• Tidak ada hasil yang ditemukan

P

enelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen dengan model pretest-posttest control group design.

Tabel 2. Rancangan Penelitian

Subjek

Subjek penelitian pada masing-masing studi yaitu 24 anak yang berasal dari dua sekolah yang berbeda. Pengambilan subjek penelitian menggunakan teknik purposive sampling.

Adapun kriteria subjek yang digunakan yaitu kelamin kaki-laki dan perempuan yang mendapatkan skor pre test rendah pada skala perkembangan moral berdasarkan penormaan hipotetik, dan tidak memiliki cacat fisik dan gangguan mental.

Dari 24 anak tersebut dibagi dalam dua kelompok yaitu 12 anak di dalam kelompok eksperimen dan 12 anak di dalam kelompok kontrol.

Kelompok Desain Penelitian K.E. Pre-test --- X --- Post-test K.K. Pre-test --- Post-test

Studi 1

Subjek penelitian yang digunakan berasal dari SDN Dinoyo 1,dan SDN Tlogomas 2, berusia 10-12 tahun. Kelompok eksperimen diberikan perlakukan dengan permainan congklak lidi dan permainan ular naga, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan perlakukan.

Studi 2

Subjek penelitian ini berasal dari SDN Tlogomas 2 dan SD Muhammadiyah 08, dengan rentan usia 9-10 tahun.

Kelompok eksperimen diberi perlakuan permainan congklak lidi dan bentengan dan kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan.

Studi 3

Subjek penelitian berasal dari SD Muhammadiyah 8 Dau dan SD Negeri 2 Tlogomas, berusia 10-12 tahun. Kelompok eksperimen diberi perlakuan permainan tradisional boi-boian dan bekelan, sedangkan kelompok control tidak diberi perlakuan apapun.

Studi 4

Subjek penelitian berasal dari SD Negeri 2 Tlogomas dan SD Muhammadiyah 8, berusia 10-12 tahun. Kelompok eksperimen diberi perlakuan permainan tradisional gobak sodor dan congklak lidi, sedangkan kelompok control tidak diberi perlakuan apapun.

Instrumen

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur perkembangan moral adalah skala Perkembangan Moral yang merupakan hasil penelitian Penyusunan Alat Ukur Perkembangan Moral Pada Anak-Anak Usia Akhir (Iswinarti et al., 2017) yang terdiri dari 21 item dengan reliabilitas 0,872.

Aspek-aspek perkembangan moral disuusn menurut Santrock

(2012) yaitu: (1) Aspek penalaran. (2) Aspek perasaan. (3) Aspek perilaku. Skala perkembangan moral yang dibuat dalam bentuk pernyataan dengan 4 pilihan jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju yang memang pernyataan dibuat khusus untuk anak sekolah dasar.

Panduan Pemberian Perlakuan Permainan Tradisional a. P

a. Pa. P

a. Pa. Pembagian Kembagian Kembagian Kembagian Kembagian Kelompokelompokelompokelompokelompok

- Pembagian kelompok disesuaikan dengan hasil pre-test yang dilakukan terlebih dahulu kepada anak.

- Setiap kelompok permainan terdapat 12 anak.

b

bbbb. A. A. A. A. Aturan Pturan Pturan Pturan Permainanturan Permainanermainanermainanermainan

- Atuan Permainan Congklak Lidi

Penentuan pemain yang bermain lebih dahulu dengan cara hom pim pa atau suit. Pemain pertama menggenggam lidi dengan posisi lidi menempel di lantai lalu tangan dibuka (pelan-pelan) sehingga lidi berhamburan. Di antara lidi-lidi yang berserakan tersebut, diambil lidi secara satu per satu (dengan hati-hati).

Syarat: lidi-lidi yang hendak diambil tidak boleh bersentuhan dengan lidi yang lain. Apabila terdapat lidi yang tersenggol oleh lidi yang lain dan bergerak, maka permainan dianggap gugur. Jika hal tersebut terjadi maka pemain selanjutnya mendapat giliran untuk bermain.

Jika salah satu pemain mendapatkan lidi dengan jumlah paling banyak maka akan menjadi pemenang.

Aturan Permainan Ular Naga

Permainan dimulai dengan menentukan terlebih dahulu 2 orang sebagai gerbang. Penetapan nama kelompok untuk masing-masing gerbang sesuai dengan kesepakatan pemain gerbang. Kemudian pemain gerbang membuat terowongan dan pemain lainnya berjalan di bawah terowongan sambil

bernyanyi. Pemain gerbang menangkap satu orang ketika lagu tersebut selesai. Pemain yang tertangkap diminta memilih antara salah satu kelompok pemain gerbang. Bila seluruh pemain sudah tertangkap, selanjutnya masing-masing pemain gerbang saling merebut anak buahnya apabila pemain gerbang A bisa menyentuh anak buah dari pemain gerbang B, maka anak buah tersebut berpindah menjadi anak buah pemain gerbang B, begitu juga sebaliknya. Si A dan B saling mempertahankan anak buahnya untuk dilindungi dan ikut bersama kelompoknya.

Aturan Permainan Gobak Sodor

Setelah pemain terbagi, maka semua pemain bersiap-siap pada garis start dan penjaga garis bersiap pada garis yang telah ditentukan. Penjaga 1 hanya bias bergerak sepanjang garis 1.

Penjaga 2 hanya bias bergerak di sepanjang garis 2, dan seterusnya. Pemain harus bias melewati setiap penjaga garis mulai dari garis pertama sampai garis terakhir tersentuh oleh penjaga garis. Ketika ada pemain yang lolos maka itulah yang akan menjadi pemenang.

Aturan Permainan Bentengan

Permainan ini hanya diikuti oleh 8-10 orang yang dibagi ke dalam 2 kelompok (dengan cara hompimpa). Setiap kelompok menunjuk salah satu orang sebagai perwakilan untuk melakukan suit dan menentukan kelompok yang bermain lebih dahulu. Kelompok yang menang harus menarik perhatian kelompok yang kalah (bias dengan meledek). Jika sudah keluar dari banteng maka kelompok lain mengejar dan harus bisa menyentuh orang dari kelompok lawan yang keluar dari banteng untuk dijadikan sandera (dimasukkan ke dalam penjara). Kelompok yang anggotanya disandera, berusaha untuk membebaskan temannya dengan cara berlari keluar dari banteng dan untuk bias mengelabui lawannya agar keluar dari banteng, kemudian berusaha mendekati penjara dan

menyentuh teman yang telah disandera lalu segera berlari kembali ke banteng. Apabila tersentuh kembali maka akan menjadi sandera lagi. Jika ada salah satu pemain yang menyentuh banteng lawan maka harus berteriak “benteng”

sebagai tanda bahwa banteng lawan telah dikuasai, walaupun teman satu kelompoknya belum dibebaskan. Kelompok yang berhasil merebut banteng lawan menjadi pemenang dan mendapatkan poin.

Aturan Permainan Boi-boian

Syarat: setiap anggota mendapatkan giliran satu kali melempar bola untuk merobohkan tumpukan genting. Pemain tidak boleh melemparkan pada bagian kepala. Pemain yang mendapatkan bola tidak boleh berlari hanya boleh melangkah dengan satu kaki saja. Apabila ada salah satu anggota terkena lemparan bola musuh, maka pemain tersebut harus keluar dari permainan dan menunggu anggota kelompok lainnya yang tersisa. Pemain tidak boleh keluar melebihi batas yang telah disepakati.

Cara bermain: membagi kelompok dnegan jumlah yang sama, setiap pemain harus bisa menghafal teman satu kelompok. Beberapa pecahan genting (kecil-kecil) ditumpuk.

Selanjutnya menentukan jarak tumpukan ke tempat orang yang melempar bola (+ 3-4 meter). Melakukan hom pim pa untuk menentukan kelompok yang melempar pertama kali ke arah tumpukan pecahan genting, sedangkan teman sekelompok yang lainnya mencari posisi yang aman dari kejaran musuh.

Setelah berhasil merobohkan susunan pecahan genting maka pemain harus segera berpencar dan mengatur strategi untuk menyusun kembali pecahan genting yang roboh sambil berlari dan menghindar dari lemparan bola musuh. Musuh akan memindah-mindahkan bola kasti kepada teman musuh yang sekiranya mendekati dengan kelompok pemain agar mudah melempar bola ke kelompok pemain. Pada saat itu kelompok musuh melempar bola kastinya ke salah satu anggota kelompok

pemain, sehingga kelompok pemain harus bisa menghindar dari lemparan bola kasti. Jika lemparan bola kasti tidak mengenai slah satu anggota kelompok maka bolanya akan terlempar jauh. Pada saat itulah kelompok pemain menata tumpukan genting itu secepat-cepatnya

Aturan Permainan Bekelan

Syarat: pemain terdiri atas 2 orang atau lebih. Dikatakan mati (lawan bermain harus berhenti) ketika bola tidak dapat ditangkap kembali. Pemain menggunakan 6 biji bekel atau sesuai dnegan kesepakatan. Pemain juga dikatakn mati apabila pemain menyentuh bekel lain atau salah mengambil bekel sesuai dengan prosedur. Biji bekel terdiri atas 4 sisi yaitu: Phet, Rha, Klat, dan Es. Bola tidak boleh memantul lebih dari satu kali ke lantai.

Cara bermain: Permainan diawali dengan suit unutk menentukan giliran pertama. Bola dilempar ke atas kemudian menjatuhkan biji bekel ke lantai, lalu tangkap bolanya lagi.

Selanjutnya memantulkan kembali bola bekel, saat bola di atas maka pemain harus mengambil biji bekel sesuai dengan tahapannya (tahap satu Phet, kedua Rha/Rhe, ketiga Klat 1-5, keempat Es 1-5). Pemain yang dapat menyelesaikan semua tahapan permainan lebih dahulu adalah pemenang permainan.

c. P c. Pc. P

c. Pc. Prrrrrosedur Posedur Posedur Posedur Posedur Permainanermainanermainanermainanermainan

Studi 1 (congkak lidi dan ular naga)

Dalam studi 1 ini permainan congklak lidi dan ular naga dilaksanakan dalam 8 sesi (Ular naga: sesi 1, 2, 5, dan 6 sedangkan Congklak lidi: sesi 3,4, 7, dan 8)

Prosedur masing-masing permainan pada setiap sesi, sebagai berikut:

Ular Naga

1. Kegiatan kelompok (30 menit): mengumpulkan 12 peserta, memperkenalkan permainan ular naga, menjelaskan aturan permainan, dan memberikan simulasi permainan.

2. Feedback (10 menit): fasilitator menyampaikan manfaat yang diperoleh pada kegiatan (pada setiap sesi), memberikan motivasi kepada subjek, memberikan feedback dimana fasilitator memabntu untuk menjelaskan aspek-aspek perkembangan moral dalam permainan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari, dan mem-berikan arahan utnuk meningkatkan semangat dalam kompetensi pada sesi berikutnya.

Pertanyaan feedback:

Sesi 1: “Apakah adik-adik sudah mengerti cara melakukan permainan ini?” dan “Pada bagian manakah adik-adik merasa kesulitan memahami cara bermain?”

Sesi 2: “Apa yang dirasakan setelah memainkan permainan?”,

“Siapa yang bermain sesuai aturan dan melanggar aturan?”, “Adakah yang tidak mengaku saat sudah tersentuh kelompok lawan?”, dan “Jika merasa kesulitan, apa yang harus dilakukan agar bisa menyelesaikan permainan?”

Sesi 5: “Apa yang adik rasakan setelah memainkan permainan tersebut?”, “Apakah ada yang merasa kesal saat ditarik-tarik saat permainan tadi?”, “Apa yang dirasakan saat anggotanya diambil oleh kelompok lain?”, “Apa ada yang marah saat timnya kalah?”, dan “Jika ada teman yang emosi, apa yang harus adik lakukan agar suasana kembali baik?”

Sesi 6: “Apa yang adik rasakan setelah memainkan permainan tersebut?”, “Apakah ada yang melihat temannya bermain

curang? Lalu apakah kalian ikut curang juga?”, “Adakah yang memebrikan semangat kepada rekannya? Seperti apa bentuknya?”, dan “Mengapa di permainan tadi kalian saling melindungi anggota?”

3. Penutup (1 menit): menyampaikan ucapan terimakasih kepada subjek

Congklak Lidi

1. Kegiatan kelompok (15 menit): dari 12 peserta yang telah dikumpulkan akan dibagi menjadi 3 kelompok kecil, fasilitator memperkenalkan permainan congklak lidi bersama dengan alat permainannya, menjelaskan cara dan aturan permainan, serta memberikan contoh cara bermain.

2. Feedback (5 menit): fasilitator menyampaikan manfaat yang didapatkan pada kegiatan setiap sesi, memberikan motivasi kepada subjek, menjelaskan aspek-aspek perkembangan moral dalam permainan dan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.

Pertanyaan feedback:

Sesi 3: “Apakah adik sudah mengerti cara melakukan permainanini?”, “Pada bagian manakah adik erasa kesulitan memahami cara bermain?”

Sesi 4: “Apa yang adik rasakan setelah memainkan permainan tersebut?”, “Mengapa dalam bermain tadi dibuat adanya peraturan?”, “Bagaimana cara yang benar untuk menambah jumlah anggota dan bagaimana cara yangtidak diperbolehkan?”, dan “Jika merasa kesulitan, apa yang harus dilakukan agar bias menyelesaikan permainan?”

Sesi 7: “Apa yang adik rasakan setelah memainkan permainan tersebut?”, “Adakah yang kesal saat jumlah lidinya lebih sedikit dari teman kalian?”, “Apa yang adik rasakan saat melihat teman terus melanjutkan permainan tanpa

menyentuh lidi lain?”, “Apakah ada yang merasa tidak sabar dalam menunggu giliran?”

Sesi 8: “Apa yang adik rasakan setelah memainkan permainan tersebut?”, “Adakah yang saat lidinya menyentuh lidi lain tetap melanjutkan?”, “Adakah yang saat lidinya menyentuh lidi lai langsung menghentikan giliran main?”, “Mengapa adik melakukan hal tersebut?”, “Apa ada tadi yang membiarkan temannya bermain curang?”, “Jika ada yang bermain curang, apa yang seharusnya dilakukan?”

3. Penutup (1 menit): menyampaikan ucapan terimakasih kepada subjek dan melanjutkan ke sesi berikutnya.

Studi 2 (Congklak Lidi dan Bentengan)

Dalam studi 2 ini permainan congklak lidi dan gobak sodor dilaksanakan dalam 8 sesi (Congklak lidi: sesi 1, 4, 5, dan 8 sedangkan Bentengan: sesi 2, 3, 6, dan 7 )

Prosedur masing-masing permainan pada setiap sesi, sebagai berikut:

Congklak Lidi

1. Kegiatan Kelompok (20 menit): fasilitator mengumpulkan 10 orang peserta yang akan dibagi menjadi 3 kelompok kecil, memperkenalkan permainan congklak lidi beserta lata yang digunakan, menjelaskan cara dan aturan permainan, memberikan contoh cara bermain.

2. Feedback (5 menit): menyampaikan manfaat yang didapat pada kegiatan, memberikan motivasi kepada subjek.

Pertanyaan feedback:

Sesi 1: “Apakah adik sudah mengerti cara melakukan permainan ini?”, “Pada bagian manakah adik merasa kesulitan memahami cara bermain?

Sesi 4: “Apakah adik sudah memahami aturan bermain?”, “Apakah semua sudah paham tentang cara bermain?”

Sesi 5: “Apakah ada yang marah saat temannya tidak snegaja menyenggol?”, “Apakah semua bersabar menunggu giliran bermain?”, “Adakah yang marah saat kalah bermain?”

Sesi 8: “Apakah adik sudah bermain dengan jujur?”, “Siapa yang mengeluarkan kata kasar saat bermain tadi?”, “Siapa tadi yang membiarkan temannya bermain curang?”

3. Penutup (1 menit): menyampaikan ucapan terimakasih kepada subjek

Bentengan

1. Kegiatan Kelompok (30 menit): fasilitator mengumpulkan 10 peserta yang akan dibagi menjadi 2 kelompok, memperkenalkan permainan bentengan beserta alat yang digunakan, menjelaskan cara dan aturan permainan, serta memberikan contoh cara bermain 2. Feedback (5 menit): fasilitator menyampaikan manfaat

yang didapat pada kegiatan, memberikan motivasi Pertanyaan feedback:

Sesi 2: “Apakah adik sudah mengerti cara melakukan permainan ini?”, “Pada bagian manakah adik merasa kesulitan memahami cara bermain?”

Sesi 3: “Apkaah adik sudah memahami aturan bermain?”, “Apakah semua sudah paham tentang cara bermain?”

Sesi 6: “Apakah ada yang marah saat temannya tidak swengaja mendorong?”, “Apakah ada yang terpancing emosi ketika diledek oleh lawan?”, “Siapa yang merasa sedih ketika temannya menjadi sandera oleh lawan?”, “Adakah yang marah saat kalah bermain?”

Sesi 7: “Apakah adik sudah bermain dengan jujur?”, “Apakah ada yang mendorong kencang temannya saat bermain tadi?”,

“Siapa yang mengeluarkan kata kasar saat bermain tadi?”,

“Siapa tadi saat bermain yan mau membantu temannya?”

3. Penutup (1 menit): menyampaikan kepada subjek untuk lanjut ke permainan selanjutnya.

Studi 3 (Boi-boian dan Bekelan)

Dalam studi 3 ini permainan Boi-boian dan bekelan dilaksanakan dalam 8 sesi (Boi-boian: sesi 1, 4, 5, 7, dan 8 sedangkan bekelan: sesi 2, 3, dan 6)

Prosedur masing-masing permainan pada setiap sesi, sebagai berikut:

Boi-boian

1. Kegiatan kelompok: fasilitator mengumpulkan 12 peserta, memperkenalkan permainan boi-boian, menjelaskan cara dan aturan permainan, serta memberikan contoh cara bermain.

2. Feedback: fasilitator menyampaikan manfaat yang didapat pada kegaitan, memberikan motivasi kepada peserta.

Pertanyaan feedback:

Sesi 1: “Apakah adik sudah mengerti cara melakukan permainan ini?”, “Pada nagian manakah adik merasa kesulitan memahami cara bermain?”

Sesi 2: “Apa yang adik rasakan setelah memainkan permainan tersebut?”, Siapa yang bermain sesuai aturan dan siapa yang melanggar aturan?”, “Adakah yang tidak mengaku saat sudah terkena lemparan bola dari kelompok lawan?”, dan “Jika merasa kesulitan, apa yan harus dilakukan agar bisa menyelesaikan permainan?”

Sesi 5: “Apa yang adik rasakan setelah memainkan permainan tersdebut?”, “Apakah ada yang merasa kesal saat tidak mampu menyusun genting sampai tuntas saat permainan?”, “Apa yang dirasakan saat tidak bisa mengenai susunan genting?”, “Apa ada yang marah saat timnya kalah?”, “Jika ada teman yang emosi, apa yang harus adik lakukan agar suasana kembali baik?”

3. Penutup: menyampaikan ucapan terimakasih kepada peserta.

Bekelan

1. Kegiatan kelompok: fasilitator mengumpulkan 12 peserta kemudian dibagi menjadi 4 kelompok kecil, memperkenalkan permainan bekelan beserta alat permainan, menjelaskan cara dan aturan permainan, memebrikan contoh cara bermain.

2. Feedback: fasilitator menyampaikan manfaat yang diadapt pada kegiatan, memberikan motivasi kepada subjek

Pertanyaan feedback:

Sesi 3: “Apakah adik sudah mengerti cara melakukan permainan ini?”, “Pada bagian manakah adik merasa kesulitan memahami cara bermain?”

Sesi 4: “Apa yang adik rasakan setelah memainkan permainan tersdebut?”, “Mengapa dalam permainan dibuat sebuah aturan?”, “Bagaimana cara yan benar untuk mengambil biji bekel dan bagaimana cara yang tidak diperbolehkan?”,

“Jika merasa kesulitan, apa yang harus dilakukan agra bias menyelesaikan permainan?”, dan “Apa ada yang merasa kesulitan dalam permainan ini?”

Sesi 6: “Apa yang adik rasakan setelah memainkan permainan tersebut?”, “Apakah ada yang melihat temannya bermain curang? Lalu apa kalian ikut curang juga?”, “Adakah yang

memberikan semangat kepada rekannya? Seperti apa bentuknya?”, Mengapa di permaianan tadi kalian saling bekerja sama?”

Sesi 7: “Apa yang adik rasakan setelah memainkan permainan tersebut?”, “Adakah yang merasa kesal saat jumlah biji bekel yang didapatkan lebih sedikit dari teman kelain?”,

“Apa yang dirasakan saat melihat teman terus melanjutkan permainan sampai tahap akhir?”, “Apkaah ada yang merasa tidak sabar dalam menunggu giliran?”

Sesi 8: “Apa yang adik rasakan setelah memainkan permainan?”,

“ Adakah yang saat mengambil biji bekel yang satu namun menyentuh biji bekel lain namun tetap melanjutkan?”,

“Adakah yang saat tidak bisa menangkap bola langsung menghentikan giliran main?’, “Mengapa adik melakukan hal tersebut?”, “Apa ada yang membiarkan temannya bermain curang?”, dan “Jika ada yang bermain curang, apa yang seharusnya dilakukan?”

3. Penutup: menyampaikan ucapan terimakasih kepada subjek dan menutup swesi dengan seluruh peserta dan fasilitator lain.

Studi 4 (Congklak Lidi dan Gobak Sodor)

Dalam studi 4 ini permainan congklak lidi dan gobak sodor dilaksanakan dalam 8 sesi (Gobak sodor: sesi 1, 4, 5, 7, dan 8 sedangkan Congklak lidi: sesi 2, 3, dan 6)

Prosedur masing-masing permainan pada setiap sesi, sebagai berikut:

Gobak Sodor

1. Kegiatan Kelompok (30 menit): Fasilitator mengumpulkan 12 peserta dan membagi menjadi 2 kelompok, memperkenalkan permainan gobak sodor

beserta alat yangdigunakan, menjelaskan cara bermain beserta aturan permainan, memberikan contoh cara bermain gobak sodor.

2. Feedback (5 menit): fasilitator menyampaikan manfaat yang didaptkan pada kegiatan, memberi motivasi kepada subjek.

Pertanyaan feedback:

Sesi 1: “Apakah adik sudah mengerti cara melakukan permainan ini?”, “Pada bagian manakah adik merasa kesulitan memahami cara bermain?”

Sesi 4: “Apakah adik sudah memahami aturan bermain?”, “Apakah semua sudah paham tentang cara bermain?”

Sesi 5: “Apakah ada penjaga yang tidak terpancing emosi saat permain mencoba mengcoh agar temannya bias melewati garis?”, “Apakah ada yang terpancing emosi ketika penjaga menyentuh tubuhnya terlalu keras?”, “Adakah yang marah saat kalah bermain?”

Sesi 7: “Apakah adik sudah bermain dengan jujur?”, “Apakah ada yang mendorong kencang temannya saat bermain tadi?”,

“Siapa yang mengeluarkan kata kasar saat bermain lidi?”,

“Siapa yang mau membantu temannya saat bermain?”

Sesi 8; “Apakah adik sudah bermain dengan jujur?”, “Apakah ada yang mendorong kencang temannya saat bermain?”, “Siapa yang mengeluarkan kata kasar saat bermain?”, “Siapa tadi saat bermain yang mau membantu temannya?”

3. Penutup (1 menit): menyampaikan kepada subjekuntuk melanjutkan ke permainan selanjutnya.

Congklak Lidi

1. Kegiatan Kelompok: fasilitator mengumpulkan 10 peserta permainan kemudian dibagi menjadi 3 kelompok kecil, memperkenalkan permainan congklak

lidi beserta lat yang digunakan, menjelaskan cara dan aturan permainan, dan memebrikan contoh cara bermain congklak lidi.

2. Feedback: fasilitator menyampaikan manfaat yang didapat pada kegiatan, memberikan motivasi kepada subjek.

Pertanyaan feedback:

Sesi 2: “Apakah adik sudah mengerti cara melakukan permainan ini?”, “Pada bagian manakah adik merasa kesulitan memahami cara bermain?”

Sesi 3: “Pakah adik sudah memahami aturan bermain?”, “Apakah semua sudah paham tentang cara bermain?”

Sesi 6: “Apakah tadi ada yang merasa kesal ketika temannya tidak sengaja menyenggol saat sedang mengambil lidi?”, “Apakah semua sabar dalam menunggu giliran?”

3. Penutup: menyampaikan kepada subjek untuk lanjut ke permainan selanjutnya.

Dokumen terkait