• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemasan Fleksibel

Dalam dokumen BAB II LANDASAN TEORI (Halaman 35-40)

Prinsip 13: Penyempurnaan Keindahan Tipografi

13. Kemasan Fleksibel

Kemasan fleksibel mencakup beragam struktur dan material atau kombinasi material-material. Umumnya kertas dan plastik yang tidak kaku. Bentuk fleksibel yang umum adalah tas, kantung, tabung, atau pembungkus dari film. Struktur kemasan fleksibel biasanya diisi dengan produk (roti) atau membungkus disekitar sebuah stuktur (sabun). Meskipun material fleksibel tidak dapat di daur ulang, pemakaian material kemasan biasanya lebih sedikit,

mudah dilipat dan memakan sedikit ruang di tempat sampah25.

2.14 Prinsip Dasar Desain

Pengetahuan prinsip dasar desain dua dimensi adalah komponen penting bagi setiap tugas penyelesaian masalah visual. Prinsip dasar desain, sebagaimana terkait dengan penggunaan elemen-elemen desain seperti garis, bentuk, warna dan tekstur, menyediakan panduan yang membentuk komunikasi visual dan kemampuan untuk bermanuver dalam proses desain kemasan.

Desain dua dimensi dimulai dengan suatu pemahaman mengenai tata letak, yaitu susunan elemen-elemen desain yang memiliki tujuan untuk membentuk komunikasi visual. Tujuan pokok tata letak adalah untuk menciptakan organisasi visual yang memuaskan, menstimulasi, menggugah oikiran, dan nyaman bagi mata. Beberapa tata letak mengikuti grid (kerangka kerja yang menyediakan

25

sistem tetap untuk tata letak), sementara lainnya dipandu dengan menganalisis elemen-elemen desain dan bagaimana fungsi setiap elemen dalam posisinya masing-masing. Langkah pertama mencapai tujuan tersebut yaitu memahami prinsip desain, bagaimana elemen desain dipengaruhi oleh hubungannya satu sama lain, dan bagaimana pengaruhnya terhadap komunikasi visual secara keseluruhan.

Ada berbagai konsep yang berbeda-beda yang berkaitan dengan prinsip dasar desain. Konsep tersebut dapat menjadi spesifik dalam kaitannya dengan disiplin ilmu khusus atau dapat menjadi umum ketika mengacu pada suatu garis besar komposisional. Prinsip-prinsip yang didefinisikan di sini dapat memperluas pemahaman mengenai apa yang membuat suatu tata letak desain kemasan efektif

sementara tata letak lainnya tampak meragukan26.

2.15 Prinsip-Prinsip Desain Kemasan

Dalam desain kemasan, prinsip dasar desain disesuaikan untuk memenuhi tujuan setiap tugas-tugas desain. Prinsip-prinsip desain tersebut terdiri dari warna, tipografi, struktur, dan citra yang diaplikasikan dalam suatu tata letak desain untuk menciptakan kesan keseimbangan, intensitas, proporsi, dan penampilan yang tepat. Inilah yang membuat elemen-elemen desain membentuk atribut komunikatif suatu desain kemasan. Ada banyak variabel yang mempengaruhi bagaimana dan mengapa desain kemasan menarik konsumen. Dari suatu perspektif murni (memindahkan variabel pemasaran lain seperti harga, lokasi, dan

26

Klimchuck, Marianne Rosner dan Sandra, A. Krasovec. 2007. Desain Kemasan Perencanaan

kesetiaan merek) terdapat elemen-elemen penting yang menangkap perhatian konsumen dengan sangat baik dan menerobos kerumunan visual dalam kompetisi ritel.

Empat penarik perhatian utama  Warna

 Struktur fisik atau bentuk  Simbol dan Angka  Tipografi

Daya tarik elemen desain adalah berdasarkan:

Prinsip dasar desain + tujuan pemasaran yang jelas + pemakaian empat penarik perhatian utama dengan efektif = desain kemasan konsumen yang dirancang dengan baik.

Desain kemasan yang bisa melayani target pasar yang dituju haruslah:

Sesuai dengan budaya setempat

Tatanan bahasa yang tepat dan akurat

Logis secara visual

 Dirancang secara kompetitif27.

27

2.16 Dasar-Dasar Penyusunan

Penyusunan atau komposisi dari unsur-unsur estetik merupakan prinsip pengorganisasian unsur dalam desain. Dasar-dasar penyusunan dibagi menjadi:

1. Harmoni (Selaras)

Harmoni atau selaras merupakan paduan unsur-unsur yang berbeda dekat. Jika unsur-unsur estetika dipadu secara berdampingan maka akan timbul kombinasi tertentu dan timbul keserasian (harmony). Interval sedang menimbulkan laras dan desain yang halus umumnya berwatak laras. Namun harmonis bukan berarti merupakan syarat untuk semua komposisi/susunan yang baik. Acapkali diisyaratkan pengguna susunan harmonis banyak disukai pada masyarakat konservatif.

2. Kontras

Kontras merupakan paduan unsur-unsur yang berbeda tajam. Semua matra (dimensi) sangat berbeda (interval besar), gelombang panjang pendek yang tertangkap oleh mata/telinga menimbulkan warna/suara. Tanggapan halus, licin, dengan alat raba menimbulkan sensasi yang kontras; pertentangan adalah dinamik dari eksistensi menarik perhatian. Kontras merangsang minat, kontras menghidupkan desain; kontras merupakan bumbu komposisi dalam pencapaian bentuk. Tetapi perlu diingat bahwa kontras yang berlebihan akan merusak komposisi, ramai dan berserakan.

3. Repetisi (Irama)

Repetisi merupakan pengulangan unsur-unsur pendukung karya seni. Repetisi atau ulang merupakan selisih antara dua wujud yang terletak pada ruang dan

waktu, maka sifat paduannya bersifat satu matra yang dapat diukur dengan interval ruang, serupa dengan interval waktu antara dua nada musik beruntun yang sama. Interval ruang atau kekosongan atau jarak antar objek adalah bagian penting di dalam desain visual seperti interval waktu adalah kesunyian antara suara adalah bagian penting. Puisi, desain, musik, dan semua unsur dalam kesenian memungkinkan adanya repetisi (ulang).

4. Gradasi

Gradasi merupakan satu sistem paduan dari laras menuju ke kontras, dengan meningkatkan masa dari unsur yang dihadirkan. Gradasi merupakan paduan dari interval kecil ke interval besar, yang dilakukan dengan penambahan atau pengurangan secara laras dan bertahap. Gradasi merupakan keselarasan yang dinamik, dimana terjadi perpaduan antara kehalusan dan kekasaran yang hadir bersama seperti halnya kehidupan. Gradasi merupakan penggambaran susunan monoton menuju dinamika yang menarik. Sistem ini banyak dijumpai pada kesenian klasik tradisional seperti pemakaian sungging pada

pewarnaan tradisi28.

2.17 Hukum Penyusunan (Azas Desain) 1. Kesatuan (Unity)

Kesatuan adalah kohesi, konsistensi, ketunggalan atau keutuhan, yang merupakan isi pokok dari komposisi. Kesatuan merupakan efek yang dicapai dalam suatu susunan atau komposisi di antara hubungan unsur

28

pendukung karya, sehingga secara keseluruhan menampilkan kesan tanggapan secara utuh. Berhasil tidaknya pencapaian bentuk estetik suatu karya ditandai oleh menyatunya unsur-unsur estetik, yang ditentukan oleh kemampuan memadu keseluruhan. Dapat dikatakan bahwa tidak ada komposisi yang tidak utuh.

2. Keseimbangan (Balance)

Keseimbangan dalam penyusunan adalah keadaan atau kesamaan antara kekuatan yang saling berhadapan dan menimbulkan adanya kesan seimbang secara visual ataupun secara intensitas kekaryaan. Bobot visual ditentukan oleh ukuran, wujud, warna, tekstur, dan kehadiran semua unsur dipertimbangkan dan memperhatikan keseimbangan. Ada dua macam keseimbangan yang diperhatikan dalam penyusunan bentuk, yaitu keseimbangan formal (formal balance) dan keseimbangan informal (informal balance).

Dalam dokumen BAB II LANDASAN TEORI (Halaman 35-40)

Dokumen terkait