B Koreksi Relokasi Hiposenter menggunakan algoritma double difference kasus data sintetik
Teks penuh
Dokumen terkait
Gambar 5 menunjukkan cara picking gelombang P, dimana gelombang P merupakan fase gelombang yang pertama kali datang, karena mempunyai kecepatan paling cepat, sehingga
Semakin kecil nilai RMS yang dihasilkan, maka akan semakin berhimpit data hasil perhitungan dengan data hasil observasi, artinya parameter model yang diberikan
Dari hasil relokasi data gempabumi pada wilayah Jepang tahun 2014-2015 dengan menggunakan hypoDD dapat disimpulkan bahwa hasil relokasi menunjukkan persebaran gempa bumi di
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan Metode double difference yang diterapkan pada zona transisi antara busur Sunda dan
tersebut berasal dari satu mekanisme gempa yang sama dan terletak saling berdekatan pada satu trend bidang rekah atau struktur. Secara stasitik hasil ini juga memiliki
Hasil dari relokasi hiposenter menunjukkan hiposenter yang lebih baik, yaitu gempabumi dengan kedalaman tertentu (fixed depth = 10 km) telah terelokasi dan distribusi
Nilai Rms residual yang semakin banyak mendekati nol menunjukkan metode Double Difference relatif akurat digunakan untuk merelokasi gempabumi Halmahera 15 November
Hiposenter dari gempabumi tersebut perlu direlokasi untuk mengetahui hiposenter yang lebih akurat sehingga dapat memberikan informasi tentang struktur bidang patahan yang