• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan bahan ajar mengacu kurikulum 2013 subtema peduli lingkungan tempat tinggal untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengembangan bahan ajar mengacu kurikulum 2013 subtema peduli lingkungan tempat tinggal untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar - USD Repository"

Copied!
271
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU

KURIKULUM 2013 SUBTEMA PEDULI LINGKUNGAN

TEMPAT TINGGAL UNTUK SISWA KELAS IV

SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Media Novi Lestari

NIM: 101134055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini peneliti persembahkan kepada:

Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan

kelancaran dan kesehatan di setiap langkah kehidupan

Bapak dan Ibuku tercinta

Bapak Sugeng Riyadi dan Ibu Karsinem

yang selalu mendukung dan mempercayaiku

Semua orang yang ada di sekitar saya: adik, teman dekat,

sahabat, dan teman-teman, terimakasih atas doa dan

(5)

v

MOTTO

Visi tanpa tindakan hanyalah sebuah mimpi. Tindakan tanpa visi hanyalah membuang waktu.

Visi dengan tindakan akan mengubah dunia! (Joel Arthur Barker)

Kepercayaan akan diri sendiri adalah rahasia utama untuk sukses.

(C. Rogen)

Semangat manusia tidak akan pernah berakhir ketika dikalahkan, semangat tersebut berakhir ketika manusia itu

menyerah. (Ben Stein)

Bertemunya persiapan dan kesempatan membuahkan hasil yang kita sebut keberuntungan.

(Anthony Robbins)

Pandanglah hari ini. Kemarin sudah menjadi mimpi dan esokhari hanyalah sebuah visi. Tetapi hari ini yang sungguh nyata, menjadikan kemarin sebagai mimpi kebahagiaan, dan

(6)
(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPNTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma,

Nama : Media Novi Lestari

Nomor Mahasiswa : 101134055

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul: “PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU KURIKULUM 2013 SUBTEMA PEDULI LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR” beserta perangkat yang diperlukan.

Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 19 Juni 2014 Yang menyatakan

(8)

viii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU KURIKULUM 2013 SUBTEMA PEDULI LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL UNTUK SISWA

KELAS IV SEKOLAH DASAR

Media Novi Lestari Universitas Sanata Dharma

2014

Pada saat ini ketersediaan bahan ajar masih terbatas, penanaman pendidikan karakter pada diri siswa masih kurang, dan guru belum mampu mengembangkan bahan ajar mengacu Kurikulum 2013. Penelitian ini difokuskan untuk memenuhi kebutuhan bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan produk berupa bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013 subtema peduli lingkungan tempat tinggal untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 14-17 April 2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Prosedur pengembangan dalam penelitian meliputi 7 langkah, yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi, (5) revisi desain, (6) uji coba desain, dan (7) revisi desain sehingga menghasilkan produk final berupa bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013 subtema peduli lingkungan tempat tinggal untuk siswa kelas IV SD.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan dievaluasi dari unsur (1) tujuan dan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) isi, (4) topik, dan (5) metodologi. Berdasarkan hasil validasi pakar Kurikulum SD 2013, guru kelas IV SD, dan siswa kelas IV SD Kanisius Minggir Yogyakarta terhadap bahan ajar diperoleh skor rata-rata 4, 38 dengan kategori “sangat baik”. Dengan demikian bahan ajar layak digunakan dalam pembelajaran.

(9)

ix

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF TEACHING MATERIAL BASED CURRICULUM

2013 SUBTHEME “PEDULI LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL” FOR

STUDENTS IN GRADE IV ELEMENTARY SCHOOL

Media Novi Lestari Sanata Dharma University

2014

At the moment the availability of teaching materials is still limited, character building education on students is still lacking, and teachers have not been able to develop instructional materials referring Curriculum 2013. This research is focused to meet the needs of teaching materials which refers Curriculum 2013. The main objective of this research is to produce a product in the form of teaching materials that refer to Curriculum 2013 subtheme “peduli lingkungan tempat tinggal” for Elementary School fourth grade students.

The research was carried out on April 14-17, 2014. This type of research is development research. The procedures in this study include the development of 7 steps, namely (1) the potential and problems, (2) data collection, (3) product design, (4) validation, (5) design revisions, (6) the trial design, and (7) revised the design so as to produce the final product in the form of teaching materials that refer to Curriculum 2013 subtheme “peduli lingkungan tempat tinggal” for fourth grade students.

The results showed that the developed teaching materials are evaluated on elements of (1) the purpose and approach, (2) design and organization, (3) contents, (4) the topics, and (5) methodology. Based on the validation results by experts of elementary school curriculum, fourth grade teachers, and fourth grade students of Kanisius Minggir, Yogyakarta on teaching materials obtained an average score of 4, 38 with the category of “very good”. Thus the teaching materials are worth to be used in teaching.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum 2013 Subtema Peduli Lingkungan Tempat Tinggal untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar dapat peneliti selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak maka skripsi ini tidak akan selesai dengan baik. Oleh karena itu, dengan kesungguhan hati peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A., selaku Ketua Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Para dosen dan staf PGSD yang telah melayani penulis dengan ramah dan baik.

6. Dra Maslichah M.Pd., selaku validator pakar Kurikulum 2013 yng telah memberikan bantuan dalam penelitian ini.

7. Ch. Kusumastuti, selaku kepala sekolah SD Kanisius Minggir Yogykarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian ini.

8. MG. Parinem, selaku guru SD Kanisius Minggir Yogyakarta yang telah berperan serta dalam penelitian sehingga peneliti dapat melaksanakan penelitian dengan baik dan lancar.

(11)

xi

10.Sugeng Riyadi dan Karsinem selaku orang tua yang setia memberikan doa dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

11.Lafran Erri Kurniawan selaku adik yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

12.Teman-teman kelas B PGSD 2010 yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

13.Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk bantuan dan dukungannya selama ini.

Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan dan kekurangannya, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan skripsi yang lebih sempurna. Selamat membaca dan semoga bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 19 Juni 2014 Peneliti,

(12)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PENYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Batasan Istilah ... 6

1.6 Spesifikasi Produk ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

(13)

xiii

2.1.1 Kurikulum SD 2013 ... 8

2.1.1.1Rasional dan elemen perubahan Kurikulum SD 2013 ... 8

2.1.1.2Pendekatan tematik integratif ... 10

2.1.1.3Pendekatan saintifik ... 13

2.1.1.4Penilaian otentik ... 15

2.1.1.5Pendidikan karakter berbasis budaya lokal ... 17

2.1.2 Model Pengembangan Bahan Ajar ... 21

1. Identifikasi Masalah Pembelajaran ... 22

2. Analisis Siswa ... 23

3. Analisis Tugas ... 23

4. Merumuskan Indikator ... 23

5. Penyusunan Instrumen Evaluasi ... 24

6. Strategi Pembelajaran ... 24

7. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran ... 24

8. Pelayanan Pendukung ... 24

9. Evaluasi Formatif ... 24

10.Evaluasi Sumatif ... 25

11.Revisi Perangkat Pembelajaran ... 25

2.2 Penelitian yang Relevan ... 26

2.3 Kerangka Berpikir ... 28

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

3.1 Jenis Penelitian ... 31

(14)

xiv

3.3 Waktu Penelitian... ... 36

3.4 Uji coba Produk ... 37

3.4.1 Desain Uji Coba ... 37

3.4.2 Subjek Uji Coba... 37

3.4.3 Instrumen Penelitian ... 37

3.4.4 Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.4.5 Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

4.1 Analisis Kebutuhan ... 42

4.2 Deskripsi Produk Awal ... 43

4.2.1 Silabus ... 43

4.2.2 RPP ... 44

4.2.3 Kerangka Bahan Ajar ... 44

4.2.4 Bahan Ajar ... 44

1. Sampul Depan ... 45

2. Isi ... 45

3. Daftar Pustaka ... 49

4.3 Data Uji Coba dan Revisi Produk ... 49

4.3.1 Data Validasi Pakar Kurikulum SD 2013... 49

4.3.2 Data Validasi Guru Pelaksana Kurikulum SD 2013 ... 51

4.3.3 Data Validasi Uji Coba Lapangan ... 52

4.4 Kajian Produk Akhir ... 55

4.5 Pembahasan ... 57

(15)

xv

5.1 Kesimpulan ... 60

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 61

5.3 Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Waktu Penelitian ... 36

Tabel 3.2 Konverensi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima ... 39

Tabel 3.3 Kriteria Skor Skala Lima ... 41

Tabel 4.1 Komentar Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi ... 50

Tabel 4.2 Komentar Guru Pelaksana Kurikulum SD 2013 dan Revisi ... 52

Tabel 4.3 Komentar Siswa Kelas IV dan Revisi ... 55

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 66

Lampiran 2 Jaring-jaring Tema 8 ... 68

Lampiran 3 Jaring-jaring Subtema 2 ... 69

Lampiran 4 Jaring-jaring Harian ... 71

Lampiran 5 Silabus ... 78

Lampiran 6 RPP ... 108

Lampiran 7 Hasil Validasi Pakar Kurikulum 2013 ... 191

Lampiran 8 Hasil Validasi Guru Kelas IV ... 196

Lampiran 9 Hasil Validasi Siswa Kelas IV ... 205

Lampiran 10 Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar Kurikulum 2013 ... 226

Lampiran 11 Rekapitulasi Hasil Validasi Guru Kelas IV ... 230

Lampiran 12 Rekapitulasi Hasil Validasi Siswa ... 237

Lampiran 13 Rekapitulasi Hasil Validasi dan Uji Lapangan ... 240

Lampiran 14 Surat Izin Penelitian ... 242

Lampiran 15 Surat Keterangan Melakukan Penelitian ... 244

Lampiran 16 Dokumentasi Penelitian ... 246

Lampiran 17 Biodata Penulis ... 250

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan pelajaran, dan cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan oleh sekolah yang penting untuk dicapai (UU Nomor 20 Tahun 2003). Mulyasa (2009:41) mengemukakan bahwa sekolah merupakan bagian terpenting dalam pelaksanaan kurikulum, yang bisa diwujudkan melalui proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, institusional, kurikuler dan instruksional.

Seseorang cenderung akan meninjau kembali kurikulum yang digunakan untuk mencapai tujuan jika tujuan yang diinginkan tidak akan tercapai (Susilo, 2006:83). Kurikulum bersifat dinamis serta harus selalu dilakukan perubahan dan pengembangan agar dapat mengikuti perkembangan dan tantangan zaman (Mulyasa, 2013:59). Perubahan kurikulum juga merupakan hal yang wajar terjadi agar pendidikan menjadi lebih baik dan berkualitas. Salah satu upaya pemerintah untuk mewujudkannya adalah dengan melakukan perubahan kurikulum yang disesuaikan dengan perubahan zaman.

(20)

Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013 yaitu “Mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan masyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia”.

Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan tematik yang pembelajarannya dikembangkan dari tema yang telah ditentukan. Didalam pembelajaran itu terdapat pendekatan sains karena Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran. Adapun pendekatan sains dalam pembelajaran meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran. Kurikulum 2013 juga menekankan pendidikan karakter. Seperti yang tertuang dalam Undang-undang No 20 Tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,…”. Hal itu sudah jelas bahwa melalui pendidikan nasional, karakter merupakan salah satu aspek penting yang perlu terbentuk dalam diri bangsa. Selain pendidikan karakter, di dalam Kurikulum 2013 menggunakan penilaian otentik yang menekankan kemampuan siswa untuk mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki secara nyata dan bermakna (Nurgiyantoro, 2011:2).

(21)

kemampuan siswa secara optimal. Guru harus mampu mengembangkan bahan ajar yang tentunya melibatkan pembelajaran tematik integratif, pendekatan sains, pendidikan karakter, dan penilaian otentik. Bahan ajar yang disusun atau dikembangkan sendiri oleh guru akan lebih sesuai dengan kondisi sekolah. Hal itu disebabkan karena guru yang lebih mengerti keadaan siswa di sekolahnya. Mulyasa (2006:190) juga beranggapan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah bahan yang diajarkan oleh guru atau materi yang dipelajari. Apabila guru mampu mengembangkan bahan ajar sendiri, maka akan menambah acuan bagi guru tersebut atau murid untuk menambah wawasan sehingga memperlancar jalannya pelaksanaan Kurikulum 2013.

(22)

Trismantara guru kelas IV SD Negeri Ungaran 1 Yogyakarta mengungkapkan bahwa guru masih bingung dalam pembelajaran yang menggunakan tematik integratif, pendekatan sains, penilaian otentik, guru masih kesulitan dalam mengembangkan pendidikan karakter, dan bahan ajar yang tersedia bersifat sentralistik sehingga cenderung kurang sesuai dengan kondisi sekolah, sehingga diperlukan pengembangan yang lebih mendalam.

Peneliti menemukan akar masalah yang berkaitan dengan pembuatan bahan ajar berdasarkan Kurikulum 2013. Guru belum mampu untuk mengembangkan bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik Kurikulum 2013 yaitu menggunakan pendekatan tematik, pendekatan saintifik, pendidikan karakter, dan penilaian otentik. Kurikulum 2013 sampai saat ini masih disosialisasikan kepada para guru dan hanya beberapa sekolah yang ditunjuk untuk menerapkan Kurikulum 2013. Bahan ajar yang digunakan pun masih terbatas. Pengembangan bahan ajar berdasarkan Kurikulum 2013 perlu dilakukan untuk menambah alternatif sumber belajar bagi siswa dan guru. Penerapan Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar menuntut guru untuk menggunakan bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum. Apabila guru tidak mempunyai bahan ajar yang sesuai maka kompetensi inti dan kompetensi dasar yang diharapkan tidak tercapai.

(23)

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 subtema peduli lingkungan tempat tinggal untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?

1.2.2 Bagaimana kualitas produk bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 subtema peduli lingkungan tempat tinggal untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Memaparkan prosedur pengembangan bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 subtema peduli lingkungan tempat tinggal untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

1.3.2 Mendeskripsikan kualitas produk bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 subtema peduli lingkungan tempat tinggal untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi mahasiswa

Mahasiswa calon guru semakin terampil dalam mengolah bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

1.4.2 Bagi guru

(24)

1.4.3 Bagi sekolah

Sekolah dapat memperoleh bahan ajar lain yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

1.4.4 Bagi Prodi PGSD

Dosen dan mahasiswa PGSD memiliki kemampuan untuk mengembangkan bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

1.5 Batasan Istilah

1.5.1 Pendekatan tematik integratif adalah pendekatan yang menyuguhkan proses belajar dengan menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga siswa dapat aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik.

1.5.2 Pendekatan saintifik adalah pendekatan yang memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, meliputi mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan.

1.5.3 Penilaian otentik adalah proses pengumpulan berbagai data yang dapat memberikan gambaran perkembangan siswa serta digunakan untuk menilai dari masukan, proses, dan keluaran pembelajaran yang merupakan penerapan esensi pengetahuan dan keterampilan.

(25)

kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut.

1.5.5 Bahan ajar adalah bagian dari buku ajar yang dikembangkan dari setiap tema dan subtema yang terdiri dari unsur: Tema, Subtema, KI, KD, indikator, tujuan pembelajaran, uraian materi, kegiatan belajar, refleksi, aksi atau tindakan siswa, rangkuman materi, penilaian, tindak lanjut, daftar kata penting, dan daftar pustaka.

1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

1.6.1 Bahan ajar disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi siswa (karakter, keterampilan, dan intelektual) yang nampak dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran.

1.6.2 Bahan ajar disusun dengan pendekatan tematik integratif.

1.6.3 Bahan ajar disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan sains.

1.6.4 Bahan ajar berbasis budaya lokal.

(26)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kurikulum SD 2013

2.1.1.1Rasional dan elemen perubahan Kurikulum SD 2013

Kurikulum 2013 disusun untuk menjawab adanya faktor tantangan internal, tantangan eksternal, penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum, dan penguatan materi (Permendikbud nomor 67 tahun 2013). Tantangan internal meliputi kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan. Standar Nasional Pendidikan itu meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Selain itu, terkait dengan pemanfaatan momentum populasi usia produktif yang jumlahnya sangat melimpah sehingga diupayakan agar dapat ditransformasikan menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban demografi.

(27)

diharapkan mampu membekali peserta didik dengan berbagai kompetensi. Kompetensi yang diperlukan di masa depan meliputi kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab, kemampuan untuk mencoba mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda, kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal, memiliki minat luas dalam kehidupan, memiliki kesiapan untuk bekerja, memiliki kecerdasan sesuai bakatnya, dan memiliki rasa tanggung jawab.

Kurikulum 2013 lebih menekankan pendidikan karakter, penggunaan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, dan penilaian otentik. Selain itu, Hasan (2013) juga mengungkapkan bahwa struktur kurikulum mengalami penyempurnaan. Begitu juga dengan Hidayat (2013:126) yang menambahkan bahwa ada hal-hal baru sebagai perubahan kurikulum yang menjadi ciri Kurikulum 2013 yang menyangkut empat standar pendidikan. Empat standar pendidikan itu diantaranya adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses, Standar Isi, dan Standar Penilaian. Pada kompetensi lulusan, perubahan dalam Kurikulum 2013 yaitu adanya peningkatan dan keseimbangan soft skill dan hard skill yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

(28)

pengembangan karakter siswa berlangsung di semua sisi kehidupan yang dijalaninya di rumah, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Elemen perubahan Kurikulum 2013 selanjutnya yaitu standar isi yang meliputi kedudukan mata pelajaran, pendekatan, dan struktur kurikulum (mata pelajaran dan alokasi waktu). Pada kedudukan mata pelajaran, kompetensi yang awalnya diturunkan dari mata pelajaran, berubah menjadi mata pelajaran yang dikembangkan dari kompetensi. Perubahan pada pendekatan yaitu kompetensi di Sekolah Dasar yang dikembangkan melalui tematik integratif dalam semua mata pelajaran. Pada struktur kurikulum Sekolah Dasar, bersifat holistik berbasis sains yang meliputi alam, sosial, dan budaya. Selain itu, ada pengurangan mata pelajaran, dari 10 menjadi 6 mata pelajaran. Jumlah jam setiap minggunya juga betambah 4 jam pertemuan akibat perubahan pendekatan pembelajaran.

Elemen perubahan Kurikulum 2013 yang terakhir adalah standar penilaian, yaitu adanya pergeseran dari penilaian melalui tes atau hanya mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil, berubah menjadi penilaian otentik yaitu mengukur kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil. Selain itu juga memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar yang didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor maksimal (Kunandar, 2014:36).

2.1.1.2 Pendekatan tematik integratif

(29)

1. Pengertian pendekatan tematik integratif

Pendekatan tematik integratif adalah pengintegrasian berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema (Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013). Tidak jauh berbeda dengan Mulyasa (2013:130) yang berpendapat bahwa pendekatan tematik integratif merupakan pendekatan yang menyuguhkan proses belajar berdasarkan tema yang nantinya dikombinasikan dengan mata pelajaran lainnya. Hal senada diungkapkan oleh Majid (2014:80) yang menjelaskan bahwa pendekatan tematik integratif adalah pendekatan terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individu maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik. Begitu juga dengan Trianto (2011:147) yang mengungkapkan bahwa pendekatan tematik merupakan pendekatan yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu yang dalam pembahasannya tema-tema tersebut ditinjau dari berbagai mata pelajaran.

(30)

2. Karakteristik pendekatan tematik integratif

Majid (2014:89-90) mengungkapkan bahwa ada beberapa karakteristik pendekatan pembelajaran tematik integratif, yaitu (1) berpusat pada siswa (student centered). Hal ini berarti bahwa siswa lebih aktif dalam pembelajaran atau banyak

menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator. (2) Memberikan pengalaman langsung (direct experiences). Siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak. Trianto (2009:86) mengungkapkan bahwa dengan pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang dipelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. (3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas. Dalam pembelajaran tematik, fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

(31)

2.1.1.3Pendekatan saintifik

Majid (2014:193) mengungkapkan bahwa pendekatan saintifik adalah pendekatan yang memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak hanya mendapat informasi dari guru saja. Diharapkan para siswa dapat terdorong untuk mencari tahu dari berbagai sumber observasi. Permendikbud nomor 81 A tahun 2013 juga menjelaskan bahwa pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan (1) pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya, mencoba atau mengumpulkan data, menalar atau mengolah informasi, dan mengkomunikasikan (observation based learning) untuk meningkatkan kreativitas siswa, dan (2) pengalaman interpersonal

melalui bekerja dalam jejaring dengan collaborative learning. Dalam pendekatan ini, siswa dengan panduan guru harus mengkonstruk pengetahuan yang dipelajarinya sesuai dengan langkah-langkah berikut :

Berikut ini merupakan penjelasan dari kelima proses di atas: 1. Mengamati

Mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu siswa terhadap objek yang dibicarakan dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Siswa menjadi lebih

mengamati

Meng komunikasi

kan Menalar/ mengolah informasi Mencoba/

(32)

memahami objek tersebut dan memiliki pengalaman langsung dengan objek tersebut. Dalam kegiatan mengamati, siswa memanfaatkan panca indera seperti mata untuk melihat, mencermati, dan mengidentifikasi, dan telinga untuk mendengarkan objek yang diangkat dalam pembelajaran. Kegiatan mengobservasi atau mengamati diharapkan siswa mampu memilah mana yang penting dari yang kurang atau tidak penting (Semiawan, 1985:19).

2. Menanya

Para siswa dapat mengajukan pertanyaan mengenai informasi yang belum dipahami atau mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan (dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Keuntungan siswa dalam mengajukan pertanyaan dapat mendorong partisipasi siswa dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik kesimpulan.

3. Mencoba

Kegiatan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber dapat dilakukan melalui berbagai cara. Oleh karena itu, siswa dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek secara lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut, terkumpul berbagai informasi.

4. Menalar

(33)

5. Mengkomunikasikan

Mengkomunikasikan merupakan kegiatan menceritakan hasil pekerjaan yang telah disusun bersama atau individu dari hasil kesimpulan yang telah dibuat bersama. Hasil tersebut dapat disampaikan secara lisan, tertulis, atau melalui media lainnya dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar siswa sendiri atau kelompok.

2.1.1.4Penilaian Otentik

Majid (2014:116) mengungkapkan bahwa penilaian adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan proses dan hasil belajar siswa sehingga dapat menentukan tingkat keberhasilan pencapaian kompetensi yang telah ditentukan. Hal senada diungkapkan oleh Nurgiyantoro (2011:22) bahwa penilaian adalah proses sistematis dalam pengumpulan, analisis, dan penafsiran informasi dalam menentukan seberapa jauh seorang siswa dapat mencapai tujuan pendidikan. Selain itu, penilaian menurut Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 adalah suatu proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa. Dari beberapa pengertian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa penilaian adalah serangkaian proses sistematis dan berkesinambungan dalam pengumpulan, analisis, dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa.

(34)

Lebih lanjut dijelaskan oleh Majid (2014:238) bahwa penilaian otentik adalah proses pengumpulan berbagai data yang dapat memberikan gambaran perkembangan siswa. Nurgiyantoro (2011) juga berpendapat bahwa penilaian otentik adalah suatu bentuk tugas yang mengharapkan siswa untuk menunjukkan kinerja di dunia nyata secara bermakna yang merupakan penerapan esensi pengetahuan dan keterampilan. Dari beberapa pengertian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa penilaian otentik adalah proses pengumpulan berbagai data yang dapat memberikan gambaran perkembangan siswa serta digunakan untuk menilai dari masukan, proses, dan keluaran pembelajaran yang merupakan penerapan esensi pengetahuan dan keterampilan.

Penilaian di SD dilakukan dalam berbagai teknik untuk semua kompetensi dasar yang dikategorikan dalam tiga aspek, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Kemendikbud, 2013). Pada aspek sikap dapat dinilai dengan cara observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, dan jurnal. Aspek pengetahuan dapat dinilai dengan cara tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Pada aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara performance atau kinerja, produk, proyek, dan portofolio.

Kunandar (2014:38-39) menjelaskan ada enam ciri-ciri penilaian otentik, yaitu:

1. Harus mengukur semua aspek pembelajaran. Artinya, penilaian diukur dari aspek kinerja (performance) dan produk atau hasil yang dikerjakan oleh siswa.

(35)

kompetensi siswa dalam kegiatan pembelajaran dan kemampuan atau kompetensi siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran.

3. Menggunakan berbagai cara dan sumber. Artinya, dalam melakukan penilaian harus ditentukan teknik penilaian dan sumber yang bisa digunakan sebagai informasi yang menggambarkan penguasaan kompetensi siswa.

4. Tes merupakan salah satu alat pengumpul data penilaian. Artinya, dalam melakukan penilaian kepada siswa terhadap pencapaian kompetensi tertentu harus secara komprehensif dan tidak hanya mengandalkan hasil tes. Informasi lain yang mendukung pencapaian kompetensi siswa bisa dijadikan bahan dalam melakukan penilaian. 5. Tugas-tugas yang diberikan kepada siswa harus mencerminkan

bagian-bagian kehidupan siswa yang nyata setiap hari. Siswa harus bisa menceritakan pengalaman yang mereka lakukan setiap hari.

6. Penilaian harus menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian siswa. Artinya, dalam melakukan penilaian kepada siswa terhadap pencapaian kompetensi harus mengukur kedalaman terhadap penguasaan kompetensi tertentu secara objektif.

2.1.1.5 Pendidikan karakter berbasis budaya lokal

(36)

1. Pengertian pendidikan karakter

Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2011:213), karakter adalah berbagai sifat-sifat khas yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, dan watak. Selain itu, pendapat dari Mulyasa (2011:4) menyebutkan bahwa “Karakter dapat diartikan sebagai totalitas ciri-ciri pribadi yang melekat dan dapat diidentifikasi pada perilaku individu yang bersifat unik, dalam arti secara khusus ciri-ciri ini membedakan antara satu individu dengan yang lainnya”. Lebih lanjut dijelaskan oleh Damayanti (2014:11) bahwa karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama di lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Hidayatullah (2010:13) menambahkan bahwa karakter merupakan kualitas moral, akhlak atau budi pekerti yang dimiliki oleh individu yang menjadi pendorong dan penggerak, serta yang membedakan dengan individu lain. Dari beberapa pendapat yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa karakter adalah sifat-sifat khas yang dimiliki tiap individu, yang bersifat unik dan digunakan untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun negara. Individu yang mempunyai karakter baik adalah yang mampu membuat suatu keputusan dan selalu siap dalam mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusan yang telah dibuatnya. Apabila seseorang memiliki karakter yang baik maka akan disukai oleh orang lain, begitu juga sebaliknya.

(37)

menjelaskan bahwa pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai karakter yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Lebih lanjut Kesuma (2011: 5) mengungkapkan bahwa pendidikan karakter adalah pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan pada nilai tertentu. Zubaedi (2011:15) menambahkan bahwa pendidikan karakter adalah usaha sadar dalam mewujudkan kebaikan untuk individu perseorangan maupun masyarakat secara keseluruhan. Dari berbagai penjelasan tersebut disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah suatu usaha sadar dalam mewujudkan generasi penerus yang baik dalam pengetahuan, perasaan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai karakter.

2. Tujuan pendidikan karakter

(38)

dalam Damayanti (2014:13), tujuan pendidikan karakter adalah untuk mempersiapkan warga negara yang lebih baik dan berkemampuan sosial yang tinggi. Dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pendidikan karakter adalah meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan khususnya pada pembentukan karakter untuk mempersiapkan warga negara yang bermartabat.

3. Menanamkan pendidikan karakter berbasis kebudayaan lokal

Damayanti (2014:76) menjelaskan bahwa dalam menerapkan pendidikan karakter di sekolah, diperlukan semua komponen yang harus dilibatkan, seperti isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengolahan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan kokurikuler, pemberdayaan sarana dan prasarana, pembiayaan, dan etos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah. Tanpa adanya komponen-komponen itu maka akan mustahil dalam menerapkan pendidikan karakter di sekolah. Pendidikan karakter tidak terbatas pada transfer pengetahuan, tetapi menjangkau bagaimana memastikan nilai-nilai tetap tertanam dan menyatu dalam pikiran serta tindakan. Upaya dalam membangun karakter berbasis budaya lokal sejak dini melalui jalur pendidikan dianggap sebagai langkah yang tepat. Dalam hal ini sekolah merupakan lembaga formal yang menjadi peletak dasar suatu pendidikan. Melalui pendidikan di sekolah diharapkan menghasilkan sumber daya yang berkualitas.

(39)

di daerah. Adapun pendidikan karakter berbasis kebudayaan lokal mempunyai tujuan mengubah sikap dan perilaku sumber daya manusia yang ada agar dapat meningkatkan produktivitas kerja dalam menghadapi tantangan di masa yang akan datang.

Pendidikan karakter hendaknya ditanamkan kepada siswa sesuai dengan potensi dan budaya yang ada di lingkungan sekolah. Pendidikan karakter dapat diajarkan melalui pengenalan budaya lokal yang ada, misalnya di lingkungan sekolah siswa mengenal kerajinan lokal, kesenian lokal, adat istiadat, dan potensi daerah. Pendidikan karakter mengangkat kebudayaan lokal tersebut sebagai sarana pembelajaran di sekolah. Penerapkan budaya lokal juga dapat membentuk karakter yang semakin baik, seperti dapat meningkatkan jiwa gotong royong, kebersamaan, saling terbuka satu sama lain, menumbuhkembangkan jiwa kekeluargaan, membangun komunikasi yang lebih baik, dan tanggap terhadap dunia luar.

2.1.2 Model Pengembangan Bahan Ajar

(40)

Gambar 2.1 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kemp yang Direvisi (Triantoro, 2009:179)

Berikut ini merupakan unsur pengembangan perangkat pembelajaran menurut Kemp (Trianto, 2009:180-186) :

1. Identifikasi Masalah Pembelajaran

Pada tahap identifikasi masalah pembelajaran bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kesenjangan antara fakta di lapangan dengan tujuan menurut kurikulum yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik, dan strategi yang digunakan guru. Kesenjangan inilah yang menjadi sebuah permasalahan yang nantinya akan diselesaikan dalam penelitian.

Identifikasi Masalah Pembelajaran

Analisis Siswa

Pelayanan Pendukung

Pemilihan Media atau Sumber Belajar

Strategi Pembelajaran

Analisis Tugas

Merumuskan Indikator

Penyusunan Instrumen Evaluasi

Revisi Perangkat Pembelajaran

Evaluasi Formatif

Evaluasi Formatif

revi

si

revi

(41)

2. Analisis Siswa

Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik yang meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman individu atau kelompok. Dalam tingkah laku awal siswa, Kardi dalam Trianto (2009) menjelaskan bahwa sebelum melaksanakan proses pembelajaran perlu dilakukan identifikasi tingkah laku awal siswa. Ibrahim dalam Trianto (2009:190) mengungkapkan bahwa analisis siswa juga meliputi karakteristik yang meliputi kemampuan akademik, usia dan tingkat kedewasaan, motivasi terhadap mata pelajaran, pengalaman, keterampilan psikomotorik, kemampuan bekerja sama, keterampilan sosial, dan sebagainya.

3. Analisis Tugas

Analisis tugas merupakan kumpulan prosedur untuk menentukan isi pengajaran. Analisis tugas sejalan dengan analisis tujuan dan digunakan untuk menentukan model pembelajaran. Analisis tugas mencakup analisis isi pelajaran, konsep, pemprosesan informasi yang digunakan untuk memudahkan penguasaan tugas-tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

4. Merumuskan Indikator

(42)

5. Penyusunan Instrumen Evaluasi

Penyusunan tes hasil belajar merupakan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur ketuntasan indikator setelah berlangsungnya proses pembelajaran. Pembuatan soal evaluasi berdasarkan pada indikator yang telah dibuat.

6. Strategi Pembelajaran

Dalam pemilihan strategi pembelajaran disusun berdasarkan tujuan yang akan dicapai. Kegiatan pemilihan strategi meliputi pemilihan model, pendekatan dan metode, dan pemilihan format.

7. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran

Pemilihan media atau sumber pembelajaran didasarkan pada hasil analisis tujuan, karakteristik siswa, dan tugas. Penggunaan media atau sumber pembelajaran menentukan keberhasilan suatu pembelajaran.

8. Pelayanan Pendukung

Selama proses pengembangan diperlukan layanan pendukung seperti kebijakan kepala sekolah, guru mitra, tata usaha, dan tenaga-tenaga terkait serta layanan laboratorium dan perpustakaan. Selain itu, dibutuhkan anggaran, fasilitas, dan pelengkap.

9. Evaluasi Formatif

(43)

10.Evaluasi Sumatif

Evaluasi sumatif mengukur tingkat pencapaian tujuan-tujuan pada akhir pembelajatan. Penilaian sumatif meliputi hasil ujian unit dan ujian akhir untuk penilaian pelajaran tertentu.

11.Revisi Perangkat Pembelajaran

Revisi berarti mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat. Revisi dilakukan berdasarkan kritik dan saran yang diperoleh dari hasil validasi dan uji coba terbatas. Revisi akan terus dilakukan sampai rancangan memiliki isi yang sesuai dan berkualitas baik.

Suatu bahan ajar dievaluasi menurut beberapa unsur. Cunningsworth (1995:2-4) mengemukakan bahwa unsur tersebut adalah tujuan dan pendekatan

(aims and approaches), desain dan pengorganisasian (design and organization),

(44)

2.2 Penelitian yang Relevan

Pada bagian ini peneliti akan memaparkan beberapa hasil penelitian yang relevan. Penelitian dilakukan oleh Windy Ariezona program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Penelitiannya termasuk dalam jenis penelitian pengembangan. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan produk bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV semester gasal. Produk bahan ajar divalidasi oleh pakar pembelajaran Bahasa Indonesia, pakar pendidikan karakter, guru Bahasa Indonesia kelas IV, dan siswa kelas IV SD Negeri Daratan. Pakar pembelajaran Bahasa Indonesia memberikan nilai dengan skor rata-rata 4,23 terhadap bahan ajar dengan kategori “sangat baik”. Pakar pendidikan karakter memberikan nilai dengan skor rata-rata 4,06 terhadap bahan ajar dengan kategori “baik”. Guru Bahasa Indonesia kelas IV memberikan nilai dengan skor rata-rata 4,58 terhadap bahan ajar dengan kategori “sangat baik”. Siswa kelas IV SD Negeri Daratan memberikan nilai skor rata-rata 4,5 terhadap bahan ajar dengan kategori “sangat baik”. Bahan ajar tersebut memperoleh skor rata-rata 4,34 dan termasuk dalam kategori “sangat baik”. Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan sudah layak digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk keterampilan mendengarkan kelas IV semester gasal.

(45)

keterampilan membaca pada mata pelajaran bahasa indonesia SD kelas IV semester gasal dan untuk mendeskripsikan hasil validasi kualitas produk bahan ajar yang dikembangkan. Bahan ajar divalidasi oleh pakar bahasa indonesia, pakar pendidikan karakter, guru Bahasa Indonesia, dan siswa kelas IV SD Negeri Pakem 4 dengan perolehan skor rata-rata 4,33 dengan kategori “sangat baik”. Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan memiliki kualitas sangat baik dan layak digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk keterampilan membaca kelas IV semester gasal.

Penelitian dilakukan oleh Imam Suyitno dari FBS Universitas Negeri Malang. Imam Suyitno meneliti tentang pengembangan pendidikan karakter dan budaya bangsa berwawasan kearifan lokal. Dalam jurnalnya, Imam Suyitno menerangkan bahwa pendidikan di Indonesia saat ini belum memenuhi hasil yang diharapkan, masih menghadapi berbagai masalah. Proses pendidikan masih mementingkan capaiannya secara kognitif, sedangkan aspek afektif pada peserta didik belum dikembangkan secara optimal. Padahal sikap afektif merupakan bekal kuat untuk hidup di masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan karakter dan budaya bangsa perlu untuk dikembangkan di sekolah. Sekolah merupakan pusat perubahan yang dapat mengupayakan pendidikan berbasis karakter dan budaya bangsa. Karakter dan budaya bangsa tersebut harus diselaraskan dengan karakter dan budaya lokal, regional, dan nasional. Dengan demikian, pendidikan karakter dan budaya bangsa perlu dikembangkan berdasarkan kearifan lokal.

(46)

ajar mengacu Kurikulum 2013 yang isinya meliputi pendidikan karakter, pendekatan saintifik, pendekatan tematik integratif, dan penilaian otentik.

2.3 Kerangka Berpikir

Saat ini di Indonesia menerapkan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum 2013 diharapkan mampu menghadapi faktor-faktor tantangan internal dan tantangan eksternal. Tantangan internal meliputi kondisi pendidikan yang dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan, serta memanfaatkan momentum populasi usia produktif yang jumlahnya sangat melimpah agar menjadi bonus demografi. Tantangan eksternal terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan ditingkat internasional. Selain itu, tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan.

(47)

Bahan ajar merupakan salah satu penunjang tercapainya tujuan pendidikan, sehingga guru dan siswa diharapkan menggunakan bahan ajar dalam proses pembelajaran. Bahan ajar yang disusun atau dikembangkan sendiri oleh guru akan lebih sesuai dengan kondisi sekolah. Hal itu disebabkan karena guru yang lebih mengerti keadaan siswa di sekolahnya. Adapun salah satu faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah bahan yang diajarkan oleh guru atau materi yang dipelajari. Apabila guru mampu mengembangkan bahan ajar sendiri, maka akan menambah acuan bagi guru tersebut atau murid untuk menambah wawasan sehingga memperlancar jalannya pelaksanaan Kurikulum 2013.

Pada kenyataannya bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013 jumlahnya sangat terbatas bahkan masih kurang. Guru belum mampu mengembangkan bahan ajar Kurikulum 2013 secara mandiri karena belum mengerti pedomannya. Pemahaman guru terkait Kurikulum 2013 juga masih sangat terbatas. Berdasarkan kenyataan tersebut, peneliti mencoba untuk mengembangkan bahan ajar yang mengacu pada Kurikulum 2013 untuk menambah sumber belajar guru maupun siswa agar tujuan dari kurikulum pendidikan bisa tercapai dengan maksimal.

2.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian teori diatas maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

(48)

2.4.2 Bagaimana kualitas bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 subtema peduli lingkungan tempat tinggal untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar menurut pakar Kurikulum 2013?

2.4.3 Bagaimana kualitas bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 subtema peduli lingkungan tempat tinggal untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar menurut guru kelas IV yang sudah melaksanakan Kurikulum 2013?

(49)

31

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan, yang dikenal dengan penelitian Research and Development (R&D). Sugiyono (2009:494) mengungkapkan bahwa R&D adalah jenis penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Dalam penelitian ini, produk yang dikembangkan berupa bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 subtema peduli lingkungan tempat tinggal untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Bahan ajar tersebut akan diuji keefektifannya di kelas IV SD Kanisius Minggir Yogyakarta. Tahap penelitian pengembangan Borg and Gall menurut Sugiyono (2012:298-311) ada 10 langkah. Sepuluh langkah tersebut antara lain : tahap (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi produk, (5) revisi desain, (6) ujicoba produk, (7) revisi desain, (8) ujicoba pemakaian, (9) revisi produk, (10) produk massal. Berikut ini akan dijelaskan kesepuluh langkah tersebut dalam bagan yang lengkap dengan penjelasan di bawahnya.

Gambar 3.1 Tahap-tahap R & D menurut Borg & Gall Revisi desain Ujicoba

produk

Revisi produk Ujicoba

pemakaian

Revisi produk Produksi massal Potensi dan

masalah

Pengumpulan data

(50)

Tahap penelitian pengembangan menurut Sugiyono (2012:298-311), tahap pertama berawal dari adanya potensi dan masalah. Tahap kedua peneliti melakukan pengumpulan data yang dapat dipergunakan di lokasi penelitian dan masalah yang terdapat di lokasi tersebut. Tahap ketiga yaitu desain produk, data yang sudah dikumpulkan, kemudian digunakan sebagai bahan perencanaan desain produk. Tahap keempat yaitu setelah desain produk selesai dirancang, kemudian dilakukan validasi oleh pakar. Validasi produk digunakan untuk menilai kualitas produk yang dihasilkan. Melalui validasi produk ini, peneliti akan mengetahui kekurangan atas desain produk. Tahap kelima yaitu revisi produk, yang dilakukan setelah produk melewati hasil validasi. Tahap keenam, dilakukan ujicoba produk. Apabila produk yang telah diujicobakan masih ada kekurangan, dilakukan revisi produk kembali pada tahap ketujuh. Tahap kedelapan, peneliti melakukan uji coba pemakaian. Apabila ada kekurangan yang masih ditemukan pada produk, maka pada tahap kesembilan dilakukan kembali revisi produk. Tahap kesepuluh, peneliti memproduksi secara massal setelah dilakukan revisi-revisi yang perlu dilakukan. Dari 10 langkah penelitian pengembangan Borg and Gall, peneliti memodifikasi menjadi 7 langkah karena keterbatasan waktu penelitian.

(51)

3.2 Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan penelitian ini mengikuti prosedur penelitian pengembangan hasil modifikasi antara model pengembangan Kemp dan langkah penelitian pengembangan Borg and Gall. Borg and Gall (1983:792) memberi saran untuk membatasi penelitian dalam skala kecil, termasuk membatasi langkah-langkah penelitian dan pengembangan. Prosedur pengembangan tersebut dapat dijelaskan melalui gambar berikut:

(52)

Langkah awal yang dilakukan peneliti yaitu mengkaji potensi dan masalah. Peneliti mengetahui adanya potensi dan masalah dengan melakukan analisis kebutuhan. Peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan mewawancarai seorang guru kelas IV di SD Negeri Ungaran 1 Yogyakarta. Analisis kebutuhan ini bertujuan mengetahui pandangan guru mengenai Kurikulum 2013 dan ketersediaan bahan ajar Kurikulum 2013.

Langkah kedua yaitu pengumpulan data. Data diperoleh dari hasil wawancara dengan guru dan kajian dokumen dari beberapa sumber yang mendukung. Pengumpulan data untuk pembuatan bahan ajar dilakukan dengan melakukan kajian pustaka, dan mencari data dari berbagai sumber seperti buku dan internet. Hasil dari pengumpulan data digunakan sebagai pertimbangan perencanaan produk yang berupa bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 subtema peduli lingkungan tempat tinggal untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

(53)

berdasarkan pada bahan yang telah terkumpul yang sudah diproses, untuk dijadikan bahan ajar yang sesuai desain.

Langkah keempat adalah validasi ahli. Validasi menurut Kamus Bahasa Indonesia (2011:599) merupakan pengujian kebenaran atas sesuatu. Validasi ini bertujuan untuk memperoleh kritik dan saran serta penilaian dari para pakar terhadap produk yang dikembangkan. Peneliti menggunakan validasi pakar sebagai evaluasi formatif 1 terhadap desain produk pengembangan bahan ajar. Adapun produk yang dikembangkan akan divalidasi oleh para pakar Kurikulum 2013 dan dua guru kelas IV Sekolah Dasar yang telah menerapkan Kurikulum 2013.

Langkah kelima adalah revisi desain. Revisi desain dilakukan untuk memperbaiki kekurangan yang telah divalidasi oleh para pakar. Masukan dan saran dari pakar digunakan untuk pedoman dalam melakukakan revisi. Adapun revisi dilakukan untuk kesalahan atau kekurangan dari produk yang sudah divalidasi oleh pakar.

Langkah keenam yaitu uji coba desain. Uji coba desain dilakukan di SD Kanisius Minggir Yogyakarta. Siswa belajar menggunakan bahan ajar yang telah disusun peneliti. Hasil dari uji coba desain ini merupakan evaluasi formatif 2 yaitu produk bahan ajar untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan utama.

(54)

3.3 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu sebagai berikut.

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

No Kegiatan

Bulan

Septem

ber

Okto

ber

November Desem

ber

Januari Februari Mare

t

Ap

ri

l

Mei Juni Juli

1. Bimbingan dengan dosen pembimbing 2. Analisis kebutuhan 3. Pengumpulan data 4. Penyusunan bahan ajar dan proposal skripsi

5. Validasi bahan ajar oleh pakar

Kurikulum 2013 6. Analisis data 7. Bimbingan dengan

dosen pembimbing 8. Validasi bahan ajar dengan guru kelas IV

9. Analisis data 10. Uji coba lapangan

dan validasi siswa 11. Analisis data 12. Pembahasan 13. Bimbingan dengan

dosen pembimbing 14. Ujian skripsi 15. Revisi skripsi dan

bahan ajar

(55)

3.4 Uji Coba Produk

3.4.1 Desain Uji Coba

Bagian yang terpenting agar bahan ajar yang dihasilkan layak untuk digunakan dalam pembelajaran adalah bagian desain uji coba. Uji coba produk dilakukan untuk mengumpulkan data dalam menentukan kualitas bahan ajar. Data yang diperoleh dari pakar Kurikulum 2013 dan dua guru kelas IV yang menerapkan Kurikulum 2013 digunakan untuk memperbaiki produk bahan ajar. Setelah divalidasi, produk diujicobakan kepada siswa kelas IV SD Kanisius Minggir Yogyakarta.

3.4.2 Subjek Uji Coba

Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah 10 siswa kelas IV SD Kanisius Minggir Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Minggir Yogyakarta yang beralamat di Minggir, Kebonagung, Minggir, Sleman, Yogyakarta.

3.4.3 Instrumen Penelitian

(56)

pertanyaan yang harus diisi oleh responden. Peneliti membagikan kuesioner kepada pakar Kurikulum 2013, guru yang mengajar menggunakan Kurikulum 2013, dan siswa kelas IV SD Kanisius Minggir Yogyakarta untuk validasi bahan ajar yang telah dikembangkan.

3.4.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan wawancara dan kuesioner untuk validasi. Adapun teknik pengumpulan data dengan kuesioner digunakan untuk memvalidasi bahan ajar. Validasi dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap validasi pakar dan validasi lapangan. Validasi pakar dilakukan oleh para ahli di bidang Kurikulum 2013 dan guru kelas IV yang menerapkan Kurikulum 2013 dengan mengisi kuesioner kualitas bahan ajar. Validasi lapangan dilakukan oleh 10 siswa kelas IV SD Kanisius Minggir Yogyakarta dengan mengisi kuesioner persepsi terhadap kualitas bahan ajar. Adapun hasil validasi digunakan sebagai pedoman dalam melakukan revisi, hasil validasi juga dapat menunjukkan kualitas dari bahan ajar.

3.4.5 Teknik Analisis Data

(57)

yang sudah didapat kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif skala lima menurut Widoyoko (2009: 238) sebagai berikut:

Tabel 3.2 Tabel Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima

Keterangan:

Rerata ideal (̅) : (skor maksimal ideal + skor minimal ideal) Simpangan baku ideal : (skor maksimal ideal − skor minimal ideal)

X : Skor Aktual

Perhitungan data-data kuantitaif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus konversi di atas. Berikut ini merupakan penentuan rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan dengan konversi.

Diketahui :

Skor maksimal ideal : 5 Skor minimal ideal : 1

Rerata ideal (̅) : (5+1) = 3 Simpangan baku ideal (SBi) : (5−1) = 0,67 Ditanyakan:

Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik.

Interval Kategori

X > ̅̅̅ + 1,80 Sbi Sangat Baik

̅̅̅+ 0,60 Sbi< X ≤ ̅̅̅ + 1, 80Sbi Baik

̅̅̅ – 0,60 Sbi < X ≤ ̅̅̅ + 0,60Sbi Cukup Baik

̅̅̅ –1,80 Sbi < X ≤ ̅̅̅– 0,60Sbi Kurang Baik

(58)

Jawaban:

Kategori sangat baik = X >̅+ 1,80 SBi = X > 3 + (1,80 . 0,67) = X > 3 + (1,21) = X > 4,21

Kategori baik = ̅+ 0,60SBi < X ≤ ̅+ 1,80SBi = 3 + (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (1,80 . 0,67) = 3 + (0,40) < X ≤ 3 + (1,21)

= 3,40 < X ≤ 4,21

Kategori cukup baik = ̅ - 0,60SBi < X≤ ̅ + 0,60SBi = 3 - (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (0,60 . 0,67) = 3 –(0,40) < X≤ 3 + (0,40)

= 2,60 < X≤ 3,40

Kategori kurang baik = ̅ - 1,80SBi < X≤ ̅ - 0,60SBi

= 3 - (1,80 . 0,67) < X ≤ 3 - (0,60 . 0,67) = 3 - (1,21) < X ≤ 3 - (0,40)

= 1,79 < X ≤ 2,60

Kategori sangat kurang baik = ≤ ̅ – 1,80SBi = X ≤ 3 - (1,80 . 0,67) = X ≤ 3 - (1,21) = X ≤ 1,79

(59)

Tabel 3.3 Kriteria Skor Skala Lima

Interval Skor Kriteria

4,22 – 5 Sangat Baik

3,41 - 4,21 Baik

2,61 - 3,40 Cukup

1,8 - 2,60 Kurang

1 - 1,79 Sangat Kurang

(60)

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan dilakukan oleh peneliti berdasarkan pada langkah pengembangan bahan ajar yang telah diuraikan di bab III. Analisis kebutuhan dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai kebutuhan siswa kelas IV Sekolah Dasar terhadap bahan ajar Kurikulum 2013. Peneliti melakukan analisis kebutuhan bahan ajar dengan melakukan wawancara. Wawancara dilakukan di SD Negeri Ungaran 1 Yogyakarta yang telah menerapkan Kurikulum 2013. Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas IV yang bernama bapak Trismantara. Wawancara dilakukan pada tanggal 7 September 2013 pukul 09.00 WIB. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh informasi bahwa guru masih memerlukan suplemen bahan ajar Kurikulum 2013. Hal tersebut dikarenakan terbatasnya jumlah bahan ajar Kurikulum 2013. Bahan ajar Kurikulum 2013 yang sudah ada masih belum sempurna, banyak materi yang belum sesuai dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar.

(61)

mengembangkan pendidikan karakter, dan bahan ajar yang tersedia bersifat sentralistik sehingga cenderung kurang sesuai dengan kondisi sekolah. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan bahan ajar yang lebih mendalam.

Berdasarkan hasil wawancara analisis kebutuhan yang telah dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa guru dan siswa membutuhkan pengembangan bahan ajar Kurikulum 2013 untuk kelas IV SD. Hal ini untuk menambah sumber belajar guru maupun siswa agar tujuan dari kurikulum pendidikan bisa tercapai dengan maksimal.

4.2 Deskripsi Produk Awal

Penelitian pengembangan ini diawali dengan menentukan tema lalu Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. Apabila KI KD sudah ditentukan lalu menentukan subtema dan membuat indikator serta tujuan. Selanjutnya, menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Setelah penyusunan silabus dan RPP selesai, dilanjutkan menyusun kerangka bahan ajar. Peneliti kemudian menyusun bahan ajar dengan menggunakan bahan-bahan yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber.

4.2.1 Silabus

(62)

(1)identitas silabus, (2)mata pelajaran, (3)kompetensi dasar, (4)kegiatan pembelajaran, (5)indikator pencapaian kompetensi, (6)penilaian, (7)alokasi waktu, dan (8)sumber belajar.

4.2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rencana kegiatan yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai suatu kompetensi dasar yang telah dijabarkan dalam silabus. RPP disusun secara sistematis dan sesuai dengan Kurikulum 2013. Komponen yang terdapat dalam RPP, yaitu (1) identitas RPP, (2) kompetensi inti, (3) kompetensi dasar, (4) indikator, (5) tujuan pembelajaran, (6) materi pembelajaran, (7) pendekatan dan metode pembelajaran, (8) media, alat, dan sumber pembelajaran, (9) kegiatan pembelajaran, dan (10) penilaian.

4.2.3 Kerangka Bahan Ajar

Kerangka bahan ajar merupakan pedoman yang akan digunakan dalam pembuatan bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013. Kerangka bahan ajar berisi: (1) rancangan tampilan bahan ajar, (2) urutan isi atau format bahan ajar, (3) gambar dan warna yang akan dipakai.

4.2.4 Bahan Ajar

(63)

mengintegrasikan gambar, teks, dan warna yang menarik agar siswa tidak mudah bosan. Hal ini tentunya disesuaikan dengan subtema dan karakter siswa kelas IV SD. Bahan ajar ini dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang dapat mempermudah siswa dalam memahami setiap langkah kegiatan. Bahan ajar terdiri dari enam kali pertemuan. Bahan ajar dicetak dalam kertas A4 atau 21 x 29,7 cm. Isi bahan ajar dicetak dalam kertas HVS 80 gr, sedangkan sampul dcetak dalam kertas ivory 230 gr.

Berikut ini merupakan uraian penjelasan komponen-komponen yang terdapat dalam bahan ajar:

1. Sampul Depan

Sampul depan dibuat dengan menggunakan Corel Draw X5. Dalam sampul halaman depan bahan ajar, terdapat tulisan tema, subtema, sasaran yang dituju yaitu kelas IV SD, dan nama penyusun bahan ajar. Gambar sampul yang digunakan adalah yang sesuai dengan tema dan subtema. Setelah sampul depan terdapat pemetaan kompetensi dasar 1 dan 2, pemetaan kompetensi dasar 3 dan 4, ruang lingkup pembelajaran, dan pemetaan indikator subtema 2.

2. Isi

Pada isi bahan ajar ini terdapat berbagai karakteristik dari Kurikulum 2013 seperti pendekatan saintifik, pendidikan karakter, pendekatan tematik integratif, dan penilaian otentik. Berikut ini penjelasan mengenai karakteristik Kurikulum 2013 dalam bahan ajar:

(64)

mencoba atau mengumpulkan data, menalar atau mengolah informasi, dan mengkomunikasikan. Setiap pertemuan dalam bahan ajar memuat urutan dari pendekatan saintifik tersebut. Misalnya dalam pertemuan pertama, siswa diminta untuk mengamati gambar kemudian bertanya jawab mengenai gambar tersebut, selanjutnya siswa mendiskusikan suatu soal untuk dipecahkan. Dalam berdiskusi ini siswa sudah berusaha mencoba sekaligus menalar atau mengolah informasi untuk menjawab soal. Setelah selesai berdiskusi dan menjawab soal, siswa mempresentasikannya atau dalam hal pendekatan saintifik termasuk dalam mengkomunikasikan.

Pendidikan karakter dalam bahan ajar termuat pada kegiatan belajar pertemuan pertama sampai keenam. Misalnya saja dalam siswa berdiskusi. Siswa berlatih untuk bertanggung jawab dan disiplin. Selain itu dalam hal mengamati, siswa berlatih dalam hal ketelitian. Bahan ajar ini juga menanamkan pendidikan karakter berbasis budaya lokal yang ditunjukkan dengan adanya gambar seni tradisional, pakaian adat, suku, tarian tradisional, dan sebagainya.

(65)

Penilaian otentik merupakan penilaian yang dipakai dalam bahan ajar ini. Penilaian dalam bahan ajar ini mencakup penilaian dari aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Pada aspek pengetahuan dinilai dengan cara tes tulis yaitu mengerjakan soal latihan dan evaluasi. Aspek sikap dinilai dari observasi. Aspek keterampilan dinilai dari kinerja dan produk.

Isi bahan ajar terdiri dari 112 halaman. Isi terbagi menjadi enam pertemuan atau satu minggu. Pada lembar awal setiap pertemuan terdapat jaring harian (Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Indikator), tujuan pembelajaran, apersepsi, kegiatan belajar siswa, refleksi, aksi, rangkuman, latihan soal, kerjasama dengan orang tua, glosarium, dan penilaian. Pada pertemuan terakhir, ada evaluasi yang berisi soal-soal dari pertemuan pertama sampai enam. Berikut akan dijabarkan masing-masing komponen dalam isi bahan ajar:

Apersepsi, bagian ini adalah bagian yang bertujuan untuk

memfokuskan siswa, mengkondisikan siswa, dan memotivasi siswa. Apersepsi berisi kegiatan yang menghantarkan siswa untuk masuk ke dalam materi yang akan dipelajari. Dalam bahan ajar ini apersepsinya siswa diminta untuk menyanyikan lagu yang sesuai dengan materi yang akan dipelajari, bercerita lalu tanya jawab.

Kegiatan belajar siswa, bagian ini berisi serangkaian kegiatan

(66)

siswa ini meliputi pengamatan, menjawab pertanyaan, bercerita, diskusi, membuat karya, demonstrasi, dan praktikum.

Refleksi, bagian ini merupakan bagian yang cukup penting.

Refleksi berisi beberapa pertanyaan yang membantu siswa untuk merefleksikan hal apa saja yang telah dipelajari, perasaan siswa setelah belajar, pengalaman yang telah didapat siswa, sikap baik apa yang diperoleh, dan hal-hal lain yang dialami siswa saat pelajaran.

Aksi, bagian ini berisi beberapa pertanyaan untuk membantu siswa

merumuskan niat dan tindakan apa yang akan dilakukann setelah mempelajari materi. Tindakan siswa dapat memberikan informasi kepada guru apakah siswa telah mampu mengambil tindakan yang baik sesuai sikap yang telah dipelajari.

Rangkuman, berisi intisari dari materi yang dipelajari. Rangkuman

membantu siswa dalam memahami keseluruhan materi yang sudah dipelajari.

Latihan soal, bagian ini berisi soal-soal dari materi yang telah

dipelajari. Latihan soal diberikan disetiap akhir pembelajaran. Latihan soal dilakukan untuk mengetahui ketercapaian indikator dan sejauh mana pemahaman siswa mengenai materi yang sudah dipelajari.

Kerjasama dengan orang tua, berisi soal yang berupa pertanyaan

Gambar

Gambar 3.2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan ....................................  33
Tabel 4.1 Komentar Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi ..........................  50
Gambar 2.1 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kemp yang Direvisi
Gambar 3.1 Tahap-tahap R & D menurut Borg & Gall
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bermaksud untuk mengkaji secara eksperimental korelasi antara berbagai variasi kadar abu terbang pada dua varian rasio-air- powder dengan kinerja

BAB 2 MODEL DAN KERANGKA KERJA PERILAKU KONSUMEN Dalam bab ini dibahas mengenai model dan kerangka kerja perilaku konsumen yang dikaitkan dengan ruang lingkup

nya, jika kita punya sebuah bilangan nya, jika kita punya sebuah bilangan komposit (yang merupakan hasil kali komposit (yang merupakan hasil kali dari sejumlah bilangan prima),

Pemegang Saham dengan Kepemilikan &lt; 5% Shares Ownership &lt; 5% Bulan ini This Month Total sampai dengan Bulan ini Total up to this Month Dasar (Jumlah Saham)

Penerapan augmented reality pada buku media pembelajaran ini dilakukan dengan menggunakan software ARToolKit untuk menampilkan produk tiga dimensi (3D) alat transportasi

Program simulasi yang digunakan dalam menganalisis titik kritis dalam penelitian ini telah divalidasi melalui pengujian langsung pada kapal serupa yaitu KMP Sangke Palangga

Pengguna semakin mudah untuk mengingat, pertama dengan adanya kartu murojaah yang berisi potongan awal kata dalam satu ayat sehingga pengguna dapat terbantu saat

Dengan tidak beroperasinya PLTM Aek Silau 2 dan PLTmH Tonduhan, aliran daya bergerak satu arah dari GI Pematang siantar menuju pusat-pusat beban pada penyulang PM.6 yaitu