• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain Kemasan

Dalam dokumen BAB II LANDASAN TEORI (Halaman 42-48)

Prinsip 13: Penyempurnaan Keindahan Tipografi

2. Informal Balance (Keseimbangan Informal)

2.18 Desain Kemasan

2.18.1 Desain Kemasan Sebagai Alat Komunikasi

Desain kemasan adalah bisnis kreatif yang mengkaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi, dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan. Desain kemasan berlaku untuk

membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan, menyimpan,

mengidentifikasi, dan membedakan sebuah produk di pasar. Pada akhirnya desain kemasan berlaku sebagai pemasaran produk dengan mengkomunikasikan kepribadian atau fungsi produk konsumsi secara unik.

Desain kemasan harus berfungsi sebagai sarana estetika untuk berkomunikasi dengan semua orang dari berbagai latar belakang, minat, dan pekerjaan yang berbeda, karena itu, pengetahuan tentang antropologi, sosiologi, psikologi, etnografi, dapat memberi manfaat dalam proses desain dan pilihan desain yang tepat. Khususnya, pengetahuan terhadap keragaman sosial dan

budaya, perilaku manusia secara nonbiologis, dan selera kebudayaan serta perbedaan budaya dapat membantu memahami bagaimana elemen visual dapat mengkomunikasikan dengan baik suatu produk.

Penyelesaian masalah visualisasi adalah inti dari desain kemasan. Masalah visualisasi itu bisa berupa perkenalan produk baru atau peningkatan penampilan produk yang sudah ada, kreativitas-dari menentukan konsep dan sketsa hingga desain tiga dimensi, analisis desain, dan penyelesaian masalah teknis-merupakan cara penyelesaian masalah desain hingga menjadi solusi inovatif. Tujuannya bukanlah untuk menciptakan penampilan desain yang menarik secara visual karena desain kemasan yang hanya indah dipandang tidak bisa menggaet pasar dengan sukses. Pencapaian tujuan yang strategis dan target pemasaran secara kreatif melalui desain yang tepat adalah fungsi utama desain kemasan.

Sebagai alat penyalur kreativitas, desain kemasan menjadi sarana untuk berekspresi. Bukan berlebihan bila dikatakan desain kemasan adalah ekspresi produk, bukan ekspresi pribadi, dan bahwa pandangan pribadi desainer atau tenaga pemasaran-baik warna, bentuk, material, atau gaya tipografi-seharusnya hanya sedikit mempengaruhi sebuah desain kemasan. Ekspresi produk, sesuatu yang menarik konsumen target pangsa pasar, dicapai melalui proses kreatif di mana elemen fisik dan visual bersama-sama mengkomunikasikan emosi, budaya,

sosial, psikologi, dan informasi kepada konsumen target30.

30

2.18.2 Desain Kemasan Sebagai Alat Identifikasi Dalam Pemasaran

Pemasaran didefinisikan sebagai perencanaan dan eksekusi konsep dan pengembangan, penentuan harga, penempatan, promosi, dan distribusi ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi tujuan individu dan organisasi. Sebagai suatu aktivitas bisnis yang terlibat dalam pergerakan barang dari produsen ke konsumen, pemasaran meliputi periklanan dan desain kemasan, perdagangan dan penjualan.

Sebagai suatu komponen masyarakat, produk mendorong pertumbuhan ekonomi dan memenuhi kebutuhan manusia untuk memberdayakan sumber daya fisik. Dengan pertumbuhan konsumerisme yang terus berlanjut, maka berlipatgandalah produk dan jasa. Di kebanyakan supermarket ada puluhan ribu produk berbeda yang berderet di rak. Departement store, toko grosir, toko grosir, toko barang-barang khusus, outlet, dan internet merupakan peluang ritel, dan dalam lingkungan ini produk lebih ditonjolkan dengan desain kemasannya. Kenyataannya, produk telah menyatu kedalam semua aspek kehidupan kita

sehingga produk bukan lagi merupakan barang kebutuhan tetapi keinginan.31

2.18.3 Identitas Merek

Identitas merek adalah aspek nyata suatu merek-komponen yang penting termasuk nama, warna, simbol, dan elemen desain lainnya. Representasi visual dari elemen-elemen ini dan kombinasinya mendefinisikan merek dan membedakan produk dan atau jasa dari satu tenaga pemasaran dengan tenaga

31

pemasaran lainnya. Identitas merek menciptakan keterkaitan emosional dengan konsumen. Apakah itu ide abstrak maupun ide konkrit tentang suatu produk, ketika masuk dalam pikiran konsumen, identitas tersebut menjadi gambar mental atau persepsi atas produk. Keterkaitan merek dengan konsumen tersebut adalah

sesuatu “yang-harus-dimiliki” untuk kesuksesan pemasaran32

.

2.18.4 Desain Kemasan dan Masyarakat

Sebagai bagian material yang cepat dibuang, desain kemasan banyak menampilkan nilai budaya pasar. Oleh karena keberadaaan desain kemasan utamanya adalah di pasar (supermarket, outlet penjualan grosir, atau department

store), di mana orang-orang dengan berbagai latar belakang budaya dan nilai

berkumpul, desain kemasan harus mampu menarik perhatian konsumen dengan segera. Hal ini dicapai dengan menerapkan elemen visual dan desain yang menarik target konsumen. Melalui riset pasar yang ekstensif dan penerapan

elemen desain yang terencana, simbol-simbol budaya mampu

mengkomunikasikan nilai-nilai budaya. Desain kemasan yang benar-benar efektif membuat konsumen “melihat” diri sendiri dan keinginan diri sendiri lewat

elemen-elemen desain pada kemasan33.

32

Ibid., hal 40.

33

2.19 Fotografi 2.19.1 Fotografi

Fotografi berasal dari kata photography (bahasa Inggris) yang terdiri dari dua kata, yaitu photo (cahaya) dan graph (tulisan atau lukisan). Fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tidak

ada cahaya berarti tidak ada foto yang bisa dibuat34.

2.19.2 Teknik dan Bahasa Fotografi

Berbagai macam teknik ada di dalam fotografi. Teknik-teknik itu dapat memperindah hasil dan menambah kesan artistik dalam foto yang dibuat. Variasi dan kombinasi teknik yang tepat dalam membuat sebuah foto dapat menjadikan foto itu enak dilihat.

Sebuah foto pada dasarnya dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu foreground dan background. Foreground adalah bagian utama yang ada di suatu foto. Bagian ini berada paling dalam pada komposisi foto. Background adalah latar yang berada paling belakang dalam komposisi foto.

Dalam fotografi, ada puluhan teknik yang biasa dipakai fotografer untuk mempercantik gambarnya. Semuanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing ketika diaplikasikan pada sebuah gambar. Namun, ada beberapa

34 Darwis, Edward. 2011. Langkah Untuk Fotografer Pemula. Yogyakarta: Penerbit Rona Publishing, hal 11.

teknik dasar yang bisa dikembangkan menjadi teknik yang rumit. Teknik dasar tersebut adalah sebagai berikut.

1. Blurring

Cara menghasilkan foto dengan teknik blurring adalah dengan menggunakan Shutter Speed yang rendah. Objek yang akan dibuat menjadi blur harus bergerak lebih cepat dari Shuter Speed yang disetel.

2. Freezing

Cara mendapatkan foto dengan teknik freezing adalah fokus pada shutter speed. Pasanglah shutter speed pada tingkat yang tinggi. Usahakan gerakan si objek tidak lebih cepat daripada shutter speed yang kita seting.

3. Panning

Foto panning dibuat dengan memperhatikan hal, yaitu kecepatan objek yang bergerak dan focusing yang tepat. Pertama-tama, lakukan dulu focusing terhadap objek yang ingin dibuat tegas, jangan lupa memperkirakan kecepatannya. Setel shutter speed lebih rendah daripada gerakan objek, jika disamakan yang tercipta adalah efek freezing. Setelah merasa benar-benar fokus dan sesuai, tekan tombol rana sambil gerakkan kamera mengikuti arah objek.

4. Zooming

Cara pertama adalah lakukan focusing pada objek yang akan anda foto. Ingat, arahkan fokus pada titik dimana lensa akan berehenti diputar. Setelah itu, kunci focusing yang tadi kita dapatkan. Selanjutnya, putar zoom lensa ke arah yang diinginkan (zoom in atau zoom out) perbedaan putaran akan

menghasilkan efek yang berbeda pula. Pakailah shutter speed yang tidak terlalu tinggi.

Dalam dokumen BAB II LANDASAN TEORI (Halaman 42-48)

Dokumen terkait