Jalan Tol Kota Makassar

2. Desain Kelembagaan

Pemimpin meminta para pemangku kepentingan untuk terlibat dalam negoisasi itikat baik dan mengeksplorasi, kompromi dan perolehan bersama. Collaborative governance sebagai konsensus yang berorientasi meskipun menunjukkan bahwa konsensus tidak selalu tercapai. Masalahnya di sini apakah semua kolaboratif harus memerlukan konsensus. Masalah desain kelembagaan penggunaan tenggang waktu melemah merupakan sifat berkelanjutan kolaborasi secara tidak sengaja mengurangi insentif kerjasama jangka panjang. Desain Kelembagaan berkaitan dengan tata cara dan peraturan dasar dalam kolaborasi untuk prosedural proses kolaborasi yang legal, transparansi proses, inklusivitas partisipan, dan eksklusivitas forum.

Berikut hasil wawancara penulis dengan informan AL, selaku Kepala Gerbang Tol PT Bosowa Marga Nusantara dan PT Jalan Tol Seksi Empat mengenai DesainKelembagaan :

“Mengenai desain kelembagaan PT Bosowa Marga Nusantara dan PT Jalan Tol seksi Empat kami berperan sebagai pelayanan operasionalkepada

masyarakat yang lewat dijalan tol dengan menyiapkan infrastuktur berupa gardu untuk pengisian ulang kartu UNIK, mesin serta gerbang tol otomatis (GTO) yang kita pasang diseluruh gerbang tol kotaMakassar yakni gerbang tol Cambaya, Kalukubodoa, Tamalanrea, Parangloe, Briringkanayya, Bira Barat, Bira Timur, Tallo Barat dan Tallo Timur. Untuk penerbit kartu UNIK nya itu diterbitkan oleh masing-masing perbankan antara lain BRIZZI dari Bank BRI ,e-money yang dikeluarkan oleh Bank Mandiri, Flazz yang diterbitkan oleh Bank BCA, TapCashdari Bank BNI”. (Hasil wawancara informan AL 11 Desember 2019)

Sebagai kesimpulan wawancara dengan informan AL mengenai Desain Kelembagaan proses Collaborative Governance dalam penerapan UNIK dilakukan dengan tata cara dan peraturan dasar dalam kolaborasi dari PT Bosowa Marga Nusantara dan PT Jalan Tol seksi Empat khusunya dijalan tol sebagai pelayanan operasional dijalan tol dan menyiapkan infrastruktur berupa gardu untuk pengisian ulang kartu UNIK, mesin serta gerbang tol otomatis (GTO) yang diterapkan diseluruh gerbang tol kota Makassar yakni gerbang tol Cambaya, Kalukubodoa, Tamalanrea, Parangloe, Briringkanayya, Bira Barat, Bira Timur, Tallo Barat dan Tallo Timur.

Adapun wawancara penulis dengan informan AS, mengenai Desain Kelembagaan dalam proses Collaborative Governance:

“Desain Kelembagaan dalam proses kolaborasi ini bank BRI itu berperan sebagai penerbit kartu Uang Elektronik dan kita siapkan sistem nempel atau yang ditempel dialat sipembaca, kalau kita dari bank BRI itu namanya kartu BRIZZI adalah Uang Elektronik yang berbentuk kartu untuk melayani dan memproses transaksi digital yang bisa digunakan pembayaran dijalan tol dengan menempelkan kartu ke masin pembaca dan transaksinya bisa langsung diproses. adapun mesin yang kita simpan di gardu tol seperti mesin top up atau mesin untuk isi ulang saldo UNIK kepada pengguna yang mau mengisi ulang saldonya, jadi semua bank yang punya produk UNIK dia support ke kantor tol”. (Hasil wawancara informan AS 22 Januari 2020) Sebagai kesimpulan wawancara dengan informan AS mengenai Desain Kelembagaan proses Collaborative Governancedalam penerapan UNIK dilakukan

dengan tata cara dan peraturan dasar dalam kolaborasi dari bank BRI sebagai penerbit kartu Uang Elektronik yaitu BRIZZI adalah Uang Elektronik yang berbentuk kartu untuk melayani dan memproses transaksi digital yang bisa digunakan pembayaran dijalan tol dengan menempelkan kartu ke masin pembaca dan transaksinya bisa langsung diproses, selain itu menyiapkan sistem nempel atau yang ditempel dialat sipembaca dan di setiap gardu menyiapkan mesin top up atau mesin untuk isi ulang saldo UNIK kepada pengguna yang mau mengisi ulang saldonya. Dan begitupun semua bank yang punya produk UNIK dia support ke kantor tol.

Selanjutnya untuk mengetahui Desain Kelembagaan collobarative governance dalam penerapan UNIK dijalan tol kota Makassar, maka kami melakukan wawancara dengan sejumlah informan masyarakat salah satunya NA yang mengemukakan bahwa :

“Iya kami sangat setuju adanya kerjasama dari pemerintah swasta dan perbankan dalam penerapan UNIK ini karna dijalan tol itu disediakan gardu untuk isi ulang kartu unik dan ada juga mesin top up nya”.(Hasil wawancara informan NA 20 desember 2019)

Hal senada juga disampaikan informan masyarakat DA yang mengemukakan bahwa :

“Mengenai kerja samasaya setuju dengan adanya kolaborasi pemerintah perbankan dan swasta dalam penerapan unik, karna saling melengkapi seperti dijalan tol yang sediakan gardu kalau kita mau isi ulang saldo dan alat teknologinya seperti mesin yang disimpan pas digerbang tol”. (Hasil wawancara informan DA 21 desember 2019)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa adanya proses kolaborasi dari pemerintah kementrian PUPR, PT Bosowa Marga Nusantara, PT

jalan tol seksi empat dan perbankan, masyarakat merasakan proses kolabarisinya dalam penerepan unik dengan berbagai peran dari setiap pemangku kepentingan.

Berdasarkan hasil penelitian penulis di lokasi penelitian mengenai Desain Kelembagaan proses kolaborasi berkaitan dengan tata cara dan peraturan dasar dalam kolaborasi untuk prosedural, dari PT Bosowa Marga Nusantara dan PT Jalan Tol Seksi Empat khusunya dijalan tol sebagai pelayanan operasional dijalan tol dan menyiapkan infrastruktur berupa gardu untuk pengisian ulang kartu UNIK, mesin serta gerbang tol otomatis (GTO) yang diterapkan diseluruh gerbang tol kota Makassar yakni gerbang tol Cambaya, Kalukubodoa, Tamalanrea, Parangloe, Briringkanayya, Bira Barat, Bira Timur, Tallo Barat dan Tallo Timur, sedangkan bank BRI sebagai penerbit kartu Uang Elektronik yaitu BRIZZI adalah Uang Elektronik yang berbentuk kartu untuk melayani dan memproses transaksi digital yang bisa digunakan pembayaran dijalan tol dengan menempelkan kartu ke masin pembaca dan transaksinya bisa langsung diproses, selain itu menyiapkan sistem nempel atau yang ditempel dialat sipembaca dan di setiap gardu menyiapkan mesin top up atau mesin untuk isi ulang saldo UNIK kepada pengguna yang mau mengisi ulang saldonya. Dan begitupun semua bank yang punya produk UNIK dia support ke kantor tol.

3.Kepemimpinan

Kepemimpinan penting untuk merangkul, memberdayakan dan melibatkan para pemangku kepentingan dan memobilisasi untuk kesuksesan kolaborasi. Konflik yang tinggi dan kepercayaan rendah memiliki insentif untuk berpartisipasi maka collaborative governance dapat melanjutkan layanan perantara antara

stakeholder yang menerima layanan. Ketersediaan para pemimpin cenderung bergantung sesuai dengan keadaan setempat.Implikasi kemungkinan kerjasama yang efektif mungkin terhambat oleh kurangnya kepemimpinan. Kepemimpinan fasilitatif berkaitan dengan musyawarah yang dilakukan oleh stakeholders, penetapan aturan-aturan dasar yang jelas, membangun kepercayaan, memfasilitasi dialog antar stakeholders dan pembagian keuntungan bersama.

Berikut hasil wawancara penulis dengan informan AL, selaku Kepala Gerbang Tol PT Bosowa Marga Nusantara dan PT Jalan Tol Seksi Empat mengenai Kepemimpinan :

“Kepemimpinan itu berkaitan dengan tanggung jawab jadi yang menjadi penanggung jawab dalam penerapan unik yah badan usaha jalan tol atau PT bosowa marga nusantara dan PT jalan tol seksi empat itu sendiri beserta perbankan.Maasalah yang ada dijalan tol BMN yang tangani, misalnya masalah kartu jika kartunya tidak terbaca, petugas jalan tol yang turun tangan, itu sudah di diskusikan sebelum penerapan unik tentang kendala kartunya.Selanjutnya masalah kemacetan antrian panjang kemarin itu memang terjadi dikarnakan masyarakat belum sepenuhnya mempunyai kartu jadi kendaraan bertumpuk digerbang tol transaksi tunai sedangkan transaksi unik itu kosong, lalu kita arahakan masyarakat untuk membeli kartu uniktetapi sebagian masyarakat tetap memilih yang transaksi tunai.Munculnya peraturan kebijakan dari pemerintah ini menjadi solusi bahwa penerapan pembayaran non tunai dijalan tol berlaku 10 november 2018 tidak lagi menerima transaksi tunai tetapi menggunakan kartu unik dengan tujuan untuk mengurangi penumpukan kendaraan digerbang tol dan memberikan kemudahan kepada pengguna untuk bertransaksi”. (Hasil wawancara informan AL 11 Desember 2019)

Sebagai kesimpulan wawancara dengan informan AL mengenai Kepemimpinan bahwa tanggung jawab proses Collaborative Governance berupaya untuk mempertanggungjawabkan segala masalah yang ada di jalan tol terkait penerapan Uang Elektronik dan sehingga mendukung penuh program pemerintah dan mengsukseskan penerapan uang elektronik dijalan tol kota Makassar.

Adapun wawancara penulis dengan informan AS, mengenai Kepemimpinan dalam proses Collaborative Governance:

“Membahas kepemimpinan itu masing-masing semua punya tanggung jawab, kalau dari pihak BRI kartunya kita selalu siapkan disetiap gardu ditol, kita siapkan juga kartu unik di indomaret, bisa juga cek saldo di mesin atm BRILINK, BRI mobile dan kita siapkan juga mesin top up atau pengisian saldo uang elektronik disetiap gardu tol, jadi tanggung jawabnya kita selalu siap untuk menyiapkan kartu itu dan mengutamakan kemudahan kepada pengguna dalm bertransaksi dijalan tol”. (Hasil wawancara informan AS 22 Januari 2020)

Sebagai kesimpulan wawancara dengan informan AS mengenai Kepemimpinan bahwa tanggung jawab proses Collaborative Governance dalam penerapan UNIKmasing-masing mempunyai tanggung jawab dari setiap pemangku kepentingan, pihak dari bank BRI bertanggung jawab atas ketersediaan kartu yang disiapkan disetiap gardu ditol, indomaret, cek saldo di mesin atm BRILINK, BRI mobile dan mesin top up atau pengisian saldo uang elektronik dengan tujuan mengutamakan kemudahan kepada pengguna dalm bertransaksi dijalan tol.

Berdasarkan hasil penelitian penulis di lokasi penelitian mengenai Kepemimpinan dalam penerapan UNIK dijalan tol kota Makassar memiliki tanggung jawab masing-masing dari berbagai pihak ialah dari PT Bosowa Marga Nusantara dan PT Jalan tol seksi empat yang paling dominan dalam hal kepemimpinan yangmempertanggungjawabkan segala masalah yang ada di jalan tol terkait penerapan Uang Elektronik serta mendukung penuh program pemerintah dan mengsukseskan penerapan uang elektronik dijalan tol kota Makassarkarena kemampuan personal setiap pemimpin berpengaruh besar terhadap jalannya suatu proses kolaborasi. Dari pihak Bank BRI bertanggung jawab atas ketersediaan kartu yang disiapkan disetiap gardu ditol, indomaret,cek saldo di mesin atm BRILINK,

BRI mobile dan mesin top up atau pengisian saldo uang elektronik dengan tujuan mengutamakan kemudahan kepada pengguna dalm bertransaksi dijalan tol.

4.Proses Kolaboratif

Proses kolaboratif ini merupakan variable yang penting, dimana proses kolaboratif diawali dengan dialog tatap muka yang berkaitan dengan kepercayaan yang baik, setelah melakukan dialog tatap muka dengan baik maka akan terbangun suatu kepercayaan yang nantinya akan berpengaruh terhadap komitmen dalam proses kolaborasi, setelah komitmen para stakeholders tinggi akan terjadi suatu pemahaman bersama dalam perumusan masalah, identifikasi nilai-nilai, dan misi yang jelas. Setelah para stakeholders memiliki kesamaan dan kesepahaman, maka akan menentukan rencana strategis untuk menjalankan kolaborasi.

Berikut hasil wawancara penulis dengan informan AL, selaku Kepala Gerbang Tol PT Bosowa Marga Nusantara dan PT Jalan Tol Seksi Empat mengenai Proses Kolaboratif :

“Kalau dialog tatap muka dengan perbankan sudah banyak kali mengenai penerapan UNIK dan masalah yang dihadapi kita evaluasi lagi. Adapun pertemuan sosialisasi yang kami lakukan terkait penerapan 100% UNIK di jalan tol Makassar kita panggil pergudangan yang punya angkutan, yang punya taksi, pelabuhan pelindo yang punya angkutan umum itu semua kita panggil yang selalu melintasi jalan tol”. (Hasil wawancara informan AL 11 Desember 2019)

Sebagai kesimpulan wawancara dengan informan AL mengenai Proses Kolaboratif dalam penerapan UNIK dijalan tol kota Makassar sudah dilakukan bebarapa kali pertemuan dengan perbankan mengenai penerapan UNIK dan masalah yang dihadapi kita evaluasi lagi dan sudah melakukan sosialisasi dari berbagai angkutan umum yang selalu melintasi jalan tol.

Adapun wawancara penulis dengan informan AS, selaku RM Dana Ritel mengenai proses kolaboratif dalam penerapan UNIK :

“Iya pertemuan diawal implementasi itu hampir tiap minggu evaluasi terus, jadi acaranya itu di Bank Indonesia dan memanggil semua yang perbankan termasuk kami BRI dan ada juga Mandiri, BNI dan BCA yang punya UNIK dan pihak pengelola tol PT bosowa marga nusantara dan PT jalan tol seksi empat jika ada kendala kita evaluasi lagi”. (Hasil wawancara informan AS 22 Januari 2020)

Sebagai kesimpulan wawancara dengan informan AS mengenai Proses Kolaboratif dalam penerapan UNIK dijalan tol kota Makassar sudah dilakukan bebarapa kali pertemuan dengan pihak pengelola tol PT bosowa marga nusantara dan PT jalan tol seksi empat danperbankan mengenai evaluasi dan kendala yang dihadapi.

Selanjutnya untuk mengetahui hasil Proses Kolaboratif dalam penerapan UNIK dijalan tol kota Makassar, maka kami lakukan wawancara dengan sejumlah informan masyarakat salah satunya NA yang mengemukakan bahwa :

“Dengan adanya kartu UNIK ini sangat mendukung, karna kartu ini sangat memudahkan saya bertransaksi dijalan tol dan tidak mesti lagi menyiapkan uang tunai tetapi dengan hanya membawa kartu”.(Hasil wawancara informan NA 20 desember 2019)

Hal senada juga disampaikan informan masyarakat AM yang mengemukakan bahwa :

“Menurut saya kartu UNIK ini memudahkan saya dijalan tol tidak lagi menyiapkan uang tunai tetapi tergantikan dengan kartu, cukup 4 detik saja menunggu ditempelkan kartu itulalu kita bisa lewat dan mesin layar nya juga mendukung karna kita bisa lihatsisa saldonya”. (Hasil wawancara informan AM 22 desember 2019)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa hasil proses kolaboratif dalam penerapan UNIK dengan adanya kartu UNIK yang digunakan

dijalan tol sangat memudahkan bagi pengguna UNIK untuk bertransaksi dan mengefesienkan waktu pengguna pada saat di gerbang tol.

Berdasarkan hasil penelitian penulis di lokasi penelitian mengenai Proses Kolaboratif dalam penerapan UNIK dijalan tol kota Makassar, Proses ini merupakan variable yang penting, dimana proses kolaboratif diawali dengan dialog tatap muka antara PT bosowa marga nusantara, PT jalan tol seksi empat, bank BRI dan perbankan lainnya sudah dilakukan bebarapa kali pertemuan mengenai penerapan UNIK dan mencari solusi masalah yang dihadapi, melakukan evaluasi serta kendala yang dihadapi dalam proses penerapan kartu UNIK dijalan tol Kota Makassar.Selain itu PT Bosowa Marga Nusantara melakukan sosialisasi dari berbagai angkutan umumjalan tol seperti pergudangan yang punya angkutan besar, yang punya taksi, pelabuhan pelindo dan yang punya angkutan umum yang selalu melintasi jalan tol.

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Proses Collaborative Governnace

Dokumen terkait