• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan perangkat pembelajaran subtema Tanaman Di Sekitarku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan perangkat pembelajaran subtema Tanaman Di Sekitarku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar."

Copied!
166
0
0

Teks penuh

(1)

i

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA TANAMAN DI SEKITARKU

MENGACU KURIKULUM SD 2013

UNTUK SISWA KELAS SATU (1) SEKOLAH DASAR

Adhik Abil Yuhono Universitas Sanata Dharma

2015

Pengetahuan yang dimiliki guru mengenai kurikulum SD 2013 masih kurang. Guru mengalami kesulitan dan masih memerlukan contoh untuk membuat perangkat pembelajaran yang mengacu kurikulum 2013. Oleh sebab itu, pengembangan perangkat pembelajaran masih sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan.

Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D). Pengembangan perangkat pembelajaran ini memodifikasi prosedur pengembangan Jerold E. Kemp dan prosedur penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Bord dan Gall. Kedua model pengembangan tersebut dibuat menjadi sebuah model yang lebih sederhana untuk dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini ada 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, dan (5) desain hasil revisi. Instrumen dalam penelitian ini berupa daftar pertanyaan wawancara untuk analisis kebutuhan yang diberikan kepada guru kelas I SD Muhammadiyah dan instrumen validasi yang diberikan kepada dua pakar kurikulum SD 2013 dan dua guru kelas 1 SD.

Berdasarkan validasi dua pakar Kurikulum SD 2013 menghasilkan skor 3,87 dan 4,27. Guru kelas 1 SD menghasilkan skor 4,27 dan 4,78. Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 4,29 dan termasuk dalam kategori

“sangat baik”. Hal tersebut ditinjau dari aspek instrumen validasi yaitu (1)

identitas RPP, (2) perumusan indikator, (3) perumusan tujuan pembelajaran, (4) pemilihan materi ajar, (5) pemilihan sumber belajar, (6) pemilihan media belajar, (7) metode pembelajaran, (8) skenario pembelajaran, (9) penilaian, (10) Lembar Kerja Siswa (LKS), dan (11) Bahasa.

(2)

ii

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF LEARNING INSTRUMENT BASED ON CURRICULUM 2013 SUB-THEME “TANAMAN DI SEKITARKU” FOR THE

FIRST (1st) GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL

Adhik Abil Yuhono Universitas Sanata Dharma

2015

Teacher’s knowledge about 2013 curriculum of Elementary School is still less. The teachers still have difficulty and need example to create learning material that tend to use the 2013 curriculum. Therefore, the improvement of learning material is still very needed to fulfill the need.

This research used Research and Development (R&D). The improvement of the set of instrument modified the improvement procedure of Jerold E. Kemp and the research instrument improvement which improved by Bord and Gall. Those developmental models were made into simpler model as the background of this research. There are five procedures in this research. There are: (1) potential and research problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) expert validation, and (5) design and revision. The instruments of this research are list of interview question for the need analysis and validation instrument questionnaire.

Based on the validation, the score of two expert Curriculums 2013 are 3,87 and 4.27. The score from 1st grade homeroom teacher are 4.27 and 4.78. The average score of the set of instrument showed 4.29 and categorized as “very

good”. It was observed from validation aspect instruments which are: (1) lesson plan identity, (2) indicator formulation, (3) objection formulation, (4) choice of teaching material (5) choice of learning source (6) choice of learning media (7)

learning method (8) learning scenario (9) assessment (10) students’ worksheet and

(11) language.

(3)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA TANAMAN DI SEKITARKU

MENGACU KURIKULUM SD 2013

UNTUK SISWA KELAS SATU (1) SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Adhik Abil Yuhono

NIM: 111134251

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

i

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA TANAMAN DI SEKITARKU

MENGACU KURIKULUM 2013

UNTUK SISWA KELAS SATU (1) SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Adhik Abil Yuhono

NIM. 111134251

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

ALLAH S.W.T

Terimakasih karena telah membukakan jalan untuk hambamu ini

untuk melihat dunia luar dan terimakasih atas semuanya

Orang tua saya

Bapak Murtoyo dan ibu Suminah

yang selalu memberikan semangat dan mendukung serta

membiyayai kuliah dan hidup saya

Keluarga besar Jaya Wijaya dan keluarga Harjo

yang selalu memberikan dukungan

Christina Ferra Thiafica

Yang selalu ada dan membantu saya dalam segala hal

Kelas F’amily dan teman-teman PGSD 2011

Kalian pemberi semangat dari awal kuliah hingga akhir kuliah

Terima kasih atas segala semangat, perhatian, bantuan, dan kasih

sayang yang kalian berikan

Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku

(8)

v

MOTTO

BELAJAR TIDAK HARUS MELIHAT BUKU MAUPUN GURU, TETAPI

BELAJAR DAPAT DENGAN MELIHAT PENGALAMAN ORANG LAIN

KARENA PENGALAMAN ORANG JIKA KITA SATUKAN MAKA AKAN

MENJADI PELAJARAN DAN ILMU KEHIDUPAN YANG SANGAT

BERHARGA.

(@abilmabur)

JANGAN TAKUT MENCOBA, TETAPI TAKUTLAH JIKA SAMPAI

TIDAK MENCOBA

(@abilmabur)

TEMAN YANG SESUNGGUHNYA ADALAH SESEORANG YANG

BERKATA APA ADANYA DAN TIDAK MEMUTARBALIKKAN FAKTA

DALAM KEADAAN APAPUN.

(9)
(10)
(11)

viii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA TANAMAN DI SEKITARKU

MENGACU KURIKULUM SD 2013

UNTUK SISWA KELAS SATU (1) SEKOLAH DASAR

Adhik Abil Yuhono Universitas Sanata Dharma

2015

Pengetahuan yang dimiliki guru mengenai kurikulum SD 2013 masih kurang. Guru mengalami kesulitan dan masih memerlukan contoh untuk membuat perangkat pembelajaran yang mengacu kurikulum 2013. Oleh sebab itu, pengembangan perangkat pembelajaran masih sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan.

Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D). Pengembangan perangkat pembelajaran ini memodifikasi prosedur pengembangan Jerold E. Kemp dan prosedur penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Bord dan Gall. Kedua model pengembangan tersebut dibuat menjadi sebuah model yang lebih sederhana untuk dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini ada 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, dan (5) desain hasil revisi. Instrumen dalam penelitian ini berupa daftar pertanyaan wawancara untuk analisis kebutuhan yang diberikan kepada guru kelas I SD Muhammadiyah dan instrumen validasi yang diberikan kepada dua pakar kurikulum SD 2013 dan dua guru kelas 1 SD.

Berdasarkan validasi dua pakar Kurikulum SD 2013 menghasilkan skor 3,87 dan 4,27. Guru kelas 1 SD menghasilkan skor 4,27 dan 4,78. Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 4,29 dan termasuk dalam kategori “sangat baik”. Hal tersebut ditinjau dari aspek instrumen validasi yaitu (1) identitas RPP, (2) perumusan indikator, (3) perumusan tujuan pembelajaran, (4) pemilihan materi ajar, (5) pemilihan sumber belajar, (6) pemilihan media belajar, (7) metode pembelajaran, (8) skenario pembelajaran, (9) penilaian, (10) Lembar Kerja Siswa (LKS), dan (11) Bahasa.

(12)

ix

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF LEARNING INSTRUMENT BASED ON CURRICULUM 2013 SUB-THEME “TANAMAN DI SEKITARKU” FOR THE

FIRST (1st) GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL

Adhik Abil Yuhono Universitas Sanata Dharma

2015

Teacher’s knowledge about 2013 curriculum of Elementary School is still less. The teachers still have difficulty and need example to create learning material that tend to use the 2013 curriculum. Therefore, the improvement of learning material is still very needed to fulfill the need.

This research used Research and Development (R&D). The improvement of the set of instrument modified the improvement procedure of Jerold E. Kemp and the research instrument improvement which improved by Bord and Gall. Those developmental models were made into simpler model as the background of this research. There are five procedures in this research. There are: (1) potential and research problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) expert validation, and (5) design and revision. The instruments of this research are list of interview question for the need analysis and validation instrument questionnaire.

Based on the validation, the score of two expert Curriculums 2013 are 3,87 and 4.27. The score from 1st grade homeroom teacher are 4.27 and 4.78. The average score of the set of instrument showed 4.29 and categorized as “very good”. It was observed from validation aspect instruments which are: (1) lesson plan identity, (2) indicator formulation, (3) objection formulation, (4) choice of teaching material (5) choice of learning source (6) choice of learning media (7) learning method (8) learning scenario (9) assessment (10) students’ worksheet and (11) language.

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Subtema Tanaman Di Sekitarku Mengacu Kurikulum SD 2013 untuk Siswa Kelas Satu (1)Sekolah Dasar dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. selaku Ketua Program Studi PGSD.

3. Chirstiyanti Aprinastuti. S.Si., M.Pd. selaku Wakil Ketua progam studi PGSD. 4. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing

dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik. 7. Para validator pakar kurikulum SD 2013

8. Orang tuaku Murtoyo dan Suminah yang setia memberikan doa dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

(14)
(15)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...ii

HALAMAN PENGESAHAN ...iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv

HALAMAN MOTTO ...v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...vii

ABSTRAK ...viii

ABSTRACT ...iv

KATA PENGANTAR ...x

DAFTAR ISI ...xii

DAFTAR TABEL ...xv

DAFTAR GAMBAR ...xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Rumusan Masalah ...4

1.3 Tujuan Penelitian ...4

1.4 Manfaat Penelitian ...4

1.5 Batasan Istilah ...5

1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ...7

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori ...8

2.1.1 Kurikulum 2013 ...8

(16)

xiii

Halaman

2.1.1.2 Penguatan Pendidikan Karakter dan Kemampuan Berpikir

Tingkat Tinggi ...14

2.1.1.3 Pendekatan Tematik Integratif ...16

2.1.1.4 Pendekatan Saintifik ...17

2.1.1.5 Penilaian Otentik ...20

2.1.2 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran ...24

2.2 Penelitian yang Relevan ...31

2.3 Kerangka Pikir ...33

2.4 Pertanyaan Penelitian ...35

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ...36

3.2 Prosedur Pengembangan ...39

3.2.1 Potensi dan Masalah ...40

3.2.2 Pengumpulan Data ...40

3.2.3 Desain Produk ...40

3.2.4 Validasi Desain ...41

3.2.5 Revisi Desain ...41

3.3 Jadwal Penelitian ...42

3.4 Instrumen Penelitian ...42

3.5 Teknik Pengumpulan Data ...43

3.6 Teknik Analisis Data ...43

3.6.1 Data Kuantitatif ...44

3.6.2 Data Kualitatif ...44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kebutuhan ...47

4.1.1 Hasil Wawancara Survei Kebutuhan ...47

4.1.2 Pembahasan Hasil Wawancara Survei Kebutuhan ...50

4.2 Deskripsi Produk Awal ...51

4.2.1 Silabus ...51

(17)

xiv

Halaman

4.3 Data Uji Coba dan Revisi Produk ...53

4.3.1 Data Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi Produk ...53

4.3.2 Data Validasi Guru SD yang Sudah Melaksanakan Kurikulum 2013 dan Revisi Produk ...55

4.4 Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ...57

4.4.1 Kajian Produk Akhir ...57

4.4.1.1Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) ...57

4.4.1.2Lembar Kerja Siswa ...57

4.4.2 Pembahasan ...58

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ...62

5.2 Keterbatasan Pengembangan ...63

5.3 Saran ...63

DAFTAR PUSTAKA ...64

(18)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Tata Kelola Pelaksanaaan Kurikulum ...12

Tabel 3.1 Agenda Kegiatan Penelitian ...43

Tabel 3.2 Konvensi Nilai Skala Lima ...45

Tabel 3.3 Kriteria Skor Skala Lima ...47

Tabel 4.1 Komentar Pakar Kurikulum dan Revisi ...55

Tabel 4.2 Komentar Guru Kelas I dan Revisi ...57

(19)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Revisi Taksonomi Bloom ... 16

Gambar 2.2 Model Desain Pengembangan Jerold E. Kemp ... 25

Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berpikir ... 35

(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Izin Wawancara ... 68

Lampiran 2 Surat Keterangan Melakukan Wawancara ... 69

Lampiran 3 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 70

Lampiran 4 Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 ... 72

Lampiran 5 Hasil Validasi Guru Kelas I SD ... 82

Lampiran 6 Silabus...……86

(21)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelaksanaan pembelajaran disetiap jenjang pendidikan beracuan pada kurikulum yang berlaku. Kurikulum di Indonesia selalu mengalami perkembangan dan kurikulum terbaru yang dikembangkan yaitu kurikulum SD 2013. Kurikulum SD 2013 merupakan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004. Secara konseptual, kurikulum SD 2013 dicita-citakan untuk melahirkan generasi masa depan yang cerdas komprehensif yaitu tidak hanya cerdas intelektualnya, tetapi juga cerdas emosi, sisial dan spiritualnya. Oleh karena itu, untuk melaksanakan kurikulum SD 2013 sebaiknya guru membuat perencanaan untuk melaksanakan pembelajaran.

Perencanaan secara umum adalah proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang (Sudjana, 2002: 61). Suatu tindakan harus direncanakan secara matang dan benar-benar dapat mempunyai hasil yang maksimal sesuai apa yang telah direncanakan. Oleh karena itu, perencanaan harus mengacu pada satu pedoman agar kegiatan atau tindakan dapat berjalan secara teratur. Pedoman yang di pakai dalam suatu perencanaan adalah perangkat pembelajaran.

(22)

pembelajaran sehingga dapat berjalan dengan baik (Maielfi, 2012: 2). Oleh karena itu, sebelum dilakukan proses pembelajaran, guru harus menyiapkan perangkat pembelajaran yang meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) agar proses pembelajaran ada pendukung-pendukung sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Maka, perangkat pembelajaran perlu dikuasai oleh guru.

(23)

contohnya ketika melakukan diskusi, karakter yang dikembangkan yaitu kerjasama, dll. Kesulitan-kesulitan dalam pengembangan perangkat pembelajaran kerap kali dialami oleh para guru seperti membuat RPPTH dan penilaian. Guru masih memerlukan contoh-contoh perangkat pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum SD 2013. Selain itu, guru juga membutuhkan RPPTH yang mengembangkan berpikir tingkat tinggi. Guru tidak memberikan saran terkait dengan penyusunan perangkat pembelajaranyang mengacu pada kurikulum SD 2013. Guru mengatakan bahwa kurikulum SD 2013 terlalu dipaksakan, karena pemahaman guru mengenai kurikulum 2013 juga masih minim. Diklat pelatihan kurikulum pun tidak maksimal karena dilaksanakan secara terburu-buru sehingga hasil yang diperoleh juga kurang maksimal.

(24)

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana mengembangkan perangkat pembelajaran subtema tanaman di sekitarku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar?

1.2.2 Bagaimana kualitas produk perangkat pembelajaran subtema tanaman di sekitarku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Untuk mengembangkan perangkat pembelajaran subtema tanaman disekitarku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar

1.3.2 Untuk mendeskripsikan kualitas produk prosedur perangkat pembelajaran subtema tanaman disekitarku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi mahasiswa

(25)

1.4.2 Bagi guru

Guru mendapat wawasan lebih banyak mengenai kurikulum 2013 dan mendapatkan Rencana Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) lengkap dengan format kurikulum SD 2013 beserta lampiran yang terdiri dari bahan ajar atau LKS, media pembelajaran, instrument penilaian, yang berupa soal dan kunci jawaban, serta tugas dan rubric penilaian.

1.4.3 Bagi siswa

Siswa mendapatkan pendidikan karakter yang mempertahankan karakter dari anak itu sendiri dan siswa mendapatkan kesempatan untuk lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

1.4.4 Bagi sekolah

Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat digunakan dalam membantu proses belajar mengajar di sekolah.

1.4.5 Bagi prodi PGSD

Prodi dapat menjadikan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran tersebut sebagai arsip untuk kepentingan perkuliahan jika suatu saat dosen atau mahasiswa membutuhkan.

1.5 Batasan Istilah

(26)

1.5.2 Pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengolah karakter siswa dan pendidikan itu diberikan saat berada di sekolah. Sekolah dipilih karena sekolah adalah tempat terbaik untuk menanamkan karakter pada siswa. 1.5.3 Kemampuan berpikir tingkat tinggi pada taksonomi Bloom adalah proses

belajar yang dapat melaksanakan menganalisis, mengevaluasi dan membuat/create.

1.5.4 Pendekatan tematik integratif adalah pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema, lalu tema tersebut digunakan dalam mengaitkan beberapa materi pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna pada siswa.

1.5.5 Pendekatan saintifik adalah proses belajar siswa agar siswa tersebut dapat secara aktif menyusun konsep, peraturan, atau prinsip melalaui tahapan mengamati untuk dapat mengidentifikasi atau menemukan masalah. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan agar tercipta suasana untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu.

(27)

siswa melalui berbagai teknik yang dapat mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukkan secara benar bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan telah benar-benar dikuasai dan dicapai.

1.5.7 Perangkat pembelajaran adalah Rencana Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) beserta lampirannya yang terdiri dari bahan ajar/LKS, media pembelajaran, instrumen penilaian yang berupa soal dan kunci jawaban serta tugas dan rubrik penilaian.

1.6 Spesifik Produk yang Dikembangkan

1.6.1 Komponen RPPTH yang disusun lengkap yang terdiri dari identitas RPPTH, Perumusan Indikator, Perumusan Tujuan Pembelajaran, Pemilihan Materi Ajar, Pemilihan Sumber Belajar, Pemilihan Sumber Belajar, Pemilihan Media Belajar, Metode Pembelajaran, Skenario Pembelajaran, dan Penilaian.

1.6.2 RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi siswa (intelektual, keterampilan, sikap sosial, dan sikap spiritual) yang nampak dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran.

(28)

1.6.5 Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik yang mengukur pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dinilai tidak hanya hasilnya saja, tetapi juga prosesnya.

(29)

9

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kurikulum SD 2013

(30)

2.1.1.1Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013

Menurut Syaifuddin (dalam Husamah, 2014: 7-11) ada lima rasionalisasi pengembangan kurikulum 2013 yaitu pada tantangan eksternal dan internal , pola pikir pengembangan kurikulum 2013, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses, dan penyesuaian beban, kelima rasional pengembangan kurikulum 2013 tersebut disarikan dari bahan sosialisasi Kurikulum 2013 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Menurut Syaifuddin (dalam Husamah, 2014: 7-11), uraian dari kelima rasionalisasi diatas adalah sebagai berikut :

1. Tantangan internal dan eksternal

a. Tantangan internal

1. PP/2005 mengamanatkan bahwa pengembangan pendidikan mengacu pada 8 Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar penilaian, standar kompetensi lulusan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, standar sarana dan prasarana, standar pendidikan dan tenaga kependidikan. Empat standar yang pertama merupakan komponen kurikulum yang dikaji pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia.

2. Kondisi pendidikan Indonesia dibandingkan dengan Negara-negara maju. Aspek ini akan melihat standar isi, khususnya pada kompetensi dasar.

(31)

b. Tantangan Internal

Lima tantangan penting penting yaitu tantangan masa depan, persepsi

masyarakat, kompetensi masa depan, perkembangan pengetahuan dan pedagogi, dan fenomena negatif yang mengemuk. Persepsi masyarakat yang berkembang adalah pendidikan yang terlalu berat dan kurang bermuatan karakter. Pengembangan kurikulum 2013 menitikberatkan pada aspek kognitif, beban siswa yang terlalu berat dan kurang bermuatan karakter. Pengembangan kurikulum 2013 mengintregasikan tiga komponen penting yaitu ASK (atticude, skill and knowledge), mengurangi beban siswa yang terlalu berat dengan mengintregasikan mata pelajaran dalam tema (khusus untuk SD/MI), serta menitik beratkan pada pengembangan karakter siswa dalam kompetensi lulusannya.

2. Pola pikir pengembangan kurikulum SD 2013

a. Pola pikir pengembangan kurikulum SD 2013 dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya.

1. Standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan.

2. Standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui kompetensi hati yang bebas mata pelajaran.

3. Semua matapelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, ketrampilan, dan pengetahuan.

(32)

b. Tata kelola pelaksanaan kurikulum

Table 2.1 Tata Kelola Pelaksanaan Kurikulum

Elemen Ukuran tata kelola KTSP 2006 KURIKULUM SD 2013

Guru Kewenangan Hampir mutlak Terbatas

Kompetensi Harus tinggi Sebaiknya

tinggi.bagi yang

Buku Peran penerbit Besar Kecil

Variasi materi dan proses

Tinggi Rendah

Variasi harga/beban siswa

Tinggi Rendah

Siswa Hasil pembelajaran Tergantung

sepenuhnya kepada guru

Tidak sepenuhnya tergantung pada guru

Pemantauan Titik penyimpangan Banyak Sedikit Besar penyimpangan Tinggi Rendah Pengawasan Sulit, hampir tidak

mungkin

Mudah Penyusunan

silabus

Guru Hampir mutlak

(dibatasi hanya oleh SK-KD)

Pengembangan dari dari yang sudah disiapkan Pemerintah Hanya sampai

SK-KD

Mutlak Penyusunan

buku

Penerbit Kuat Lemah

Guru Hampir mutlak Kecil, kecuali

untuk buku pengayaan Pemerintah Kecil, untuk

kelayakan penggunaan sekolah

Kecil untuk buku teks, kecil untuk buku pengayaan Penyusunan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Guru Hampir mutlak Kecil,kecuali untuk

(33)

Pemerintah daerah Supervisi penyusunan dan pemantauan

Supervisi

pelaksanaan dan pemantauan Pelaksanaan

pembelajaran

Guru Mutlak Hampir mutlak

Pemerintah daerah Pemantauan kesesuaian dengan rencana (variatif)

Pemantauan kesesuaian dengan buku teks

(terkendali) Penjaminan

mutu

Pemerintah Sulit, karena

variadi terlalu besar

Mudah. Karena mengarah pada pedoman yang sama

Langkah-langkah yang direncanakan pemerintah dalam penguatan tata kelola tersebut sebagai berikut :

1. Menyiapkan buku pegangan pembelajaran.

2. Menyiapkan guru supaya memahami pemanfaatan sumber belajar yang telah disiapkan dan sumber lain yang dapat mereka manfaatkan.

3. Memperkuat peran pendampingan dan pemantauan oleh pusat dan daerah dalam pelaksanaan pembelajaran.

3. Pendalaman dan perluasan materi

Pendalaman dan perluasan materi didasarkan pada materi-materi pelajaran yang dikembangkan di Negara-negara maju. Dengan membandingkannya dengan kondisi yang ada di Indonesia. Misalnya, acuan yang digunakan PISA, TIMSS, PIRLES dan sebagainya.

4. Penguatan proses

(34)

a. Pembelajaran

1. Menggunakan pendekatan saintifik dengan mengamati, bertanya, mencoba menalar dan sebagainya.

2. Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran untuk semua mata pelajaran.

3. Menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberi tahu (discovery learning)

4. Menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi pembawa pengetahuan dan berpikir logis, sistematis dan kreatif.

b. Penilaian

1. Disediakan buku pegangan guru.

2. Menekankan pada pertanyaan yang membutuhkan pemikiran mendalam (bukan sekedar hafalan)

3. Mengukur proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa. 4. Menggunakan portofolio pembelajaran siswa.

5. Penyesuaian beban

1. Disediakan buku pegangan guru.

2. Pendekatan tematik terpadu menggunakan satu buku untuk semua mata pelajaran sehingga dapat selaras dengan kemampuan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan carrier of knowledge.

(35)

2.1.1.2Pengutan Pendidikan Karakter dan Kemampuan Berpikir Tingkat

Tinggi

Menurut pernyataan Koesoema (2007: 124) pendidikan karakter sangat erat kaitannya dengan bagaimana menanamkan dan memberikan nilai-nilai tertentu dalam diri anak didik di sekolah. Pernyataan menurut Narwanti (2011: 14) menjelaskan pendidikan karakter adalah sebuah sistem untuk menanam nilai-nilai karakter kepada seluruh warga sekolah yang didlam pendidikan karakter itu meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Sedangkan menurut Gaffar (dalam Koesoema, 2011: 46) menyatakan bahwa pendidikan karakter merupakan sebuah proses untuk dikembangkan lebih mendalam untuk kepribadian seseorang sehingga dapat menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang tersebut. Menurut Koesoema (2011: 5) menjelaskan bahwa pendidikan karakter adalah pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah.

(36)

berpikir anak ketingkat yang lebih tinggi. Taksonomi Bloom (dalam Akbar, 2013: 11) menggolongkan tujuan pendidikan menjadi 3 ranah, yaitu.

- Ranah kognitif (berkaitan dengan penalaran/ pemikiran–dalam bahasa pendidikan Indonesia disebut “cipta”)

- Ranah afektif (berkaitan dengan afeksi atau “rasa”)

- Ranah psikomotorik (berkaitan dengan psikomotor atau gerak jasmani-jiwani, gerak-gerik jasmani yang terkait dengan jiwa; mirip dengan “karya”)

Menutut Lorin Anderson dan Krathwohl (dalam Basuki, 2014: 13), pada ranah kognitif terdapat tingkatan berpikir dari yang rendah sampai yang tinggi, dari tahap yang terendah yaitu 1) tahap mengingat; (2) tahap memahami;(3) tahap mengaplikasikan; (4) tahap menganalisis;(5) tahap mengevaluasi; (6)Tahap mencipta. Menurut Bloom terdapat 3 aspek yang menjadi bagian dari kemampuan berpikir tinggi yaitu menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

Gambar 2.1 Revisi Taksonomi Bloom

(37)

Adapun bagian dari kemampuan berpikir tinggi yaitu menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

2.1.1.3Pendekatan Tematik Integratif

Pendekatan tematik intregatif sangat diperlukan guna menunjang kegiatan belajar agar anak benar-benar paham dalam menerima materi. Joni (dalam Trianto, 2011: 56) menjelaskan pengertian pembelajaran intergratif (terpadu) yaitu suatu sistem pembelajaran yang mengaktifkan siswa secara individu maupun kelompok untuk mencari, menggali serta menemukan konsep bahkan prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik. Lalu Trianto (2011: 57) menjelaskan kembali bahwa pembelajaran terpadu adalah suatu pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman yang sangat bermakna bagi peserta didik. Pengalaman yang dimaksud itu sendiri adalah dengan memahami konsep-konsep melalui pengamatan langsung lalu menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahami oleh peserta didik.

(38)

2.1.1.4Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik menurut Robin Fogarty (dalam Majid, 2014: 193), yang digunakan yaitu model jarring laba-laba (webbed model). Model laba-laba ini berasal dari pendekatan tematik yang digunakan sebagai acuan dasar bahan serta kegiatan pembelajarannya. Tema yang telah dirancang dan dibuat dapat mengikat suatu pembelajaran dalam mata pelajaran.selain itu menurut Sudarwan (dalam Majid, 2014: 194), pendekatan saintifik mempunyai ciri yaitu sebagai berikut : penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengapsahan dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Dengan demikian, proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau criteria ilmiah. Proses pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi kriteria seperti berikut ini:  Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang

dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.

 Penjelasan guru, respons peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka dengan serta-merta,pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.

 Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran.

(39)

 Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan obyektif dalam merespons substansi atau materi pembelajaran.

 Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung jawabkan.

 Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik system penyajiannya.

Menurut Sudarwan (dalam Majid, 2014: 194) pendekatan santifik bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran , penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Dengan pendekatan saintifik, peserta didik diharapkan dapat berperilaku ilmiah.Peserta didik diajak untuk mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan.

Menurut Majid (2013: 211) kurikulum SD 2013 menggunakan pedagogik modern yang menggunakan pendekatan saintifik, meliputi:

1. Mengamati

Metode mengamati bermanfaat untuk pemenuhan rasa ingin tahu siswa sehingga siswa menjadi antusis dalam belajar. Perinsip yang digunakan dalam pengamatan yang harus diperhatikan oleh guru dan siswa adalah:

- Cermat, objektif, jujur, serta fokus terhadap objek - Menentukan dan menyepakati prosedur pengamatan

- Memahami apa yang hendak dicatat, direkam, dan sejenisnya.

(40)

2. Menanya

Guru mengingatkan peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan bertanya. Kriteria pertanyaan yang baik yaitu (1) singkat, padat, dan jelas, (2) menginpirasi jawaban, (3) memiliki fokus, (4) memberi kesempatan peserta didik berpikir ulang, (5) merangsang kemampuan kognitif, (6) merangsang potensi interaksi.

3. Menalar

Menalar digunakan untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik berlaku aktif melalui kerangka proses pembelajaran.

4. Mencoba

Peserta didik dimaksudkan untuk memecahkan masalah sehari-hari. Adapun tahap mencoba yaitu persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut.

5. Mengkomunikasikan

Pada tahap ini, peserta didik dapat mengkomunikasikan hasil belajarnya, seperti menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau yang lainnya.

(41)

2.1.1.5Penilaian Otentik

Dalam buku Nurgiyantoro (2011: 22) mengatakan penilaian otentik sebenarnya sudah lama dikenal dalam dunia pendidikan walau di Indonesia hal itu terkesan baru. Ia baru naik daun dan ramai-ramai dibicarakan setelah pelaksanaan KTSP menyarankan penggunaan pembelajaran kontestual, dan dipihak lain, penggunaan strategi pembelajaran itu menunjuk penggunaan penilaian otentik dalam pengukuran hasil pembelajaran peserta didik. Keadaan itu mirip dengan portofolio yang juga baru menjadi popular setelah adanya sertifikasi guru. Perlu diketahui bahwa penilaian dengan cara portofolio sebenarnya salah satu dari bentuk penilaian otentik.

Penilaian otentik juga menekankan kemampuan peserta didik untuk mendemonstrasikan pengetahuan yang dimilikinya secara nyata dan bermakna. Menurut Nurgiyantoro (2011: 23) penilaian otentik merupakan penilaian terhadap tugas-tugas yang menyerupai kegiatan membaca dan menulis sebagaimana halnya di dunia nyata dan di sekolah. Tujuan penilaian itu adalah untuk mengukur berbagai ketrampilan dalam berbagai konteks yang mencerminkan situasi di dunia nyata dimana ketrampilan-ketrampilan tersebut digunakan.

Lain halnya yang dikemukakan oleh Nuryani, bahwa penilaian otentik harus melibatkan suatu tugas bagi siswa untuk menampilkan, dan kriteria penilaian atau rubrik yang digunakan untuk menilai penampilan berdasarkan tugas tersebut.

(42)

a) Penilaian Sikap

Penilaian sikap ini dibagi menjadi 2 yaitu sikap spiritual yang dimuat dalam KI-1 dan sikap sosial yang dimuat dalam KI-2. Contoh sikap spiritual antara lain: taat beribadah, menunjukkan rasa syukur, berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, toleransi dalam beribadah. Contoh sikap sosial antara lain: jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, percaya diri, kerja sama, ketelitian, ketekunan, dll. Penilaian sikap bisa dilakukan dengan cara observasi, penilaian diri, penilaian antarteman dan jurnal.

1. Observasi

Merupakan penilaian yang dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan yang berisi indikator-indikator yang akan diamati secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan alat indera.

2. Penilaian diri

Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk merenungkan dan menemukan kekurangan dan kelebihan dalam pencapaian kompetensi. Insrtumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.

3. Penilaian antar teman

(43)

kelompoknya. Instrument yang digunkan berupa lembar penilaian antar peserta didik.

4. Jurnal

Merupakan catatan yang dilakukan oleh pendidik yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kelemahan dan kelebihan peserta didik terkait dengan sikap dan perilaku. Jurnal bisa disebut sebagai catatan berkesinambungan dari hasil observasi.

b. Penilaian Pengetahuan

Aspek pengetahuan dapat dinilai dengan cara sebagai berikut. 1. Tes tertulis

Tes terlulis terdiri dari memilih jawaban, mensuplai jawaban dan uraian. Memilih jawaban terdiri dari pilihan ganda, menjodohkan, pilihan benar salah, ya atau tidak,dan sebab atau akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek, dan uraian.Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik untuk mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi materi yang sudah dipelajari.

2. Tes lisan

Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pendidik secara ucap (oral), sehingga peserta didik menjawab secara ucap juga.

3. Penugasan

(44)

c. Penilaian keterampilan

Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut. 1. Penilaian kinerja

Penilaian kinerja adalah suatu penilaian yang meminta iswa untuk melakukan suatu tugas yang mengaplikasikan pengetahuan dan ketermpilan yang dibutuhkan.Misalnya tugas untuk memainkan alat musik, menyanyi, bermain peran, menari, dll.

Instrumen yang digunakan dapat berrupa daftar cek (checklist), catatan anekdot/narasi, skala penilaian, memori atau ingatan (memory approach) dan rubrik.

2. Penilaian proyek

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu.instrumen yang digunakan berupa daftar cek, skala penilaian, atau narasi.

3. Penilaian portofolio

(45)

Berdasarkan teori-teori diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian otentik adalah penilaian pembelajaran yang telah dilakukan siswa dalam mencapai suatu pembelajaran sehingga memberikan gambaran perkembangan siswa.

2.1.2 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Model pengembangan perangkat yang dipakai adalah model Kemp. Kemp adalah suatu model pembelajaran yang membentuk siklus. Model instruksional yang dikembangkan. Kemp ini tidak ditentukan dari komponen mana seharusnya guru memulai proses pengembangan. Komponen-komponen dalam suatu desain instruksional menurut Kemp seperti gambar berikut :

(46)

1. Identifikasi Masalah Pembelajaran (Instructional Problems)

Langkah ini bertujuan untuk mengindentifikasi terjadinya kesenjangan antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi di lapangan, baik yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik maupun strategi yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Bahan kajian, pokok bahasan, atau materi yang dikembangkan, selanjutnya alternatif atau cara pembelajaran yang sesuai dalam upaya pencapaian tujuan seperti yang diharapkan dalam kurikulum.

2. Analisis Siswa (Learner Characteristics)

Langkah ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik siswa yang meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman baik secara individual maupun berkelompok. Analisis siswa tersebut di antaranya: a. Tingkah Laku Awal Siswa

Kardi (dalam Trianto, 2011: 180) menjelaskan bahwa diperlukan identifikasi keterampilan khusus yang seharusnya dapat siswa lakukan untuk memulai pembelajaran. Hal ini bertujuan agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar, efektif, dan efisien.

b. Karakteristik Siswa

(47)

kemampuan bekerja sama, keterampilan sosial, dan lain-lain. Hasil analisis dapat digunakan untuk menyiapkan perangkat pembelajaran.

3. Analisis Tugas (Task Analysis)

Kemp (dalam Trianto, 2010: 83) menyatakan bahwa analisis tugas merupakan kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu pengajaran. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui dan menentukan model pembelajaran untuk mencapai tujuan, sehingga analisis ini mencakup analisis isi pelajaran, konsep, prosedural, pemrosesan informasi yang digunakan untuk memudahkan pemahaman atau penguasaan tentang tugas-tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dibuat ke dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

4. Merumuskan Indikator (Instructional Objectives)

Indikator merupakan tujuan pembelajaran yang diperoleh dari hasil analisis tujuan. Analisis pembelajaran dan identifikasi tingkah laku awal siswa didasarkan pada perumusan indikator. Tujuan pembelajaran dilakukan untuk mengonversikan analisis tugas dan analisis konsep menjadi tujuan pembelajaran khusus yang lebih operasional.

5. Urutan Isi (Content Sequencing)

(48)

6. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran (Designing the Message)

Menurut Morrison (2011: 16), memilih alat dan bahan yang disesuaikan dengan tujuan dapat membantu keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran. Jika sumber-sumber pelajaran yang dipilih dan disiapkan dengan baik, maka dapat memenuhi tujuan pembelajaran antara lain memotivasi siswa dengan menarik dan menstimulasi perhatian pada materi pelajaran, melibatkan siswa, menjelaskan dan .menggambarkan isi materi dengan lebih jelas.

7. Strategi Pembelajaran (Instructional Strategies)

Memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan meliputi pemilihan model, pendekatan dan metode, dan pemilihan format yang dipandang dapat memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran.

8. Pengembangan Instruksi (Development of Instruction)

Morrison (2011: 16) menjelaskan bahwa setelah melengkapi proses analisis dan mendesain media dan sumber belajar, langkah selanjutnya adalah menyiapkan semua bahan ajar seperti halaman web, bahan cetak, dan rekaman video.

9. Penyusunan Instrumen Evaluasi (Evaluation Instruments)

(49)

10. Revisi Perangkat Pembelajaran (Revision)

Revisi perangkat pembelajaran dilakukan setelah mendapatkan masukan dan penilaian yang diperoleh dari kegiatan validasi perangkat pembelajaran oleh pakar.

11. Evaluasi Sumatif (Summative Evaluation)

Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian tujuan-tujuan utama pada akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi hasil ujian akhir unit dan uji akhir untuk pelajaran tertentu.

12. Evaluasi Formatif (Formative Evaluation)

Evaluasi formatif merupakan bagian penting dari proses pengembangan yang berfungsi sebagai pemberi informasi bagi pengajar atau tim pengembang seberapa baik program yang telah berfungsi. Penilaian formatif dilaksanakan selama pengembangan dan ujicoba.

13. Evaluasi Penegasan (Confirmative Evaluation)

Morrison (2011: 18) menjelaskan bahwa proses evaluasi penegasan adalah proses untuk menentukan apakah desain yang telah dirancang tetap sesuai dari waktu ke waktu.

14. Perencanaan (Planning)

(50)

15. Pelaksanaan (Implementation)

Morrison (2011: 18) memaparkan bahwa selain mendesain instruksi, penting juga untuk merencanakan pelaksanaan. Pelaksanaan seperti evaluasi formatif dilakukan diawal dalam proses merancang instruksional. Perencanaan dalam pelaksanaan yang dilakukan seawal mungkin, dapat membantu memastikan kelancaran program instruksional.

16. Manajemen Proyek (Project Management)

Manajemen proyek diperlukan untuk mengelola jadwal dan anggaran untuk proyek. Upaya yang diperlukan untuk manajemen proyek ditentukan oleh lingkup proyek.

17. Pelayanan Pendukung (Support Services)

Selama pengembangan pelayanan pendukung cukup penting bagi terlaksananya pengembangan yang baik. Pelayanan pendukung yang dimaksud seperti staf tata usaha, kebijakan kepala sekolah, guru mitra dan tenaga-tenaga terkait lainnya. Selain itu, anggaran atau dana, fasilitas, bahan, perlengkapan juga merupakan salah satu pelayanan pendukung yang dapat membantu berlangsungnya pengembangan.

Peneliti menggunakan model pengembangan perangkat pembelajaran menururt Kemp karena komponen-komponen yang ada dalam model Kemp relatif lebih lengkap dibandingkan dengan model-model perangkat pembelajaran yang lain.

(51)

1. Silabus

Menurut Depdiknas 2008 (dalam Sa’dun 2013: 7) silabus adalah suatu perencanaan pada kelompok mata pelajaran yang didalamnya terdapat standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Trianto (2010: 96) silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH)

Menurut Kemendikbud (2013: 9), RPPTH adalah rencana pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. Sedangkan menurut Permendikbud nomor 81A tahun 2013 RPPTH merupakan rencana pembelajaran dari suatu tema atau pelajaran yang didalamnya berisi (1) satauan pendidikan, mata pelajaran, dan kelas/semester, (2) materi pokok, (3) alokasi waktu, (4) tujuan pembelajaran, (5) materi pembelajaran dan metode pembelajaran, (6) media, alat dan sumber belajar, (7) langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan (8) penilaian yang mengacu pada silabus.

(52)

melaksanakan pembelajaran. Penilaian digunakan untuk menilai kemampuan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang terdiri dari aspek pengetahuan, keterampilan, sikap sosial dan sikap spiritual. Selain itu didalam RPPTH juga dilengkapi dengan LKS. Menurut Sa’dun

(2013: 171) LKS adalah lembar yang berisi tentang tugas yang harus dikerjakan siswa. Dalam LKS terdapat judul, KD, waktu penyelesaian, pealatan, informasi singkat, langkah kerja dan laporan yang harus dikerjakan.

Berdasarkan uraian diatas RPPTH dibuat berdasarkan dengan silabus. RPPTH dilengkapi dengan rangkuman materi, penilaian dan LKS.

2.1.3 Penelitian yang Relevan

Penelitian pengembangan perangkat pembelajaran yang mengacu

(53)

bidang studi maupun perilaku mereka sesuai dengan nilai-nilai target yang dipadukan. Hasil penelitian tersebut kemudian dijadikan dasar untuk melakukan penenlitian yang lain.

Kedua penelitian pengembangan model pembelajaran yang dilakukan oleh Vitus Winda Ari Wismantaka. (2014). Dalam skripsinya Vitus. meneliti “Pengembangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum SD 2013 Subtema Meneladani

Sikap Pahlawan Bangsaku Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”. Tujuan uatama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa bahan ajar yang mengacu pada kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter berbasis budaya lokal, serta penilaian secara otentik pada kegiatan belajarnya. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa wawancara, kuisioner, dokumentasi. Prosedur pengembangan yang digunakan yaitu Jerold E kemp dan prosedur penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Bord and Gall. Penelitian tersebut menghasilkan sekor rerata 4,43 dengan kategori sangat baik.

Ketiga penelitian pengembangan model pembelajaran yang dilakukan oleh Maria Imakulata Wae Mogi. (2014). Dalam skripsinya Maria meneliti “Pengembangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum SD 2013 Subtema Bersatu

(54)

2013 subtema dalam Keberagaman untuk siswa kelas IV SD memiliki kualitas sangat baik dan sekor rerata 4,67.

Ketiga penelitian tersebut relevan terhadap penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Pada penelitian pertama membicarakan tentang pendidikan karakter dan penelitian yang peneliti kembangkan juga mengembangkan pendidikan karakter. Pada penelitian kedua dan ketiga mengembangkan produk bahan ajar yang mengacu kurikulum SD 2013. Namun peneliti belum menemukan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran yang mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas 1 SD. Oleh sebab itu, peneliti mengembangkan peranggkat pembelajaran subtema “ Tanaman di Sekitarku” yang mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas 1 SD.

2.1.4 Kerangka Pikir

Berdasarkan pernyataan di atas, maka disusun kerangka berpikir mengenai perangkat pembelajaran yang mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu Sekolah Dasar. Langkah pertama yang dilakukan peneliti dalam menyusun perangkat pembelajaran yaitu menganalisis kurikulum untuk mengetahui lebih jauh tentang kurikulum SD 2013. Langkah kedua yaitu peneliti melakukan survei kebutuhan yang dilakukan di SD Muhammadiyah Demangan dengan hasil guru masih membutuhkan perangkat pembelajaran yang mengacu kurikukum 2013.

(55)

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir Analisis Kurikulum

 Kurikulum SD 2013 merupakan upaya pemerintah untuk menyiapkan generasi bangsa yang memiliki sikap, keterampilan serta pengetahuan yang dapat digunakan bagi masa depannya.

 Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik.

 Penilaian menggunakan penilaian otentik untuk menilai siswa secara keseluruhan yang terdiri dari 3 aspek yang dinilai yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

 Penguatan pendidikan karakter dalam pembelajaran menjadi tujuan utama Kurikulum

SD 2013 Survei Kebutuhan

 Hasil Wawancara kepada guru mengenai pemahaman perangkat pembelajaran kurikulum 2013. Bahwa guru belum maksimal dalam memahami dan melaksanakan pendekatan saintifik.

 Hasil wawancara didapatkan bahwa guru membutuhkan perangkat pembelajaran, terutama dalam penilaian otentik

Spesifikasi Perangkat

 Komponen RPPTH yang disusun lengkap.

 RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi siswa

 RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif.

 RPPTH disusun basisaktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik.

 Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik.

(56)

2.1.5 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian teori diatas maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana mengembangkan perangkat pembelajaran subtema tanaman di sekitarku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar?

2. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran subtema tanaman di sekitarku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar menurut pakar kurikulum SD 2013?

(57)

37

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah metode penelitian dan pengembangan atau sering disebut Research and Development. Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2009: 407). Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Research and Development karena akan menghasilkan produk yang berupa perangkat pembelajaran subtema tanaman disekitarku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu sekolah dasar.

Menurut Sugiyono (2012: 298) ada sepuluh langkah penelitian dan pengembangan yaitu sebagai berikut:

1. Potensi dan masalah. Adanya potensi dan masalah merupakan langkah awal dari penelitian. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memeiliki nilai tambah. Sedangkan, masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Potensi dan masalah ini, harus ditunjukkan dalam data yang empirik dan datanya tidak harus dicari sendiri, tetapi bisa berdasarkan penelitian orang lain, atau dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang masih up to date.

(58)

metode yang digunakan tergantung masalah serta ketelitian tujuan yang ingin dicapai.

3. Desain produk. Desain yang dihasilkan dlam penelirian research dan development bermacam-macam. Peneliti harus membuat rancangan produk yang akan dibuat dan menggunakan rerfensi yang muktahir.

4. Validasi desain merupakan kegiatan penilaian produk yang telah dibuat. Validasi ini dapat oleh beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk yang baru dirancang sehingga dapat diketahui kelemahan dan kekuatan produk tersebut. Validasi desain ini juga dapat dilakukan dalam forum diskusi. Sebelum diskusi, peneliti harus mempresentasikan proses penelitian sampai ditemukan desain tersebut.

5. Perbaikan desain. Setelah divalidasi oleh para pakar maka akan diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut kemudian dikurangai dengan cara memperbaiki desain dan yang memperbaiki desain adalah peneliti yang menghasilkan produk tersebut.

6. Uji coba produk. Uji coba produk dapat dilakukan dengan eksperimen. Eksperimen dapat dilakukan dengan cara membandingkan dengan keadaan sebelum dan sesudahnya (before-after) atau dengan membandingkan dengan kelompok yang menggunakan sistem lama (pretest-postest control group desain).

(59)

8. Uji coba pemakaian. Setelah diujucoba terbatas dan direvisi, kemudian dilakukan uji coba dalam kondisi nyata untuk lingkup yang luas. Dalam uji coba pemakaian ini harus tetap dinilai untuk mengetahui kekurangan atau kelemahannya.

9. Revisi produk dilakukan apabila dalm pemakaian kondisi nyata terdapat kelemahan atau kekurangannya.

10.Pembuatan produk masal. Pembuatan produk masal dilakukan apabila produk yang telah diujucoba dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi masal.

Jika kesepuluh langkah penelitian pengembangan tersebut dapat diikuti dengan benar, maka dapat menghasilkan sebuah produk pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan, yang tentunya siap dioperasikan atau digunakan di sekolah-sekolah. Akan tetapi, dalam penelitian dan pengembangan (Research and Development) yang peneliti kembangkan, peneliti hanya berhenti sampai langkah kelima. Adapun alasannya karena perangkat pembelajaran ini digunakan untuk guru jadi cukup sampai validasi oleh dua ahli kurikulum SD 2013 dan dua guru kelas 1 sekolah dasar. Selain itu juga karena keterbatasan waktu dan biaya penelitian.

(60)

divalidasi oleh dua pakar kurikulum dan dua guru yang sudah melaksanakan Kurikulum SD 2013. Pada revisi desain peneliti dapat melihat kekurangan dan kualitas perangkat pembelajaran sehingga peneliti akan memperbaiki lebih lanjut dilihat dari kekurangan tersebut.

3.2Prosedur Pengembangan

Penelitian pengembangan perangkat pembelajaran ditujukan untuk guru kelas I sekolah dasar. Peneliti kemudian memodifikasi prosedur pengembangan Kemp dengan langkah-langkah R&D milik Borg and Gall. Prosedur pengembangan penelitian ini melalui lima langkah, yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, dan (5) desain hasil revisi. Berikut ini peneliti akan menjelaskan bagan langkah 1 sampai dengan 5 lengkap berserta keterangan secara lengkap pada bagan di bawah ini :

(61)

3.2.1 Potensi dan masalah

Penelitian ini berangkat dari adanya potensi dan masalah. Peneliti melakukan wawacara untuk mengetahui masalah yang ada kepada guru kelas 1 SD Muhamadiyah Demangan yang ditunjuk pemerintah unuk menerapkan kurikulum SD 2013 di kelas 1 dan 4. Wawancara ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya fakta dan masalah yang terjadi di lapangan menyangkut pemahaman guru kelas 1 terkait perangkat pembelajaran untuk kurikulum SD 2013. Kurangnya ketersediaan contoh mengenai perangkat pembelajaran yang digunakan guru untuk melaksanakan pembelajaran menyulitkan guru untuk membuat perangkat pembelajaran kurikulum SD 2013. Sehingga diharapkan perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan disusun sesuai dengan Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas 1 subtema tumbuhan di sekitarku.

3.2.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara kepada guru. Hasil wawancara tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan produk yang berupa perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013 untuk kelas I Sekolah Dasar. Pengumpulan data tersebut digunakan untuk pembuatan perangkat pembelajaran yang dilakukan dengan melakukan studi pustaka, mencari bahan melalui internet, dan mengumpulkan bahan dari berbagai sumber.

3.2.3 Desain Produk

(62)

berdasarkan indikator dan tujuan yang sesuai dengan subtema yang telah dipilih. Setelah membuat silabus kegiatan selanjutnya adalah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH). Dengan adanya RPPTH, peneliti dapat menentukan strategi belajar yang akan digunakan serta merancang kegiatan pembelajaran. Langkah selanjutnya peneliti dapat memilih sumber belajar yang akan dipakai. Tahap terakhir adalah membuat evaluasi berupa instrument penilaian dan LKS.

3.2.4 Validasi Desain

Peneliti menggunakan validasi pakar sebagai evaluasi formatif terhadap desain pengembangan perangkat pembelajaran. Produk yang akan dikembangkan oleh peneliti akan divalidasi oleh satu validator ahli dan dua guru kelas I SD. Validasi produk bertujuan untuk memperoleh kritik, saran serta penilaian produk yang dikembangkan oleh peneliti. Kritik dan saran tersebut diharapkan mampu untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan produk yang akan dikembangkan sebagai perbaikan terhadap perangkat pembelajaran yang sudah dibuat.

3.2.5 Revisi Desain

(63)

3.3Jadwal penelitian

Jadwal pelaksanaan penelitian pengembanga perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013 ini disusun berupa tabel jadwal sebagai berikut:

Tabel 3.1 Agenda Kegiatan Penelitian

No Kegiatan

5 Merumuskan indikator

dan tujuan √

6 Menyusun silabus dan

RPP √ √ √

7

Menyusun urutan isi, strategi pembelajaran, kegiatan belajar, sumber belajar, dan evaluasi

√ √ √

13 Pembuatan artikel ilmiah √

3.4Instrumen Penelitian

(64)

3.4.1 Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan peneliti sebagai panduan ketika melakukan wawancara dengan guru dalam proses analisis kebutuhan yang terdiri dari 13 butir pertanyaan.

3.4.2 Lembar Validasi

Lembar validasi yang peneliti gunakan adalah lembar validasi perangkat pembelajaran yang digunakan untuk memvalidasi draf produk awal telah dibuat. Lembar validasi dibuat dengan mengadopsi dari IPKG 1 yaitu mengenai perencanaan pembelajaran oleh guru. Lembar validasi akan diisi oleh dua pakar kurikulum SD 2013 dan dua guru kelas 1 SD.

3.5Teknik Pengumpulan Data

(65)

3.6Teknik Analisis Data

Data penelitian ini dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif, dengan penjelasan sebagai berikut.

3.6.1 Data Kualitatif

Data kualitatif dalam penelitian ini berupa komentar yang diberikan oleh validator ahli dan dua orang guru kelas 1 SD yang sudah mengikuti pelatihan mengenai kurikulum SD 2013. Hasil analisis tersebut digunakan untuk memperbaiki dan mengetahui kelayakan produk yang dibuat peneliti.

3.6.2 Data Kuantitatif

Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa skor penilaian oleh validator ahli dan dua orang guru kelas 1 SD. Data dianalisis berdasarkan hasil penilaian kuesioner kemudian diubah menjadi data interval. Skala penilaian terhadap bahan ajar yang dikembangkan yaitu sangat baik (5), baik (4), cukup baik (3), kurang baik (2), sangat kurang baik (1). Skor yang sudah didapat kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif skala lima dengan acuan menurut Sukardjo (2008: 101) sebagai berikut:

Tabel 3.2 Konversi Nilai Skala Lima

Interval Skor Kategori

X > ̅i + 1,80 Sbi Sangat baik

̅i+ 0,60 SBi< X ≤ ̅i + 1, 80Sbi Baik

̅i–0,60 SBi < X ≤ ̅i + 0,60Sbi Cukup

̅i– 1,80 SBi < X ≤ ̅i– 0,60Sbi Kurang

X ≤ ̅i– 1,80Sbi Sangat Kurang

Keterangan:

(66)

X : Skor aktual

Berdasarkan rumus konversi di atas perhitungan data-data kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus konversi tersebut. Penentuan rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut.

Diketahui:

Skor maksimal ideal : 5 Skor minimal ideal : 1

Rerata ideal (̅i) : (5+1) = 3 Simpangan baku ideal (SBi) : (5-1) = 0,67 Ditanyakan:

Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik.

Jawaban:

Kategori sangat baik = X >̅i + 1,80 SBi = X >3 + (1,80 . 0,67) = X >3 + (1,21) = X > 4,21

Kategori baik = ̅i + 0,60SBi < X ≤ ̅i + 1,80SBi

= 3 + (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (1,80 . 0,67)

= 3 + (0,40) < X ≤ 3 + (1,21)

= 3,40< X ≤ 4,21

(67)

= 3 - (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (0,60 . 0,67)

= 3 –(0,40) < X≤ 3 + (0,40)

= 2,60< X≤ 3,40

Kategori kurang baik = ̅i - 1,80SBi < X≤ ̅i - 0,60SBi

= 3 - (1,80 . 0,67) < X ≤ 3 - (0,60 . 0,67) = 3 - (1,21) < X ≤ 3 - (0,40)

= 1,79< X ≤ 2,60

Kategori sangat kurang baik = ≤ ̅i – 1,80SBi

= X ≤ 3 - (1,80 . 0,67)

= X ≤ 3 - (1,21)

= X ≤ 1,79

Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif menjadi data kualitatif skala lima sebagai berikut.

Tabel 3. Kriteria Skor Skala Lima

Interval Skor Kriteria

4,22 – 5 Sangat Baik

3,40 - 4,21 Baik

2,60 - 3,40 Cukup

1,79 - 2,60 Kurang

1,00 - 1,79 Sangat kurang

(68)

48

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Kebutuhan

Dalam melakukan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran, peneliti terlebih dahulu melakukan analisis kebutuhan. Peneliti melakukan analisis kebutuhan ini dengan menggunakan metode wawancara. Wawancara dilakukan pada guru kelas I SD Muhammadiyah Demangan, pada hari Sabtu, 19 April 2014. Tujuan dari wawancara ini yaitu untuk mengetahui dan mengidentifikasi adanya fakta dan masalah yang terjadi di lapangan yang berkaitan dengan ketersediaan perangkat pembelajran yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti disusun sesuai dengan kebutuhan guru.

4.1.1 Hasil Wawancara Survei Kebutuhan

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada hari Sabtu, 19 April 2014 kepada guru kelas I SD Muhammadiyah Demangan. Wawancara tersebut berpedoman pada 13 butir pertanyaan untuk melakukan survei kebutuhan perangkat pembelajaran sesuai dengan Kurikulum SD 2013. Adapun hasil wawancara tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

(69)

dikembangkan ada 4 aspek yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan.

2. Mengenai pemahaman guru terkait dengan perumusan indikator dan tujuan pembelajaran yang mempertimbangkan keutuhan pribadi siswa. Guru menjawab bahwa perumusan indikator dan tujuan pembelajaran sudah ada dibuku guru. Sehingga guru tinggal menerapkan dan menjalankan saja.

3. Mengenai pemahaman guru terkait dengan pendekatan tematik integratif dalam pembelajaran. Menurut pemahaman guru, pembelajaran di kelas satu tidak tepisah-pisahkan dan didasarkan pada tema.

4. Mengenai pemahaman guru terkait dengan penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Guru menjelaskan bahwa penerapan pendekatan saintifik ada tahapannya. Yang pertama adalah mengamati dengan seluruh indera, setelah itu anak diharapkan akan menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan. Dalam menerapkannya pun guru masih mengalami kesulitan.

5. Pemahaman guru terkait dengan penilaian otentik. Guru mengatakan bahwa belum begitu memahami tentang penillaian otentik.

6. tentang perlukah contoh-contoh rubrik penilaian non-tes. Guru mengatakan bahwa rubrik penilaian non tes sebagian sudah ada di buku guru namun belum semuanya sehinggan guru masih memerlukan contoh-contoh rubrik penilaian non-tes.

Gambar

Tabel 2.1 Tata Kelola Pelaksanaaan Kurikulum  ................................................12
Gambar 2.2 Model Desain Pengembangan Jerold E. Kemp ................................. 25
Table 2.1 Tata Kelola Pelaksanaan Kurikulum
Gambar 2.1 Revisi Taksonomi Bloom
+7

Referensi

Dokumen terkait

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Data ini diperoleh dari studi dokumentasi yang

Di samping itu, pembelajaran bahasa Indonesia mendorong kepedulian untuk menggunakan bahasa secara cermat (menyunting teks), kepedulian terhadap nilai-nilai kemanusiaan

profitabilitas baik. Kinerja keuangan PT. Astra Otoparts berdasarkan rasio likuiditas kurang baik. Berdasarkan rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas

Sarana dan prasarana merupakan segala sesuatu yang subtantif menunjang proses pelaksanaan dan membantu tercapainya tujuan kegiatan, baik berupa benda-benda fisik maupun

ISBN : 978-4-87424-635-1 岩﨑 典子 1 .はじめに

Kelangsungan hidup benih ikan nila dari hasil penelitian ini mencapai 86% sehingga lebih tinggi dari hasil penelitian Anggriani, et al (2012) yang

Pengarah/Ketua Pegawai Pengurusan Fasiliti, Pusat Pembangunan &amp; Pengurusan Harta