i
PENGEMBANGAN MEDIA PAPAN PENJUMLAHAN PADA MATERI POKOK PENJUMLAHAN DALAM SUBTEMA GEMAR BEROLAHRAGA
UNTUK SISWA KELAS I SEKOLAH DASAR
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh: Robertus Farman Santu
NIM. 131134274
RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii
PENGEMBANGAN MEDIA PAPAN PENJUMLAHAN PADA MATERI POKOK PENJUMLAHAN DALAM SUBTEMA GEMAR BEROLAHRAGA
UNTUK SISWA KELAS I SEKOLAH DASAR
Oleh:
Robertus Farman Santu NIM. 131134274
Telah disetujui Oleh:
Dosen Pembimbing
iii
PENGEMBANGAN MEDIA PAPAN PENJUMLAHAN PADA MATERI POKOK PENJUMLAHAN DALAM SUBTEMA GEMAR BEROLAHRAGA
UNTUK SISWA KELAS I SEKOLAH DASAR
Dipersiapkan dan ditulis oleh: Robertus Farman Santu
NIM. 131134274
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal: 16 Februari 2017
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. ... Sekretaris : Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. ... Anggota : Drs. Puji Purnomo, M. Si. ... Anggota : Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. ... Anggota : Drs. Paulus Wahana, M.Hum. ...
Yogyakarta, 16 Februari 2017
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya tulis ini ku persembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Yang Selalu menuntun dan menerangiku dalam menyelesaikan karya Tulis ini
Bapak Sabinus Santu (Alm.) & Mama Theresia Bene
Yang telah melahirkan dan membesarkanku hingga saya sampai sekarang ini. Mereka juga selalu memberikan dukungan, motivasi, dan mengajarkan saya
untuk selalu sabar dan tabah dalam menghadapi segala hal, juga mereka selalu menyebutkan namaku dalam doa mereka
Kakak dan adikku
Kaka Sia, Kaka Ber sek, Kaka Velsi sek, Kaka Lensy sek, Kaka Geta sek, Adik Armyn, Adik Sary
Yang selalu memberikan dukungan doa dan segala motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini
Keluarga Besar Bapa & Mama (Suku Tasok & Suku Lecu) Yang selalu memberikan petuah kepada saya
Enu Olla
Yang selalu membantu, memberikan dukungan, masukan, motivasi, dan juga selalu mendengarkan segala keluh dan kesah
Weta Vera
v
Teman-teman kelompok, Sumardan, Rahma, Regina, Susan, Hilda, Gustin, Elsa
Yang selalu memberikan semangat serta motivasi juga menjadi teman diskusi dikala penulis mengalami kesulitan
Teman-teman PPGT angkatan 2013 Yang selalu memberikan dukungan motivasi
Dosen-dosen PPGT
Pak Puji, Pak Paulus, Pak Galih, Pak Adi Massana, Ibu Maslichah, Ibu Ika Yang sudah memberikan banyak pengetahuan, nasehat, dan juga dukungan
Kupersembahkan karya tulis ini untuk almamaterku Universitas Sanata Dharma
vi MOTTO
Kesuksesan Bukanlah Hal yang Mudah. Yang Paling Penting Adalah Niat dan Kerja Keras Untuk Mencapainya.
Kesuksesan Merupakan Sebuah Pendakian Anak Tangga. Bila Mana Kita Berjalan Langkah Demi Langkah Untuk
vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 6 Februari 20017
viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Robertus Farman Santu
Nomor Mahasiswa : 121134274
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“Pengembangan Media Papan Penjumlahan Pada Materi Pokok Penjumlahan Dalam Subtema Gemar Berolahraga Untuk Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar”
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 6 Februari 2017 Yang menyatakan
ix ABSTRAK
PENGEMBANGAN MEDIA PAPAN PENJUMLAHAN PADA MATERI POKOK PENJUMLAHAN DALAM SUBTEMA GEMAR BEROLAHRAGA
UNTUK SISWA KELAS I SEKOLAH DASAR Robertus F. Santu
Universitas Sanata Dharma 2017
Penelitian ini dilakukan berdasarkan fakta bahwa para guru masih membutuhkan media pembelajaran untuk membantu siswa memahami materi penjumlahan. Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk media pembelajaran konvensional berupa papan penjumlahan untuk siswa kelas I Sekolah Dasar. Dengan adanya penelitian pengembangan media pembelajaran ini dapat membantu para guru dalam mengatasi masalah yang dihadapi siswa pada materi penjumlahan.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Media yang dikembangkan menggunakan prosedur penelitian dan pengembangan yang merupakan modifikasi antara teori Borg dan Gall dalam Sugiyono. Kedua prosedur pengembangan tersebut dimodifikasi sehingga menjadi sebuah produk yang lebih sederhana. Prosedur pengembangan tersebut terdapat lima langkah yaitu: (1) Penelitian dan pengumpulan data, (2) Perencanaan, (3) Desain produk, (4) Validasi desain, (5) Revisi desain. Ada dua instrumen yang digunakan oleh peneliti yaitu daftar pertanyaan wawancara dan kuesioner. Daftar pertanyaan wawancara digunakan untuk menganalisis kebutuhan guru kelas I SDN Kalasan I berupa data kualitatuf. Kuesioner digunakan dalam kegiatan validasi kualitas media oleh dua orang pakar media dan dua orang guru kelas I sekolah dasar berupa data kuantitatif.
Berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh dua pakar media pembelajaran, media papan penjumlahan tersebut memperoleh skor rata-rata 4 (Baik) dan 3,97 (Baik). Penilaian yang dilakukan oleh dua guru kelas I SD menghasilkan skor rata-rata 3,97 (Baik) dan 4,12 (Baik). Hasil penilaian oleh keempat validator tersebut dirata-rata sehingga media papan penjumlahan tersebut memperoleh skor rata-rata 4,00 dengan kategori “Baik”. Berdasarkan perolehan skor rata-rata maka, hal ini menunjukkan media pembelajaran papan penjumlahan yang dikembangkan sudah layak digunakan untuk uji coba sebagai media pembelajaran konvensional berupa media papan penjumlahan.
x ABSTRACT
DEVELOPING BOARD ADDITION MEDIA ON ADDITION MATERIAL IN THE SUBTEHEME GEMAR BEROLAHRAGA TO THE FIRST
GRADE STUDENTS OF THE ELEMENTARY SCHOOL Robertus F. Santu
Sanata Dharma University 2017
This research was conducted due to the fact that teachers need learning media to aid students understanding addition materials. This research and development aims to create a product of conventional learning media that is board addition (summation) for the first grade students of elementary schools. The development of this learning media is able to assist teachers in solving the problems faced by their students in addition materials.
This study is designed by using research and development. The media is developed by using modified research and development procedures proposed by Borg and Gall and by Sugiyono. Those two research procedures are modified to be a simpler procedure which have five steps, namely: (1) Research and data collection, (2) Planning, (3) Product design, (4) Design validation, and (5) Design revision. Interview and questionnaire are taken to be the instruments of data collection. The list of questions, which is a qualitative data, is used by the researcher to analyze the needs of the teachers of the first grade of elementary schools at SDN Kalasan I. Whereas the questionnaires, the quantitative data, are used in measuring the validity of the quality of the media by two experts of media and two teachers of the first grade of elementary school.
Referring to the measurement from each of the two experts of learning media, it is found that the average scores of the validity of board summation media is 4 (Good) and 3,97 (Good). The measurement of the teachers shows that the average scores of the media is 3,97 (Good) and 4,12 (Good). The average score of the result of measurement from those four validators is 4,00 which is in “Good” category. Based on the average score, it indicates that the developed board summation media is eligible to be further tested as conventional learning media.
xi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan dan kasih karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul ”Pengembangan Media Pembelajaran Papan Penjumlahan Pada Materi Penjumlahan Dalam Subtema Gemar Berolahraga Untuk Siswa Kelas I Sekolah Dasar” peneliti dapat selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Dalam penulisan skripsi ini, peneliti mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD. 3. Drs. Puji Purnomo, M. Si. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing
dengan penuh kesetiaan, kesabaran, ketulusan, kasih sayang, dan kebijaksanaan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini, dan juga selaku koordinator pelaksana PPGT Universitas Sanata Dharma yang selalu mendampingi dan selalu memberi inspirasi kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini.
4. Maria Melani Ika Susanti S.Pd, M.Pd selaku validator pakar media pembelajaran konvensional yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk dengan baik.
5. Drs. Paulus Wahana, M.Hum. juga selaku validator pakar media konvensional yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.
xii
7. Sarjono, S.Pd. SD selaku Kepala SD Negeri Kalasan I Sleman Yogyakarta yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah.
8. Sartini S.Pd selaku guru kelas I B SD Negeri Kalasan Baru yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.
9. Istri Ayuwati selaku guru kelas I A SD Negeri Kalasan Baru yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.
10. Bapak Sabinus Santu (Alm.) & Mama Theresia Bene yang telah melahir dan membesarkanku hingga saya sampai sekarang ini. Mereka juga selalu memberikan dukungan, motivasi, dan mengajarkan saya untuk selalu sabar dan tabah dalam menghadapi segala hal, juga mereka selalu menyebutkan namaku dalam doa mereka.
11. Kakak dan adikku ; Kaka Sia, Kaka Ber sek, Kaka Velsi sek, Kaka Lensy sek, Kaka Geta sek, Adik Armyn, Adik Sary yang selalu memberikan dukungan doa dan segala motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Keluarga Besar Bapa & Mama (Suku Tasok & Suku Lecu) yang selalu memberikan petuah kepada saya
13. Enu Olla yang tercinta yang selalu membantu, memberikan dukungan, masukan, motivasi, dan selalu mendengarkan keluh kesah saya.
14. Weta Vera yang selalu memberikan dukungan dan motivasi.
15. Teman-teman PPGT angkatan 2013 Yang selalu memberikan dukungan motivasi
16. Teman-teman kelompok, Sumardan, Rahma, Regina, Susan, Hilda, Gustin, Elsa yang selalu memberikan semangat serta motivasi juga menjadi teman diskusi dikala peneliti mengalami kesulitan.
17. Para pamong dan Staf Student Residence Universitas Sanata Dharma yang telah mendukung peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
xiii
Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan dan kekurangannya, maka peneliti sangat membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhir kata peneliti mengucapkan selamat membaca dan semoga bermanfaat bagi kita semua.
Yogyakarta, 6 Februari 2017 Peneliti
Robertus Farman Santu
xiv DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... viii
ABSTRAK ... ix
ABSTRACT ... x
KATA PENGANTAR ... xi
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR BAGAN ... xviii
DAFTAR GAMBAR ... xix
DAFTAR LAMPIRAN ... xx
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
xv
E. Batasan Istilah ... 6
F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan ... 7
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ... 9
1. Media Pembelajaran ... 9
a. Pengertian Media ... 9
b. Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 10
c. Fungsi Media Pembelajaran ... 13
d. Ciri-ciri Media Pembelajaran ... 17
e. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran ... 18
2. Karakteristik Siswa SD ... 22
3. Media Papan Penjumlahan ... 24
4. Materi Pokok ... 25
B. Penelitian yang Relevan ... 26
C. Kerangka Berpikir ... 32
D. Pertanyaan Penelitian... 33
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 34
B. Setting Penelitian ... 34
C. Prosedur Pengembangan ... 35
D. Teknik Pengumpulan Data ... 41
xvi
F. Teknik Analisis Data ... 46
G. Jadwal Penelitian ... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 51
1. Analisis Kebutuhan ... 51
a. Hasil Wawancara dan Analisis Kebutuhan ... 52
b. Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 55
2. Deskripsi Produk Awal ... 56
3. Data Hasil Validasi Pakar Media Pembelajaran ... 58
4. Data Hasil Validasi Guru SD Kelas I dan Revisi Produk ... 60
B. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 61
1. Kajian Produk Akhir ... 61
2. Pembahasan ... 62
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 70
B. Keterbatasan Penelitian ... 71
C. Saran ... 71
DAFTAR PUSTAKA ... 73
LAMPIRAN ... 75
Silabus ... 117
Rencana Pembelajaran Tematik Harian ... 128
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Pertanyaan Wawancara ... 42
Tabel 3.2 Instrumen Validasi Pakar Media Pembelajaran ... 43
Tabel 3.3 Kriteria Kelayakan... 45
Tabel 3.4 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif Skala Lima ... 46
Tabel 3.5 Kriteria Skor Skala 5 ... 48
Tabel 3.6 Jadwal Kegiatan Penelitian... 50
Tabel 4.1 Komentar dan Saran Perbaikan Validator MM dan revisi ... 59
Tabel 4.2 Komentar dan saran Perbaikan Validator PW dan Revisi ... 59
xviii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Literatur Map Hasil Penelitian Relevan ... 31
Bagan 2.2 Kerangka Berpikir ... 31
Bagan 3.1 Langkah-langkah penggunaan metode R & D ... 35
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Media papan penjumlahan mencakup konsep penjumlahan ... 64
Gambar 4.2 Media papan penjumlahan memuat gambar yang bervariasi ... 64
Gambar 4.3 Media papan penjumlahan dibuat menggunakan kayu sehingga bisa digunakan berulang-ulang ... 65
Gambar 4.4 Media papan penjumlahan didesain dengan ukuran sedang sehingga bisa dibawa kemana-mana ... 65
Gambar 4.5 Media papan penjumlahan didesain sesuai dengan perkembangan siswa sekolah dasar ... 66
Gambar 4.6 Gambar berbagai macam jenis dan alat olahraga ... 66
Gambar 4.7 Gambar berbagai jenis dan alat olahraga seperti, kasti, bersepeda,
berlari, bulu tangkis, berenang, badminton, bola basket, bola kasti 67
Gambar 4.8 Gambar yang ada pada media papan penjumlahan jelas dan bisa
diamati ... 67
Gambar 4.9 Warna yang digunakan bervariasi sehingga membangkitkan
semangat siswa ... 68
Gambar 4.10 Gambar media papan penjumlahan memenuhi konsep
penjumlahan ... 68
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian ... 75
Lampiran 2. Surat keterangan Penelitian ... 77
Lampiran 3. Surat Izin Validasi ... 78
Lampiran 4. Rangkuman Wawancara ... 79
Lampiran 5. Data Mentah Skor Validasi Pakar Media Pembelajaran Papan Penjumlahan ... 81
Lampiran 6. Data Mentah Skor Validasi Guru Kelas I ... 89
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya
terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan.
Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa yang mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta
didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Dalam menggapai tujuan pendidikan tersebut, tentu tidak terlepas dari kurikulum pendidikan. Kurikulum 2013
Kurikulum ini adalah pengembangan kurikulum yang telah ada
sebelumnya, baik kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 maupun kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tahun 2006. Hanya
saja menjadi titik tekan pada kurikulum 2013 ini adalah adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Kurikulum ini dikembangkan berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi agar semakin mendorong upaya pembaharuan
dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi terhadap proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh
sekolah, dan tidak menutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan
bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Selain itu, disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk mengembangkan keterampilannya
membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Untuk itu, guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman
yang cukup tentang media pembelajaran. Pembelajaran efektif dapat berlaku jika guru mampu memanfaatkan sumber dan media pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulumnya (Akbar, 2013: 111). Lain hal dengan Sadiman
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta
perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Dalam kurikulum 2013 menuntut pemanfaatan media pembelajaran yang mampu
mengantarkan siswa mengkontruksi pengetahuannya sendiri sehingga peserta didik mampu belajar secara aktif dan mudah menangkap pengetahuan yang disampaikan. Salah satu tujuan dari kurikulum 2013 adalah memiliki
kemampuan untuk kreatif. Sebagai seorang guru dituntut untuk kreatif dalam merancang proses pembelajaran khususnya pembuatan media. Media sangat
membantu siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM). Melalui penggunaan media pembelajaran yang riil, dapat membantu siswa untuk
memahami pengetahuan yang disampaikan guru.
Pemilihan media ini benar-benar perlu mendapatkan perhatian karena fungsi media sangat strategis dalam pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran
akan menarik dan mudah dipahami oleh siswa bila guru merancang media secara cermat dan dapat menggunakan sesuai dengan fungsinya. Media pembelajaran sangat banyak jenisnya, dan memiliki karakteristik yang
berbeda-beda. Oleh karena itu, guru perlu memahami karakteristik dari masing-masing media tersebut sehingga dapat memilih media yang sesuai
untuk suatu pembelajaran tertentu. Salah satu jenis media pembelajaran adalah media konvensional. Media konvensional adalah media yang dibuat oleh tangan manusia sendiri yang dapat membantu siswa untuk memahami materi
Berdasarkan hasil wawancara peneliti yang sudah dilakukan dengan nara
sumber Ibu SR, sebagai guru kelas IB SDN Kalasan I terkait dengan materi yang sulit dikuasai oleh siswa pada mata pelajaran inti, diperoleh informasi
bahwa sejauh ini materi yang masih sulit dipahami oleh siswa adalah pada materi penjumlahan untuk muatan pelajaran matematika. Beliau mengatakan bahwa mata pelajaran matematika ini memang sulit dipahami oleh siswa
terutama dalam hal penjumlahan. Dalam hal ini siswa masih mengalami kesulitan untuk mengoperasi penjumlahan.
Guru sudah mencoba menggunakan media yang berbasis ICT dan media yang disediakan oleh sekolah berupa gambar-gambar yang diambil dari buku
siswa dan buku guru untuk mengatasi hal tersebut namun respon siswa tidak mengalami peningkatan. Selain itu, guru pernah membuat media secara mandiri namun sumbernya hanya sebatas dari internet tidak ada referensi lain
yang mendukung dalam pembuatan media tersebut. Guru juga belum pernah mencoba menggunakan media konvensional untuk mengatasi kesulitan tersebut. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu dan biaya yang dibutuhkan
untuk membuat media konvensional.
Meninjau permasalahan yang telah disebutkan di atas, peneliti mencoba
mencari solusi dengan mengembangkan media papan penjumlahan. Adapun judul yang ditetapkan oleh peneliti yaitu: Pengembangan Media Papan Penjumlahan Pada Materi Penjumlahan Dalam Subtema Gemar Berolahraga
papan penjumlahan karena menurut peneliti media papan penjumlahan dapat
mengaktifkan siswa dalam jangka waktu yang cukup lama.
B. Rumusan Masalah
Berdasakan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana prosedur pengembangan media papan penjumlahan pada materi
penjumlahan dalam subtema gemar berolahraga untuk siswa kelas I Sekolah
Dasar?
2. Bagaimana kualitas produk media papan penjumlahan pada materi
penjumlahan dalam subtema gemar berolahraga untuk siswa kelas I Sekolah Dasar?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dan pengembangan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan prosedur pengembangan media papan penjumlahan
pada materi penjumlahan dalam subtema gemar berolahraga untuk siswa
kelas I Sekolah Dasar.
2. Untuk mengetahui kualitas produk media papan penjumlahan pada materi
penjumlahan daalam subtema gemar berolahraga untuk siswa kelas I Sekolah Dasar.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi mahasiswa
Penelitian dan pengembangan ini memberikan pengalaman serta pengetahuan baru dalam membuat dan mengembangkan media papan
penjumlahan pada materi penjumlahan dalam subtema gemar berolahraga untuk siswa kelas I Sekolah Dasar.
2. Bagi guru
Penelitian dan pengembangan ini dapat dijadikan salah satu referensi mengembangkan media media papan penjumlahan pada materi penjumlahan
dalam subtema gemar berolahraga untuk siswa kelas I Sekolah Dasar. 3. Bagi sekolah
Penelitian dan pengembangan ini dapat menambah referensi pada sekolah dalam mengembangkan media papan penjumlahan pada materi penjumlahan dalam subtema gemar berolahraga untuk siswa kelas I Sekolah Dasar. 4. Bagi Prodi PGSD
Penelitian dan pengembangan ini dapat menambah pustaka prodi PGSD Universitas Sanata Dharma terkait pengembangan media papan
penjumlahan pada materi penjumlahan dalam subtema gemar berolahraga untuk siswa kelas I Sekolah Dasar.
E. Batasan Istilah
Adapun beberapa batasan istilah pada penelitian pengembangan ini,
1. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakkan
untuk menyalurkan pesan, pengetahuan ataupun informasi dari pengirim atau guru kepada penerima atau siswa, sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sedemikian rupa sehingga pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan siswa memiliki pengalaman nyata dalam proses belajar.
2. Media papan penjumlahan adalah media yang dibuat oleh tangan manusia
atau tanpa menggunakan alat teknologi.
3. Materi penjumlahan merupakan suatu materi matematika yang memiliki
arti hal menjumlahkan.
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
Produk yang dikembangkan memiliki spesifikasi sebagai berikut:
1. Media papan penjumlahan potensial untuk mencapai tujuan pembelajaran
ialah siswa dapat memahami dengan benar konsep penjumlahan.
2. Media pembelajaran papan penjumlahan ini dapat memberikan motivasi
atau semangat kepada siswa karena dilengkapi dengan berbagai gambar yang bervariasi.
3. Media papan penjumlahan didesain menggunakan bahan yang tahan lama
sehingga tidak digunakan hanya sekali tetapi bisa digunakan kapan saja. 4. Media papan penjumlahan didesain dengan ukuran yang tidak terlalu besar
5. Media pembelajaran papan penjumlahan cocok digunakan untuk siswa
kelas I sekolah dasar, karena didesain dalam bentuk papan dan dapat menarik perhatian siswa.
6. Media papan penjumlahan dapat menjelaskan konsep penjumlahan karena
gambar-gambar yang ada dalam tutupan botol bekas diarahkan untuk mengenal konsep penjumlahan.
7. Media papan penjumlahan didesain dengan bahasa yang sederhana dimana
setiap gambar dalam tutupan botol bekas adalah gambar jenis dan alat
olahraga yang sudah dikenal namanya oleh siswa dan sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
8. Media papan penjumlahan didesain dengan ukuran yang cukup besar dan
jelas untuk diamati serta tidak menimbulkan kebingungan saat menggunakan.
9. Media papan penjumlahan menarik, baik gambar maupun papannya
sehingga membuat siswa senang untuk menggunakan.
10. Media papan penjumlahan memiliki petunjuk permainan sehingga
9 BAB II
LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka
1. Media Pembelajaran a. Pengertian Media
Kata “media” berasal dari bahasa Latin ”medius”, yang berarti ”tengah”. Dalam bahasa Indonesia , kata “medium” dapat diartikan
sebagai “antara” atau “sedang”. Pengertian media mengarah pada suatu
yang mengantar/meneruskan informasi pesan antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan (Latuheru, 1998: 9). Force (dalam,
Latuheru, 1998: 11) menyatakan bahwa media adalah segala bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi. Sesuatu dapat dikatakan media pembelajaran apabila media tersebut
digunakan untuk menyalurkan/menyampaikan pesan dengan tujuan-tujuan pendidikan dan pembelajaran.
Beberapa pendapat para ahli tentang arti media secara umum
(dalam Latuheru, 1998: 11) adalah sebagai berikut:
1. Menurut Santoso S. Hamidjojo, media adalah semua bentuk prantara
2. Pendapat McLuhan yang dikutip oleh Amir Akshin(1986: 9), bahwa
media juga disebut saluran (chanel), karena penyampaian pesan (informasi) dari sumber informasi itu kepada penerima informasi.
Dari pendapat beberapa para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa, media pembelajaran adalah semua alat (bantu) atau benda yang digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar, dengan
maksud untuk menyampaikan pesan (informasi) pembelajaran dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada penerima (dalam hal ini
anak didik ataupun warga belajar).
Perlu kita ketahui juga pesan (informasi) yang disampaikan
melalui media, dalam bentuk isi atau materi pengajaran itu harus diterima oleh penerima pesan (anak didik), dengan menggunakan salah satu atau menggunakan ataupun gabungan beberapa alat indera
mereka. Bahkan lebih baik lagi bila seluruh alat indera yang dimiliki mampu/ dapat menerima isi pesan yang disampaikan.
b. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Ada berbagai macam jenis media yang digunakan dalam
pembelajaran. Menurut Djamarah dan Zain (2006: 124-125) dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam beberapa jenis, yaitu:
1) Media Auditif
antara lain radio, kaset recorder, piringan hitam, rekaman suara.
Kelemahan media ini yaitu tidak dapat dipergunakan pada siswa yang menderita kelainan pendengaran seperti tuli dan lainnya.
2) Media Visual
Media visual adalah media yang lebih mengandalkan kemampuan penglihatan atau hanya menggunakan indera penglihatan. Beberapa cara
yang dilakukan dalam media visual ini, antara lain gambar diam seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai foto, gamabar, lukisan dan
cetakan. Selain itu, media visual juga dapat menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film kartun dan film bisu.
3) Media Audio-Visual
Media audiovisual merupakan gabungan antara media auditif dan media visual, sehingga media audiovisual menjadi media yang memiliki dua
unsur yaitu suara dan juga gambar. Media audiovisual dibagi lagi ke dalam dua jenis, yakni adiovisual diam yang menampilkan suara dengan gambar tak bergerak seperti film rangkai suara dan cetak suara,
serta audiovisual gerak yang menampilkan gambar bergerak disertai suara seperti film bersuara atau kaset video.
Harjanto (2006: 237-238) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa jenis media pendidikan yang biasa digunakan dalam proses pengajaran, antara lain sebagai berikut.
1) Media grafis atau lebih dikenal dengan media dua dimensi adalah
grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun,
komik dan lain-lain.
2) Media tiga dimensi merupakan media dalam bentuk model, seperti
padat (solid model), model penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama dan lain-lain.
3) Media proyeksi adalah media yang memanfaatkan alat proyeksi
seperti slide, filmstrip, film, penggunaan OHP dan lain-lan.
4) Penggunaan lingkungan sebagai media pendidikan, yakni
memanfaatkan segala aspek yang ada di lingkungan sebagai alat dalam belajar.
Media yang dikembangkan dalam penelitian terdiri atas dua jenis media pembelajaran, yakni media grafis atau media dua dimensi dan media tiga dimensi. Kedua jenis media yang dikembangkan tersebut
meliputi:
a) Media pembelajaran papan penjumlahan yaitu media pembelajaran
konvensional yang dibuat oleh tangan manusia atau tanpa
menggunakan alat.
b) Gantungan bergambar yaitu gambar yang berisi berbagai jenis dan
alat olahraga.
c) Buku petunjuk yaitu buku cara penggunaan media papan
c. Fungsi Media Pembelajaran
Secara umum fungsi media adalah alat bantu penyampai pesan pembelajaran. Menurut Arsyad (2011: 15) fungsi utama media
pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru, sedangkan menurut Hamalik (dalam Arsyad, 2011:
17) bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari sistem pembelajaran, media pembelajaran memiliki beberapa fungsi, di antaranya (Santyasa, 2007: 5 – 6) sebagai berikut:
1) Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak
objek yang tidak mungkin dilihat secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik dikarenakan:lokasi objek sangat jauh, objek terlalu
besar, objek terlalu kecil, objek bergerak terlalu lambat, objek bergerak terlalu cepat, objek terlalu kompleks, objek mudah rusak, objek
bersuara sangat halus, objek berbahaya. Dengan menggunakan media yang tepat semua objek dengan sifat-sifat tersebut dapat disajikan kepada peserta didik. Misalnya, video kehidupan satwa liar di hutan
fotosintesis, video yang diperlambat proses perjalanan arus listrik di
dalam suatu rangakaian, dan sebagainya.
2) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan dan perbedaan
pengalaman para peserta didik sehingga dapat menghasilkan keseragaman pengamatan. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke objek langsung yang dipelajari, maka objek terebut dapat dibawa ke
hadapan peserta didik. Objek yang dimaksud dapat berbentuk benda nyata, miniatur, model, maupun rekaman audio visual. Media juga
dapat menampilkan benda atau peristiwa yang terjadi di masa lampau dan sudah tidak ada sekarang, misalnya dengan gambar/foto, slide, film,
video, atau media lain siswa yang mengetahui dengan jelas benda/peristiwa sejarah. Hal ini dimungkinkan karena sifat fiksatif media yang dapat menangkap, menyimpan, dan menampilkan kembali
suatu objek atau kejadian. Dengan demikian, objek atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam, atau difilmkan kemudian disimpan dan dapat ditunjukkan kembali seperti kejadian aslinya dan diamati ketika
diperlukan.
3) Media pembelajaran dapat menjangkau audien yang besar jumlahnya
(kemampuan distributif) dan memung-kinkan mereka mengamati suatu objek secara bersamaan. Dengan siaran radio atau televisi ratusan bahkan ribuan (maha) siswa dapat mengikuti kuliah/pelajaran yang
juga, melalui e-learning, tidak ada batas jumlah peserta didik dan waktu
untuk mempelajari materi yang sama berkali-kali.
4) Media pembelajaran yang tepat dapat memberikan ilustrasi konsep
dasar yang benar, konkrit, dan realistis, sehingga media pembelajaran dapat memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak.
5) Media pembelajaran yang baik juga dapat merangsang dan
membangkitkan motivasi dan minat belajar. Efek audio visual dalam
multimedia dapat memberikan rangsangan yang baik terhadap pancaindera pebelajar. Demikian permainan (game) komputer biasanya
menarik orang, sehingga penyajian materi pembelajaran dalam bentuk permainan komputer juga dapat menarik perhatian siswa.
6) Media pembelajaran interaktif memungkinkan adanya interaksi
langsung antara peserta didik dengan sumber belajar dan pelaksanaan belajar sesuai dengan kemampuan, minat, dan waktu masing-masing. Dengan modul atau paket pembelajaran berbantuan komputer, (maha)
siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan, waktu, dan kecepatan masing-masing. Sifat manipulatif media dapat menampilkan objek atau
Selain fungsi diatas, Kemp dan Dayton (dalam Arsyad, 2010:
21-23) mengemukakan beberapa hasil penelitian yang menujukkan dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian integral pembelajaran di
kelas atau sebagai cara utama pembelajaran langsung antar lain sebagai berikut:
1) Penyampai pelajaran menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang melihat
atau mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang sama. Meskipun para guru menafsirkan isi pelajaran dengan berbeda-beda,
dengan penggunaan media ragam hasil tafsiran itu dapat dikurangi sehingga informasi yang sama dapat disampaikan kepada siswa sebagai
landasan untuk pengkajian, latihan, dan aplikasi lebih lanjut.
2) Pembelajaran bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai
penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan.
Kejelasan dan keruntutan pesan, daya tarik image yang berubah-ubah, penggunaan efek khusus yang dapat menimbulkan keingintahuan menyebabkan siswa tertawa dan berpikir, yang kesemuanya
menunjukkan bahwa media memiliki aspek motivasi dan meningkatkan minat.
3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar
dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik, dan penguatan.
4) Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena
mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup
banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.
5) Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan
gambar sebagi media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik, dan jelas.
6) Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau
diperlukan jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara
individu.
7) Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap poses
belajar dapat ditingkatkan.
8) Peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif; beban guru untuk
penjelasan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi
bahkan dihilangkan sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada aspek penting lain dalam proses belajar mengajar, misalnya sebagai konsultan atau penasehat siswa.
d. Ciri-ciri Media Pembelajaran
1. Ciri Fiksatif (fixative property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu pristiwa atau objek. Suatu
pristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti foto grafi, video tape, disket komputer, dan film.
2. Ciri Manipulatif (manipulative property)
Ciri ini merupakan transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu
berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktua dua atau tiga menit dengan teknik pengambil gambar time-lapse recording.
3. Ciri Distributif (distributive property)
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut
disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.
e. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Menurut Harjanto (2006: 238-239) mengungkapkan bahwa dalam melakukan pemilihan dan pemanfaatan media dalam pengajaran, guru perlu
memperhatikan beberapa kriteria yang perlu dilakukan:
1. Tujuan. Media yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pengajaran
yang telah dirumuskan. Media dianggap layak untuk digunakan apabila
2. Ketepatan (validitas). Maksud dari validitas yakni media yang dipilih
hendaknya tepat dan berguna bagi pemahaman siswa terhadap bahan/ materi yang dipelajari.
3. Keadaan Siswa. Pemilihan media yang tepat untuk digunakan dalam
proses pembelajaran perlu mempertimbangkan kemampuan daya pikir dan besar kecilnya kelemahan siswa. Media yang digunakan haruslah
sesuai dengan tingkat daya tangkap siswa agar makna pembelajaran dapat tersalurkan dengan baik.
4. Ketersediaan. Dalam pemilihan media, guru perlu memperhatikan ada
atau tidaknya media tersebut di perpustakaan/ di sekolah. Selain itu juga
perlu dipertimbangkan mudah sulitnya media tersebut dibuat ataupun diperoleh.
5. Mutu Teknis. Kriteria ini berkaitan dengan desain atau layout media yang
akan digunakan. Media hendaknya memiliki kualitas yang baik dalam memvisualisasikan materi pembelajaran agar siswa memperoleh kejelasan makna.
6. Biaya. Perlu adanya pertimbangan terhadap keseimbangan antara biaya
yang dikeluarkan untuk membuat ataupun memperoleh media dengan
hasil yang diperoleh dalam pembelajaran.
Sedangkan Arsyad (2014: 74-75) mengungkapkan bahwa kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian
1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tuj
uan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua hingga tiga ranah, yakni
kognitif, afektif, dan psikomotor.
2. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep,
prinsip, atau generalisasi. Media hendaknya selaras dan sesuai dengan
kebutuhan tugas pembelajaran dan kemampuan mental siswa. Hal ini diperlukan agar media dapat membantu proses pembelajaran secara
efektif.
3. Praktis, luwes, dan bertahan. Kriteria ini menuntun para guru untuk
memilih media yang ada, mudah diperoleh, atau mudah dibuat sendiri oleh guru. Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan di mana pun dan kapan pun dengan peralatan yang tersedia di sekitarnya, serta mudah
dipindahkan dan dibawa ke mana-mana.
4. Guru terampil menggunakannya. Apapun media itu, guru harus mampu
menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat media
amat ditentukan oleh guru yang menggunakannya. Ini merupakan salah satu kriteria utama dalam pemilihan media.
5. Pengelompokan sasaran. Ada media yang tepat untuk jenis kelompok
besar, kelompok sedang, kelompok kecil dan perorangan.
6. Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus
Lain hal dengan Kustandi & Sutjipto (2013: 81-83) mengemukakan
beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media sebagai berikut:
a. Sesuaikan jenis media dengan materi kurikulum
Saat memilih jenis media yang akan dikembangkan atau diadakan, yang perlu diperhatikan adalah jenis materi pelajaran yang mana yang
terdapat di dalam kurikulum yang dinilai perlu ditunjang oleh media pembeajaran. Selanjutnya dilakukan penelaahan terkait jenis media apa
yang dinilai tepat untuk menyajikan materi pelajaran yang dikehendaki tersebut.
b. Keterjangkauan dalam pembiayaan
Dalam pengembangan atau pengadaan media pembelajaran hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan anggaran yang ada.
c. Ketersediaan perangkat keras untuk pemanfaatan media pembelajaran.
Merancang dan mengembangakn media pembelajaran perlu memperhatikan dukungan ketersediaan peralatan pemanfaatannya di
kelas.
d. Ketersediaan media pembelajaran di pasaran.
e. Kemudahan memanfaatkan media pembelajaran
Media pembelajaran yang diadakan atau dikembangkan hendaknya mudah digunakan oleh guru maupun murid.
2. Karakteristik Siswa SD
Pada umumnya usia SD itu 6-12 tahun. Desmita (2009 : 35) mengemukakan bahwa kalau mengacu pada pembagian tahap
perkembangan anak, berarti anak usia sekolah berada dalam dua masa perkembangan, yaitu masa kanak-kanak tengah (6-9 tahun), dan masa kanak-kanak akhir (10-12 tahun).
Anak-anak usia sekolah ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang usianya lebih mudah. Ia senang bermain, senang bergerak,
senang bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung.
Havighurst (dalam Desmita, 2009: 35-36) mengemukakan tugas
perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi:
a. Mengusai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan
aktivitas fisik.
b. Membina hidup sehat.
c. Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok.
d. Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin.
e. Belajar membaca, menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi
dalam masyarakat.
g. Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai. h. Mencapai kemandirian pribadi.
Desmita (2009: 36) mengemukakan dalam upaya mencapai setiap
tugas perkembangan tersebut, guru dituntut untuk memberikan bantuan berupa:
1. Menciptakan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan
fisik.
2. Melaksanakan pemebajaran yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk belajar bergaul dan bekerja dengan teman sebaya, sehingga keperibadian sosialnya berkembang.
3. Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang memberikan
pengalamanyang konkret atau langsung dalam membangun konsep. 4. Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan nilai-nilai,
sehingga siswa mampu menentukan pilihan yang stabil dan menjadi pegangan bagi dirinya.
Menurut Piaget (dalam Desmita, 2009: 101) mengemukakan tahap
perkembangan kognitif manusia dibagi atas 4 tahap, yaitu: tahap sensori motor (sejak lahir sampai usia 2 tahun), tahap pra- operasional (usia 2-7
tahun), tahap konkret- operasional (usia 7-11 tahun), dan tahap operasional formal (usia 11 tahun ke atas). Peneliti ingin menekankan pada tahap pra-operasional II dan III yang dikemukakan oleh Piaget tersebut dimana tahap
Pada tahap Pra-operasional II (7-11 tahun) adalah tahap dimana anak
sudah berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang konkret dan mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentuk-bentuk yang berbeda.
Kemudian pada tahap selanjutnya yaitu tahap pra-operasional III (11-dewasa) anak sudah berpikir abstrak, logis dan lebih idealistik. Dengan demikian kita bisa ketahui bahwa tahap anak SD khususnya kelas I adalah tahap dimana
anak harus diajarkan untuk berpikir konkret. Anak harus dikenalkan pada benda-benda konkret yang membangkitkan rasa ingin tahu bukan sekedar
penyampaian secara lisan atau verbal. Ketika anak pada usia tersebut disampaikan secara verbal maka bisa saja terjadi anak akan bingung bahkan
anak tidak tahu apa yang sebenarnya yang harus dipelajari.
Piaget (dalam Desmita, 2009: 105) mengungkapkan bahwa pemikiran anak-anak usia sekolah dasar masuk dalam tahap konkret-operasional (concrete operational thought), yaitu masa di mana aktivitas mental anak
terfokus pada objek-objek yang nyata atau pada berbagai kejadian yang pernah dialaminya.
3. Media Papan Penjumlahan
Dalam KBBI papan berarti kayu yang lebar dan tipis. Peneliti mengembangkan papan ini sebagai alat atau media yang terbuat dari kayu
yang lebar dan tipis dan dimanfaatkan sebagai alat yang membantu dalam pembelajaran. Papan ini terbuat belahan kayu dan tripleks berukuran 60 cm x
ditancapkan permanen pada salah satu sisi papan dan disusun dengan jumlah
30 buah setiap baris. Selain itu, terdapat pula gantungan bergambar dengan jumlah 80 buah dengan spesifikasi sebagai berikut; (1) 10 buah gantungan
berwarna hijau bergamabar jenis olahraga bersepeda, (2) 10 buah gantungan berwarna coklat bergambar jenis olahraga kasti, (3) 10 buah gantungan berwarna merah bergambar sepak bola, (4) 10 buah gantungan berwarna
orange bergambar jenis olahraga berlari, (5) 10 buah gantungan berwarna putih bergambar jenis olahraga renang, (6) 10 buah gantungan berwarna
orange bergambar alat olahraga bola kasti, (7) 10 buah gantung berwarna merah bergambar alat olahraga bola basket, (8) 10 buah gantungan berwarna
biru bergambar jenis olahraga bulu tangkis.
Penjumlahan merupakan salah satu materi pelajaran pada mata pelajaran matematika. Materi penjumlahan ini diharapkan mampu dikuasai siswa
dengan bantuan media papan penjumlahan.
4. Materi Pokok
a. Tema. Tema yang akan diambil dalam penelitian ini adalah tema 1
yaitu Kegemaranku kelas I.
b. Subtema. Pada tema 1 ini terdiri dari 3 subtema yaitu subtema 1 gemar
berolahraga, subtema 2 gemar bernyanyi dan menari, dan subtema 3 gemar bergambar. Peneliti mengambil subtema 1 yaitu gemar
yang melibatkan bilangan cacah sampai dengan 99 dalam kehidupan
sehari-hari serta mengaitkan penjumlahan dan pengurangan.
c. Pembelajaran. Pembelajaran yang berkaitan dengan tema dan subtema
yang telah dibahas, maka peneliti menggunakan pembelajaran 3 dan 5. d. Materi pokok. Materi pokok yang digunakan adalah terkait dengan
pemahaman siswa tentang penjumlahan. Penjumlahan adalah proses,
cara, perbuatan menjumlahkan.
B. Penelitian yang Relevan
Dalam mencari dan menemukan penelitian lain yang relevan dengan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan salah satu persyaratan dalam mengembangkan penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti mencoba menemukan penelitian yang releven dengan penelitian yang dilakukan
peneliti. Penelitian yang dilakukan mencakup berbagai aspek. Ada yang melakukan penelitian terkait bidang studi atau mata pelajaran, dan ada pula yang meneliti berdasarkan tingkat kelas, misalnya kelas bawah dan kelas atas.
Penelitian-penelitian tersebut memiliki beberapa kemiripan dengan penelitian pengembangan media papan penjumlahan materi penjumlahan dalam subtema
gemar berolahraga untuk siswa kelas I sekolah dasar.
Penelitian yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Suharmanto (2014) dengan judul Pengembangan Media Pembelajaran Papan
Hitung Pembagian Pada Mata Pelajaran Matematika Sekolah Dasar Kelas II.
Devalopment) dari Borg and Gall. Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan media pembelajaran papan hitung pembagian kelas 2
sekolah dasar. Penelitian dilakukan berdasarkan fakta dasar dilapangan
diketahui bahwa pemahaman mengenai pembagian masih rendah dan
kurangnya media pembagian yang mendukung. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah metode angket. Teknik analisis data menggunakan
teknik analisis deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif kuantitatif dihasilkan
dari data yang diperoleh dari angket terhadap siswa. Hasil penelitian
pengembangan ini menunjukan bahwa media pembelajaran yang
dikembangkan sudah memenuhi kreteria baik dan layak sehingga dapat di
ujicobakan kepada siswa kelas 2 sekolah dasar. Berdasarkan hasil dari total
sampel penelitian, 90% siswa menerima dan merasakan manfaat terhadap
media pembelajaran papan hitung pembagian. Manfaat utama yang diperoleh
siswa adalah papan hitung pembagian mempermudah dan mempercepat
proses berhitung pembagian. Kesamaan penelitian Suharmanto dan penelitian
saat ini adalah sama-sama meneliti tentang pengembangan media
pembelajaran papan hitung pada mata pelajran matematika SD. Perbedaannya
adalah Suharmanto menggunakan papan hitung pembagian dengan subjek
kelas II Sekolah dasar. Selain itu materi yang dipilih berbeda.
Penelitian yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Sulianto (2014) dengan judul Pengembangan Media Rak Bilangan Untuk Mata
Research). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
pembelajaran menggunakan media rak bilangan dapat mencapai ketuntasan belajar, untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan media rak bilangan
dapat meningkatkan hasil belajar, untuk mengetahui adanya perbedaan hasil belajar dengan menggunakan media rak bilangan dan pembelajaran konvensional. Teknik pengumpulan data menggunakan metode pengambilan
data dengan menggunakan metode tes dan metode observasi. Sedangkan untuk analisis data ketuntasan belajar digunakan uji one sample t-test.
sedangkan untuk hasil belar menggunakan uji-t. Berdasarkan data hasil validasi instrumen media rak bilangan diperoleh nilai 82,17 berdasarkan
kategorisasi media rak bilangan baik, data hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen 83,91 dan kelompok kontrol 73,91. Berdasarkan uji kesamaan varian diperoleh Fhitung 0,978
dengan sig.0,327>0.05 artinya varian kedua kelompok sama, berdasarkan uji thitung = 3,085 dengan nilai sig.0,003<0,05 artinya bahwa hasil belajar kedua kelompok berbeda, dapat disimpulkan pembelajaran dengan media rak
bilangan lebih baik dari pada pembelajaran konvensional. Kesamaan antara penelitian Sulianto dengan penelitian peneliti saat ini adalah sama-sama
mengembangkan media mata pelajaran matematika pada materi penjumlahan untuk siswa kelas I Sekolah dasar. Perbedaannya penelitia Sulianto menggunakan media Rak Bilangan.
Materi Operasi Hitung Perkalian Siswa Kelas II MIAL-Ikhsan Turen
Kabupaten Malang. Jenis penelitian ini adalah penelitian Research And Development (R&D). Model yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti
model pengembangan Borg & Gall. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: (1) menjelaskan media pembelajaran Papan Stik pada operasi hitung perkalian siswa kelas II Mial-Ikhsan Turen Kabupaten Malang, (2)
menjelaskan validitas pada media Papan Stik pada operasi hitung perkalian siswa kelas II Mial-Ikhsan Turen Kabupaten Malang, (3) menjelaskan
perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan media Papan Stik pada operasi hitung perkalian siswa kelas II Mial-Ikhsan Turen Kabupaten Malang.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, (1) produk yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan ini berbentuk media Papan Stik pada materi perkalian untuk kelas II Sekolah Dasar, (2) hasil uji coba pengembangan
Papan Stik ini memiliki tingkat kevalidan yang tinggi, (3) perbedaan hasil tes uji coba produk pada kelas II A sebagai kelas eksperimen menunjukkan rata-rata 95,00. Sedangkan hasil tes kelas II B sebagai kelas kontrol menunjukkan
rata-rata 62,75. Dari hasil uji statistik menggunakan uji-t pada SPSS Didapatkan nilai t-hitung sebesar 16,249 dan t-tabol sebesar 2,023. Sehingga
hal ini membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai kelas eksperimen dengan kelas kontrol atau secara statistik rata-rata nilai kelas eksperimen dengan menggunakan Papan Stik lebih tinggi dari kelas
Dari ketiga penelitian di atas yang telah dipaparkan hampir sama
dengan penelitian peneliti kali ini yaitu Pengembangan Media Papan Penjumlahan Pada Materi Penjumlahan Dalam Subtema Gemar Berolahraga
Untuk Siswa Kelas I Sekolah Dasar. Penelitian pertama yang dilakukan oleh Suharmanto (2014) dengan judul Pengembangan Media Pembelajaran Papan Hitung Pembagian Pada Mata Pelajaran Matematika Sekolah Dasar Kelas II,
khususnya mata pelajaran matematika. Penelitian kedua yang dilakukan oleh Sulianto (2014) dengan judul Pengembangan Media Rak Bilangan Untuk
Mata Pelajaran Matematika Pada Materi Penjumlahan Siswa Kelas I Sekolah Dasar. Sasaran penelitian adalah siswa kelas I SD pada mata pelajaran
matematika khususnya materi penjumlahan. Penelitian ketiga yang dilakukan oleh Ringgana (2016) dengan judul Pengembangan Media Pembelajaran Papan Stik Pada Materi Operasi Hitung Perkalian Siswa Kelas II
MIAL-Ikhsan Turen Kabupaten Malang. Sasaran dari penelitian ini yaitu untuk kelas II khususnya mata pelajaran matematika. Secara umum, jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian dan Pengembangan (Developmental Research).
Kesamaan antara penelitian Ringgana dan penelitian peneliti saat ini adalah pengembangan media pembelajaran mata pelajran matematika. Perbedaannya
penelitian Ringgana mengembangkan Media Papan Stik pada materi operasi hitung perkalian untuk siswa kelas untuk kelas II Sekolah dasar.
Jenis penelitian yang digunakan dari ketiga peneliti di atas sama juga
Untuk Siswa Kelas I Sekolah Dasar. Pada penelitian kali ini, peneliti akan
mengembangkan media papan penjumlahan materi penjumlahan pada subtema Gemar Berolahraga dengan menggunakan langkah-langkah dengan
pendekatan saintifik dalam kurikulum 2013. Untuk itu, penelitian ini merupakan penelitian baru yang bisa dijadikan sebagai referensi untuk para guru. Berikut adalah literature map dalam penelitian ini!
Bagan 2.1 Literature Map Hasil Penelitian yang Relevan. Pengembangan Media Pembelajaran Papan
Hitung Pembagian Pada Mata Pelajaran
Matematika Sekolah Dasar Kelas II
Suharmanto (2014)
Pengembangan Media Rak Bilangan Untuk Mata Pelajaran Matematika Pada Materi Penjumlahan Siswa Kelas
I Sekolah Dasar Sulianto (2014)
Pengembangan Media Papan Penjumlahan Pada Materi Penjumlahan Dalam Subtema Gemar Berolahraga Untuk Siswa Kelas I Sekolah Dasar
Santu (2017) Pengembangan Media pembelajaran
Papan Stik Pada Materi Operasi Hitung Perkalian Siswa Kelas II MIAL-Ikhsan Turen Kabupaten
C. Kerangka berpikir
Kurikulum 2013 merupakan sebuah tantangan besar bagi guru. Dimana dalam hal ini, guru diminta untuk lebih kreatif dalam menyusun perangkat
pembelajaran maupun medianya. Tuntutan itu memang bukan hal yang mudah bagi para guru, secara khusus guru kelas I, II, dan IV. Media juga tidak hanya sebatas penyalur untuk menyampaikan materi atau informasi dari guru
terhadap siswa, akan tetapi memberikan wujud lebih riil bagi materi yang dianggap abstrak oleh siswa. Kebanyakan guru di Indonesia sekarang ini
menganggap sepele dengan hal-hal seperti ini. Pada hal, tugas sebagai guru itu tidak hanya sekedar mengajar di kelas tetapi juga harus kreatif dalam
membuat media sebagai alat untuk membantu penyampaian pesan atau informasi.
Berdasarkan wawancara yang sudah dilakukan oleh peneliti bahwa guru
masih mengalami kesulitan dalam membuat media pembelajaran. Melihat permasalahan tersebut, maka peneliti memberikan solusi dengan mengembangkan media papan penjumlahan pada materi penjumlahan dalam
subtema Gemar Berolahraga untuk siswa kelas I Sekolah dasar. Peneliti berharap dengan pengembangan media ini dapat menginspirasi bagi para guru
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian teori di atas maka dapat dirumuskan beberapa
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana mengembangkan media papan penjumlahan pada materi
penjumlahan dalam subtema gemar berolahraga untuk siswa kelas I
Sekolah Dasar?
2. Bagaimana kualitas produk media papan penjumlahan pada materi
penjumlahan dalam subtema gemar berolahraga untuk siswa kelas I Sekolah Dasar?
Kurikulum 2013
Papan penjumlahan
Media Papan Penjumlahan Pada Materi Penjumlahan Untuk Siswa Kelas I Sekolah
Dasar Perangkat
pembelajaran
Silabus
LKS RPP Media
Kovensional
ICT
Penjumlahan
34 BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau penelitian R&D (Research and Development). “Research and Development adalah penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut” (Sugiyono, 2014: 407). Sugiyono (2014: 407) mengatakan bahwa, untuk
menghasilkan produk tersebut sebelumnya harus dilakukan analisis kebutuhan dan pengujian keefektifan produk agar berfungsi secara layak di
masyarakat luas. Jadi, penelitian dan pengembangan bersifat longitudinal (bertahap bisa multy years). Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa media papan penjumlahan materi penjumlahan pada subtema gemar
berolahraga untuk siswa kelas I sekolah dasar.
B. Setting Penelitian.
Dalam penelitian ini ada beberapa hal yang menjadi setting penelitian yaitu: 1. Lokasi Penelitian
Lokasi yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah SDN Kalasan I yang merupakan salah satu sekolah yang menerapkan kurikulum 2013. 2. Waktu Penelitian
dengan melakukan analisis kebutuhan dan diakhiri dengan pembuatan
artikel penelitian.
C. Prosedur Pengembangan
Sugiyono (2014: 408) menggambarkan langkah-langkah penelitian dan pengembangan sebagai berikut:
Bagan 3.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and Development (R & D)
1. Potensi dan Masalah
Potensi merupakan segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan
dengan yang terjadi. Potensi dapat berkembang menjadi masalah jika tidak dapat didayagunakan. Masalah dapat diatasi melalui penelitian dan pengembangan. Potensi dan masalah yang dikemukakan harus didukung
oleh data-data atau fakta. Data yang mendukung potensi dan masalah Potensi dan
Masalah
Revisi Produk
Desain Produk Pengumpulan
Data
Validasi Desain
Revisi Desain Uji coba
Produk Revisi Produk
Uji coba Pemakaian
dapat dikemukakan berdasarkan laporan penelitian dari sumber-sumber
terpercaya.
2. Pengumpulan Data
Langkah kedua yang dilakukan oleh peneliti adalah mengumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah
tersebut. 3. Desain Produk
Desain produk merupakan hasil akhir dari kegiatan penelitian dan pengembangan. Desain produk harus diwujudkan dalam bentuk gambar
atau bagan dan uraian ringkas. 4. Validasi Desain
Validasi desain adalah proses kegiatan untuk menilai desain produk,
apakah produk yang didesain secara rasional lebih efektif daripada yang lama atau tidak. Validasi desain dilakukan dengan cara menghadirkan para pakar atau ahli yang sudah berpengalaman dalam menilai desain tersebut. 5. Revisi Desain
Revisi atau perbaikan desain dilakukan setelah para pakar melakukan
validasi. Kelemahan-kelemahan yang diketahui dari hasil validasi selanjutnya diperbaiki oleh peneliti.
6. Uji coba Produk
membandingkan efektivitas produk yang didesain. Indikator efektivitas
berupa kecepatan pemahaman siswa, tingkat kekreatifan siswa, dan peningkatan hasil belajar siswa.
7. Revisi Produk
Revisi produk dapat dilakukan lagi jika hasil pengujian tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan.
8. Uji coba Pemakaian
Uji coba pemakaian dilakukan pada lembaga pendidikan yang lebih luas.
Kekurangan dan kelebihannya tetap dinilai agar diperbaiki pada tahap selanjutnya.
9. Revisi Produk
Revisi produk dilakukan lagi apabila penerapannya pada lembaga pendidikan yang lebih luas masih terdapat kekurangan.
10. Produksi Massal
Produk dapat diproduksi dalam jumlah yang banyak dan diterapkan pada setiap lembaga pendidikan jika dinyatakan efektif setelah melalui beberapa
kali uji coba.
Kesepuluh langkah penelitian di atas adalah syarat yang harus dilalui oleh peneliti dalam melakukan penelitian jenis Research and Development. Namun
demikian, pada penelitian ini, peneliti hanya membatasi pada lima langkah penelitian dikarenakan terbatasnya waktu penelitian dan hakikat produk
Langkah-langkah penelitian yang digunakan tersebut merupakan
perpaduan antara teori Borg and Gall dan Sugiyono. Karena keterbatasan waktu peneliliti, maka ada lima langkah yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu: (1) Penelitian dan pengumpulan data, (2) Perencanaan, (3) Desain Produk, (4) Validasi Desain, dan (5) Revisi Desain. Kelima langkah tersebut dilakukan secara tahap demi tahap sehingga menghasilkan produk berupa
media papan penjumlahan.
Dari kelima langkah di atas, untuk lebih jelasnya akan dipaparkan melalui
Bagan 3.2 Desain Penelitian Pengembangan Langkah 1
Penelitian dan Pengumpulan Data
Analisis Kebutuhan Wawancara
Langkah 2
Perencanaan
Rancangan Produk Proses Pengembangan
Langkah 3
Desain produk
RPP Desain Media Pembelajaran Papan Penjumlahan
Pengumpulan Bahan
Pembuatan Media Papan Penjumlahan
Langkah 4
Validasi Media Pembelajaran
Kisi-kisi Pembuatan Kuesioner
Validasi Konsultasi Dosen Revisi Instrumen Siap Digunakan
Validasi Media
Pakar Media Pembelajaran
Guru Kelas I
Analisis
Langkah 5
Hasil Validasi Oleh Pakar Revisi Produk
Langkah pertama dalam penelitian ini yakni melaksanakan penelitian
dan pengumpulan data melalui kegiatan wawancara. Hasil wawancara tersebut maka ditemukan potensi dan masalah. Salah satu potensi SDN
Kalasan I yaitu sudah menerapkan kurikulum 2013. Akan tetapi, potensi tersebut belum tentu akan menjadikan patokan. Pelaksanaan kurikulum 2013 di sisi lain menuntut guru untuk kreatif. Berdasarkan potensi tersebut, peneliti
menemukan masalah pada matapelajaran matematika secara khusus materi penjumlahan untuk kelas I sekolah dasar. Sesuai dengan permasalahan tersebut peneliti mengambil tema yang cocok yaitu “kegemaranku” dan
subtemanya” Gemar Berolahraga”. Karena dalam tema dan subtemanya ada
materi penjumlahan.
Langkah kedua yakni perencanaan. Pada tahap ini, peneliti merancang secara garis besar atau gambaran umum terkait isi, bentuk, ukuran, dan desain
media yang akan dihasilkan. Selain itu, peneliti juga merencanakan proses pembuatan dan pengembangan media papan penjumlahan. Langkah ketiga adalah langkah pembuatan produk. Pada langkah ini, diawali dengan
pembuatan RPP sesuai dengan KI dan KD yang sudah ditentukan. Setelah itu mendesain media papan penjumlahan yang sesuai dengan materi pokok yang
ada dalam RPP sehingga ada keterkaitannya. Selanjutnya yakni mengumpulkan bahan yang dibutuhkan untuk proses pembuatan media papan penjumlahan. Setelah bahan-bahan sem ua dikumpulkan, langkah selanjutnya