• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Berdasarkan pada tujuan yang akan dicapai dan masalah penelitian yang harus dipecahkan serta sifat dan analisis data yang diperlukan maka penelitian ini dilaksanakan melalui pendekatan gabungan atau kombinasi antara pendekatan kualitatif dan kuantitatif yang bersifat komplementer (Thomas, 2003:6). Karena itu perbedaan karakter dari dua pendekatan tersebut justru memberikan asas manfaat.

Secara historis pemikiran tentang pendekatan gabungan ini mulai populer dikembangkan sekitar tahun 1959, yakni pada penelitian yang dilakukan oleh

Campbell dan Fisk yang kemudian dikenal dengan multi method - multi trait approach. Penelitian ini dengan prosedur pengumpulan data gabungan, yakni survei dan wawancara yang melahirkan metode "between method" (Creswelt, 1994).

Penggunaan pendekatan gabungan pada penelitian ini didasari oleh aspek terbatasnya cakupan penelitian dan permasalahan penelitian (Creswell, 1994: 173; Branen, 2002:10). Pendekatan gabungan menurut Creswell (1994:177) ada tiga model desain penelitian, yakni (l) two phase design; (2) dominant - less dominant design; dan (3) mixed-methodology design.

Sehubungan dengan penelitian ini maka berdasar tujuan penelitian dan sifat data yang dikumpulkan digunakan model two phase design. Model two phase design memungkinkan secara teoritis maupun praktis untuk pengembangan dua desain pada posisi saling melengkapi (complement), setara (equal), dan dilaksanakan secara berurutan (sequent). Penerapan pendekatan gabungan semata-mata untuk efektivitas pelaksanaan prosedur dan hasil penelitian.

Menurut Richey & Nelson (1996), penelitian ini termasuk jenis penelitian pengembangan (developmental research), yakni penelitian yang berorientasi pada pengembangan suatu produk yang proses pengembangannya dideskripsikan secara teliti dan produk yang diperoleh dievaluasi. Produk yang dikehendaki dalam penelitian ini adalah sebuah model pembelajaran IPS berbasis nilai budaya lokal batik klasik untuk penguatan jati diri bangsa. Pendekatan penelitian dan pengembangan dipandang tepat karena tujuannya adalah mengembangkan model

pembelajaran yang efektif dan adaptabel sesuai kondisi dan kebutuhan nyata di sekolah.

Research and development (R & D) yang dikembangkan oleh Borg dan Gall (1989: 781-802), berdasarkan pada data lapangan, hasil uji lapangan, dan revisi. R & D meliputi tahapan-tahapan berupa cycle hingga diperoleh definisi objektif, mirip

siklus “classroom action research spiral” (Hopkins, 1993:48) yang merupakan “involves teachers using methods to study classroom problems” (McMillan dan Schumacher, 2001: 20). Ditekankan oleh Borg dan Gall (1989: 783) model yang dikembangkan hendaknya “real-life”, efisien, dan realistik objektif dalam rangkaian model pelajaran (Borg dan Gall, 1989: 797).

Borg dan Gall (1989:784-785) mengembangkan sepuluh langkah strategi dalam penelitian pengembangan, yaitu (1) Research and information collecting, yaitu studi pendahuluan, pengumpulan data awal di lapangan, studi literatur, observasi kelas, mempersiapkan rancangan kegiatan dan penelitian. Langkah ini dilakukan dengan prasurvey mengawali R & D. (2) Planning, adalah langkah perumusan tujuan, pengembangan model pembelajaran sebagai educational product, merumuskan keterampilan dan menentukan pokok-pokok pengembangan bahan pembelajaran, serta uji coba tahap awal. (3) Develop preliminary form of product, adalah pengembangan draf awal model yang ingin dihasilkan, menyiapkan perlengkapan dan instrumen pembelajaran, handbook, dan instrumen evaluasi. (4) Preliminary field testing adalah uji coba lapangan awal terbatas. Data wawancara, observasi dan angket dikumpulkan lalu dianalisis. Langkah ke empat ini untuk

mendapatkan data kualitatif awal dari model hipotetik yang akan diujicobakan pada langkah berikutnya. (5) Main product revision adalah merevisi protipe yang telah diujicobakan. Revisi model hipotetik didasarkan hasil uji coba lapangan awal. (6) Main field testing adalah uji coba lapangan utama. Data kuantitatif berupa skor atau nilai yang diperoleh subyek penelitian pada pretest dikumpulkan, lalu dibandingkan dengan data kelompok kontrol. (7) Operasional product revision adalah merevisi prototipe secara operasional menggunakan informasi dan data yang terkumpul melalui uji coba lapangan tahap pertama, sehingga pada tahap selanjutnya dapat meningkatkan dan menyempurnakan produk penelitian. (8) Operational field testing- uji coba model secara operasional atau uji coba empirik. Data wawancara, observasi, dan angket dikumpulkan lalu dianalisis. Pada langkah ini ditentukan draf akhir model untuk disebarluaskan (diseminasikan); (9) Final product revision-tahap revisi akhir dari prototipe (model yang dihasilkan). Revisi dilakukan memperhatikan masukan dan saran-saran dari monitoring, wawancara dengan guru, dan observasi langsung terhadap pelaksanaan uji coba. (10) Dissemination and implementation.

Untuk kepentingan disertasi ini peneliti menyederhanakan tahap-tahap penelitian dan pengembangan menjadi tiga tahap, yakni sebagai berikut.

1. Penelitian Pendahuluan (pra-survey)

Tahap penelitian pendahuluan merupakan kegiatan research and information collecting memiliki dua kegiatan utama, yaitu studi literatur (kajian pustaka dan hasil penelitian terdahulu) dan studi lapangan. Hasil dari kegiatan ini adalah

diperolehnya profil implementasi sistem pembelajaran, khususnya yang berkaitan dengan kegiatan atau obyek pembelajaran yang hendak ditingkatkan mutunya. 2. Pengembangan Model

Tahap pengembangan sebagai gabungan tahap planning and development of the preliminary form of product mengandung kegiatan-kegiatan; penentuan tujuan, menentukan kualifikasi pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian dan pengembangan (peneliti dan guru), merumuskan bentuk partisipasi pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian dan pengembangan, menentukan prosedur kerja, dan uji kelayakan. Hasil dari kegiatan ini adalah diperolehnya draft desain model yang siap untuk diujicobakan. Tahap uji lapangan mengandung tahap-tahap preliminary field testing, main product revision, main field testing, dan product revision memiliki kegiatan utama, yaitu uji coba, baik uji coba terbatas (preliminary field test) maupun uji coba lebih luas (main field test). Di samping itu, tahap ini mengandung pula kegiatan untuk merevisi terhadap hasil setiap uji coba model sistem pembelajaran. Kegiatan uji coba dilakukan secara siklis (desain, implementasi, evaluasi, dan penyempurnaan) sampai ditemukan model sistem pembelajaran yang siap untuk divalidasikan.

3. Pengujian Efektivitas Model

Tahap validasi terdiri atas kegiatan operational field testing dan final product revision dengan tujuan untuk menguji model melalui kuasi eksperimen dengan kelompok (pretest–posttest) satu kelompok perlakuan dan satu kelompok kontrol.

Hasil eksperimentasi menjadi bahan pertimbangan dalam membuat rekomendasi tentang efektivitas dan adaptabilitas model IBNBBK di sekolah.

Dokumen terkait