• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan perangkat pembelajaran terpadu tipe Sequenced untuk siswa kelas IV sekolah dasar mengacu kurikulum 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan perangkat pembelajaran terpadu tipe Sequenced untuk siswa kelas IV sekolah dasar mengacu kurikulum 2013"

Copied!
178
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TERPADU TIPE SEQUENCED UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MENGACU KURIKULUM 2013 SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Yosafat Margiono NIM: 141134128. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018. i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN. Karya ini kupersembahkan untuk:. Tuhan Yesus Kristus Sahabat dan penopang dalam setiap jerih lelahku dalam penyelesaian penelitian ini.. Kedua orang tua tercinta Bapak Suprapto dan Ibu Riyani yang menjadikanku sebagai orang yang kuat dan memotivasi untuk semakin berkembang.. Sahabat-sahabat yang selalu membantu dan memotivasi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.. Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku Universitas Sanata Dharma.. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO Tetap andalkan Tuhan, setia pada proses dan berikan yang terbaik. Jer Basuki Mowo Bea. Hidup itu bukan tentang siapa yang terbaik, namun apa yang terbaik yang bisa kita lakukan dan bermakna bagi diri sendiri dan orang lain. Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepadaNya, apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab Tuhan menopang tangannya. (Mazmur 37:23-24). Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang. (Amsal 17:22). v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama. : Yosafat Margiono. Nomor Mahasiswa. : 141134128. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe Sequenced untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Mengacu Kurikulum 2013. beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 16 Januari 2018 Yang menyatakan. Yosafat Margiono. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TERPADU TIPE SEQUENCED UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MENGACU KURIKULUM 2013. Yosafat Margiono Universitas Sanata Dharma 2018 Penelitian ini dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan yang menunjukkan perlunya contoh perangkat pembelajaran terpadu tipe sequenced mengacu Kurikulum 2013. Tujuan utama penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran terpadu tipe sequenced untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar mengacu Kurikulum 2013. Peneliti menggunakan langkah-langkah penelitian dan pengembangan dari Borg dan Gall yang dikombinasikan dengan desain instruksional yang dikembangkan oleh Dick dan Carey. Ada 10 (sepuluh) langkah pengembangan penelitian menurut Borg dan Gall namun peneliti membatasi sampai 7 (tujuh) langkah yaitu 1) potensi dan masalah (wawancara), 2) pengumpulan data (Identify Instructional Goal(s), Conduct Instructional Analysis dan Analyze Learners and Context.), 3) desain produk, 4) validasi desain,( evaluasi formatif) 5) revisi desain, 6) ujicoba produk (evaluasi sumatif), 7) revisi produk, sampai menghasilkan produk akhir berupa perangkat pembelajaran terpadu tipe sequenced mengacu Kurikulum 2013. Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh dua pakar pembelajaran terpadu dan dua guru SD kelas IV melalui uji coba terbatas, validator pakar pembelajaran terpadu (A) memberikan skor 4,07 dengan kategori “baik”, sedangkan validator pakar pembelajaran terpadu (B) memberikan skor 4,76 dengan kategori “sangat baik”, guru SD Kelas IV (A) memberikan skor 4,80 dengan kategori “sangat baik”, sedangkan guru kelas IV (B) memberikan skor 4,84 dengan kategori “sangat baik”. Peneliti mendapat rerata skor 4,61 dengan kategori “sangat baik”. Skor tersebut menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran terpadu tipe sequenced yang dikembangkan memiliki kualitas “sangat baik”. Kata Kunci: Pembelajaran terpadu tipe sequenced, perangkat pembelajaran, Kurikulum 2013. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT THE DEVELOPMENT OF INTEGRATED LEARNING TOOL SEQUENCED TYPE FOR FORTH GRADE ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS REFFERING TO CURRICULUM 2013 Yosafat Margiono Sanata Dharma University 2018 This research analyzes teacher’s need of sample in integrated learning tool sequenced type reffering to Curriculum 2013. The main purpose of this research is to determine the quality of integrated learning tool sequenced type reffering to curriculum 2013 for forth grade elementary school students. Researchers used Borg and Gall’s research and development steps and combined with Dick and Carey’s instructional design. There are 10 (ten) steps of research development however researcher uses 7 (seven) steps, there are: 1) potential and problems (interview), 2) data collection (assess needs to identify goal, conduct instructional analysis, analyze learners and context), 3) product design, 4) design validation (formative evaluation), 5) design revision, 6) product test (summative evaluation), 7) product revision, to produce end product in the form of integrated learning tools sequenced type based on 2013 curriculum for forth grade elementary school students. The validation results that conducted by two experts of integrated learning and two elementary school teachers of grade IV, the validator of integrated learning expert (A) gave 4.07 score as "good " category, while the integrated learning expert validator (B) gave scores 4.76 as "very good" category, elementary school teachers of grade IV (A) gave scores 4.80 as "very good" category, while elementary school teachers of grade IV (B) gave score of 4.84 as "very good" category. The average score is 4.62, it is categorized as "very good" category. It indicates the integrated sequenced learning device that developed has "very good " quality. Keywords: Integrated learning sequenced type, learning tools, Curriculum 2013. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kasih karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe Sequenced untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Mengacu Kurikulum 2013 dapat peneliti selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti mendapat banyak bantuan, bimbingan dan dukungan dari banyak pihak baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Maka dari itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si.,M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD. 3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi PGSD. 4. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga peneliti menyelesaikan skripsi ini. 5. Galih Kusuma, M.Pd., yang memberikan banyak bantuan sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini.. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 6. Drs. Albertus Hartana, S.J., M.Pd., selaku validator pakar pembelajaran terpadu yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian. 7. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, M.T., M.Sc., selaku validator pakar pembelajaran terpadu yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian. 8. Widi Nugroho, S.Pd., selaku guru kelas IV SDN Depok 1 yang telah membantu peneliti dalam melakukan uji coba produk dan memberi nilai uji coba produk. 9. Sumardi, S.Pd., selaku guru kelas IV SDN Depok 1 yang telah membantu peneliti dalam melakukan uji coba produk dan memberi nilai uji coba produk. 10. Sri Haryani Wahyu Lestari, S.Pd., M.Pd., selaku Kepala Sekolah SDN Depok 1 yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di SD tersebut. 11. Suprapto dan Riyani selaku orang tua peneliti yang telah memberikan dukungan, motivasi dan doa. 12. Agnes Setyaningsih sebagai penyemangat dan motivator peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. 13. Teman-teman mahasiswa payung pembelajaran terpadu yang selalu memberi bantuan dan motivasi kepada peneliti.. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 14. Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk bantuan dan dukungannya. Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan dan kekurangan, maka peneliti membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhir kata, semoga skripsi ini berguna bagi pihak pembaca.. Yogyakarta, 16 Januari 2018 Peneliti. Yosafat Margiono. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING.........................................ii HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ iv HALAMAN MOTTO ................................................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................................... v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ........................................................ vii PUBLIKASI KARYA ILMIAH DEMI KEPENTINGAN AKADEMIS ............. vii ABSTRAK ................................................................................................................ viii ABSTRACT ................................................................................................................. ix KATA PENGANTAR ................................................................................................. x DAFTAR ISI .............................................................................................................. xii DAFTAR TABEL .................................................................................................... xvi DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1 A.. Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1. B.. Rumusan Masalah ............................................................................................. 5. C.. Tujuan................................................................................................................ 5. D.. Manfaat Penelitian............................................................................................. 5. E.. Batasan Istilah ................................................................................................... 6. F.. Spesifikasi Produk ............................................................................................. 7. BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................... 12 A.. Kajian Pustaka ................................................................................................. 12 1. Karakteristik Esensial Kurikulum SD 2013 ............................................... 12 2. Perangkat Pembelajaran ............................................................................. 20. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3. Pembelajaran Terpadu ................................................................................ 27 4. Pembelajaran Terpadu Tipe Sequenced...................................................... 41 B.. Penelitian yang Relevan .................................................................................. 50. C.. Kerangka Pikir................................................................................................. 53. D.. Pertanyaan Penelitian ...................................................................................... 56. BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 57 A.. Jenis Penelitian ................................................................................................ 57. B.. Setting Penelitian ............................................................................................. 65. C.. Prosedur Pengembangan ................................................................................. 65. D.. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 70 1. Wawancara ................................................................................................. 71 2. Kuesioner .................................................................................................... 71. E.. Instrumen Penelitian ........................................................................................ 72 1. Pedoman Wawancara ................................................................................. 72 2. Kuesioner .................................................................................................... 72. F.. Teknik Analisis Data ....................................................................................... 73 1. Data kualitatif ............................................................................................. 73 2. Data kuantitatif ........................................................................................... 73. G.. Jadwal Penelitian ............................................................................................. 77. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN......................................... 78 A.. Analisis Kebutuhan ......................................................................................... 78 1. Hasil wawancara analisis kebutuhan .......................................................... 78 2. Pembahasan Hasil Wawancara dan Analisis Kebutuhan ........................... 81. B.. Desain Awal Produk........................................................................................ 82. C.. Validasi ahli dan Revisi Produk ...................................................................... 87 1. Data Validasi Pakar Pembelajaran terpadu ................................................ 87 2. Revisi Produk .............................................................................................. 91. D.. Uji Coba Terbatas............................................................................................ 92. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1. Data uji coba terbatas ................................................................................. 92 2. Revisi Produk ............................................................................................. 95 E.. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan............................................................ 97 1. Kajian Produk Akhir................................................................................... 97 2. Pembahasan .............................................................................................. 100. BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN, SARAN .... 106 A.. Kesimpulan.................................................................................................... 106. B.. Keterbatasan Pengembangan......................................................................... 107. C.. Saran .............................................................................................................. 108. DAFTAR REFERENSI ............................................................................................ 109 LAMPIRAN .............................................................................................................. 113 Biodata Peneliti ......................................................................................................... 160. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Tahap-tahap perkembangan kognitif...................................................... 31. Tabel 3.1 Konversi Nilai Skala Lima....................................................................... 74. Tabel 3.2 Konversi Skala Lima............................................................................... 76. Tabel 3.3 Jadwal Penelitian.................................................................................... 77. Tabel 4.1 Komentar Pakar dan Revisi.................................................................... 90. Tabel 4.2 Komentar Guru SD Kelas IV dan Revisi................................................ 94. Tabel 4.3 Rekapitulasi Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Guru SD Kelas IV Pelaksana Kurikulum 2013............................................................... 100. xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Contoh peta konsep pembelajaran terpadu tipe sequenced menurut Fogarty............................................................................... Gambar 2.2. Contoh. peta. konsep. pembelajaran. terpadu. tipe. sequenced.......................................................................................... 46 47. Gambar 2.3. Literature Map.................................................................................. 53. Gambar 2.4. Kerangka berpikir............................................................................. 55. Gambar 3.1. Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan menurut Borg and Gall............................................................................................. 58. Gambar 3.2. Langkah desain instruksional Dick and Carey................................. 61. Gambar 3.3. Prosedur Pengembangan................................................................... 68. xvii.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1: Pedoman Wawancara....................................................................... 114 Lampiran 2: Rangkuman Hasil Wawancara.......................................................... 115 Lampiran 3: Pernyataan validasi produk perangkat pembelajaran (RPP)............ 121 Lampiran 4 : Pernyataan uji coba produk perangkat pembelajaran (RPP)........... 125 Lampiran 5: Hasil Validasi Produk Pakar 1.......................................................... 128 Lampiran 6: Hasil Validasi Produk Pakar 2.......................................................... 135 Lampiran 7: Hasil Validasi Guru SD 1.................................................................. 143 Lampiran 8: Hasil Validasi Guru SD 2.................................................................. 149 Lampiran 9: Surat Izin Penelitian.......................................................................... 156 Lampiran 10: Surat pernyataan Kepala Sekolah................................................... 157 Lampiran 11: Dokumentasi Uji Coba Produk....................................................... 158. xviii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 menjadi harapan baru bagi perkembangan pendidikan di Indonesia. Hal yang menarik dari Kurikulum 2013, siswa dijadikan sebagai subjek pembelajaran atau disebut Student Centered Learning, sehingga pembelajaran akan memberikan pengalaman kepada siswa secara langsung. Siswa dituntut aktif dalam pembelajaran dan guru sebagai fasilitator pembelajaran. Selain itu, Kurikulum 2013 menggunakan pembelajaran tematik untuk memberikan pembelajaran yang utuh dan mampu membuat siswa berpikir secara komprehensif. Prastowo (2014:45) mengatakan bahwa pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu (integrated intruction) yang merupakan sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individu maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik. Depdiknas (2006:5) menjelaskan bahwa pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran termasuk salah satu tipe atau jenis dari model pembelajaran terpadu. Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi siswa. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Kurikulum 2013 mencoba menyatukan konten kurikulum dalam satuan yang utuh dan membuat 1.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. pembelajaran lebih bermakna dan mempermudah pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Kurikulum 2013 sebagai pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk memahami konsep-konsep pembelajaran. Siswa memperoleh konsep tersebut melalui pengalaman langsung dan mampu menghubungkan konsep yang dimiliki dengan konsep baru. Melalui pembelajaran terpadu, guru memberi keleluasaan penuh kepada siswa untuk berpartisipasi dalam setiap proses pembelajaran. Pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain, yang dilakukan secara spontan atau terencana, baik dalam bidang studi atau lebih dan dengan beragam pengalaman belajar anak, maka pembelajaran menjadi lebih bermakna (Hadisubroto dalam Margunayasa, Arini dan Japa, 2014:4). Berdasarkan pemaparan di atas, Kurikulum 2013 sebagai pembelajaran terpadu memiliki keunggulan yaitu mampu membuat pembelajaran lebih bermakna. Pembelajaran terpadu sesuai dengan tahap perkembangan kognitif anak SD. Daryanto (2014:50) mengatakan bahwa anak SD berada pada tahapan operasional konkret. Salkind (2009:326) menjelaskan bahwa tahap operasional konkret berlangsung pada usia 7 sampai 12 tahun. Pada tahap ini, siswa mampu berpikir logis, melihat lebih dari satu dimensi sekaligus dan. 2. dapat.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. menghubungkan antar dimensi. Senada dengan hal ini, para Gestalis berpandangan bahwa para siswa memiliki wawasan dan pemahaman bila mereka melihat hubungan berbagai elemen dalam situasi yang dihadapinya (Ellis dalam Margunayasa, Arini dan Japa, 2014:9). Pembelajaran terpadu diawali dengan mengenal sesuatu secara menyeluruh, yaitu sebuah tema pembelajaran akan mempelajari komponen-komponen melalui beberapa subtema. Melalui subtema yang ada siswa belajar melihat hubungan antar elemen dari tema besar yang dipelajari. Fogarty (2009:12) memaparkan ada sepuluh model pembelajaran terpadu, yaitu fragmented, connected, nested, webbed, integrated, sequenced, threaded, shared, immersed, dan networked. Setiap model mempunyai karakteristik masing-masing dan beberapa model pembelajaran terpadu ini menjadi acuan dalam penyusunan Kurikulum 2013. Pelaksanaan di lapangan banyak guru yang kurang memahami pelaksanaan pembelajaran terpadu. Kondisi ini terbukti ketika peneliti melakukan wawancara pada bulan April 2017 di 2 (dua) SD di Kecamatan Depok dan 1 (satu) SD di wilayah Kota Yogyakarta yang menerapkan Kurikulum 2013. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan 2 (dua) guru kelas IV SD di Kecamatan Depok dan 1 (satu) guru di wilayah Kota Yogyakarta yang menerapkan Kurikulum 2013, guru kelas IV melaksanakan pembelajaran terpadu hanya terpaku pada buku pegangan yang ada tanpa melakukan variasi. 3.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. dalam melakukan pembelajaran di kelas. Ketika peneliti menanyakan tentang model. pembelajaran. terpadu. guru. mengetahui. tetapi. tidak. menguasai. model-model pembelajaran terpadu tersebut. Para guru tersebut sudah mengikuti pelatihan yang dilakukan oleh pemerintah tentang seluk beluk Kurikulum 2013. Namun, guru belum memahami sepenuhnya mengenai Kurikulum 2013 sebagai pembelajaran. terpadu.. Guru. yang. diwawancarai. menginginkan. contoh. pengembangan dari perangkat pembelajaran terpadu sebagai referensi dalam mengembangkan pembelajaran di kelas khususnya yang menyangkut Kurikulum 2013. Selain itu, ketika peneliti bertanya bagaimana mengajarkan dan mengurutkan materi dalam mata pelajaran yang berbeda tetapi masih memiliki kesamaan konsep ketiga guru menjawab, pelajaran dilakukan sesuai dengan urutan di buku. Melihat kondisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa guru-guru memerlukan contoh pengembangan perangkat pembelajaran yang baik mengacu pada Kurikulum SD 2013 khususnya tipe sequenced untuk menambah wawasan dan referensi dalam melakukan pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran terpadu yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe Sequenced untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Mengacu Kurikulum 2013”. Tipe pembelajaran sequenced akan membantu siswa mempelajari materi secara berkelanjutkan dan konsep pembelajaran yang sama di setiap mata pelajaran. 4.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. dipelajari pada waktu yang sama atau hampir bersamaan. Tipe ini membantu siswa belajar secara menyeluruh, tidak menyita waktu yang terlalu banyak, dan membuat siswa memiliki pengetahuan yang utuh. Maka dari itu, pengembangan perangkat pembelajaran ini akan membantu guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum 2013 khususnya pembelajaran terpadu tipe sequenced.. B. Rumusan Masalah Bagaimana kualitas produk perangkat pembelajaran terpadu tipe sequenced untuk siswa Kelas IV Sekolah Dasar mengacu Kurikulum 2013?. C. Tujuan Mendeskripsikan kualitas produk perangkat pembelajaran terpadu tipe sequenced untuk siswa Kelas IV Sekolah Dasar mengacu Kurikulum 2013.. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Peneliti mendapatkan pengalaman untuk mengembangkan perangkat pembelajaran tipe sequenced mengacu pada Kurikulum 2013.. 5.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. Bagi Guru Guru memiliki referensi dalam mengembangkan pembelajaran terpadu khususnya tipe sequenced yang mengacu pada Kurikulum 2013. 3. Bagi siswa Siswa mendapatkan pengalaman baru melalui penerapan perangkat pembelajaran terpadu tipe sequenced. 4. Bagi Prodi PGSD Menambah bahan pustaka prodi PGSD Universitas Sanata Dharma untuk pengembangan perangkat pembelajaran terpadu tipe sequenced untuk siswa Kelas IV SD mengacu Kurikulum 2013.. E.. Batasan Istilah 1. Kurikulum 2013 merupakan seperangkat rencana dan cara yang telah ditetapkan pemerintah untuk menyempurnakan kurikulum KBK maupun KTSP, dimana sasaran pendidikan diarahkan pada pengembangan ranah sikap, keterampilan dan pengetahuan. 2. Perangkat pembelajaran merupakan perlengkapan yang digunakan sebagai cara menjadikan orang belajar dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini peneliti membatasi pada perangkat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).. 6.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan detail rencana aktivitas tatap muka sebagai pedoman guru untuk satu pertemuan atau lebih guna mencapai suatu Kompetensi Dasar (KD). 4. Pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang membuat siswa aktif dalam menemukan konsep pengetahuan secara holistik, bermakna, dan otentik melalui suatu suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan lain atau konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain. 5. Pembelajaran terpadu tipe sequenced adalah pembelajaran terpadu yang menekankan. pada. urutan. karena. adanya. persamaan-persamaan. ide/konsep/topik, walaupun dalam mata pelajaran yang berbeda diajarkan dalam waktu yang berurutan.. F. Spesifikasi Produk 1. Cover produk Cover depan produk terdiri dari judul pengembangan perangkat pembelajaran terpadu yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Terpadu Tipe Sequenced untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar; gambar yang mencerminkan RPP pembelajaran terpadu tipe sequenced; nama penulis; logo Universitas, keterangan yang berisi Program Studi yaitu Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan yaitu Ilmu Pendidikan,. 7.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Falkutas yaitu Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas yaitu Sanata Dharma Yogyakarta.. Cover belakang berisi sinopsis dan bio data singkat penulis. 2. Ukuran kertas A4 Produk dicetak dalam ukuran kertas A4 supaya setiap bagian dalam RPP terlihat jelas. 3. Kata Pengantar Kata pengantar terdiri dari ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa; penjelasan kerangka berpikir seputar pembelajaran terpadu tipe sequenced; ucapan terimakasih kepada pihak yang membantu dan terlibat dalam penyusunan produk; dan kesediaan penulis menerima kritik dan saran terkait dengan produk yang dikembangkan. 4. Daftar Isi Daftar isi terdiri dari garis besar isi buku beserta nomor halaman. 5. Penjelasan pembelajaran terpadu tipe sequenced Penjelasan pembelajaran terpadu tipe sequenced terdiri dari pengertian pembelajaran terpadu tipe sequenced; karakteristik pembelajaran terpadu tipe sequenced; langkah-langkah pengembangan pembelajaran terpadu tipe sequenced; dan kelebihan dan kelemahan pembelajaran terpadu tipe sequenced.. 8.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 6. Pemetaan Kompetensi Dasar (KD) dan indikator pembelajaran terpadu tipe sequenced Peneliti memberi 3 (tiga) contoh pemetaan KD dan indikator pembelajaran terpadu tipe sequenced. 7. Komponen perangkat pembelajaran (RPP) disusun lengkap Komponen yang terdapat pada RPP yaitu a) identitas RPP; b) kompetensi inti; c) kompetensi dasar, indikator dan perumusan tujuan pembelajaran; d) rangkuman materi ajar; e) pendekatan, tipe dan metode pembelajaran; f) media pembelajaran/bahan dan sumber belajar; g) skenario pembelajaran;. h) penilaian;. i) lampiran. Lampiran berisikan. materi pembelajaran, LKS, media pembelajaran, tindak lanjut,. dan. rubrik penilaian. 8. RPP yang dikembangkan mengandung karakteristik Kurikulum SD 2013 RPP yang dikembangkan mengacu pada karakteristik Kurikulum SD 2013 yaitu terpadu antar konsep/muatan pelajaran, menggunakan pendekatan scientific, penilaian otentik, berpusat pada siswa, berbasis kompetensi, mengembangkan pendidikan karakter dan mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. 9. Indikator pembelajaran mengembangkan kemampuan berpikir siswa tingkat tinggi. 9.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Indikator. dibuat. mengacu. pada. kata. kerja. operasional. yang. dikembangkan berdasarkan Taksonomi Bloom hasil revisi. Terdapat 6 (enam) klasifikasi tingkatan berpikir dari kompetensi paling rendah sampai kompetensi tingkat tinggi yaitu mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan membuat. Kata kerja operasional yang digunakan dalam penyusunan RPP diambil dari kompetensi tingkat tinggi. 10. RPP dikembangkan sesuai dengan karakteristik pembelajaran terpadu tipe sequenced Pembelajaran terpadu tipe sequenced adalah pembelajaran terpadu yang menekankan. pada. urutan. karena. adanya. persamaan-persamaan. ide/konsep/topik, walaupun dalam mata pelajaran yang berbeda diajarkan dalam waktu yang berurutan. Karakteristik pembelajaran terpadu tipe sequenced adalah tipe pembelajaran antar bidang studi, topik atau unit pada satu bidang studi disusun dan diurutkan bertepatan dengan unit bidang studi lain, ide atau konsep yang sama pada satu bidang studi diajarkan juga pada bidang studi lain, menggunakan skala prioritas dalam mengurutkan materi yang memiliki kesamaan ide atau konsep, keterpaduan: ide/konsep/topik yang hampir sama pada bidang studi diajarkan pada waktu yang hampir bersamaan/berurutan. 11. Perangkat pembelajaran praktis dan fungsional. 10.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. RPP yang dikembangkan praktis artinya mudah dilaksanakan oleh guru. RPP yang dibuat juga fungsional artinya banyak manfaat sebagai pedoman pembelajaran. 12. Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar Penyusunan RPP memperhatikan ketentuan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) yang meliputi tanda baca, huruf kapital, nama orang, nama tempat, dan kata penghubung.. 11.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Karakteristik Esensial Kurikulum SD 2013 Sebelum membahas mengenai karakteristik Kurikulum 2013 perlu dipahami pengertian kurikulum itu sendiri. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sanjaya (dalam Yani, 2014:6) juga memberikan pengertian kurikulum yang mirip dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, yaitu kurikulum merupakan suatu dokumen perencanaan yang memiliki sebuah tujuan yang harus dicapai, isi materi dan pengalaman belajar yang harus dilakukan oleh siswa, strategi dan cara yang harus dikembangkan, evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang pencapaian tujuan, serta implementasi dari dokumen yang dirancang dalam bentuk nyata. Kurikulum merupakan semua kegiatan yang diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah. Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan sekolah (Alberty dalam. 12.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Fadlillah, 2014:14). Berdasarkan ketiga pengertian tersebut, kurikulum merupakan sebuah rencana sekaligus cara yang telah ditetapkan sekolah untuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat oleh pihak sekolah. Pada saat ini kurikulum Sekolah Dasar (SD) yang berlaku di Indonesia. adalah. Kurikulum. 2013.. Kurikulum. 2013. merupakan. pengembangan dari kurikulum sebelumnya, baik Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006. Sejatinya, Kurikulum 2013 dapat diartikan sebagai sebuah kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft skills dan hard skills yang berupa sikap, keterampilan dan pengetahuan (Fadlillah, 2014:16). Sesuai dengan pendapat Fadlillah tersebut, Mulyasa (2013:66) juga mengungkapkan bahwa Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari Kurikulum KBK yang pernah diujicobakan di tahun 2004. Kurikulum KBK sendiri dijadikan acuan dalam mengembangkan kurikulum yang menyangkut berbagai ranah pendidikan yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan. 13.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. keterampilan. yang. dielaborasi. untuk. setiap. satuan. pendidikan. (Permendikbud, 2016). Berdasarkan pembahasan pengertian kurikulum dan Kurikulum 2013 tersebut, dapat disimpulkan bahwa Kurikulum 2013 merupakan seperangkat rencana dan cara yang telah ditetapkan pemerintah untuk menyempurnakan kurikulum KBK maupun KTSP, dimana sasaran pendidikan diarahkan pada pengembangan ranah sikap, keterampilan dan pengetahuan. Kurikulum SD 2013 mempunyai karakteristik sendiri dibandingkan dengan kurikulum yang pernah berlaku sebelumnya. Berikut adalah karakteristik esensial dari Kurikulum SD 2013: a. Menggunakan pembelajaran terpadu. Kurikulum 2013 menggunakan pembelajaran tematik terpadu (Yani, 2014:93). Pembelajaran tematik terpadu pada Kurikulum 2013 diadopsi dari model pembelajaran spider webbed atau model jaring-jaring laba-laba (Yani, 2014:118). Model pembelajaran spider webbed merupakan salah satu contoh dari 10 (sepuluh) model pembelajaran terpadu yang dikembangkan oleh Robin Fogarty. Pengembangan model pembelajaran spider webbed dimulai dari menentukan tema pembelajaran kemudian mengembangkan menjadi subtema dengan tetap memperhatikan keterkaitan antar mata pelajaran.. 14.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kadir dan Asrohah (2014:9) menuturkan bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang memadukan antara berbagai mata pelajaran atau bidang studi dengan menggunakan tema tertentu. Selain itu, Prastowo (2014:45) mengatakan bahwa pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu (integrated intruction) yang merupakan sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individu maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik. Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran. Proses pembelajaran melalui suatu tema dimaksudkan supaya memberikan pengalaman bermakna bagi siswa karena siswa akan belajar secara utuh. Oleh karena itu, Kurikulum 2013 dapat dikatakan sebagai kurikulum yang menggunakan pembelajaran terpadu karena memadukan beberapa mata pelajaran ke dalam suatu tema. b. Menggunakan pendekatan scientific Majid (2014:211) menjelaskan bahwa Kurikulum 2013 menekankan pada. dimensi. pedagogik. modern. dalam. pembelajaran,. yaitu. menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach). Pendekatan ilmiah/scientific meliputi proses mengamati, menanya, mencoba,. 15.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran. Sejalan dengan pernyataan tersebut, Kemendikbud (2013) menyatakan bahwa pendekatan scientific atau ilmiah merupakan suatu cara atau mekanisme pembelajaran untuk memfasilitasi siswa agar mendapatkan pengetahuan atau keterampilan dengan prosedur yang didasarkan pada suatu metode ilmiah. Pembelajaran scientific terdapat metode ilmiah yang menjadi dasar pembelajaran. Sujarwanta (2012:75) memaparkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan scientific adalah pembelajaran yang menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung baik menggunakan observasi, eksperimen maupun cara yang lainnya, sehingga realitas yang akan berbicara sebagai informasi atau data yang diperoleh selain valid juga dapat dipertanggungjawabkan. Sesuai dengan paparan tersebut, pendekatan scientific dalam Kurikulum 2013 merupakan pembelajaran dimana siswa diberi pengalaman langsung secara ilmiah melalui kegiatan mengamati, menanya,. mencoba/mencipta,. menalar,. menyajikan/. mengomunikasikan. c. Mengembangkan pendidikan karakter Terdapat perubahan mindset dalam Kurikulum 2013 yaitu penekanan pada pendidikan karakter. Terdapat perubahan penggunaan. 16.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. istilah baru dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yaitu istilah Kompetensi Inti atau KI. Lahirnya konsep KI diawali dari pengelompokan kompetensi pokok atas sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Awalnya, kompetensi sikap hanya berdiri satu rumusan saja namun dalam perkembangannya kompetensi sikap dibagi menjadi 2 (dua) yaitu sikap spiritual dan sikap sosial (Yani, 2014:54). Melalui sikap spritual akan mendorong peserta didik memiliki moral dan etika yang baik dalam kehidupannya. Aspek sosial merupakan gambaran bentuk hubungan dengan sesama manusia dan lingkungannya (Fadlillah, 2014:49). Pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 dapat diintegrasikan dalam seluruh mata pelajaran pada setiap disiplin ilmu yang terdapat dalam suatu pembelajaran. Guru dituntut untuk memasukkan muatan pendidikan karakter pada setiap pembelajaran yang dilakukan. Mulyasa (2013:7) mengungkapkan bahwa pendidikan karakter mengarah pada pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang mendasari perilaku, tradisi, kebiasaan sehari-hari, serta simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah. d. Mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Yani (2014:73) menegaskan bahwa mindset Kurikulum 2013 adalah mengembangkan keterampilan menalar, mengomunikasikan,. 17.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. dan mencipta. Siswa dianggap berhasil jika memiliki kemampuan menalar/menganalisis, mengomunikasikan, dan mencipta. Kemampuan tersebut jika dilihat merupakan kompetensi tingkat tinggi sesuai dengan Taksonomi Bloom hasil revisi. e. Penilaian otentik Pada. Kurikulum. 2013. proses. penilaian. pembelajaran. menggunakan pendekatan penilaian otentik (authentic assesment) (Fadlillah, 2014:178). Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan menjelaskan bahwa penilaian otentik adalah penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran. Abidin (dalam Yani, 2014:146) menjelaskan bahwa penilaian otentik merupakan proses mengukur, memonitoring, dan menilai semua aspek hasil belajar (kognitif, afektif, dan psokomotorik). Penilaian otentik adalah suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang. proses. prinsip-prinsip. dan. hasil. penilaian,. belajar. siswa. pelaksanaan,. dengan. keberlanjutan,. menerapkan bukti-bukti. otentik, akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas publik (Pusat Kurikulum dalam Majid, 2014:238). Berdasarkan. pemaparan. tersebut,. penilaian. otentik. dalam. Kurikulum 2013 merupakan penilaian secara komprehensif untuk. 18.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. menilai semua aspek hasil belajar (kognitif, afektif, dan psikomotorik) sesuai dengan bukti otentik pekerjaan atau tingkah laku siswa. f. Berpusat pada siswa Akbar, dkk (2013:19) menjelaskan pada proses pembelajaran Kurikulum 2013 memerankan siswa sebagai subjek belajar yang utama. Guru lebih sebagai fasilitator dan motivator. Guru sebagai fasilitator yaitu guru memfasilitasi proses pembelajaran untuk menciptakan suasana pembelajaran yang membuat siswa terlibat secara aktif. Siswa didorong untuk aktif untuk mendapatkan informasi-informasi atau pengetahuan baru pada saat pembelajaran berlangsung (Fadlillah, 2014:180). Guru sebagai motivator yaitu guru memberikan motivasi supaya siswa lebih semangat dalam mengikuti proses pembelajaran. g. Berbasis kompetensi Kurikulum 2013 menekankan pada kompetensi atau kemampuan yang harus dicapai oleh peserta didik. Mulyasa (2013:68) menjelaskan bahwa melalui. kompetensi. yang dicapai. peserta didik akan. memberikan seperangkat kompetensi tertentu. Terdapat 6 (enam) kompetensi yang harus dicapai siswa yaitu pengetahuan (knowledge), pemahaman (understanding), kemampuan (skill), nilai (value), sikap (attitude), dan minat (interest). Dalam konteks Kurikulum 2013,. 19.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. kompetensisi. lulusan. berhubungan. dengan. kompetensi. sikap,. pengetahuan dan keterampilan (Fadlillah, 2014:177). 2. Perangkat Pembelajaran KBBI (2008) perlengkapan,. mengartikan. sedangkan. bahwa. pembelajaran. perangkat. merupakan. merupakan. proses,. alat cara. menjadikan orang belajar. Perangkat pembelajaran merupakan perangkat yang dipergunakan dalam proses pembelajaran. Perangkat yang dimaksud bisa berupa buku siswa, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), instrumen evaluasi atau Tes Hasil Belajar (THB) (Ibrahim dalam Trianto, 2012:96). Lebih lanjut, Prasetyo, dkk (2011:16) perangkat pembelajaran adalah alat atau perlengkapan untuk melaksanakan proses yang memungkinkan pendidik dan peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran. Sesuai dengan pemaparan tersebut, perangkat pembelajaran merupakan perlengkapan yang digunakan sebagai cara menjadikan orang belajar dalam proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang sering digunakan adalah silabus dan RPP. Penyusunan dan pengembangan silabus di Indonesia pada umumnya dilakukan oleh pemerintah pusat dalam hal ini departemen yang mengurusi pendidikan. Kurikulum 2013 penyusunan silabus sangat mungkin dilakukan oleh pemerintah pusat, namun pengembangannya perlu disesuaikan dengan kondisi di lapangan (Akbar, 2013:7-8).. 20.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Perangkat Pembelajaran RPP disusun oleh guru sesuai dengan panduan pemerintah. Permendikbud (2014) Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru secara mandiri dan/atau berkelompok di sekolah/madrasah dikoordinasi, difasilitasi, dan disupervisi oleh kepala sekolah/madrasah. Pengembangan RPP dapat juga dilakukan oleh guru secara berkelompok antar sekolah atau antar wilayah dikoordinasi, difasilitasi, dan disupervisi oleh dinas pendidikan atau kantor kementerian agama setempat. Selain itu, RPP disusun sesuai dengan kreasi dan kebijakan guru terkait proses pembelajaran yang akan dilakukan. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan peneliti adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terpadu tipe sequenced. Perangkat pembelajaran disusun tanpa silabus dengan alasan RPP terpadu tipe sequenced ini sebagai kreasi dalam model pembelajaran yang dilakukan guru. Silabus dalam Kurikulum 2013 sudah disusun pemerintah sehingga dalam menyusun RPP terpadu tipe sequenced peneliti menggunakan silabus tersebut sebagai acuan. Oleh karena itu, silabus tidak dibuat supaya tidak merubah program semester yang telah disusun. Salah satu komponen dalam silabus Kurikulum 2013 adalah identitas mata pelajaran atau tema pelajaran (Amri, 2015:50). Silabus disusun sesuai tema dalam pembelajaran. Jaringan KD dan indikator yang dibuat peneliti. 21.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. beberapa lintas tema dalam Kurikulum 2013. Oleh karena itu, peneliti tidak membuat silabus karena jaringan KD dan indikator beberapa lintas tema. Berikut akan dibahas 2 (dua) perangkat pembelajaran yaitu silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP): a. Silabus Majid (2009:38) menjelaskan bahwa silabus adalah ancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata pelajaran tertentu pada. jenjang dan. kelas. tertentu,. sebagai. hasil. dari. seleksi,. pengelompokan, pengurutan, dan penyajian materi kurikulum, yang dipertimbangkan berdasarkan ciri dan kebutuhan daerah setempat. Sedangkan Permendikbud (2016) menuturkan bahwa silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Selain itu, Kurniawan, (2014:113) mengemukakan bahwa silabus merupakan susunan topik bahasan dari satu pelajaran. Sesuai dengan pengertian tersebut, silabus merupakan acuan dalam menyusun rencana pembelajaran yang berisikan garis besar dari bahan ajar mata pelajaran tertentu. b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 menjelaskan bahwa Rencana Pelaksanaan. Pembelajaran. (RPP). merupakan. rencana. kegiatan. pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. Sejalan. 22.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. dengan pernyataan tersebut, Akbar (2016:39) menerangkan bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran adalah seperangkat perencanaan yang dibuat dan disusun oleh guru sebelum mengajar sebagai pegangan seorang guru dalam mengajar di dalam kelas. Kurniawan (2014:122) memaparkan bahwa rencana kegiatan pembelajaran adalah detail rencana aktivitas pembelajaran untuk mencapai satu KD tertentu, atau gabungan KD apabila dalam pembelajaran terpadu. Melalui KD yang ada dibedah menjadi beberapa indikator kemudian dijabarkan melalui rencana pembelajaran yang akan dilakukan. Sesuai. dengan. pemaparan. tersebut,. rencana. pelaksanaan. pembelajaran adalah detail rencana aktivitas tatap muka sebagai pedoman guru untuk satu pertemuan atau lebih guna mencapai suatu Kompetensi Dasar (KD). Berdasarkan Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses, komponen RPP terdiri atas: 1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan; 2) identitas mata pelajaran atau tema/subtema; 3) kelas/semester; 4) materi pokok;. 23.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5) alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai; 6) tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan; 7) kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi; 8) materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi; 9) metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai; 10) media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran; 11) sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan; 12) langkah-langkah. pembelajaran. pendahuluan, inti, dan penutup; dan 13) penilaian hasil pembelajaran.. 24. dilakukan. melalui. tahapan.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. RPP disusun untuk setiap kompetensi dasar yang akan dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih (Akbar, 2013:142). Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu mata pelajaran di kelas tertentu (Permendikbud, 2012). Setiap KD dalam RPP harus dijabarkan menjadi satu indikator atau lebih sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Trianto (2010:144) memaparkan bahwa dalam mengembangkan indikator perlu memperhatikan beberapa hal yaitu, indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, dan indikator dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diamati. Senada dengan pendapat tersebut, Prastowo (2014:164) mengatakan bahwa indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang bisa diukur dan bisa dibuat instrumen penilaiannya. Indikator itu sendiri berfungsi sebagai alat untuk mendesain kegiatan pembelajaran, kerangka kerja dalam merencanakan cara mengevaluasi hasil belajar siswa dan panduan siswa dalam belajar (Trianto,. 2012:85).. Oleh. karena. itu,. dalam. membuat. indikator. pembelajaran harus menggunakan kata kerja operasional karena indikator merupakan penanda keberhasilan dalam pembelajaran. Kata kerja operasional dapat dilihat dari tingkatan berpikir yang dikembangkan oleh Benyamin Bloom yang disebut dengan Taksonomi. 25.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Bloom, kemudian direvisi oleh Anderson dan Krathwohl. Taksonomi Bloom (revisi) memiliki beberapa tingkatan dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi: mengingat, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta (Kuswana, 2012:112). Guru sebagai pelaksana kurikulum, kata kerja operasional diharapkan dapat menentukan indikator pembelajaran sesuai dengan standar perkembangan zaman. Indikator pembelajaran diturunkan menjadi tujuan pembelajaran. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar tahun 2013 menerangkan bahwa tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. KD yang sudah ada dianalisis menjadi sebuah indikator pembelajaran untuk menjadi acuan dalam penyusunan tujuan pembelajaran. Prastowo (2014:186) menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran dirumuskan dengan mengacu pada rumusan indikator dalam pernyataan yang operasional. Tujuan pembelajaran yang baik memuat unsur A (Audience), B (Behaviour), C (Condition), dan D (Degree). Dalam penulisan audience dianjurkan penampilan yang diharapkan adalah penampilan mandiri yaitu peserta didik sendiri. Behaviour mengandung kemampuan spesifik operasional yang ditulis dalam bentuk kata kerja operasional yang tepat. 26.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. diamati dan diukur. Condition merupakan persyaratan atau kondisi yang diperlukan untuk terjadinya penampilan atau tingkah laku yang diharapkan. Kemudian, degree/kriteria menjelaskan kriteria keberhasilannya (Harjanta, 2008:89). 3. Pembelajaran Terpadu a. Hakikat Pembelajaran Terpadu Daryanto (2014:42) mengemukakan bahwa pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik, baik secara individu maupun kelompok secara aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip holistik, bermakna, dan otentik. Lebih lanjut, Hadisubroto (dalam Margunayasa,. Arini,. dan. Japa,. 2014:3). menjelaskan. bahwa. pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain, yang dilakukan secara spontan atau direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih dan dengan beragam pengalaman belajar anak, maka pembelajaran menjadi lebih bermakna. Sehubungan dengan hal itu, Kurniawan (2014:59) menjelaskan bahwa pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang dalam pembahasan materinya meliputi atau saling. 27.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. mangaitkan berbagai bidang studi atau mata pelajaran secara terpadu dalam suatu fokus tertentu. Mengacu pada teori-teori tersebut, hakikat pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang membuat siswa aktif dalam menemukan konsep pengetahuan secara holistik, bermakna, dan otentik melalui suatu suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan lain atau konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain. b. Landasan Pembelajaran Terpadu 1) Filsafat Progesivisme Progresivisme didasarkan pada keyakinan bahwa pendidikan harus berpusat pada anak (child-centered) bukan memfokuskan pada guru atau bidang muatan (Sadulloh, 2003:143). Pembelajaran berlangsung secara alami bukan artifisial. Margunayasa, Arini dan Japa (2014:13) mengatakan bahwa dalam filsafat Progesivisme pendekatan yang tepat dalam kegiatan pembelajaran adalah pendekatan yang berpusat pada siswa. Jika anak diberi kesempatan untuk. melakukan. aktivitas. secara. alami. dan. mengalami. pembelajaran secara langsung maka seluruh aktivitas belajar akan menjadi lebih bermakna. Sebagai contoh, anak dihadapkan pada bentuk-bentuk daun yang ada di sekitar siswa kemudian memberikan kesempatan untuk menjelaskan bentuk daun yang ada. 28.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Memberi kesempatan kepada anak untuk memiliki pengalaman langsung sesuai dengan teori yang dikembangkan oleh John Dewey yang dikenal dengan istilah learning by doing atau belajar dan melakukan, Charbonneuae dan Reider (dalam Margunayasa, Arini dan Japa, 2014:13). Siswa diberi kesempatan berusaha dan mencoba mencari dan menemukan (problem solving) walaupun dalam pelaksanannya siswa sering mengalami kegagalan. Siswa akan belajar terus-menerus hingga menemukan konsep atau temuan yang diharapkan. 2) Teori Kontruktivisme Daryanto (2014:53) menjabarkan bahwa teori kontruktivisme mendorong anak secara aktif membangun pengetahuan dengan cara terus-menerus mengasimilasi dan mengakomodasi informasi baru. Pengetahuan dibentuk sendiri oleh individu dan pengalaman merupakan kunci utama dari belajar bermakna. Ketika siswa mengalami sendiri pembelajaran yang dilakukan akan menjadi kunci kebermaknaan dalam pembelajaran. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan dibenaknya. Guru dapat memberikan siswa anak tangga yang akan membantu siswa kepemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa yang harus memanjat sendiri (Trianto, 2012:74).. 29.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3) Teori Psikologi Gestalt Woolfolk (dalam Majid, 2014:56) menjelaskan bahwa dalam Psikologi Gestalt anak-anak cenderung mengorganisasikan persepsi dan pengalamannya secara terintegrasi. Sejalan dengan hal tersebut, Margunayasa, Arini dan Japa (2014:8) menjelaskan bahwa Psikologi Gestalt menganggap segala pengindraan dan kesadaran merupakan suatu keseluruhan. Keseluruhan itu pada hakikatnya lebih tinggi nilainya dari jumlah bagian-bagiannya dan lebih dulu adanya daripada bagian masing-masing. Oleh karena itu, dalam kehidupan sehari-hari seseorang lebih dulu mengenal keseluruhan daripada bagian-bagian. Teori Psikologi Gestalt mendasari pembelajaran terpadu. Salah satu pendekatan dalam pembelajaran terpadu adalah pembelajaran. tematik.. Hesty. (dalam. Daryanto,. 2014:52). menjelaskan bahwa pengembangan pembelajaran tematik secara psikologis berlandaskan pada teori belajar Gestalt. Melalui tema dan. subtema. pembelajaran. membantu. terjadinya. transfer. pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara terpadu. Transfer pemahaman akan terjadi dari suatu konteks ke konteks lainnya secara menyeluruh.. 30.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4) Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget (dalam Trianto, 2012:70) menguraikan bahwa perkembangan kognitif terjadi dalam 4 tahap, yaitu sensorimotor, praoperasional, operasional konkret, dan operasional formal. Kecepatan perkembangan individu melalui urutan tiap tahap ini berbeda dan tidak ada individu yang melompati salah satu dari tahap tersebut (Margunayasa, Arini dan Japa, 2014:10). Setiap tahap ditandai dengan munculnya kemampuan baru yang belum dimiliki sebelumnya. Berikut tabel tahap-tahap perkembangan kognitif Piaget: Tabel 2.1 Tahap-tahap perkembangan kognitif Tahap. Perkiraan Usia. Kemampuan-kemampuan Utama. Sensorimotor. Lahir sampai 2 tahun. Pengetahuan berkembang melalui interaksi indera fisiknya dengan lingkungan.. Praoperasional. 2 sampai 7 tahun. Individu mulai berusaha mengenal keteraturan-keteraturan dan melakukan klasifikasi objek-objek yang dapat direspon oleh alat inderanya berdasarkan kemauannya dan mengikuti pola tertentu.. Operasional konkret. 7 sampai 11 tahun. Individu mampu berpikir logis, melihat lebih dari satu dimensi sekaligus dan dapat menghubungkan dimensi ini satu sama lain. Namun, individu belum. 31.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. bisa berpikir absrak.. Operasional formal. 11 tahun sampai dewasa. Individu mampu mengklasifikasikan dengan detail, generalisasi, konservasi logis, serial ordering berdasarkan kriteria baik tampak maupun abstrak.. Sumber: Margunayasa, Arini, dan Japa (2014:10). Sesuai. dengan. perkembangan. kognitif. menurut. Piaget,. perkembangan kognitif anak SD masih pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini siswa mulai dapat memandang dunia secara objektif dan berorientasi pada konseptual (Trianto, 2012:72). Konsep yang didapat siswa melalui usaha belajar secara konkret. Konkret mengandung makna bahwa proses belajar beranjak pada sesuatu yang konkret, yaitu yang dapat dilihat, diraba, didengar, dibahui, diotak-atik dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pada tahap usia Sekolah Dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan (Daryanto, 2014:51-52). Melihat kondisi ini, pembelajaran terpadu menjadi relevan bagi anak Sekolah Dasar karena sesuai dengan tahap. perkembangannya.. Pembelajaran. terpadu. menawarkan. pembelajaran yang melihat lebih utuh dari satu atau lebih dimensi.. 32.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Selain itu, pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk aktif menemukan pengetahuan melalui kegiatan inderawi. c. Karakteristik Pembelajaran Terpadu Berikut karakteristik pembelajaran terpadu: 1) Pembelajaran berpusat pada anak Daryanto (2014:87) memaparkan bahwa pembelajaran terpadu dikatakan sebagai pembelajaran yang berpusat pada anak, karena pada dasarnya pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memberikan keleluasaan pada siswa, baik secara individu maupun kelompok. Senada dengan hal itu, Depdikbud (dalam Trianto 2012:62) menjelaskan bahwa pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran, baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional guna tercapainya hasil belajar yang optimal. Anak sebagai subjek pembelajaran diberi keluasaan untuk aktif mencari, menggali, dan menemukan suatu konsep dari suatu pengetahuan. Pengetahuan yang diperoleh siswa akan bertahan lama dalam pikiran siswa karena mereka mengalami langsung dalam menemukan konsep pengetahuan. Oleh karena itu, partisipasi siswa secara penuh menjadi syarat pembelajaran yang berpusat pada siswa.. 33.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2) Menentukan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan Melalui pembelajaran terpadu, siswa akan mempunyai pengetahuan yang luas. Daryanto (2014:87) memaparkan bahwa melalui pembelajaran terpadu siswa belajar dengan suatu bahasan tema atau subtema tertentu yang dikaji dengan beberapa disiplin ilmu. Pembelajaran tersebut akan berdampak pada pemahaman dan kebermaknaan. siswa. terhadap. Kebermaknaan tersebut. materi. yang. dipelajari.. akan membantu siswa menerapkan. perolehan belajarnya dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada di sekitarnya. 3) Belajar melalui pengalaman langsung Pembelajaran terpadu memberikan peluang yang besar kepada siswa untuk mengalami sendiri semua proses pembelajaran. Depdikbud (dalam Trianto, 2012:60) memaparkan bahwa melalui pembelajaran terpadu siswa memahami dari hasil belajarnya sendiri, bukan sekedar pemberitahuan guru. Siswa bertindak sebagai aktor dalam pembelajaran sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator dan katalisator. Siswa akan memahami hasil belajarnya sesuai dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami, bukan sekedar informasi dari gurunya (Daryanto, 2014:87). Siswa mencari fakta atau informasi dari berbagai sumber yang akan memperkaya. 34.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. pengetahuannya. Ketika siswa bertindak sebagai aktor pembelajaran maka siswa akan memahami peristiwa yang mereka alami. Peran guru memberikan bimbingan ke arah mana yang dilalui dan memberikan fasilitas seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan pembelajaran. d. Keunggulan Pembelajaran Terpadu Pembelajaran terpadu sebagai suatu pendekatan memberi peluang yang besar kepada siswa untuk mendapatkan pengalaman bermakna dalam pembelajaran. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran terpadu, anak akan memahami konsep-konsep yang mereka. pelajari. itu. melalui. pengamatan. langsung. dan. menghubungkannya dengan konsep lain. Konsep tersebut bisa berasal dari keterpaduan antar bidang studi maupun inter bidang studi (Trianto, 2012:57). Majid (2014:92) memaparkan bahwa pembelajaran terpadu memiliki. kelebihan-kelebihan.. Berikut. kelebihan-kelebihan. pembelajaran terpadu: 1) Pengalaman dan kegiatan belajar anak akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak; 2) kegiatan yang dipilih sesuai dengan dan bertolak dari minat dan kebutuhan anak;. 35.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3) seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak sehingga hasil belajar akan dapat bertahan lebih lama; 4) pembelajaran. terpadu. menumbuh. kembangkan. keterampilan. berpikir anak; 5) menyajikan kegiatan yang bersifat prakmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui dalam lingkungan anak; 6) meningkatkan kerjasama antar guru bidang kajian terkait, guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, dan peserta didik/guru dengan narasumber. sehingga belajar akan. menjadi lebih menyenangkan dan bermakna. Daryanto (2014:92) mengemukakan beberapa hal positif mengapa perlu menggunakan pembelajaran terpadu. Hal positif tersebut yaitu: 1) Materi pembelajaran menjadi lebih dekat dengan siswa sehingga mempermudahkan siswa memahami sekaligus melakukannya; 2) mempermudahkan siswa mengaitkan hubungan materi antar mata pelajaran; 3) memungkinkan siswa untuk mengembangkan kecerdasan kognitif, afektif, maupun psikomotorik; 4) pembelajaran terpadu mengakomodir kecerdasan siswa; 5) memungkinkan siswa aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.. 36.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Sesuai dengan penjelasan 3 (tiga) ahli tersebut, disimpulkan bahwa. kelebihan. pembelajaran. terpadu. yaitu. (1). membuat. pembelajaran lebih bermakna karena memungkinkan siswa memiliki konsep keterkaitan antar maupun inter bidang studi, (2) pendekatan pembelajaran terpadu sesuai dengan tahap perkembangan siswa, (3) meningkatkan kerjasama antar siswa dengan siswa, guru dengan siswa, maupun guru dengan guru, (4) mendorong siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa mampu mengembangkan 3 (tiga) ranah kecerdasan yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. e. Tipe-tipe Pembelajaran Terpadu Fogarty. (dalam. Daryanto. 2014:100). memperkenalkan. sepuluh cara atau model dalam merencanakan pembelajaran terpadu. Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual/pikir yang berisi langkah-langkah dari awal sampai akhir pembelajaran. Suatu model pembelajaran. memiliki. langkah-langkah. dalam. proses. pembelajarannya. Namun dalam kajian pustaka yang dilakukan, peneliti tidak menemukan langkah-langkah secara spesifik dalam 10 (sepuluh) model pembelajaran terpadu. Selain itu, membuat sebuah model membutuhkan waktu uji coba yang cukup lama. Oleh karena itu, peneliti dalam hal ini menyederhanakan istilah model menjadi tipe pembelajaran.. 37.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tipe pembelajaran merupakan variasi atau gaya mengajar guru untuk mengoptimalkan keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efisien. Berikut kesepuluh tipe pembelajaran terpadu: 1) Tipe Pisah (Fragmented Type) Setiap pelajaran diajarkan secara terpisah-pisah. Keterpaduan hanya terbatas pada satu mata pelajaran saja. Tipe ini digunakan untuk memadukan beberapa keterampilan dalam satu mata pelajaran ke dalam suatu konsep bahasan tertentu. Sebagai contoh, dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia materi pembelajaran tentang menyimak, berbicara, membaca dan menulis dapat dipadukan dalam pembelajaran keterampilan berbahasa. 2) Tipe Hubungan (Connected Type) Tipe ini digunakan untuk mengaitkan satu pokok bahasan dengan pokok bahasan berikutnya atau mengaitkan satu konsep dengan konsep lain. Semua konsep tersebut dipayungkan pada suatu mata pelajaran tertentu. 3) Tipe Gugusan (Nested Type) Tipe gugusan merupakan pemaduan berbagai penguasaan konsep keterampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran. Sebagai contoh,. seorang. guru. 38. memfokuskan. pembelajaran. pada.

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. pemahaman tata bentuk kata, makna kata, ungkapan dengan mengembangkan daya imajinasi, dan berpikir logis melalui kegiatan membuat ungkapan dan mengarang puisi. Oleh karena itu, tipe ini digunakan untuk mengasah beberapa keterampilan ke dalam satu kegiatan pembelajaran. 4) Tipe Urutan (Sequenced Type) Pembelajaran. terpadu. tipe. sequenced. merupakan. proses. membelajarkan beberapa konsep yang hampir sama diajarkan secara bersamaan. Melalui tipe ini guru dapat menyusun kembali urutan topik-topik yang kebetulan sama antara yang satu dengan yang lainnya kemudian diajarkan secara berurutan. Tipe ini digunakan dalam untuk mengatur urutan pembelajaran supaya lebih efektif dan efisien. 5) Tipe Gabung Bagian (Shared Type) Pembelajaran tipe terbagi (shared) adalah suatu kegiatan belajar mengajar yang menggabungkan dua atau lebih mata pelajaran yang melihat konsep, sikap dan keterampilan yang sama. Tipe ini dilakukan untuk menghindari adanya overlapping konsep atau ide dalam dua mata pelajaran atau lebih.. 39.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 6) Tipe Jaring Laba-laba (Webbed Type) Pembelajaran terpadu tipe webbed bertolak dari pendekatan tematik sebagai pemadu bahan dan kegiatan pembelajaran. Tipe ini digunakan untuk membahas dan mengkaji suatu tema/bahasan yang di pelajari dari beberapa disiplin ilmu. 7) Tipe Rajutan (Threaded Type) Tipe rajutan memfokuskan pada integrasi metacuriculum yang memadukan bentuk keterampilan. Metacuriculum merupakan kecakapan di atas materi yang dikuasai siswa. Misalnya, melakukan prediksi dan estimasi dalam matematika, ramalan terhadap kejadian-kejadian, antisipasi terhadap cerita novel, dan sebagainya. Tipe ini digunakan untuk melatih kecakapan siswa di atas rata-rata. 8) Tipe Padu (Integrated Type) Tipe integrated merupakan pembelajaran yang mengintegrasikan sejumlah topik dari mata pelajaran yang berbeda ke dalam sebuah topik tertentu. Integrasi ini digunakan untuk menggabungkan materi yang mengalami tumpang tindih dalam pembahasannya sehingga terjadi efisiensi dan efektivitas dalam pembelajaran.. 40.

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 9) Tipe Celup (Immersed Type) Pembelajaran terpadu tipe immersed digunakan untuk memadukan materi. pembelajaran dari setiap mata pelajaran yang. sesuai. dengan minat siswa. Tipe immersed juga dirancang untuk membantu siswa dalam menyaring dan memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan dihubungkan dengan medan pemakaiannya. 10) Tipe Jaringan (Networked Type) Tipe jaringan terus menerus mencari masukan. (jaringan para. ahli) melalui studi lapangan untuk memperoleh perluasan, eksplorasi dan pembaharuan gagasan-gagasan. Tipe ini baik digunakan untuk memberikan sumber belajar yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Sebagai contoh, siswa belajar tentang menjaga kesehatan tubuh melalui wawancara langsung dengan dokter.. 4. Pembelajaran Terpadu Tipe Sequenced a. Pengertian. dan. karakteristik. Pembelajaran. Terpadu. Tipe. Sequenced Kurniawan (2014:68) mengungkapkan bahwa pembelajaran terpadu tipe terurut (sequenced) merupakan upaya pengaturan dan. 41.

(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. pengurutan kembali materi yang memiliki ide yang sama dari dua mata pelajaran, di mana terjadi penyatuan materi dari satu mata pelajaran ke mata pelajaran lainnya, sehingga menghasilkan struktur baru. Pembahasan. materi. dalam. pembelajaran. terurut. masih. mempertahankan mata pelajaran utama. Sejalan dengan pernyataan tersebut, Margunayasa, Arini, dan Japa (2014:25) menjabarkan makna pembelajaran terpadu tipe sequenced merupakan penyusunan kembali urutan topik-topik yang kebetulan sama antara mata pelajaran satu dan yang lainnya. Kedua mata pelajaran yang saling berhubungan diurutkan, sehingga materi kedua mata pelajaran dapat diajarkan secara paralel. Fogarty (2009:50) sebagai pencetus tipe ini, mengungkapkan bahwa pembelajaran terpadu tipe urutan (sequenced) merupakan pengurutan beberapa topik dari suatu mata pelajaran. Ketika pembelajaran, materi diajarkan secara berurutan dengan materi mata pelajaran lain yang memiliki kesamaan konsep. Sesuai dengan pemaparan ketiga ahli tersebut, pembelajaran terpadu tipe atau sequenced merupakan tipe pembelajaran yang menekankan pada urutan karena adanya persamaan-persamaan ide/konsep/topik, walaupun dalam bidang studi yang berbeda diajarkan dalam waktu yang berurutan. Adapun karakteristik dari pembelajaran terpadu tipe sequenced:. 42.

(61) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1) Tipe pembelajaran antar bidang studi. Fogarty (2009:50) menjelaskan bahwa pembelajaran terpadu tipe sequenced menggunakan dua bidang disiplin yang mudah saling terkait.. Tipe. pembelajaran. sequenced. mengaitkan. atau. menggabungkan 2 (dua) bidang studi sehingga dikatakan sebagai tipe pembelajaran antar bidang studi. 2) Topik atau unit pada satu bidang studi disusun dan diurutkan bertepatan dengan unit bidang studi lain. Daryanto (2014:116) menuturkan bahwa pembelajaran terpadu tipe urutan (sequenced) ini materi pelajarannya dipadukan dengan antar disiplin ilmu yang berbeda. Guru menata kembali urutan pembelajaran dalam dua bidang studi untuk diajarkan secara paralel. Dalam hal ini, guru mencari ide/konsep/topik yang memiliki kesamaan untuk diurutkan. 3) Ide atau konsep yang sama pada satu bidang studi diajarkan juga pada bidang studi lain. Ketika mengajar guru bisa menyinggung bahasan dari mata pelajaran lain sebagai penguat materi dan memperluas pemahaman siswa. Namun perlu diingat disini, guru tetap memprioritaskan mata pelajaran utama.. 43.

(62) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4) Menggunakan skala prioritas dalam mengurutkan materi yang memiliki kesamaan ide atau konsep. Ide atau konsep pembelajaran yang ada dapat dipilih dan diurutkan mana yang harus didahulukan dari topik yang lainnya. Satu topik membawa topik yang lain dan sebaliknya (Daryanto: 2014:116). Guru memilah-milah materi yang memiliki topik atau ide yang sama untuk diurutkan. Pada tahap mengurutkan guru perlu menggunakan skala prioritas. Pembelajaran harus dimulai dari topik atau ide yang mendasar dan dilanjutkan dengan topik yang mendukung materi awal. Pengurutan topik ini dilakukan supaya terjadi kesinambungan konsep materi ajar. Langkah-langkah pembelajaran terpadu tipe sequenced yaitu: 1) Menganalisis isi kurikulum. Langkah ini dimulai dengan melihat topik-topik yang ada dalam suatu disiplin ilmu. 2) Memilih 2 mata pelajaran yang akan disampaikan dengan tipe sequenced. Guru mulai mencari topik-topik dari 2 (dua) mata pelajaran yang mempunyai kesamaan konsep. Fogarty (2009:50) menuturkan bahwa dalam tahap awal proses integrasi guru menggunakan dua area disiplin ilmu yang mudah dan saling terkait. Oleh karena itu,. 44.

(63) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. dalam tahap menentukan mata pelajaran ini guru perlu mencari topik-topik yang bisa disejajarkan. 3) Mengurutkan kembali urutan perubahan masing-masing mata pelajaran. Tahap selanjutnya guru mengurutkan topik-topik yang mempunyai kesamaan konsep untuk diajarkan dalam periode waktu yang sejajar. 4) Mendesain konsep dari kedua mata pelajaran yang secara logis dapat diajarkan dengan periode waktu yang sejajar. Setelah membuat pemetaan konsep materi yang bisa diajarkan secara berututan, guru perlu mendesain konsep pembelajaran secara logis dan memungkinkan meteri diajarkan dengan periode waktu yang sejajar.. 45.

(64) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. b. Contoh bagan peta konsep tipe sequenced Berikut contoh peta konsep pembelajaran terpadu tipe sequenced di Sekolah Dasar (Fogarty, 2009:52):. Social Studies subject 1. 2. 3. 4.. Medieval Times American Revolution Civil War Women’s Suffrage Movement 5. World War II 6. Depression 7. Best Decade 8. Region Report 9. Indrustrial Revolution 10. West. Language Artc subject 1. Robin Hood 2. The Midnight Ride of Paul Revere 3. The Slave Who Bought His Freedom 4. Nellie Bly 5. The Diary og Anne Frank 6. Newspaper 7. Persuasive writing 8. Research Paper 9. Debate 10. Poerty. Gambar 2.1 Contoh peta konsep pembelajaran terpadu tipe sequenced menurut Fogarty Sesuai dengan gambar di atas, dapat dilihat bahwa urutan dalam setiap mata pelajaran sejajar dengan urutan mata pelajaran lain. Urutan yang disusun memiliki kesamaan konsep/ide dengan konsep/ide yang sejajar di mata pelajaran lain. Berikut contoh peta. 46.

(65) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. konsep pembelajaran terpadu tipe sequenced untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar yang dikembangkan oleh peneliti:. PPKn. IPS. Bidang Studi. Bidang Studi. Urutan. Urutan. 1. Makna persatuan dan kesatuan dalam keberagaman. 2. Sikap kerja sama dalam keberagaman agama.. 1. Keberagaman budaya 2. Keberagaman agama. Gambar 2.2 Contoh peta konsep pembelajaran terpadu tipe sequenced Sesuai dengan gambar di atas, peneliti mengurutkan konsep dalam 2 (dua) mata pelajaran yaitu mata pelajaran PPKn dan IPS. Terdapat konsep yang sama dari kedua materi mata pelajaran tersebut yaitu konsep keberagaman. Oleh karena itu, peneliti mencoba mengurutkan sub materi untuk diajarkan secara berurutan.. 47.

Gambar

Gambar 2.1  Contoh  peta  konsep  pembelajaran  terpadu  tipe  sequenced  menurut Fogarty.............................................................................
Tabel 2.1 Tahap-tahap perkembangan kognitif  Tahap  Perkiraan  Usia  Kemampuan-kemampuan Utama  Sensorimotor  Lahir  sampai 2  tahun
Gambar 2.1 Contoh peta konsep pembelajaran terpadu tipe  sequenced menurut Fogarty
Gambar 2.2 Contoh peta konsep pembelajaran terpadu tipe  sequenced
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari penelitian Putz-Bankuti et al ini yaitu terdapat hubungan signifikan dari 25(OH)D dengan derajat disfungsi hati dan memberi kesan bahwa rendahnya kadar

Sebelum pulang, penulis mengucapkan terima kasih dan menyampaikan bahwa penulis akan kembali untuk melakukan wawancara dengan kedua guru Pendidikan Agama Islam (PAI) tersebut.

Adanya pabrik teh hitam Kaligua telah membawa dampak pada mata pencaharian masyarakat Pandansari dan sekitarnya, baik pengaruh langsung ataupun pengaruh tidak langsung,

Di samping itu, pembelajaran bahasa Indonesia mendorong kepedulian untuk menggunakan bahasa secara cermat (menyunting teks), kepedulian terhadap nilai-nilai kemanusiaan

Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan komposit serat kenaf dengan matrik PP adalah: (1) Cetakan, untuk mencetak komposit dengan ketebalan tertentu, maka dibuat

profitabilitas baik. Kinerja keuangan PT. Astra Otoparts berdasarkan rasio likuiditas kurang baik. Berdasarkan rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas

Pengarah/Ketua Pegawai Pengurusan Fasiliti, Pusat Pembangunan & Pengurusan Harta