• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bagan 3.2 Desain Penelitian Pengembangan

LANGKAH KETIGA Pengembangan Media Konvensional

RPP Desain Media Pembelajar an Pengumpulan Bahan Pembuatan Media Pembelajaran Konvensional Pembuatan Media Pembelajaran LANGKAH KEDUA Pembuatan Kisi-kisi Angket Konsultasi Dosen Revisi Angket Angket Analisis Kebutuhan LANGKAH KEEMPAT

Validasi Media Pembelajaran Konvensional Kisi-kisi Pembuatan Kuesioner Validasi Konsultasi Dosen Revisi Instrumen Siap Digunakan Validasi Media Pakar Media Pembelajaran

Guru Kelas II Analisis

Analisis Kebutuhan Wawancara

LANGKAH KELIMA Revisi Produk Hasil Validasi Oleh Pakar Revisi Produk

Prototipe Media Pembelajaran Konvensional

Pada tahap pertama, yang dilakukan oleh peneliti adalah mengkaji potensi dan masalah serta yang terjadi di sekolah dasar dengan melakukan wawancara terhadap guru kelas 2 sekolah dasar kemudian peneliti menganalisis kebutuhan yang dibutuhkan oleh siswa untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran yang tentunya memperhatikan potensi-potensi yang dimiliki.

Tahap kedua adalah tahap untuk memproduksi media pembelajaran konvensional untuk siswa kelas 2 SD terkait pelajaran matematika pada subtema bermain di lingkungan sekolah. Tahap ini diawali dengan membuat RPP. Setelah itu dilanjutkan dengan mendesain media yang akan dibuat dan pengumpulan bahan yang akan dikembangkan dalam penelitian ini. Setelah semua bahan telah tersedia, selanjutnya akan dibuat sesuai desain yang telah dirancang. Media pembelajaran konvensional yang dibuat di desain khusus untuk mempermudah siswa kelas 2 SD dalam memahami pembelajaran matematika pada subtema Bermain di lingkungan sekolah.

Tahap ketiga merupakan tahap pembuatan instrumen validasi dan melakukan validasi untuk media pembelajaran konvensional yang dibuat. Instrumen yang dibuat yaitu kuesioner dan akan digunakan untuk validasi produk penelitian oleh pakar media pembelajaran dan guru. Kemudian hasil validasi dari pakar tersebut dijadikan bahan untuk merevisi produk yang akan dikembangkan agar menjadi lebih baik dan memiliki kualitas.

Tahap keempat dan merupakan tahap paling akhir yakni revisi produk media pembelajaran konvensional untuk pembelajaran matematika pada subtema Bermain di lingkungan sekolah. Revisi produk dilakukan berdasarkan perbaikan, saran dan masukan oleh pakar media pembelajaran dan guru serta dosen pembimbing sehingga menjadi produk yang berkualitas.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik wawancara dan kuesioner (angket). Wawancara dilakukan dengan tujuan agar mendapatkan informasi dari narasumber mengenai kebutuhan guru untuk mengatasi kesulitan siswa dalam belajar. Sedangkan teknik pengumpulan data berupa kuesioner bertujuan untuk memvalidasi dan membantu peneliti dalam merevisi media yang dibuat.

E. Instrumen Penelitian 1. Jenis data

Jenis data yang digunakan penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif adalah data dalam wujud angka-angka untuk mengetahui kelayakan dari produk yang dikembangkan peneliti. Sedangkan data kualitatif berupa komentar dan saran terhadap produk yang dikembangkan, kemudian data dianalisis sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengetahui kelayakan produk yang dihasilkan.

2. Instrumen pengumpulan data

Terkait dengan analisis kebutuhan dan validasi produk, maka digunakan instrumen pengumpulan data berupa wawancara dan kuesioner (angket).

a. Wawancara

Sugiyono (2015:194) menyatakan bahwa wawancara digunakan sebagai apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen berupa daftar pertanyaan sebagai pedoman wawancara untuk analisis kebutuhan guru dan siswa terkait mata pelajaran. Wawancara dilakukan oleh peneliti untuk mencari tahu ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran di SD yang bersangkutan. Dengan informasi yang diperoleh dari narasumber, peneliti dapat mengembangkan media pembelajaran konvensional.

Berikut merupakan daftar pertanyaan yang digunakan sebagai pedoman wawancara untuk analisis kebutuhan, dapat dilihat dari tabel di bawah ini.

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Analisis Kebutuhan

No Daftar Pertanyaan Jawaban pertanyaan 1 Materi apa yang sulit dikuasai siswa pada mata

pelajaran inti?

2 Apa upaya yang dilakukan oleh guru untuk membantu kesulitan siswa tersebut?

3 Apakah dalam setiap pelajaran bapak atau ibu mengajar menggunakan media?

4 Jenis media apa yang paling sering digunakan? 5 Bagaimana intensitas penggunaan media? 6 Bagaimana hasil penggunaan media tersebut? 7 Media seperti apa yang ibu inginkan jika

dibuatkan?

b. Kuesioner (Angket)

Sugiyono (2015:199) mengungkapkan bahwa, kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuisoner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.

Kuesioner dapat berupa pertanyaan-pertanyaan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet. Pedoman kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tentang kualitas penggunaan media pembelajaran

Kuesioner akan diisi oleh pakar media pembelajaran dan guru SD siswa kelas 2 SD. Lembar kuesioner berisi pernyataan yang disusun berdasarkan kualitas media yang dibuat peneliti. Pedoman kuesioner (angket) akan dilampirkan sebagai berikut. Tabel 3.3 Kuesioner Validasi Media Pembelajaran Konvensional

No ASPEK YANG DINILAI

HASIL PENELAAHAN NILAI DAN SKOR KOMENTAR 1 2 3 4 5 1 Media pembelajaran yang dikembangkan

mencakup materi pelajaran yang ada dalam subtema

2 Media pembelajaram yang dikembangkan menunjang ketercapaian tujuan

pembelajaran.

3 Media pembelajaran yang dikembangkan memfasilitasi siswa untuk terlibat aktif.

4 Media pembelajaran yang dikembangkan memudahkan peserta didik memahami materi pelajaran yang ada dalam subtema. 5 Gambar yang digunakan pada media

pembelajaran yang dikembangkan jelas. 6 Media pembelajaran yang dikembangkan

tidak mengandung unsur salah konsep. 7 Pemilihan warna yang digunakan pada

media pembelajaran yang dikembangkan menarik perhatian siswa.

8 Media pembelajaran yang dikembangkan mudah digunakan oleh guru dan siswa. 9 Bentuk media yang dikembangkan

menarik bagi siswa.

10 Media pembelajaran yang dikembangkan tahan lama dan dapat digunakan berulang-ulang.

11 Bahasa yang digunakan media

pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. 12 Bahan pembuatan media pembelajaran

yang dikembangkan mudah diperoleh. 13 Ukuran media yang dikembangkan yang

dibuat proporsional.

14 Media pembelajaran yang dikembangkan konkrit untuk digunakan dalam

pembelajaran

15 Media pembelajaran yang dikembangkan yang digunakan tidak membahayakan keselamatan bagi siswa.

Total Skor Rata-Rata

Jumlah total skor Jumlah seluruh

item

Tabel 3.4 Kriteria Kelayakan Interval Skor Kriteria

4,22 – 5 Sangat Baik 3,41 – 4,21 Baik

2,61 – 3,40 Cukup Baik 1,80 – 2,60 Kurang Baik

Komentar umum dan saran perbaikan

Kesimpulan (mohon dilingkari salah satu):

1. Media pembelajaran yang dikembangkan layak digunakan/ uji coba tanpa revisi.

2. Media pembelajaran yang dikembangkan layak digunakan/ uji coba dengan revisi sesuai saran.

3. Media pembelajaran yang dikembangkan tidak layak untuk digunakan/ uji coba lapangan.

Yogyakarta, ……… Penilai

F. Teknik Analisis Data

Data dalam penelitian ini akan dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif, dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Data Kualitatif

Data kualitatif merupakan data yang berupa tanggapan atau komentar serta saran dari pakar media pembelajaran dan guru. Tanggapan atau komentar tersebut, dianalisis sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengetahui kelayakan produk yang dihasilkan tersebut.

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Data penelitian ini berupa skor angka dari penilaian oleh pakar media pembelajaran dan guru kelas 2 SD. Data yang dianalisis sebagai dasar dari hasil penilaian kuesioner diubah menjadi data interval. Skala penilaian terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan yaitu 5 (sangat baik), 4 (baik), 3 (cukup baik), 2 (kurang baik), 1 (sangat kurang baik). Skor yang sudah didapat kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif skala lima dengan acuan menurut Sukardjo (2008:101) sebagai berikut:

Tabel 3.5 Konversi Nilai Skala Lima Interval Skor Kategori X >Error! Reference source not found.i +

1,80 Sbi

Sangat baik

Error! Reference source not found.i + 0,60 SBi< X ≤ Error! Reference source

not found.i + 1, 80Sbi

Baik

Error! Reference source not found.i – 0,60 SBi < X ≤ Error! Reference source

not found.i + 0,60Sbi

Cukup

Error! Reference source not found.i – 1,80 SBi < X ≤ Error! Reference source

not found.i – 0,60Sbi

Kurang

X ≤ Error! Reference source not found.i – 1,80Sbi

Sangat Kurang

Keterangan:

Rerata ideal (Xi) : ½ (skor maksimum ideal + skor minimum ideal)

Simpangan baku ideal (Sbi) : 1∕6 (skor maksimum ideal – skor minimum ideal)

Peneliti menggunakan lima kriteria penilaian terhadap media pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini, yakni: (5) sangat baik, (4) baik, (3) cukup, (2) kurang baik, dan (1) sangat kurang baik. Untuk data hasil wawancara, peneliti melakukan analisis secara kualitatif, sedangkan untuk kuesioner validasi, peneliti juga melakukan wawancara untuk mengonfirmasi serta memperoleh informasi secara lebih rinci mengenai kelayakan produk yang dikembangkan.

Berdasarkan rumus konversi menurut Sukardjo di atas, perhitungan data-data kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus konversi tersebut. Langkah awal yang harus dilakukan adalah menghitung rata-rata dari hasil instrumen yang dinilai dengan rumus di bawah ini:

Jumlah skor yang didapatkan Rata-rata =

Jumlah item keseluruhan

Setelah itu, penentuan rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut.

Diketahui :

Skor maksimal ideal : 5 Skor minimal ideal : 1

Rerata ideal (Xi) : Error! Reference source not found. (5+1) = 3

Simpangan baku ideal (Sbi) : Error! Reference source not found. (5−1) = 0,67

Dinyatakan :

Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik.

Jawaban :

Kategori sangat baik = X > Xi + 1,80 Sbi = X > 3 + (1,80 × 0,67) = X > 3 + (1,21)

= X > 4,21

Kategori Baik = Xi + 0,60 Sbi < X ≤ Xi + 1,80 Sbi

= 3 + (0,60 × 0,67) < X ≤ 3 + (1,80 × 0,67) = 3 + (0,40) < X ≤ 3 + (1,21)

= 3,40 < X ≤ 4,21

Kategori Cukup Baik = Xi − 0,60 Sbi < X ≤ Xi + 0,60 Sbi

= 3 – (0,60 × 0,67) < X ≤ 3 + (0,60 × 0,67) = 3 – (0,40) < X ≤ 3 + (0,40)

= 2,60 < X ≤ 3,40

Kategori Kurang Baik = Xi − 1,80 Sbi < X ≤ Xi − 0,60 Sbi

= 3 – (1,80 × 0,67) < X ≤ 3 − (0,60 × 0,67) = 3 − (1,21) < X ≤ 3 − (0,40)

Kategori Sangat Kurang Baik = X ≤ Xi − 1,80 Sbi = X ≤ 3 − (1,80 × 0,67) = X ≤ 3 − (1,21) = X ≤ 1,79

Berdasakan perolehan tersebut, diperoleh data kuantitatif menjadi data kualitatif skala lima sebagai berikut.

Tabel 3.6 Kriteria Skor Skala Lima Interval Skor Kriteria

4,22 – 5 Sangat Baik

3,41 – 4,21 Baik

2,61 – 3,40 Cukup Baik 1,80 – 2,60 Kurang Baik

1 – 1,79 Sangat Kurang Baik

Hasil dari penghitungan skor masing-masing validasi yang dilakukan akan dicari rerata skor perolehannya kemudian dapat dikonversikan dari data kuantitatif ke data kualitatif dalam kategori tertentu seperti yang tertera pada tabel kriteria skor skala lima.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan merupakan langkah awal yang dilakukan peneliti dalam penelitian pengembangan media pembelajaran konvensional. Analisis kebutuhan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui potensi dan masalah yang terjadi di lapangan. Selain itu, analisis kebutuhan juga berfungsi sebagai pedoman bagi peneliti dalam mengembangkan media pembelajaran konvensional untuk muatan pelajaran matematika pada subtema Bermain di lingkungan sekolah. Peneliti melakukan analisis kebutuhan berdasarkan langkah-langkah pengembangan yang telah diuraikan pada bab III.

Analisis kebutuhan diawali dengan melakukan wawancara terhadap Ibu C.R yang merupakan guru kelas IIA SDN Kalasan 1 pada hari Selasa, 30 September 2015 pukul 11:00 di ruang kelas IIA SDN Kalasan 1. Tujuan dilakukannya wawancara yaitu untuk mengidentifikasi potensi dan masalah yang ada di lapangan, terkait pemahaman guru terhadap penggunaan atau penerapan media konvensional. Peneliti menjadikan hasil wawancara tersebut sebagai pedoman dalam mengembangkan produk media pembelajaran konvensional untuk muatan pelajaran matematika pada subtema Bermain di lingkungan sekolah.

1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan

Wawancara dilakukan dengan berpedoman pada daftar pertanyaan berjumlah 7 butir pertanyaan yang telah dibuat peneliti. Berikut ini merupakan data hasil wawancara dengan guru kelas II A SDN Kalasan 1.

Pertanyaan pertama yaitu tentang materi apa yang sulit dikuasai siswa pada mata pelajaran inti. Guru mengatakan bahwa kesulitan yang dihadapi siswa sangat bergantung pada apa yang dipelajarinya. Hampir pada setiap mata pelajaran inti terdapat kesulitan yang dihadapi siswa. Tetapi yang lebih dominan ada pada mata pelajaran bahasa Indonesia dan matematika. Namun, kesulitan yang dihadapi siswa tidak terletak pada semua materinya melainkan hanya materi-materi tertentu, pada mata pelajaran matematika seperti pembagian, perkalian, mengenal bangun datar dan bangun ruang. Pada mata bahasa Indonesia siswa kesulitan dalam memahami teks cerita narasi.

Pertanyaan kedua yaitu tentang upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa dalam memahami pembelajaran. Guru mengatakan bahwa sejauh ini upaya yang dilakukan adalah dengan menggunakan media saat proses belajar berlangsung serta menggunakan buku guru dan buku siswa sebagai acuan dalam proses pembelajaran.

Pertanyaan ketiga yaitu tentang seberapa sering bapak/ ibu menggunakan media dalam proses pembelajaran. Guru mengatakan bahwa beliau masih belum begitu sering menggunakan media dalam proses

pembelajaran. Beliau hanya kadang-kadang menggunakan media pembelajaran, tergantung materi yang akan disampaikan, misalnya terlalu sulit dipahami maka diperlukan media untuk memfasilitasinya.

Pertanyaan keempat yaitu tentang jenis media yang sering digunakan bapak/ ibu dalam proses belajar mengajar. Guru mengatakan bahwa jenis media pembelajaran yang biasa dipakai beliau dalam mengajar adalah media pembelajaran konvensional. Media ini digunakan oleh guru karena lebih mudah pembuatan maupun penggunaannya. Selain itu, karena beberapa media konvensional memang sudah disediakan di sekolah. Guru mengatakan bahwa beliau jarang merancang dan membuat media pembelajaran karena keterbatasan waktu.

Pertanyaan kelima yaitu tentang intensitas penggunaan media oleh Bapak/ Ibu. Guru mengatakan bahwa belum begitu sering beliau menggunakan media dalam proses pembelajaran. Bisa dibilang intensitas penggunaan media masih dalam taraf “kadang-kadang”, tergantung materi yang akan disampaikan, misalnya terlalu sulit dipahami maka diperlukan media untuk memfasilitasinya. Jadi dalam hal ini, penggunaan media pembelajaran disesuaikan dengan materi atau jika dibutuhkan, sehingga media tidak selalu digunakan dalam setiap pembelajaran.

Pertanyaan keenam yaitu tentang hasil yang dicapai saat menggunakan media. Guru mengatakan bahwa ketika beliau menggunakan media, proses pembelajaran lebih aktif dan menyenangkan. Selain itu,

yang terpenting pemahaman siswa terkait materi yang disampaikan pun lebih baik.

Pertanyaan ketujuh yaitu tentang media seperti apa yag ibu inginkan jika dibuatkan untuk mengatasi kesulitan tersebut. Guru mengatakan bahwa media yang diinginkan yaitu media yang benar-benar bisa mengatasi kesulitan siswa dalam memahami materi, menyenangkan bagi siswa dan mudah digunakan oleh siswa dan guru.

2. Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan

Berdasarkan hasil wawancara yang telah diuraikan di atas, peneliti berkesimpulan bahwa guru sudah cukup memahami fungsi dan peranan media dalam proses pembelajaran. Selain itu, guru juga memahami pentingnya kehadiran serta penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar-mengajar di kelas. Meskipun begitu guru tidak sering merancang dan membuat media pembelajaran dalam mengajar karena kurangnya keterampilan guru dalam membuat media pembelajaran/alat peraga, sehingga guru lebih memilih untuk menggunakan media pembelajaran yang disediakan oleh pihak sekolah. Dalam proses pembelajaran guru lebih sering menggunakan media pembelajaran konvensional dibandingkan dengan jenis media pembelajaran lainnya. Media pembelajaran konvensional dipilih karena dianggap lebih mudah dan sederhana, serta tersedia di sekolah.

B. Deskripsi Produk Awal

Dalam mengembangkan produk media pembelajaran konvensional untuk pembelajaran matematika, peneliti melakukan beberapa langkah pengembangan. Langkah pertama yang dilakukan peneliti dalam membuat produk ini adalah menentukan tema dan subtema, serta kompetensi inti dan kompetensi dasar dari subtema yang telah ditentukan tersebut. Mengacu pada kompetensi dasar tersebut, peneliti merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Langkah berikutnya, peneliti membuat jaring-jaring subtema untuk kompetensi dasar serta indikator yang telah disusun dan dirumuskan. Peneliti kemudian merancang Rencana Pelaksanaan Tematik Harian (RPPTH) berdasarkan indikator dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan untuk setiap muatan pembelajaran.

Di dalam RPPTH yang dirancang tersebut memuat materi pembelajaran, pendekatan dan metode pembelajaran, sumber belajar, hingga rangkaian kegiatan pembelajaran. Selain itu, RPPTH tersebut juga dilengkapi dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan instrumen penilaian. Langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti yakni merancang media pembelajaran konvensional untuk muatan pelajaran matematika dengan berpatokkan pada RPPTH yang telah dibuat. Media pembelajaran konvensional yang dibuat berjumlah 2 macam media yaitu papan pembagian dan kotak pembagian. Peneliti mengembangkan media pembelajaran konvensional yang memfasilitasi materi pembelajaran matematika yang ada pada sub tema bermain di lingkungan sekolah.

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) merupakan sebuah rancangan kegiatan pembelajaran yang berisi tahap-tahap atau langkah-langkah dalam pembelajaran secara lebih terperinci guna mencapai indikator serta tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Penyusunan RPPTH dilakukan secara sistematis dengan menggunakan pendekatan tematik integratif. RPPTH terdiri atas beberapa komponen penyusunnya, antara lain; (1) Satuan pendidikan/ identitas sekolah, (2) Kelas/ semester, (3) Tema/ subtema, (4) Pembelajaran, (5) Alokasi waktu, (6) Kompetensi inti, (7) Kompetensi dasar, (8) Indikator, (9) Tujuan pembelajaran, (10) Materi pembelajaran, (11) Pendekatan dan metode pembelajaran, (12) Media, alat, dan sumber pembelajaran, (13) Langkah-langkah pembelajaran, (14) Penilaian, (15) Lampiran-lampiran.

Dalam penelitian ini, RPPTH dirancang untuk satu subtema tetapi tidak semua pembelajaran yang ada dalam subtema tersebut dibuat RPPTH, hanya pembelajaran yang memuat mata pelajaran matematika. Setiap pembelajaran memiliki alokasi waktu 6  35 menit. Cakupan mata pelajaran dalam setiap pembelajaran berkisar antara 3-4 mata pelajaran. Langkah-langkah di dalam RPPTH ini disusun secara detail dan sistematis agar mudah digunakan atau diimplementasikan oleh guru dalam proses belajar mengajar.

2. Media Pembelajaran Konvensional Untuk Muatan Pelajaran Matematika

Media pembelajaran konvensional yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah media pembelajaran konvensional untuk muatan pelajaran matematika untuk siswa kelas II sekolah dasar. Keseluruhan jumlah media pembelajaran konvensional untuk muatan pelajaran matematika yang dikembangkan adalah 2 media. Kedua media pembelajaran konvensional untuk muatan pelajaran matematika tersebut, antara lain; (1) Papan pembagian, terdiri atas alat penanda, kartu soal angka dan kartu soal bergambar (2) Kotak pembagian, terdiri atas alat penanda, kartu soal bergambar, buku soal pengelompokkan benda. Masing-masing media mempunyai buku petunjuk. Kedua media pembelajaran konvensional yang dikembangkan dalam penelitian ini mengacu pada kompetensi dasar dan indikator yang ingin dicapai.

Media pembelajaran konvensional yang dikembangkan dalam penelitian ini berguna untuk memfasilitasi penyampaian materi pembelajaran terkhususnya mata pelajaran matematika yang ada pada subtema Bermain di lingkungan sekolah. Media papan pembagian dan kotak pembagian didesain dengan. variasi bentuk, ukuran, warna, yang membuat siswa tidak merasa bosan, sehingga akan menarik perhatian siswa dan mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Gambar dari media pembelajaran konvensional yang dikembangkan peneliti adalah sebagai berikut.

Gambar 4.1 Papan Pembagian

Gambar 4.2 Alat Penanda dari Kacang

Gambar 4.4 Kartu Soal Pembagian

Gambar 4.5 Kartu Soal Bergambar

Gambar 4.7 Alat Penanda dari Batu

Gambar 4.8 Kartu Soal Bergambar

Gambar 4.10 Kartu Soal Perkalian

Gambar 4.11 Buku Petunjuk Pembelajaran 1

Gambar 4.13 Buku Petunjuk Pembelajaran 3

Gambar 4.14 Buku Petunjuk Pembelajaran 6

C. Data Hasil Validasi Pakar Media Pembelajaran Konvensional dan Revisi Produk

Salah satu tahap yang harus dilalui dalam penelitian dan pengembangan adalah tahap validasi. Tujuan dilakukan validasi yaitu untuk mengetahui kualitas dan kelayakan produk yang dikembangkan oleh peneliti. Produk media pembelajaran konvensional untuk pembelajaran matematika pada subtema

media pembelajaran konvensional. Kedua validator dalam penelitian ini yaitu bapak G.K. dan ibu M.M. Produk media pembelajaran konvensional divalidasi sebanyak satu kali pada tanggal 13 Januari 2017.

Aspek yang divalidasi dari media pembelajaran konvensional untuk muatan pembelajaran matematika, antara lain: media pembelajaran konvensional; (1) mencakup materi pelajaran yang ada dalam subtema, (2) menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran, (3) memfasilitasi siswa untuk terlibat aktif, (4) memudahkan peserta didik memahami materi pelajaran yang ada dalam subtema, (5) gambar yang digunakan pada media pembelajaran yang dikembangkan jelas, (6) media tidak mengandung unsur salah konsep, (7) menggunakan pilihan warna yang menarik perhatian siswa, (8) mudah digunakan oleh guru dan siswa, (9) memiliki bentuk yang menarik bagi siswa, (10) tahan lama dan dapat digunakan berulang-ulang, (11) media dilengkapi dengan petunjuk penggunaan, (12) menggunakan bahan pembuatan yang mudah diperoleh, (13) ukuran media proporsional, (14) Konkrit untuk digunakan dalam pembelajaran, (15) media tidak membahayakan keselamatan siswa.

Berdasarkan hasil validasi yang diperoleh dari pakar media pembelajaran konvensional Bapak G.K., skor rata-rata yang diperoleh yaitu 3,6 dengan kategori “Baik”. Media pembelajaran konvensional untuk muatan pelajaran matematika dinyatakan layak digunakan/ uji coba dengan revisi sesuai saran. Total skor yang diperoleh dari validator G.K. yaitu 54 dari total 15 item. Skor rata-rata diperoleh dengan cara dihitung menggunakan rumus rata-rata yang

ada pada bab III. Berdasarkan skor rata-rata yang diperoleh yaitu 3,6, selanjutnya data kuantitatif tersebut dikonversikan ke data kualitatif dalam kategori “Baik” dengan berpedoman pada tabel kriteria skor skala lima yang terdapat pada bab III.

Berdasarkan hasil validasi dari ibu M.M. sebagai pakar media pembelajaran konvensional, skor rata-rata yang diperoleh yaitu 3,8 dengan kategori “Baik” dan dengan kesimpulan media pembelajaran konvensional dinyatakan layak digunakan/ uji coba dengan revisi sesuai saran. Total skor yang diperoleh dari validator M.M. yaitu 57 dari total 15 item. Perhitungan skor rata-rata dan pedoman konversi skala lima sesuai dengan yang diuraikan pada bab III.

Pakar media pembelajaran konvensional juga memberikan beberapa komentar umum dan saran perbaikan. Produk media pembelajaran konvensional untuk muatan pelajran matematika kemudian direvisi sesuai komentar dan saran dari kedua validator. Berikut akan dipaparkan komentar umum dan saran secara perbaikan yang diberikan oleh validator G.K serta revisi yang dilakukan.

Tabel 4.1 Komentar & Saran Perbaikan Validator G.K. dan Revisi

Dokumen terkait