• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bagan 3.2 Desain Penelitian Pengembangan

Penelitian dan Pengumpulan Data

Analisis Kebutuhan Wawancara

Langkah 2

Perencanaan

Rancangan Produk Proses Pengembangan

Langkah 3

Desain produk RPP Desain Media Pembelajaran

Papan Penjumlahan Pengumpulan Bahan Pembuatan Media Papan Penjumlahan Langkah 4

Validasi Media Pembelajaran Kisi-kisi Pembuatan Kuesioner

Validasi Konsultasi Dosen Revisi Instrumen Siap Digunakan

Validasi Media

Pakar Media Pembelajaran

Guru Kelas I

Analisis

Langkah 5

Hasil Validasi Oleh Pakar Revisi Produk

Langkah pertama dalam penelitian ini yakni melaksanakan penelitian dan pengumpulan data melalui kegiatan wawancara. Hasil wawancara tersebut maka ditemukan potensi dan masalah. Salah satu potensi SDN Kalasan I yaitu sudah menerapkan kurikulum 2013. Akan tetapi, potensi tersebut belum tentu akan menjadikan patokan. Pelaksanaan kurikulum 2013 di sisi lain menuntut guru untuk kreatif. Berdasarkan potensi tersebut, peneliti menemukan masalah pada matapelajaran matematika secara khusus materi penjumlahan untuk kelas I sekolah dasar. Sesuai dengan permasalahan tersebut peneliti mengambil tema yang cocok yaitu “kegemaranku” dan subtemanya” Gemar Berolahraga”. Karena dalam tema dan subtemanya ada materi penjumlahan.

Langkah kedua yakni perencanaan. Pada tahap ini, peneliti merancang secara garis besar atau gambaran umum terkait isi, bentuk, ukuran, dan desain media yang akan dihasilkan. Selain itu, peneliti juga merencanakan proses pembuatan dan pengembangan media papan penjumlahan. Langkah ketiga adalah langkah pembuatan produk. Pada langkah ini, diawali dengan pembuatan RPP sesuai dengan KI dan KD yang sudah ditentukan. Setelah itu mendesain media papan penjumlahan yang sesuai dengan materi pokok yang ada dalam RPP sehingga ada keterkaitannya. Selanjutnya yakni mengumpulkan bahan yang dibutuhkan untuk proses pembuatan media papan penjumlahan. Setelah bahan-bahan sem ua dikumpulkan, langkah selanjutnya yaitu proses pembuatan media papan penjumlahan sesuai dengan desain yang sudah dibuat.

Langkah keempat yakni validasi media pembelajaran. Sebelum dilakukan validasi, terlebih dahulu dibuat kisi-kisi instrumen dan diberikan ke dosen untuk direvisi. Setelah direvisi, instrumen tersebut diberikan ke pakar media pembelajaran serta guru. Hasil dari validasi tersebut, akan digunakan sebagai bahan untuk merevisi produk yang akan dikembangkan.

Langkah kelima yakni revisi produk. Revisi produk dilakukan berdasarkan hasil komentar, saran dari pakar serta dosen pembimbing sehingga dapat menghasilkan produk berupa media papan penjumlahan untuk siswa kelas I.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dan wawancara. Wawancara dilakukan pada saat survei kebutuhan dengan narasumber Ibu wali kelas I B SDN Kalasan I. Wawancara tersebut bertujuan untuk menganalisis kebutuhan guru terkait dengan kesulitan materi dan penggunaan media pembelajaran. Kuesioner digunakan pada saat validasi desain. Teknik pengumpulan data berupa kuesioner digunakan untuk validasi desain dan produk yang dihasilkan.

E. Instrumen penelitian

Dalam penelitian pengembangan ini menggunakan instrumen berupa wawancara dan kuesioner. Kedua instrumen ini akan digunakan untuk analisis kebutuhan dan validasi produk.

1. Wawancara

Sugiyono (2014: 194) mengungkapkan bahwa wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal secara mendalam dari responden dan jumlah respondennya sedikit kecil. Teknik pengumpulan data melalui wawancara dapat dilakukan menggunakan wawancara terstruktur maupun tidak terstruktur. Selain itu, dapat pula melalui tatap muka (face to face) maupun menggunakan telepon. Wawancara yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kebutuhan serta sejauh mana penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Hasil wawancara tersebut akan digunakan oleh peneliti sebagai bahan pertimbangan untuk produk yang akan dikembangkan. Daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dapat dilihat di bawah ini.

Tabel 3.1 Daftar Pertanyaan Wawancara

No. Daftar Pertanyaan Jawaban Pertanyaan

1 Materi apa yang sulit dikuasai siswa pada mata pelajaran inti?

2 A pa upaya yang dilakukan oleh guru untuk membantu kesulitan siswa tersebut?

3 Apakah dalam setiap pelajaran bapak atau ibu mengajar selalu menggunakan media?

4 Jenis media apa yang paling sering digunakan?

5 Apakah media itu dibuat sendiri oleh Bapak/ Ibu atau cuplikan dari orang lain (buku)? 6 Mengapa Bapak/ Ibu memilih membuat

sendiri media pembelajaran atau mengikuti dari buku?

7 Bagaimana intensitas penggunaan media? 8 Bagaimana hasil penggunaan media tersebut? 9 Materi apa yang sulit untuk diajarkan

menggunakan media? Mengapa?

tetapi belum membantu siswa dalam mencapai indikator? Mengapa?

11 Mengapa media pembelajaran penting dalam proses belajar-mengajar?

12 Media apa yang pernah Bapak/Ibu gunakan yang sudah mencapai indikator?

13 Media seperti apa yang ibu inginkan jika dibuatkan?

2. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2014:199). Kuesioner berisi pernyataan yang disusun berdasarkan kualitas media pembelajaran yang dibuat peneliti. Kuesioner akan diisi oleh satu pakar media pembelajaran dan guru SD kelas I.

Tabel 3.2 Instrumen lembar validasi yang digunakan untuk validasi pakar media pembalajaran

No ASPEK YANG DINILAI

SKOR HASIL

VALIDASI KOMENTAR

1 2 3 4 5 1. Media papan penjumlahan

potensial untuk menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran.

2. Media papan penjumlahan memuat petunjuk cara menggunakannya.

3. Media papan penjumlahan tidak mengandung unsur salah konsep.

4. Media papan penjumlahan sesuai dengan karateristik siswa kelas 1

No ASPEK YANG DINILAI

SKOR HASIL

VALIDASI KOMENTAR

1 2 3 4 5 5. Media papan penjumlahan

memfasilitasi siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran.

6. Media papan penjumlahan dapat memudahkan peserta didik memahami materi pelajaran.

7. Warna yang digunakan pada media papan penjumlahan jelas.

8. Pemilihan warna yang digunakan pada media papan penjumlahan indah dan menarik bagi peserta didik.

9. Media papan penjumlahan yang digunakan tidak membahayakan keselamatan bagi peserta didik.

10. Media papan penjumlahan mudah digunakan oleh guru dan peserta didik.

11. Media papan penjumlahan kuat, tahan lama dan dapat digunakan berulang-ulang. 12. Bahan pembuatan media

papan penjumlahan mudah diperoleh dan biayanya murah.

13. Ukuran pembuatan media papan penjumlahan proporsional.

14. .Media papan penjumlahan mudah dibawah kemana- mana.

15. Bahasa yang digunakan dalam media papan penjumlahan sederhana dan mudah dipahami oleh peserta didik.

No ASPEK YANG DINILAI

SKOR HASIL

VALIDASI KOMENTAR

1 2 3 4 5 16. Media papan penjumlahan

dapat mempermudah peserta didik dalam memahami konsep penjumlahan.

Total Skor Rata-Rata

Jumlah total skor

= Jumlah seluruh item

Tabel 3.3 Kriteria Kelayakan Interval Skor Kriteria

4,22 – 5 Sangat Baik

3,41 – 4,21 Baik

2,61 – 3,40 Cukup Baik 1,80 – 2,60 Kurang Baik

1 – 1,79 Sangat Kurang Baik Komentar umum dan saran perbaikan

Kesimpulan (mohon dilingkari salah satu):

1. Media pembelajaran konvensional layak digunakan/ uji coba tanpa revisi.

2. Media pembelajaran konvensional layak digunakan/ uji coba dengan revisi sesuai saran.

3. Media pembelajaran konvensional tidak layak untuk digunakan/ uji coba lapangan.

Yogyakarta, ……… Penilai

F. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari responden melalui hasil kuesioner kemudian dilakukan analisis data. Analisis data tersebut dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif. Dalam analisis deskriptif terdapat tiga tahap yang harus dilakukan, yakni; pengumpulan data kasar, pemberian skor untuk data kuantitatif, dan selanjutnya skor yang diperoleh melalui uji validasi dikonversikan menjadi data kualitatif skala lima. Menurut Sukardjo (2008: 101) mengonversi data kuantitatif ke kualitatif skala lima dapat dilakukan dengan acuan sebagai berikut:

Tabel 3.4 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif Skala Lima

Interval Skor Kategori

X > Xi + 1,80 Sbi Sangat Baik

Xi + 0,60 Sbi < X ≤ Xi + 1,80 Sbi Baik Xi - 0,60 Sbi < X ≤ Xi + 0,60 Sbi Cukup Baik Xi - 1,80 Sbi < X ≤ Xi - 0,60 Sbi Kurang Baik

X ≤ Xi - 1,80 Sbi Sangat Kurang Baik

Keterangan:

Rerata ideal (Xi) :

½

(skor maksimum ideal + skor minimum ideal)

Simpangan baku ideal (Sbi) : 1

6 (skor maksimum ideal – skor minimum ideal) Skor Aktual (X) : Skor Empiris

Peneliti menggunakan lima kriteria penilaian terhadap media pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini, yakni: (5) sangat baik, (4) baik, (3) cukup, (2) kurang baik, dan (1) sangat kurang baik. Untuk data hasil wawancara, peneliti melakukan analisis secara kualitatif, sedangkan untuk kuesioner validasi, peneliti juga melakukan wawancara untuk mengonfirmasi serta

memperoleh informasi secara lebih rinci mengenai kelayakan produk yang dikembangkan.

Berdasarkan rumus konversi menurut Sukardjo di atas, perhitungan data- data kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus konversi tersebut. Langkah awal yang harus dilakukan adalah menghitung rata-rata dari hasil instrumen yang dinilai dengan rumus di bawah ini:

Jumlah skor yang didapatkan Rata-rata =

Jumlah item keseluruhan

Setelah itu, penentuan rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut.

Diketahui :

Skor maksimal ideal : 5 Skor minimal ideal : 1

Rerata ideal (Xi) : (5+1) = 3

Simpangan baku ideal (Sbi) : (5−1) = 0,67 Dinyatakan :

Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik.

Jawaban :

Kategori sangat baik = X > Xi + 1,80 Sbi = X > 3 + (1,80 × 0,67) = X > 3 + (1,21)

= X > 4,21

Kategori Baik = Xi + 0,60 Sbi < X ≤ Xi + 1,80 Sbi = 3 + (0,60 × 0,67) < X ≤ 3 + (1,80 × 0,67)

= 3 + (0,40) < X ≤ 3 + (1,21)

= 3,40 < X ≤ 4,21

Kategori Cukup Baik = Xi −0,60 Sbi < X ≤ Xi + 0,60 Sbi

= 3 – (0,60 × 0,67) < X ≤ 3 + (0,60 × 0,67) = 3 –(0,40) < X ≤ 3 + (0,40)

= 2,60 < X ≤ 3,40

Kategori Kurang Baik = Xi −1,80 Sbi < X ≤ Xi − 0,60 Sbi

= 3 –(1,80 × 0,67) < X ≤ 3 − (0,60 × 0,67) = 3 − (1,21) < X ≤ 3 − (0,40)

= 1,79 < X ≤ 2,60 Kategori Sangat Kurang Baik = X ≤ Xi − 1,80 Sbi

= X ≤ 3 − (1,80 × 0,67) = X ≤ 3 − (1,21)

= X ≤ 1,79

Berdasakan perolehan tersebut, diperoleh data kuantitatif menjadi data kualitatif skala lima sebagai berikut.

Tabel 3.5 Kriteria Skor Skala Lima Interval Skor Kriteria

4,22 – 5 Sangat Baik 3,41 – 4,21 Baik

2,61 – 3,40 Cukup Baik 1,80 – 2,60 Kurang Baik

Hasil dari penghitungan skor masing-masing validasi yang dilakukan akan dicari rerata skor perolehannya kemudian dapat dikonversikan dari data kuantitatif ke data kualitatif dalam kategori tertentu seperti yang tertera pada tabel kriteria skor skala lima.

G. Jadwal penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 8 bulan, mulai bulan Juli 2016 sampai Februari 2017. Jadwal penelitian yang dilakukan seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 3.6 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

2016 2017

Jul Agust Sep Okt Nov Des Jan Feb

1 Analisis kebutuhan 2 Pengumpulan data 3 Dasain produk 4 Valisasi produk 5 Revisi produk 6 Produksi produk akhir 7 Sidang skripsi 8 Pembuatan artikel

Berdasarkan tabel jadwal di atas akan disimpulkan bahwa penelitian ini dilakukan selama 8 bulan yaitu mulai bulan Juli 2016 sampai Februari 2017. Kegiatan yang dilakukan selama 8 bulan ini yaitu analisis kebutuhan, pengumpulan data, desain produk, validasi produk, revisi produk, produksi produk akhir, sidang skripsi, dan pembuatan artikel.

51 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan merupakan langkah awal yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui sejauh mana kebutuhan guru dalam menggunakan media pembelajaran dan kesulitan yang dihadapi siswa dalam proses belajar mengajar di kelas secara khusus terkait dengan materi yang sulit dipahami oleh siswa. Tujuan dilakukan analisis kebutuhan ini adalah untuk membantu guru dalam mempermudah proses belajar mengajar sehingga kesulitan yang dihadapi oleh siswa bisa diatasi dengan menggunakan media pembelajaran.

Analisis kebutuhan ini dilakukan dengan mewawancarai salah satu guru yang berinisial S yang merupakan guru wali kelas I B SDN Kalasan I. Wawancara ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui potensi atau masalah yang terjadi di lapangan terkait dengan penggunaan media dan materi yang sulit. Hasil dari wawancara tersebut dapat dijadikan sebagai pedomaan bagi peneliti untuk mengembangkan sebuah produk berupa media pembelajaran untuk membantu kesulitan yang dihadapai.

a. Hasil Wawancara dan Analisis Kebutuhan

Dalam melakukan wawancara ini peneliti berpedomaan pada daftar pertanyaan yang sudah dibuat sejumlah 13 butir soal. Berikut ini merupakan hasil data yang diperoleh setelah melakukan wawancara dengan guru kelas I B SDN Kalasan I.

Butir pertanyaan pertama yaitu tentang materi apa yang sulit dikuasai oleh siswa pada mata pelajaran inti? Guru menjawab hampir semua mata pelajaran inti. Salah satunya adalah matematika. Akan tetapi, tidak semua materi sulit, namun ada beberapa materi atau pokok bahasan saja.

Butir pertanyaan kedua yaitu apa saja upaya yang dilakukan oleh guru untuk membantu kesulitan tersebut? Guru menjawab selama ini upaya yang saya lakukan masih terbatas yaitu menggunakan media ICT dengan mengambil gambar dari internet, buku teks, dan media yang tersedia di sekolah.

Butir pertanyaan ketiga yaitu apakah dalam setiap pelajaran Bapak/Ibu mengajar selalu menggunakan media? Guru menjawab sering menggunakan media tetapi media ICT dan media yang disediakan oleh sekolah.

Butir pertanyaan keempat yaitu jenis media apa yang paling sering digunakan? Guru menjawab bahwa seperti yang sudah dikemukakan pada butir pertanyaan kedua yaitu media ICT. Tetapi penggunaannya tidak sesering mungkin.

Butir pertanyaan kelima yaitu apakah media itu dibuat sendiri oleh Bapak/Ibu atau diambil dari buku orang lain? Guru menjawab media tersebut dibuat sendiri yaitu mengambil gambar dari internet yang berkaitan dengan materi yang diajarkan dan juga video pendek jika diperlukan.

Butir pertanyaan keenam yaitu mengapa Bapak/Ibu memilih membuat sendiri media pembelajaran atau mengikuti dari buku? Guru menjawab memilih untuk buat sendiri karena mudah memperoleh gambar-gambar dari internet tentunya gambar yang diambil sesuai dengan perkembangan siswa.

Butir pertanyaan ketujuh yaitu bagaimana intensitas penggunaan media? Guru menjawab untuk intensitas penggunaan media sudah sangat baik dan media yang digunakan juga sangat membantu pemahaman siswa dalam proses pembelajaran.

Butir pertanyaan kedelapan yaitu bagaimana hasil penggunaan media tersebut? Guru menjawab hasil sudah baik dan sudah membantu siswa dalam memahami materi pelajaran.

Butir pertanyaan kesembilan yaitu materi apa yang sulit untuk diajarkan menggunakan media? Guru menjawab materi yang sulit diajarkan yaitu materi penjumlahan. Mungkin karena penggunaan media ICT terlalu keseringan sementara penggunaan media konkrit masih jarang, sehingga daya tangkap siswa kurang. Selain itu juga

minimnya penggunaan media konkrit dalam hal ini media konvensional dikarenakan keterbatasan waktu dan biaya.

Butir pertanyaan kesepuluh yaitu media apa yang pernah Bapak/Ibu gunakan tetapi belum membantu siswa dalam mencapai indikator? Mengapa? Guru menjawab seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa media yang sering digunakan adalah media ICT sehingga siswa kurang begitu paham dengan materi yang sebenarnya harus diajarkan menggunakan media konvensional.

Butir pertanyaan kesebelas yaitu mengapa media pembelajaran penting dalam proses belajar mengajar? Guru menjawab karena dengan menggunakan media pembelajaran guru dengan mudah menyampaikan materi dan juga siswa lebih mudah untuk memahami materi yang disampaikan yaitu dengan menggunakan media yang konkret.

Butir pertanyaan kedua belas yaitu media apa yang pernah Bapak/Ibu gunakan yang sudah mencapai indikator? Guru menjawab media yang sudah digunakan dan mencapai indikator adalah media ICT.

Butir pertanyaan ketiga belas yaitu media seperti apa yang Ibu inginkan jika dibuat? Guru menjawab berhubung media yang saya gunakan selama ini yaitu media ICT, barangkali bisa membuat media konvensinal yang mana bisa mengatasi kesulitan siswa dalam memahami materi penjumlahan.

b. Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa guru sudah menyadari akan pentingnya penggunaan media saat pembelajaran. Selain itu juga, penggunaan media ICT lebih sering dibandingkan dengan media konvensional bila mana itu dapat membantu guru dalam proses pembelajaran.

Disisi lain juga karena keterbatasan waktu dan biaya. Jadi disini guru tidak memiliki waktu untuk membuat media sendiri atau media konvensional dikarenakan waktu yang tidak cukup dan mengingat biaya yang cukup mahal. Oleh karena itu langkah yang harus diambil oleh guru adalah menggunakan media ICT. Akan tetapi, siswa masih kurang begitu paham dengan materi yang diajarkan melalui media ICT karena mereka hanya bisa melihat tanpa memperaktekkan secara langsung. Sehingga ada beberapa materi yang menurut siswa sulit salah satunya adalah materi penjumlahan.

Selain itu juga guru masih berpatokan pada buku panduan guru dan siswa (buku cetak) dan juga media yang disediakan oleh sekolah yang cocok dengan pelajaran. Namun sangat jarang sekali guru menggunakan media yang cocok dengan materi yang diajarkan, sehingga terkadang materi yang disampaikan siswa masih belum memahami.

2. Deskripsi Produk Awal

Ada beberapa langkah yang harus dilakukan oleh peneliti dalam mengembangkan produk media papan penjumlahan. Langkah awal yang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah menentukan tema dan subtema berdasarkan materi pokok yang dirasa sulit oleh siswa berdasarkan hasil wawancara serta kompetensi inti dan kompetensi dasar yang ada pada subtema. Berdasarkan kompetensi dasar tersebut, peneliti akan merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Langkah berikutnya adalah membuat jaring-jaring subtema berdasarkan kompetensi dan dan indikator yang dibuat sebelumnya. Maka dari itu, peneliti juga akan merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang sudah dibuat sebelumnya untuk setiap muatan pelajaran.

Berhubung penelitian ini hanya difokuskan pada media pembelajaran, tetapi peneliti tetap membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) secara lengkap karena Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) merupakan sebagai panduan dalam proses pembelajaran juga proses penggunaan media yang akan digunakan. Seperti biasanya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) mencakupi (1) Satuan pendidikan/identitas sekolah, (2) Kelas/ semester, (3) Tema/ subtema, (4) pembelajara ke-, (5) Alokasi waktu, (6) Kompetensi inti, (7) Kompetensi dasar, (8) Indikator, (9) Tujuan pembelajaran, (10) Materi pembelajaran, (11) Pendekatan dan metode pembelajaran, (12) Media, alat,

dan sumber pembelajaran, (13) Langkah- langkah pembelajaran, (14) Penilaian, (15) Lampiran-lampiran.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) yang dibuat tidak untuk satu subtema, tetapi dibatasi hanya untuk dua pembelajaran atau untuk dua kali pertemuan karena keterbatasan waktu peneliti. Selain itu juga RPPTH yang dibuat tidak berurutan atau sesuai di dalam buku. Akan tetapi RPPTH yang dibuat yaitu pembelajaran yang ada muatan pelajaran matematika. Maka dalam penelitian ini peneliti akan mengambil pembelajaran tiga dan lima yang memiliki muatan pelajaran matematika sesuai dengan judul yang mengacu pada pada materi pokok. Namun demikian tidak hanya dibatasi pada pembelajaran matematika saja, tetapi juga diintegrasikan dengan muatan pelajaran yang lain dalam satu pembelajaran.

Selain membuat RPPTH, peneliti juga membuat media pembelajaran yang akan menjadi fokus dari penelitian ini. Media yang dikembangkan peneliti yaitu media papan penjumlahan. Dinamakan papan penjumlahan karena media yang dibuat adalah dari papan yang memuat konsep tentang penjumlahan sehingga dinamakan media papan “penjumlahan” namun media ini hanya digunakan untuk penjumlahan 1 sampai 10.

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, media ini tidak hanya digunakan untuk muatan pelajaran matematika saja, tetapi juga dengan muatan pelajaran yang lain pada pembelajaran tiga dan lima. Dengan demikian siswa dapat menggunakan media mencakupi beberapa muatan pelajaran didalamnya khususnya pada pembelajaran tiga dan lima.

3. Data Hasil Validasi Pakar Media Pembelajaran

Untuk mengetahui kualitas media yang dikembangkan, maka dilakukan validasi oleh ahli media. Validasi media pembelajaran ini dilakukan oleh dua ahli yaitu MM dan PW. Validasi pertama dilakukan oleh MM Pada tanggal 30 November 2016, sedangkan validasi kedua dilakukan ole PW pada tanggal 30 November 2016.

Adapun aspek penilaian yang menjadi indikator untuk penilaian kualitas media pembelajaran papan penjumlahan yaitu; (1) potensial untuk menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran, (2) petunjuk cara menggunakannya, (3) tidak mengandung unsur salah konsep, (4) sesuai dengan karakteristik siswa kelas I, (5) memfasilitasi siswa untuk terlibat aktif, (6) potensial memudahkan peserta didik untuk memahami materi, (7) menggunakan gambar yang jelas, (8) penggunaan warna indah dan menarik, (9) tidak membahayakan, (10) mudah digunakan, (11) bisa digunakan berulang-ulang, (13) ukuran proporional (14) media papan penjumlahan mudah dibawah kemana-mana, (15) bahasa yang digunakan mudah dipahami, (16) memudahkan untuk memahami konsep penjumlahan.

Dengan berpatokan pada instrumen validasi yang kembangkan, maka hasil validasi penilaian dari validator MM adalah 4 dengan total skor dari 16 item yaitu 64, sedangkan dari validator PW adalah 3,93 dengan total skor dari 16 item yaitu 63. Dari data kuantitatif tersebut kemudian dikonversikan ke data kualitatif maka dikategorikan”baik”, dari validator MM maupun dari validator PW.

Hasil dari perhitungan tersebut menggunakan rumus rata-rata yang sudah dibahas pada bab III yang dilakukan dengan cara menjumlahkan skor perolehan (total skor) dibagi dengan jumlah seluruh item yaitu 16. Walaupun demikian ada beberapa aspek yang perlu direvisi, baik RPPTH maupun media agar lebih baik lagi dan lebih terarah agar semuanya tersampaikan dengan baik. Untuk lebih jelasnya akan dilihat pada tabel dibawah ini!

Tabel. 4.1 Komentar dan Saran Perbaikan Validator MM dan Revisi Komentar dan Saran Perbaikan Revisi

Istilah kamuflase papan catur diubah/diganti

Diganti dengan nama papan penjumlahan sesuai dengan medianya. Petunjuk dibuat rinci Petunjuk penggunaanya dibuat lebih

rinci lagi dari yang sebelumnya agar siswa lebih mudah menggunakannya.

Adapun komentar dan saran dari valiadator kedua yaitu P.W yaitu memberikan komentar tutupan botol di isi gambar jenis dan alat olahraga, dan RPPTH yang berkaitan dengan indikator ditambah KI 1 dan KI 2 khusus muatan pelajaran PPKn.

Tabel 4.2 Komentar dan saran Perbaikan Validator P W dan Revisi Komentar dan Saran Perbaikan Revisi

Tutupan botol berisi gambar permainan olahraga

Tutupan botol diberi gambar jenis dan alat olahraga

Indikator RPP PPKn ditambah KI 1 dan KI 2

Merumuskan indikator KI dan KI 2

Sesuai dengan komentar dan saran perbaikan dari pakar media pembelajaran, maka peneliti juga akan melakukan revisi sesuai dengan komentar dan saran yang diberikan sehingga kesalahan yang terjadi bisa diperbaiki.

4. Data Hasil Validasi Guru SD Kelas I dan Revisi Produk

Dalam melakukan validasi tidak hanya dilakukan oleh pakar media pembelajaran, akan tetapi dilakukan oleh guru kelas I SD. Seperti halnya pada pakar media pembelajaran ada dua validator maka di SD pun juga begitu. Berhubung kelas I ada dua kelas yaitu kelas I A dan I B maka validasi dilakukan oleh kedua guru tersebut.

Untuk validator pertama oleh Ibu S pada tanggal 11 November 2016 di

Dokumen terkait