• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN

B. Implikasi Hasil Penelitian

3. Sumber dan Media Belajar

Pembelajaran IPS berbasis nilai budaya lokal batik klasik dapat mengguna-kan berbagai sumber dan media pembelajaran. Meskipun demikian motif-motif batik dan makna filosofis menjadi komponen yang harus ada dalam pembelajaran model IBNBBK.

C. Rekomendasi

Berdasar simpulan hasil penelitian tentang gambaran model pembelajaran IPS berbasis nilai budaya lokal untuk peningkatan kompetensi dan penguatan jati diri bangsa maka dikemukakan rekomendasi sebagai berikut.

Model pembelajaran IBNBBK yang dikembangkan dengan unsur 4 R dari kurikulum Postmodern mampu menciptakan pembelajaran IPS yang bermakna dan menyenangkan, karena itu guru perlu mengembangkan materi pembelajaran dengan konteks sosial budaya peserta didik.

Salah satu ciri pembelajaran model pembelajaran IBNBBK adalah student centered, makin besar keterlibatan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran makin besar pula untuk melakukan aktivitas belajar. Karena itu guru perlu mendesain ruang

kelas dalam situasi proses “inquiry” sehingga peserta didik tidak hanya belajar tentang konsep-konsep dan prinsip-prinsip tetapi juga mengalami proses belajar tentang pengarahan diri sendiri. Prosedur pelaksanaan model IBNBBK dirancang melalui langkah-langkah yang mengutamakan aktivitas peserta didik dan mengurangi dominasi guru. Karena itu dibutuhkan kesadaran guru untuk menjadi pemandu bukan sebagai pemateri.

Implikasi dari prosedur penilaian pada model pembelajaran IBNBBK mensyaratkan guru untuk mengembangkan instrumen evaluasi dengan mem-pertimbangkan aspek pengetahuan, nilai dan sikap serta keterampilan peserta didik dalam mengaktualisasi nilai-nilai pembelajaran di sekolah dengan konteks kedirian dan lingkungan sosialnya.

2. Bagi Sekolah

Sekolah sebagai tempat berkumpulnya peserta didik dari berbagai golongan, ras, budaya, dan gender diharapkan mampu mentransformasikan nilai-nilai luhur

agama yang dianggap “absolute” dan nilai-nilai budaya yang bersifat relative

menjadi “core values” pendidikan karakter yang terpancar dari nilai altruistic dalam keberagamaan. Dampaknya, akan menumbuhkembangkan nilai-nilai fundamental lain, yakni simpati, empati, loyalitas dan toleransi terhadap berbagai jenis perbedaan dan mutual trust antar berbagai kelompok kepentingan yang berbasis agama, etnis, dan ras.

Meningkatnya aktivitas positif peserta didik pada model pembelajaran IBNBBK dapat menghilangkan kesan bahwa pelajaran IPS sebagai pelajaran yang membosankan dan kurang menarik. Kondisi ini dipengaruhi oleh variasi tahapan dalam pembelajaran model pembelajaran IBNBBK yang memberi kesempatan seluas-luasnya pada peserta didik untuk menemukan nilai dan merealisasikan nilai dalam bentuk tindakan bermoral kaitannya dengan kedirian peserta didik dan dalam interaksi sosialnya.

3. Bagi Siswa

Salah satu ciri pembelajaran model pembelajaran IBNBBK adalah student centered. Semakin besar keterlibatan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran makin besar pula peserta didik untuk melakukan aktivitas belajar. Guru perlu

mendesain ruang kelas dalam situasi proses “inquiry” sehingga peserta didik tidak hanya belajar tentang konsep-konsep dan prinsip-prinsip tetapi peserta didik juga mengalami proses belajar tentang pengarahan diri sendiri, tanggung jawab, komunikasi soal.

Bagi para peneliti, khususnya para dosen pengelola program studi IPS dan PIPS hendaknya dapat mengembangkan lebih lanjut melalui penelitian yang lebih komprehensif, melibatkan para guru secara langsung dalam proses penelitian sejak proses awal. Para dosen hendaknya berkolaborasi dengan guru-guru IPS melalui model penelitian tindakan kelas atau model penelitian lain yang ditujukan untuk inovasi pembelajaran IPS di sekolah. Dari proses penelitian ini sesungguhnya nampak dan terasa adanya keinginan kuat dari para guru IPS untuk melakukan inovasi pembelajaran, namun pada umumnya mereka mengaku masih mengalami kesulitan terutama karena kurang percaya diri. Dengan berkolaborasi, keinginan para guru tersebut diharapkan akan dapat terpenuhi, di samping sebagai wujud sinergi akademis, antara pakar dan praktisi pendidikan IPS.

5. Bagi Perguruan Tinggi

Bagi perguruan tinggi yang mengelola program studi PIPS dan rumpun PIPS dapat mengembangkan berbagai inovasi pembelajaran melalui penelitan yang didasarkan pada kebutuhan nyata pembelajaran di sekolah. Untuk itu diperlukan jaringan kerjasama yang baik, antara kampus dan sekolah. Apabila dimungkinkan melalui penelitian, kunjungan dosen/guru tamu, Program Pengalaman Lapangan (PPL), serta kegiatan-kegiatan insidental lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, I.( 2005). Kontruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Adimihardja, K. (2008) . Dinamika Budaya Lokal. Bandung: Pusat Kajian LBPB.

Agung, L. (2010). Pengembangan Model Pembelajaran muatan lokal di SMP berbasis seni batik klasik untuk menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan. Dalam Laporan Penelitian. Stranas. Surakarta: LPP – UNS.

Ahimsa-Putra, H. (2004). Warisan Budaya. Dalam ―Jejak Masa Lalu: Sejuta Warisan Budaya”,(eds)Arwan Tuti Artha. Yogyakarta: Kunci Ilmu.

ALPTKI, ( 2009). Pemikiran tentang PendidikanKarakter dalam Bingkai UtuhSis tem Pendidikan Nasional, AsosiasiLembaga Pendidikan TenagaKependidikan.

Alwasilah, C. dkk.(2009). Etnopedagogi Landasan Praktek Pendidikan danPendidikan Guru. Bandung: Kiblat.

Amril M. (2005). Etika dan Pendidikan, Yogyakarta: Adttya Media.

Andersesn OW & Krathwohl. (2001). A Taxonomy for Learning , Teaching and Assesing ( A

Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives), New York: Adison Wisley

Longman Inc

Anderson, B. (2002). Imagined Communities (Komunitas-komunitas Terbayang). Cetakan II. Yogyakarta: INSIST Bekerjasama dengan Pustaka Pelajar.

Antonio M. B. (2004). Digital Skills, Globalization, and Education ..”( Edited ) Marcelo M. Suárez-Orozco and Desirée Baolian Qin-Hilliar. Berkelyy Los Angeles London: University of California

Appadurai, A. (1996). Modernity at large: Cultural dimensions of globalization. Minneapolis: University of Minnesota Press.

Apple, M. W.(2007).Globalizing Education. Policies, Pedagodies, & Politics. New Kenway, Jane & Singh, Michael (Ed.) York: Peter Lang.

Aprilia T.( 2004). Busana Pengantin Adat Karaton Kasunanan Surakarta:Kajian Tentang Makna, Filosofi, dan Simbolik Busana Pengantin Dodot.Surakarta: Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS.

Arends, R. (1989). Learning to Teach. New York: Mc Graw-Hill Book Company. Arends, R . (1997). Classrom Instruction and Management. New York: Mc Graw Hill.

Atmodjo, M.M.S.K. (1986).” Pengertian Kearifan Lokal dan Relevansinya dalam Modernisasi‖ dalam Ayatrohaedi penyunting (1986). Kepribadian Budaya Bangsa (Local Genius). Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.

Ausubel, D.P.(1963). The Psychology Meaningful Verbal Learning. New York: Grune & Stratton.

Azra, A. (2000). Pendidikan Islam; Tradisi Modernisasi Menuju Milennium Baru. Jakarta: PT Logos WacanaIlmu

Bagus, L. (2002). Kamus Filsafat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Banks, J. (1990) . Teaching Strategies for the Social Studies. New York & London: Longman. Barker. (2005). Cultural Studies: Teori dan Praktek. Yogyakarta: Kreasi Wacana

Barr, R., Shermis, S. & Barth, L.J. (1978) . The Nature of the Social Studies. California: ETC Publications, Palm Spring.

Bastomi,S.(1992). Seni dan Budaya Jawa. Semarang: IKIP Semarang. Baudrillard, J .(19830). Simulations. New York: Semiotext(e).

Bauman, Z .(1993). Postmodern Ethics. Oxford: Blackwell.

Beal.C, B. (2009). Teaching Social Studies in Middle and Secondary School, Fifth Edition, Pearson Nedw York

Bertens .(1994). Etika, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Beyer, B.K.(1979). Inquiry in the Social Studies Classroom: A. Strategy for Teaching. Columbus, OH: Charles E. Merril Publ.Co.

Beyer, B.K. (1987). Practical Strategies for theTeaching of Thinking. Boston, London, Sydney, Toronto : Allyn and Bacon,Inc.

Bloom, B. et al. (1986). Taxonomy Educational Objectives: The Classification of Educational Goals, Handbook I Cognitive Domain. New York: Longman.

Bloom,D. E.(2004).Globalization and Education: An Economic Perspective.In Globalization: Culture and Education in the New Millennium (edited) by Suárez-Orozco and Desirée Baolian Qin-Hilliard, California: University of California Press Berkeley and Los Angeles, California.

Bogdan, R. & Biklen, S.K. (1990) Riset Kualitatif untuk Pendidikan : Pengantar ke Teori dan Metode. Alih bahasa Munandir, Jakarta : PAU-UT.

Bogdan, R. & Taylor S.J. (1993) Kualitatif Dasar-dasar Penelitian , Alih bahasa A. Khosin Afandi. Jakarta Usaha Nasional

Bohm, D.(1988). Postmodern Science and a Postmodern World. In David Ray Griffin (ed.), The Reenchantmentof Science, 5768. Albany: State University of New York Press.

Bondi, J. C. (2002) . Curriculum Development: A Guide to Practice. 6th ed. Upper Saddle River, NJ:Merrill.

Borg, W. R. & Gall, M.D. (1989). Educational Research. London: Longman Group. Brandes, J.L.A.( 1889). “Een Jayapatra of Acte Van Eene Rechterlijke Uitspraak Van Caka

849”, dalam TBG. 32

Bratasiswara, H. ( 20000. Bauwarna Adat tatacara Jawa. Jakarta: Yayasan Suryasumirat Bruner, J.S. (1960). The Process of Education. London: Harvard University Press.

Budiono H. (2000). Simbolisme Dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: Hanindita Graha Widia. Capra, F.( 2009). Titik Balik Peradaban: Sains, Masyarakat, dan Kebangkitan Kebudayaan

(penerjemah : M. Thoyibi., dari The Turning Point: Science, Society and The Rising Culture). Yogyakarta: Jejak.

Carr, D. (Ed.).(1998).Education, Knowledge and Truth. Beyond the postmodern impasse. London and New York: Routledge.

Cary, L. J. (2006) . Curriculum Spaces: A Postmodern Approach to Educational Research. Mahwah, NJ: Peter Lang.

Castenell, L., Jr., & Pinar, William F.(1993). Understanding Curriculum as Racial Text: Representations ofIdentity and Difference in Education. Albany: State University of New York Press.

Coatsworth, John H.( 2004). Globalization, Growth, and Welfare in History In Globalization: Culture and Education in theNew Millennium (edeteds) Marcelo M. Suárez-Orozco and Desirée Baolian Qin-Hilliard University of California Press Berkeley and Los Angeles, California

Creswell, J. W.(1994).Qualitiative & Quantitative Approach. London New Delhi:SAGE Publications.

Creswell, J.W.(1998).Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among Five Traditions. London : Sage Publications

Darmaningtyas. (2004). Pendidikan yang Memiskinkan. Galang Press: Yogyakarta:Galang Press. Darusuprapta.(1985). Arti dan Nilai Babad dalam Kebudayaan Jawa, Yogyakarta: Javanologi . Depdiknas. (2002). Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Pusat Kurikulum,

Balitbang Depdiknas.]

Derrida, J. (2001). Writing and Difference, Translated, with an introduction and additional notes, by Alan Bass,London :Routledge,

Dewantara,H.(1977). Karya Ki Hajar Dewantara. Bagian Pertama: Pendidikan. Yogjakarta: Penerbitan Taman Siswa.

Dewey, J. (1974). The Child and The Curriculum,and The School and Society, Chicago and London: The University of Chicago

Djahiri, K.(1996). Menelusuri Dunia Efektif : Pendidikan Nilai Dan Moral, Bandung : Laboratorium Pengajaran PMP IKIP Bandung

Djelantik.(1999). ESTITIKA:Sebuah Pengantar, Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukkan Indonesian.

Djoemena, N. S. (1990) . Ungkapan Sehelai Batik. Jakarta: Djambatan.

Doll, W. E. (1993). A postmodern perspective on curriculum. New York: Teachers College Press.

Dros, J. (2001. “Masalah IPS dan IPS‖. Dalam Sindhunata (eds). Pendidikan Kegelisahan Sepanjang Zaman. Yogyakarta: Kanisius.

Dusek. (2003). Philosophy and Techonology. The Technological Condition. An Anthology. London: Blackwell.

Eggen and Kauchak. (1996). Strategies for Teachers: Information Processing Models in the Classroom. New jersey: Prentice-Hall, Inc.

Elliot, Inger Mc. Cabe.(1984). Batik: Fabled Cloth of java. New York: Clarkson N. Potter, inc/Publisher.

Erikson, E, H. ( 1989) .Identitas dan Siklus Hidup Manusia; Bunga Rampai 1.Penerjemah : Agus Cremers. Jakarta : PT. Gramedia.

Featherstone, M. (2002). Consumer Culture & Postmodernism, London: SAGE Publications Fogarty, R. (1991). How to Integrate the Curricula. Palatine, Illinois: IRI/ Skylight Publishing,

Foucault, M. (1972). Power/Knowledge. New York: Pantheon.

Fraenkel, J. R.(1977). How To Teach About Values : an Analytic Approach, San Fransisco USA : Prentice Hall

Fudyartanta, K. (1995) . Acuan Wawasan Pendidikan Budi Pekerti : Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa.

Fukuyama, F. ( 1992) . The End of History and the Last Man. London: Hamish Hamilton. Gadamer, H. G., & Derrida, Jacques .(1989). Dialogue and econstruction: The

Gadamer-DerridaEncounter. Albany: State University of New York Press.

Gall, M. D, Gall, Joyce P, & Borg, Walter R. (2003), Educational Research, An Introduction (Seventh Ed). Boston: Allyn and Bacon.

Gardner, H. (2004).How Education Changes:Considerations of History, Science, andValues,”( Edited ) Marcelo M. Suárez-Orozco and Desirée Baolian Qin-Hilliar.

Millan, Mc. H, J. & Schumacher, S. (2001). Research in Education. New York: Longman. Gasset. J. O. (1957). Man and Crisis. London: George Allen & Unwin,

Geertz, C. (1973) . The Interpretation of Culture .New York: Basic Books. Gellner, E. ( 1994), Menolak Posmodernisme, Bandung: Penerbit Mizan.

Geoffrey B. K., & Nelson, F. Burton .(2003). The Cost of Moral Leadership: The Spirituality of Dietrich Bonhoeffer.Grand Rapids, MI: Eerdmans.

Goleman, D. (1997). Emotional Intelligence: Kecerdasan Emosional MengapaEI Lebih Penting Dari IQ. Penerjemah : T. Hermaya. Jakarta : GramediaPustaka Utama.

Hakam . (2007) . Pendidikan Nilai. Bandung: MKDU Press. Hamzuri.(1980). Batik Klasik, Jakarta: Djambatan

Hardiman, F. Budi. (2002). Melampaui Positivisme dan Modernitas, Yogyakarta, Kanisius, Hardjonagoro. (1991). ” Batik dari Jaman ke Jaman‖, dalam Batik Tradisonal Selayang

Pandang. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Hariwijaya. (2004). Islam Kejawen. Yogyakarta: gelombang Pasang

Hariyono. (1994). Kultur Cina dan jawa : Pemahaman Menuju Asimilasi Kultural,jakarta Pustaka Sinar Harapan.

Harvey, D. (1996). The Condition of Postmodernity, Cambridge, MA & London, UK: Blackwell. Hasan, H. (1996) .Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta: Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.

Hazlitt, H. (1964). The Foundations of Morality, Princeton: D. Van Nostrand Company Inc. Hekman, S. J. (1990) Gender and Knowledge. Elements of a Postmodern Feminism, Cambridge,

UK: Polity Press.

Hikmat, Harry. (2010). Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora Utama Press. Hill,

Hirst. P. (2001). Globalisasi adalah Mitos. Jakarta. Obor Indonesia

Honggopuro, K. ( 2002) .Batik Sebagai Busana Dalam Tatanan dan Tuntunan. Surakarta: Yayasan Peduli Kraton Surakarta Hadiningrat.

Hunt, M. P., & Metcalf, L. E. (1955). Teaching high school social studies: Problems in

Huntington dan Harrison. (2000). Cultures Matters, How Values Shape Human Progress. New York: Basic Books.

Hursh, D. W. & Ross, E. W. (2000). Democratic Social Education: Social Studies for Social Change. New York & London: Falmer Press.

Hutcheon, P. D. (1999). “The Power of Culture”, in Building Character and Culture. First Published. United States of America: Greenwood Publishing Group, Inc.

Ihromi, T. O.(1996) . Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Jameson, F. (1991). Postmodernism, or the Cultural Logic of Late Capitalism. Durham, NC:

Duke UniversityPress.

Jarolimek, J. & Foster, C.D. (1976) . Teaching and Learning in the Elementary School. London: Macmillan Publishing Co

Jarolimek, J.(1971). Social Studies in Elementary Education. New York: Macmillan Publishing Co., Inc.

Jarvis, P.(1990). International Dictionary of Adult and Continuing Education. London : Routledge.

Jasper and Mas Pirngadie.(1992 . De Inlandsche Kunstnijverheid in Nederlandsch Indie III De batikkunst. „S-Gravenhage: Mouton and Co.

Jencks, C. (1986). What Is Post-modernism? New York: St. Martin‟s.

Jenkins. (2004).Pop Cosmopolitanism: Mapping Cultural Flows in an Age of Media Convergence in theNew Millennium (edeteds) Marcelo M. Suárez-Orozco and Desirée Baolian Qin-Hilliard University of California Press Berkeley and Los Angeles, California

Johnson. (2002). Contextual Teaching and Learning, Thousand Oaks: Corwin Press, Inc.

Jonas, H. (1985). The Imperative of Responsibility. In Search of an Ethics for the Technological Age. Chicago & London: The University of Chicago Press,

Joyce, B., Weil, M., Calhoun, E. (2000) . Model of Teaching. London: Allyn and Bacon. Kartawisastra, H. Una et all (1980). Strategi Klarifikasi Nilai, Proyek Pengembangan

Pendidikan Guru (P3G), (Jakarta: Dep. Pendd. dan Kebudayaan.

Keesing, Roger M.(1999). Antropologi Budaya, Suatu Perspektif Kontemporer. Jakarta: Erlangga.

Kneller, George. (1984) . Movements of Thought in Modern Education. New York: John Wiley & Sons.

Koentjaraningrat. (1984), Kebudayaan Jawa, Jakarta: Balai Pustaka .

Koentjaraningrat. (2002), Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan.Jakarta: Pt.Gramedia Pustaka Utama.

Koesoema, A. D. (2007). Pendidikan Karakter. Jakarta: Grasindo.

Kusbandrijo, B. (2007).‟Pokok-Pokok Filsafat Jawa‟ dalam Menggali Filsafat dan Budaya Jawa, Jakarta:Prestasi Pustaka.

Lemert, C. (2005).Postmodernism Is Not What You Think. Why Globalization Threatens Modernity, Boulder. London: Paradigm Publishers.

Lesch, L. (2008). How To Prepare Students For The Information Age and Global Marketplace. Creative Learning in Action. Lanham, Maryland: Rowman & Littlefield Education. Lewis, K .( 1996). “Character EducationManifesto”. News. BostonUniversity.

Lickona, T. ( 1991) . Educating for Character. New York: Bantam Books.

Lickona, T. editor. (1976). Moral Development and Behavior: Theory; Research and Social Issues. New York: copyright by Holt, Rinehart, and Winston.

Liliweri, A. (2003). Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara.

Maira, S. ( 2004). Planet Youth: Asian American youth cultures, citizenship, and globalization. In New directions for Asian American studies. K. Ono,ed. Malden, MA: Blackwell.

Maira, S., and E. Soep, eds. (2004). Youthscapes: Popular culture, national ideologies,global markets. Philadelphia: University of Pennsylvania Press.

Marcelo M. (2004). In Globalization: Culture and Education in the New Millennium in.(edited) Suárez-Orozco and Desirée Baolian Qin-Hilliard, California: University of California Press Berkeley and Los Angeles, California

Marchettini, T., E., & Rossini, M. TT. Extending the Environmental Wisdom beyond the Local Scenario: Ecodynamic Analysis and the Learning Community.

Mas Pirngadie, Y.E .(1916) .De Batik Kunst, Nederlandsche Indie: S‟ Gravenhage. Matsumoto, D. (2000). Budaya dan Psikologi. Belmont: Wadsworth

Megawangi, R. (2004). Pendidikan Karakter Solusi yang Tepat untuk Membangun

Bangsa.Jakarta : BPMIGAS./

Millan, Mc H, J. & Schumacher, S. (2001). Research in Education. New York: Longman. Miller, J.P. (2002). Cerdas di Kelas Sekolah Kepribadian. Rangkuman Model Pengembagan

Kepribadian dalam Pendidikan Berbasis Kelas (disadur oleh Abdul Munir Mulkhan dari Humanizing the class Room oleh John. P. Miller). Yogyakarta : Kreasi Wacana

Moleong. (2001). Metologi Penelitian Kualitatif Bandung: Remaja Rosydakarya.

Moskowitz, G. (1978). Caring and Sharing in the Foreign Language Class. Massachusetts: Heinle and Heinle Publishers.

Mubarok, El Z. (2008) . Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta. Muhadjir, N.(1982). Teori Perubahan Sosial. Yogyakarta: Rake Sarasin

Muhadjir, N. ( 2000) . Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi IV. Yogyakarta:Rake Sarasin Muhaimin. ( 2004) . Paradigma Pendidikan Islam; UpayaMengefektifkan Pendidikan Agama

Islam di Sekolah.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mulder N .(1985). Pribadi dan Masyarakat di Jawa: Penjelajahan mengenai Hubungannya. Jakarta: Sinar Harapan..

Mulyana, R. (2004) . Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Nana, S.(2008). Pembelajaran Sejarah Berorientsi Pada Masalah- Masalah Kontemporer. Disertasi tidak diterbitkan. Bandung: Program Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia.

Nata, A.( 2003 ). ―Manajemen Pendidikan; MengatasiKelemahan Pendidikan Islam di Indonesia”. Jakarta:Prenada Media.

NCSS. (1994). Curriculum Standars for theSocial Studies. Washington D.C.:National Council for the SocialStudies.

Neil, Mc J. D. (1990) . Curriculum: A Comprehensive Introduction. 4th ed. Glenview, IL: Little Nieto, S .(2004). Language, Culture and Teaching . Chicago: National Reading Conference Oliva, P. F. (2001) . Developing the Curriculum. 5th ed. New York: Longman.

Oliver, D.W., & Gershman, Kathleen W. (1989). Education, Modernity, and Fractured Meaning: Toward a Process Theory of Teaching and Learning. Albany: State University of New York Press.

Palmer R. E. (2003). Hermeneutika Teori Baru Tentang Interpretasi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Paulo. F. ( 2007). Politik Pendidikan Kebudayaan, Kekuasaan dan Pembebasan, Yogyakarta: Pusataka Pelajar.

Peursen, Van CA.(1976). Strategi Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius. Piaget, J. 1973 . To understand is to invent. New York: Viking Press.

Piaget, J.(19770. The development of thought: Equilibrium of cognitive structures. New York: Viking.

Piliang,Y.A.(2004). Dunia Yang Dilipat: Tamasya Melampaui Batas-Batas Kebudayaan. Jalasutra: Bandung.

Pinar, W. F., Reynolds, William M., Slattery, Patrick, & Taubman, Peter Maas (1995). Understanding Curriculum: An Introduction to the Study of Historical and Contemporary Curriculum Discourses. New York: Peter Lang.

Poespowardojo,S.(1986).“Pengertian Local Genius dan Relevansinya dalam Modernisasi”, dalam Ayatrohaedi (ed.), Kepribadian Budaya Bangsa (Local Genius). Jakarta: Pustaka Jaya.

Candee. R. (1977). “Moral Educational ” dalam Harold E. Mitzel (ed), Encyclopedia of Educational Research. Vol. III, New York: The Free Press.

Ranjabar, J. (2006). Sistem Sosial Budaya Indonesia, Suatu Pengantar. Bandung: Ghalia Indonesia.

Raths, L.E, H. M & Simon, S.B. (1978) . Values and Teaching: working withvalues in the classroom. Second edition. Columbus: Charles. E. Merrill Publishing Company

Ritzer, G. (2002) . Sosiologi I/mu Berparadigma Ganda. Jakarta: Penerbit Rajagrapindo Persada.

Rose, C. dkk. (1977).―Accelerated Learning – for 21st Century.‖ London: Judy Piatkus Press. 1997

Ross, E. W.(1997.) The struggle for the social studies curriculum. In E. W. Ross (Ed.), The social studies curriculum: Purposes, problems, and possibilities (pp. 3-20). New York: State University of New York Press

Said, E. (1977 ). Orientalism. London: Penguin

Sariyatun. (2006). Pengembangan Model Revitalisasi Seni Batik Klasik Melalui Interpretasi Sebagai Upaya Untuk Melestarikan Warisan Budaya danMendukung Pengembangan Pariwisata. Dalam Laporan Penelitian. Hibah. Surakarta: LPP – UNS.

Sariyatun. (2007). Pengembangan Model Revitalisasi Seni Batik Klasik Melalui Interpretasi sebagai Upaya untuk Melestarikan Warisan Budaya dan Mendukung Pengembangan Pariwisata di Surakarta, Laporan Penelitian Surakarta UNS

Saylor, J.G et al .(1981). Curriculum : Perspective , Paradigm and Possibility, New York : John Wiley & Sons, Inc.

Sedyawati, E. ( 2007) . Keindonesiaan dalam Budaya. Wedatama Widya Sastra: Jakarta Sedyawati, E. dkk.(1999) . Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Jakarta: Balai Pustaka, Sedyawati, E. (2007). Budaya Indonesia Kajian Arkeologi, Seni dan Sejarah: Jakarta, Gramedia

Seri Penerbitan Buku “Indonesia Indah”.(2000). Mengenai Latar Belakang Kehidupan Bangsa

Indonesia Adat Istiadat dan Seni Budayanya. Jakarta: Yayasan Harapan Kita/BP 3 TMII, Tahun 2000.

Shaver, J.P.(1991). Handbook of Research on Social Studies Teaching and Learning, New York : Mac Millan Publishing Company.

Shaver, J. P. dan William Strong.(1982). Facing Value Decisions Rationale-Building For Teachers, New York : Teachers College

Siswanto, J. (1998). Sistem- system Metafisika Barat,Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

York:Routledge Taylor & Francis Group.

Soedijarto.(1993). Menuju Pendidikan Nasional Yang Relevan Dan Bermutu (Kumpulan Tentang Pemikiran Dan Usaha Meningkatkan Mutu Dan Relevansi Pendidikan Nasional). Jakarta: Balai Pustaka.

Soemarno S. (2009). KarakterMengantarkan Bangsa dari GelabMenuju Terang. Jakarta: Kompas Gramedia.

Somantri, M. N. ( 2001). MenggagasPembaharuan Pendidikan IPS. Bandung:Rosda Karya. Subroto, PH.(1991). Kedudukan dan Peranan Golongan Pengrajin dan Tukang Pada Masa

Jawa Kuna. Laporan Penelitiuan. Fakultas sastra Universitas gadjah Mada, Yogyakarta Sugiharto, B. ( 2000). Postmodernisme: Tantangan bagi Filsafat, Yogyakarta: Kanisius.

Sugiyono. (2008) . Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung 2002) Pendidikan Pemanusiaan Manusia Manusiawi. Bandung : Alfabeta. Sumaatmadja, N. (2000) . Manusia dalam Konteks Sosial Budaya dan Lingkungan Hidup.

Bandung: Alfabeta.

Sumardjo, J. (2002). Arkeologi Budaya Indonesia. Qalam: Yogyakarta

Susanto, S. S.K. (1980). Seni Kerajinan Batik Indonesia. Yogyakarta: Balai Penelitian Batik dan Kerajinan, Lembaga Penelitian dan Pendidikan Industri, Departemen Pendidikan RI. Suseno, F. M. (1996). Etika Jawa, Sebuah Analisa falsafi tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa,

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Suseno, F. M.(1986). Perspektif Etis Pembangunan, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Tilaar. (1998). Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional dalam Perspektif Abad 21.

Jakarta: Rineka Cipta.

Tilaar, H. A. R . (2002). Pendidikan, Kebudayaan dan Masyarakat Madani Indonesia. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Tilaar, H.A.R . (2009 ). Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta.

Tilaar, H.A.R.(2007). Mengindonesia. Etnisitas dan Identitas bangsa Indonesia: Tinjauan dari Perspektif Ilmu Pendidikan. Bandung: Rineka Cipta

Tim Balai Bahasa Yogyakarta.( 2001). Bausastra Jawa, Yogyakarta: Kanisius. Toynbee, A . (1947). A Study of History. New York: Oxford University Press.

Makna, Filosofi, dan Simbolik Busana Pengantin Dodot. Surakarta: Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS.

Turkle S. (2004). The Fellowship of the Microchip: Global Technologiesas Evocative Objects‖(Edited) Marcelo M. Suárez-Orozco and Desirée Baolian Qin-Hilliar. Berkely

Dokumen terkait