SISTEM SOSIAL PERDESAAN
DEFISIENSI PETANI SEBAGAI MANAJER
USAHATANI
SUATU PENGANTAR DISKUSI
Oleh
Margono Slamet
Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia - I.P.B.
SISTEM SOSIAL PERDESAAN
Petani pada umumnya hidup dan tinggal di perdesaan sejak kecil. Perkembangan karakter dirinya tidak hanya dipengaruhi oleh keluarganya sendiri, tetapi juga oleh lingkungannya.
Lingkungan hidup petani adalah alam dan masyarakat sekitarnya. Apa yang ada di lingkungan sekitarnya itu jelas mempengaruhi perkembangan karakter dirinya.
Kita tidak akan membahas masalah lingkungan hidup petani secara luas, tetapi hanya membahas lingkungan sosialnya. Hal ini tak berarti bahwa lingkungan alam dan fisik tidak mempunyai pengaruh pacla perkembangan
dirl para petani.
Yang dimaksud lingkungan sosial petani adalah masya-rakat dimana petani itu tinggal.
Mayarakat tempat kelahiran dan dibesarkan sampai dewasa berprofesi sebagai petani sampai saat ini jelas mempunyai pengaruh yang sangat besar kepada
karakter para petani. Kalau masyarakat itu masih konservatif maka sifat itu juga akan mempengaruhi karakter dirinya; sebaliknya bila masyarakat tempat tinggalnya sudah modern maka kemodernan itu juga akan mempengaruhi karakter para petaninya.
Bertani sebagai sumber penghidupan petani juga sangat dipengaruhi oleh masyarakat sekitarnya.
Jadi petani dan pertanian itu sangat dipengaruhi oleh kondisi masyarakat dimana petani dan pertanian itu berdomisili dan berlokasi. Oleh karena itu kita perlu mengenal kondisi masyarakat perdesaan itu dengan lebih mendalam.
Dengan teori sistem sosial kita akan melihat
komponen-komponen yang membentuk sistem
sosial masyarakat perdesaan itu. Ada lima
komponen yang membentuk masyarakat
perdesaan sebagai suatu sistem sosial, yaitu:
1. Pendidikan baik formal non-formal, maupun in-formal; yang berfungsi memberi pencerahan kepada masyara-kat yang akan menumbuhkan keberdayaan. Melalui pendidikan ini masyarakat akan mendapatkan berbagai informasi yang akan membentuk pengetahuan, melalui pelatihan-pelatihan membentuk keterampilan, dan melalui interaksi sosial dan pengalaman lain akan terbentuk sikap mental. Perpaduan antara pengetahuan, keterampilan dan sikap mental itu akan membentuk pola perilaku tertentu. Semua jenis kemampuan yang diperlukan daiam hidup diperoleh melalui proses pendidikan ini; termasuk wawasan, interaksi sosial, komunikasi, motivasi, dll.
2. Ekonomi dalam arti luas, yang mencakup produksi
(industri, pertanian), penyediaan inputs industri &
pertanian, pemasaran, transportasi, komunikasi,
kesehatan, lapangan kerja, keuangan & lembaga
keuangan, dll. Isu yang penting adalah produktivitas,
keberlaniutan dan efisiensi.
Fungsi komponen ini adalah mempertahankan
"hidup" (survival) dan pengembangan
(developmental).
3. Kekuasaan (Power), yang mencakup struktur
kekuasaan, kepemimpinan, pemerintahan lokal,
keamanan.
Fungsi komponen ini adalah pengaturan,
pengawasan
dan dinamisasi sistem sosial. Yang mencakup
ketertiban, keteraturan, kepastian (hukum),
keamanan.
4. Struktur Sosial yang mencakup keluarga-keluarga, kelompok sosial, organisasi-organisasi masyarakat, kelompok-kelompok etnis, kelompok-kelompok bisnis, dll. Fungsi komponen ini adalah sebagai pelaku sekaligus se-bagai penerima manfaat atau kerugian dari fungsi semua komponen sosial -> pemangku kepentingan.
5. Keagamaan (Religion), yang mencakup lembaga-lembaga keagamaan, nilai-nilai yang diajarkan, pengendalian moral, etika, semangat kebersamaan dan kerukunan. Fungsi komponen ini adalah pencerah moral dan etika hidup bersama yang membangun semangat kebersamaan, gotong royong dan kerukunan.
Kelima komponen itu ada dalam setiap masyarakat perdesa-an, dan mempengaruhi warganya, meskipun kondisi dan tingkat fungsinya berbeda antar masyarakat.
Selain kondisi berbeda setiap komponen sosial
sistem itu saling berhubungan dan saling
mempengaruhi satu dengan yang lain sehingga
membentuk suatu sistem sosial.
Fungsi dari masing-masing komponen sistem
sosial itu adalah untuk memfasilitasi kehidupan
warga masyarakat. Dengan lain kata
masing-masing komponen harus bisa memberi manfaat
kepada warganya agar mereka dapat
mempertahankan hidupnya dan
mengembangkan kualitas hidupnya secara
individual ataupun secara bersama-sama.
Kalau kenyataannya warga masyarakat tidak
mampu bertahan "hidup" atau tak mampu
mengalami perkembangan berarti warga itu
menqalami defisiensi sesuatu fungsi yang
seharusnya berasal dari sistem sosialnya.
PETANI SEBAGAI WARGA SISTEM SOSIAL
Sebagai warga dari sistem sosial perdesaan dimana mereka tinggal sejak kecil, mereka memperoleh segala asupan yg diperlukan bagi perkembangan dirinya dari sistem
sosialnya itu.
Masing-masing komponen SS itu seharusnya bisa memberi asupan yg berguna dan diperlukan oleh warganya sesuai dengan fungsi masing-masing komponen.
Apabila asupan yang diperlukan tidak diperoleh maka petani itu mengalami defisiensi, sebagai akibat dari tidak atau kurang berfungsinya salah satu atau beberapa
komponen SS. Oleh karena itu kasus defisiensi yg
dialami petani jangan hanya menyalahkan petani ybs, tetapi harus dilihat juga apakah komponen-komponen SS sudah berfungsi dengan baik
Petani dalam menjalankan okupasinya sehari-hari mem-punyai dua fungsi sekaligus, yaitu sebagai kultivator yg bertanggung jawab akan kehidupan
tanaman dan ternak yg diusahakan. Fungsi yang kedua adalah sebagai manajer usahatani yang dijalankan,
yang bertanggung jawab dalam memanfaatkan segala aset dan sumberdaya yang dimiliki guna memperoleh keuntungan sebe-sar mungkin.
Kedua fungsi itu berkaitan satu sama lain, tetapi disini akan dibahas hanya fungsi yang kedua yaitu sebagai manajer usahatani. Sebagai manajer usahatani petani berfungsi a.I.:
1. Mengambil keputusan segala hal yg akan dilakukan yang berkaitan dengan usahataninya;
3. Memasarankan hasil usahatani.
Perlu diingat bahwa pada era ini bertani tidak lagi hanya sekedar sebagai way of life, tetapi sebagai usaha bisnis, yang tujuan utamanya adalah
mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya.
Produktivitas pertanian yg melimpah tidak selalu
seiring dengan keuntungan yang besar. Bagi petani produksi yg melimpah bukan segala-galanya, sebab yg utama bagi mereka adalah keuntungan yg nyata dari uasahataninya.
Besar-kecilnya keuntungan, bahkan kerugian yg
diderita, sangat bergantung pada apa yang dilakukan petani selaku manaier usahataninya.
Mutu keputusan yang diambil petani sebelum mulai usa-hatani sangat penting. Apa yang akan
diusahakan? Tanaman ? Ternak ? Kapan dimulai ? Kapan Panen ?
Mengambil keputusan yang tepat mengenai ha! penting yang akan mempengaruhi nasib keluarganya adalah hal tidak mudah. Banyak pertimbangan yang harus difikirkan matang-matang. Kepastian mendapat keuntungan?
Besarnya risiko? Ketersediaan modal? Dll.
Banyak petani yang mengambil keputusan hanya
berdasarkan pengalaman atau tradisi. Kalau biasanya mena-nam padi, ya menanam padi terus. Tidak pernah diper-timbangkan menanam komoditas lain yang
mungkin lebih besar keuntungannya.
Untuk bisa mengambil keputusan yang tepat/baik me-mang diperlukan banvak hal. seperti pengalaman,
alternatif lain, informasi, pengetahuan, wawasan, keterampilan, keberanian, dll.
Mana yang tidak/kurang dimiliki petani itulah defisiensi yg dialami petani.
Perencanaan: ada dua macam perencanaan yg harus dilakukan petani, yaitu perencanaan sebagai kultivator dan perencanaan sebagai manajer usahatani. Keduanya sebenarnya saling berkaitan, namun perannya sbg
kultivator (tukang tani) umumnya sudah baik. Jadi yg perlu dibahas adalah perannya sebagai manajer yg harus merencanakan bisnis usahataninva.
Perencanaan usahatani atau farm planning ini menyang-kut biaya dan pendapatan (cost and return). Biaya
produksi harus dihitung selengkapnya untuk
dibandingkan dengan pendapatan yang bakal diterima nantinya.
Untuk perencanaan ini selain diperlukan pengetahuan & keterampilan bagaimana cara menghitungnya yang be-nar, juga diperlukan banyak jenis data dan informasi. Ter-masuk data berbagai harga inputs yang diperlukan serta ketersediaannya. Selain itu juga data dan informasi pasar kemana hasil-hasil usahatani itu akan dipasarkan.
Data & Informasi harus yg terkini, jadi kalau kondisinya tidak stabil berarti data & informasinya harus diperbarui setiap musim. Bagaimana data & info itu bisa diakses oleh petani dengan mudah dan tepat waktu?
Syaratnya ada dua : (1) petani memiliki kemampuan me-rencanakan usahataninya secara benar dengan menggu-nakan data & info yang dapat diakses; (2)
tersedia data & info yang terkini dan dapat diakses oleh petani.
Syarat mana yg belum dapat terpenuhi secara baik itulah defisiensi petani sebagai manajer.
Untuk dapat melaksanakan perannya dalam memasar-kan hasil usahataninya, petani perlu memiliki beberapa kemampuan, seperti komunikasi dan interaksi dengan fihak non petani, melakukan tawar-menawar, dan
Selain itu petani juga perlu memiliki kemampuan
mencari informasi pasar dan memanfaatkan data yang tersedia.
Untuk inipun diperlukan ketersediaan informasi dan data yang terkini mengenai permintaan pasar dan harga
pasar yang dapat diakses oleh petani secara mudah dan berkelanjutan.
Apabila ada kemampuan yang belum dimiliki petani dan ada informasi dan data yang belum dapat diakses oleh petani, itulah defisiensi yang dialami petani.
Akibat menderita berbagai defisiensi yang berlangsung lama petani umumnya terkendala untuk maju dan
berkembang seperti yang terjadi sekarang.
Para petani bukannya tidak mau maju dan berkembang, tetapi mereka memerlukan bantuan fihak luar untuk
dapat mengatasi berbagai “penyakit” defisiensi yg dialami.
TANTANGAN BAGI PENELITIAN
DAN KEBIJAKAN
Berbagai jenis defisiensi yang dialami petani itu perlu di-identifikasi untuk setiap komoditas yang diusahakan
dan yang potensial untuk diusahakan, dan disetiap dae-rah yang berbeda. Defisiensi perlu dianalisis untuk
diketahui penyebabnya. Identifikasi ini perlu dilakukan melalui penelitian agar hasilnya dapat ditindak-lanjuti menjadi kebijakan.
Penyediaan berbagai informasi dan data yang diperlu-kan oleh para petani untuk dapat mengembangdiperlu-kan bis-nisnya dalam bidang usahatani, melaiui perannya
sebagai manajer usahatani seperti membuat keputusan, merencanakan usahataninya, dan memasarkan hasil
Mengidentifikasi segala kebutuhan petani agar mereka dapat berperan secara baik sebagai manager usaha-tani, seperti kebutuhan pengetahuan, keterampilan, informasi, berbagai jenis data, untuk disediakan dan disajikan.
Adanya sistem pengumpulan dan penyebaran informasi dan data yang diperlukan petani sebagai manajer usa-hatani perlu dibangun di setiap propinsi, yang dilakukan secara berkelanjutan.
Adanya kebijakan penyuluhan pertanian yang diperluas ke ranah petani sebagai manajer usahatani, tidak hanya penyuluhan yang menyangkut teknologi pertanian se-perti yang selama ini terjadi.
Perlu adanya strategi untuk menumbuhkan dan mem-perkuat daya saing dan kekuatan tawar petani melalui pembentukan kelompok-kelompok yang efektif dan ber-kelanjutan.
Perlukah semua masalah dan kendala diselesaikan
sendiri oleh fihak Deptan? Dengan konsep
Community Development
semua komponen sistem
sosial yang dikemukakan didepan tadi dapat
difungsikan secara optimal oleh fihak-fihak yang
bersangkutan yang bertujuan memberdayakan
warganya yaitu para petani.
Dalam mengisi program pengembangan masyarakat
(PNPM) diingat segala sesuatu yang diperlukan oleh
petani yang dapat disajikan melalui peningkatan
fungsi masing-masing komponen sistem sosial.
Dengan memanfaatkan hasil-hasil penelitian yang
mengidentifikasi defisiensi-defisiensi yang diderita
para petani para penyuluh pertanian akan dapat
lebih tepat dalam mengisi programa-programa
penyuluhannya.
Perlu diterbitkannya BUKU PINTAR PETANI yang me-muat "resep-resep" bercocok tanam berbagai komoditas dan berbagai jenis ternak, untuk dipakai petani dalam
merencanakan usahataninya dengan dipadukan dengan data yang relevan.
Penyuluhan dan pelatihan dalam merencanakan
usahatani secara rasional dengan berbagai alternatif komoditas.
Apa usaha-usaha lain yang perlu dilakukan agar akhir-nya petani dapat memerankan fungsiakhir-nya sebagai
manajer usahatani secara baik ???
Dari perspektif Sistem Sosial, Pertanian meskipun mendominasi kegiatan di perdesaan, hanyalah
merupakan subkomponen yang kecil dari komponen Ekonomi.
Idealnya SS itu difungsikan untuk mendukung sektor pertanian agar dapat berjalan optimal, mendatangkan keuntungan dan meningkatkan kesejahteraan warga-nya. Kalau kenyataannya tidak demikian, kiranya perlu dilakukan penelitian apa penyebabnya, dan kemudian bisa dicari solusinya.
Kalau diyakini bahwa Pertanian adalah NYAWA BANGSA, maka hams bisa ditemukan cara untuk
mendorong semua komponen SS mendukung Pertanian, dan bukannya malah memperlemah.
PNPM adalah program strategis yang sektor pertanian harus mengambil bagian yang aktif didalamnya. Melalui program itu SS Perdesaan hams dapat ditingkatkan
fungsinya dalam mendukung sektor pertanian dan petani pada umumnya. Ini juga memerlukan penelitian