• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATERI DAN METODE

3. Desain Sistem

Tahap desain ini meliputi desain proses sistem, desain basis data sistem, dan desain tampilan (user interface) sistem (O’Brien, 1999). Tahap desain proses yaitu memodelkan aliran proses perangkat lunak Sistem Informasi Deteksi Pencegahan Dini pada Ternak Unggas secara keseluruhan, serta memodelkan aliran proses sistem informasinya. Desain basis data merupakan proses pembuatan struktur basis data yang akan digunakan oleh perangkat lunak Sistem Informasi Deteksi Pencegahan Dini pada Ternak Unggas.

Pada desain user interface, dibuat tampilan halaman web yang menarik, mudah dimengerti oleh pengguna dan tidak menimbulkan kesalahan interpretasi, sehingga sistem dapat mencapai sasarannya. Dalam hal ini, dibutuhkan pemahaman secara mendalam tentang user yang akan menggunakan aplikasi, dan administrator yang akan menggunakan sistem admin untuk mengelola data yang terdapat pada sistem. Fitur yang disediakan oleh aplikasi ini diantaranya

• Daftar, edit hapus profil user.

• Analisa penyakit.

o Hasil diagnosa berupa persen jenis penyakit dan jenis penyakit yang kemungkinan besar diderita oleh ternak, dan saran pencegahan dan pengobatan yang dibutuhkan.

o Data yang sudah didapatkan dapat di save untuk melihat riwayat penyakit yang diderita ternak.

• F.A.Q yaitu modul yang berisi pertanyaan umum dan jawaban yang biasanya ditanyakan tentang sistem.

• Modul keluhan dan pertanyaan yang dapat diisi peternak untuk kemudian dijawab oleh admin atau volunter yang terdiri dari dosen, dokter hewan, dan kontributor yang diangkat oleh admin, yang dianggap memiliki kualifikasi untuk menjawab pertanyaan.

User dapat membaca artikel terbaru tentang hal yang berhubungan dengan kesehatan ternak.

User visitor hanya dapat melakukan diagnosa, dan membaca artikel terbaru seputar kesehatan ternak. User member dapat mengakses profile pribadi, melakukan perubahan terhadap data pribadi dan menghapus data pribadi jika tidak diperlukan lagi, termasuk menghapus data diagnosa, juga menggunakan modul keluhan dan pertanyaan, namun tidak dapat menjawab pertanyaan yang terdapat pada modul pertanyaan. Admin dapat mengakses sistem admin, mengelola sistem admin, dan menjawab modul interaktif keluhan dan pertanyaan seperti tertera pada Gambar 3.

Pada tahap desain basis datanya dibangun suatu struktur basis data yang akan digunakan oleh user untuk menyimpan datanya. Desain proses bertujuan untuk menentukan urutan kejadian mulai dari proses input sampai menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan user, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar aliran data untuk modul diagnosa

Gambar 3. Skema Alir Data Keterangan :

A, B, C : penyakit 1, 2, 3 : gejala

x, y, z : bobot yang diberikan kepada gejala tergantung pada jenis penyakit yang diderita.

Berdasarkan hasil pengamatan, satu jenis penyakit memiliki beberapa gejala yang memiliki kemiripan dengan jenis penyakit lain, hal ini membuat diagnosa sulit dilakukan karena hasil tes gejala menunjukkan beberapa jenis penyakit yang persentasenya sama tinggi. Oleh karena itu dicari gejala khusus dari penyakit untuk menjadi indikator penentu yang menunjukkan pada sebuah penyakit yang spesifik, dan menaikkan tingkat akurasi sistem dalam mendeteksi sebuah penyakit. Pada Gambar 4, tabel penyakit, relasi, dan gejala dipisah, karena hubungan penyakit dengan gejala

Jenis Penyakit -A, B, C Analisa -A, 1, x -B, 2, y -C, 3, z Gejala -1, 2, 3

merupakan hubungan ”banyak ke banyak” dan dapat mengakibatkan redundansi pada sistem basis data, sehingga dibuat tabel sendiri yang khusus membahas hubungan antara penyakit dengan gejala. Relasi antara penyakit dan gejala relasi dalam bentuk tabel ditunjukkan pada Gambar 5, sedangkan model relasi ditunjukkan pada Gambar 6.

Gambar 4. Use Case Umum Sistem

Untuk memulai diagnosa, user memilih modul diagnosa untuk kemudian memilih gejala-gejala umum yang tampak pada unggas yang sakit, setelah itu user memilih gejala khusus yang tampak berdasarkan gejala umum yang dipilih (gejala khusus akan ditampilkan dibawah gejala umum untuk mempermudah user memilih

gejala yang tampak pada unggas), dan menekan tombol hasil untuk mendapatkan kalkulasi test diagnosa. Hasil kalkulasi didapatkan dengan menghitung jumlah gejala umum dan gejala khusus yang dipilih dibagi dengan jumlah total gejala yang tampak pada sebuah penyakit. Karena terbuka kemungkinan untuk muncul lebih dari satu penyakit, maka penyakit yang akan muncul sebagai hasil adalah dua jenis penyakit yang memiliki persentase paling tinggi, seperti tertera pada Gambar 7.

Gambar 5. Tabel Relasi Penyakit dan Gejala

Gambar 7. Use Case Aktor dan Modul Diagnosa

4. Implementasi Sistem

Pada tahap ini dilakukan pengidentifikasian perangkat lunak dan perangkat keras yang akan digunakan pada proses pembuatan Sistem Informasi Deteksi Pencegahan Dini pada Ternak Unggas ini. Dari segi perangkat lunak yang harus disiapkan adalah sistem operasi, bahasa pemrograman, basis data, pengolah gambar. Sedangkan dari segi perangkat keras adalah hardware yang mendukung Sistem Informasi Deteksi Pencegahan Dini pada Ternak Unggas. Pada tahap ini juga dilakukan kegiatan untuk memproses seluruh tahap desain sehingga menjadi aplikasi yang dapat dijalankan.

5. Pemeliharaan Sistem

Tahap ini merupakan tahap akhir dari pengembangan sistem. Pemeliharaan merupakan tahap dimana sistem yang dibuat perlu pengawasan, evaluasi sistem, serta modifikasi sistem jika sistem tersebut ada kesalahan atau ada penambahan informasi.

Metode Deteksi

Metode deteksi yang dipakai oleh sistem isyarat dini adalah dengan memasukkan input data berupa gejala yang terdeteksi pada ternak. Pada sistem disediakan modul khusus untuk memilih gejala yang terlihat pada ternak unggas, beserta dengan penjelasan dan gambar jika gejala menunjukkan gejala visual yang spesifik, kemudian user dapat mengetahui hasil diagnosa setelah menekan tombol diagnosa. Uji deteksi ini mungkin disertai dengan beberapa uji coba dan akurasinya berdasarkan data-data laporan penyakit dan gejala-gejalanya dapat diperoleh dari peternakan atau dokter hewan.

Uji Coba Sistem

Pada tahap ini program simulasi yang sudah jadi, diuji dengan menggunakan data yang dikumpulkan dengan mewawancarai user secara langsung. User yang diwawancara diantaranya pegawai peternakan, teknisi peternakan dan pemilik peternakan. User diminta untuk menyebutkan penyakit yang pernah terjadi di peternakannya dan menyebutkan gejala yang terlihat pada penyakit tersebut jika ada. Responden yang diwawancarai terdiri dari 9 teknisi peternak, 8 orang peternak, 2 orang peternak yang sudah pensiun, 2 orang anak kandang, dan 1 pemotong ternak unggas.

Data yang didapatkan dari user dicatat dalam lembar wawancara, berisi nama, pekerjaan, pengalaman berternak, dan usia, serta list nama penyakit yang pernah terjadi di peternakan user.

Setelah didapatkan data dari wawancara, data gejala akan diujikan ke dalam sistem untuk mendapatkan result penyakit.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tingkat terjangkitnya penyakit adalah salah satu faktor penentu keberhasilan sebuah peternakan, terutama peternakan unggas broiler dan layer. Untuk mengetahui penyakit yang menjangkiti unggas, perlu dilihat ciri-ciri yang terlihat pada tubuh unggas, dan bila unggas telah mati, organ dalam unggas harus dilihat untuk melihat tanda-tanda yang menunjukkan pada penyakit tertentu. Hal ini dibutuhkan untuk mencegah penyebaran penyakit, dengan mengetahui penyakit itu sendiri dan kemudian melakukan langkah pencegahan yang tepat.

Pada penelitian ini sistem yang dibuat merupakan sistem dinamis berupa website agar lebih mudah dijangkau oleh semua kalangan, terutama oleh para peternak unggas agar lebih cepat mengetahui penyakit apa yang terjadi pada unggas yang terjangkit, untuk melakukan pengobatan dan pencegahan yang cocok dan tepat guna terhadap unggas dan agar kedepannya tidak terjadi hal serupa.

Pada halaman pertama diperkenalkan nama website yaitu ”Sistem Pencegahan Penyakit Unggas Secara Dini”, yang terlihat pada Gambar 8. Untuk mempermudah user mengenali sistem, modul menu ditempatkan di bagian kiri atas, terdiri dari “Beranda”, “Diagnosa”, “Konsultasi”, “Berita”, “Alamat Penting”, dan “F.A.Q”. setiap halaman jika di-klik akan pindah ke halaman tersendri sesuai fungsinya masing-masing. Halaman ini juga memuat gambar konsultasi yang juga sekaligus merupakan link untuk mengisi konsultasi tentang unggas. Ucapan “Selamat Datang di website Unggas-Sehat.com” terdapat pada halaman utama untuk menyambut user, disertai dengan display gambar unggas untuk memperkuat estétika desain interface. Pemilihan warna abu-abu bertujuan untuk memperkuat kesan minimalis dan bersih. Pada halaman ini juga diperlihatkan overview potongan berita yang berhubungan dengan dunia nutrisi dan kesehatan secara umum. Halaman ini akan muncul jika logo unggas, judul website atau beranda di-klik.

Gambar 8. Halaman Beranda

Halaman kedua yaitu diagnosa akan muncul setelah di-klik menú “Diagnosa”, yang terlihat pada Gambar 9. Pada halaman ini pertanyaan langsung diperlihatkan, dan user dapat mengakses jawabannya setelah meng-klik kalimat pertanyaannya. Setelah user selesai memilih gejala dan pertanyaannya, user akan menekan tombol ”Lihat Hasil” untuk mendapatkan hasil dari tes penyakitnya.

Gambar 9 adalah contoh modul pertanyaan dalam diagnosa ketika meng-klik pertanyaan pertama yaitu “apakah terlihat hal berikut ini pada kepala unggas”. Pilihan yang terdapat di pertanyaan ini yaitu “Muka cerah, mata bening, jengger merah, lubang hidung dan mulut bersih tidak berlendir atau tidak ada exudate, serta ayam tidak mengantuk” dan “muka buram, mata sayu, kadang kadang berair dan mengantuk, jengger pucat dan mengecil, serta lubang hidung dan mulut berlendir atau ada exudate.”.

Gambar 9. Halaman Diagnosa

Jika user memilih pilihan pertama maka tidak akan muncul hal apapun. Jika user memilih pilihan kedua maka akan muncul pilihan yang lebih spesifik yang terlihat pada kepala unggas. Hal yang sama juga terlihat pada module lainnya yang terdapat pada pertanyaan berikutnya.

Pada pengujian data hasil wawancara, penguji memilih pilihan yang paling mendekati gejala yang diberikan oleh peternak.

Sistem Beta memiliki tiga modul berurutan yang dua diantaranya merupakan modul pertanyaan yang harus dijawab oleh user. Interface sistem beta terlihat pada gambar 10. Pertanyaan modul pertama jika diuraikan terlihat pada Gambar 11. Modul pertama memiliki 3 level pertanyaan yang akan terlihat apabila user memilih gejala tertentu yang umum. Level 1 merupakan gejala umum yang akan terlihat pertama kali ketika user meng-expand pertanyaan. Jika Level 1 dipilih maka akan terlihat level 2 yang merupakan gejala khusus yang masih terkait dengan gejala umum dari level 1.

Gambar 10. Interface Sistem Beta

Level 3 merupakan gejala paling khusus yang hanya akan mucul ketika level 2 dipilih. Pada contoh gambar, level 1 diantaranya yaitu “batuk”, “sinus/ada ingusnya”, “hidung dan mulut ada lendir”, dan sebagainya. Level 2 yaitu “bersin”, “mata berair” hanya bisa terlihat ketika level 1 yaitu “batuk” dipilih, dan level 3 yaitu ”nafas terengah- engah” dan ”ngorok” hanya bisa terlihat ketika ”ayam sulit bernapas” dipilih oleh user. Hal ini dilakukan agar tidak semua gejala muncul pada permulaan, sehingga memperbaiki interface sistem, juga mempermudah user untuk memilih tiap kategorinya.

Setelah user memilih gejala dari modul satu, user kemudian akan diarahkan ke Modul 2 dimana pertanyaan khusus yang mewakili gejala bagian dalam tubuh unggas diperlihatkan. Pertanyaan ini sangat spesifik dan hanya mewakili dua penyakit yang paling mungkin terjadi pada unggas berdasarkan hasil kalkulasi gejala yang dipilih pada modul satu. Setelah memilih proses dan gejala yang dirasa paling mendekati gejala yang nampak pada organ dalam unggas, user dapat memilih process untuk mendapatkan hasil test, atau memilih back jika user tidak yakin dengan pilihannya, dan kembali ke beranda. Modul 2 terlihat pada Gambar 12.

Gambar 11. Modul Sistem mode expand

Gambar 12. Modul 2 Sistem

Hasil test sistem yaitu hasil dari gejala yang dipilih terlihat pada Gambar 13. User diberikan hasil test berupa nama penyakit yang paling mungkin menjangkiti unggas, gejala yang dipilih, dan gejala lain yang tidak dipilih oleh user. Hasil ini terdapat pada modul tiga sistem beta.

Gambar 13. Modul 3 Sistem

Halaman ketiga memuat modul ”Konsultasi” seperti terlihat pada Gambar 14. Setiap orang bebas konsultasi disini tanpa harus menjadi member dari website ini. Disini diperlihatkan contoh input Penanya, Pertanyaan, Jawaban, dan Penjawab. Pada halaman ini terdapat link isi konsultasi yang jika di-klik akan mengarahkan ke halaman formulir yang harus diisi, setelah itu jika user menekan tombol tanya, maka akan muncul konfirmasi ”konsultasi sudah disimpan”. Untuk menjawabnya, tersedia link di bawah pertanyaan yang belum terjawab yang bisa di klik dan akan mengarahkan ke formulir jawaban yang bisa diisi oleh setiap user tanpa harus menjadi member terlebih dahulu.

Gambar 14. Halaman Konsultasi

Halaman keempat berisi berita yang berhubungan dengan dunia unggas, seperti terlihat pada Gambar 15. Berita dan informasi ini sangat penting untuk menjelaskan penyakit pada unggas secara umum.

Halaman kelima berisi alamat penting yang bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang penyakit unggas, terutama apabila user membutuhkan tes lebih lanjut dari penyakit yang menjangkiti ternak unggas.

Halaman keenam berisi frequently asked question yaitu pertanyaan yang paling sering ditanyakan. Halaman ini juga berfungsi sebagai halaman panduan yang menjelaskan cara untuk menggunakan website ini.

Gambar 15. Halaman Berita

Test sistem dilakukan dengan cara mewawancara narasumber yaitu user target dari program ini, diantaranya para peternak dan teknisi yang bergelut di bidang peternakan unggas. Wawancara narasumber dilakukan dengan mendatangi sumber langsung ke peternakan unggas yang tersebar di Kecamatan Cibungbulang, Pamijahan dan Leuwipanjang. jumlah responden yaitu sebanyak 24 orang, dan ditanyai langsung tentang jenis penyakit unggas tertentu dan responden diminta untuk menjelaskan ciri-ciri penyakit unggas tersebut berdasarkan pengalaman yang terjadi di lapangan, yaitu dengan cara yang umum dilakukan, yaitu dengan melihat tanda-tanda fisik unggas secara umum dan bila unggas telah mati, dengan membuka bagian dalam tubuhnya.

Hasil wawancara diujikan ke sistem untuk menguji keakurasian sistem. Setelah didapatkan hasil tingkat akurasi sistem, dilakukan perbaikan sistem. Pada tahap ini,

dilakukan perombakan pada database, interface dan pertanyaan unggas agar lebih user- valuable dan mudah dimengerti system interface-nya.

Uji Coba Sistem

Setelah test system alpha, system diperbaiki di bagian database dan user interfacenya. Untuk bagian database, penyakit yang terdapat dalam system dikurangi hingga tinggal tersisa 23 penyakit yang terdiri dari 152 gejala. Pada tahap pengujian kedua ini untuk menghindari input yang salah, gejala hasil wawancara hanya dicocokkan dengan gejala penyakit yang sama yang terdapat pada database sistem. Hasil test terdapat 2 jenis, yaitu “Tidak Dapat Dilanjutkan” atau “Cocok”.

Hasil tes sistem ini pada peternak terlihat pada Gambar 16 dan Tabel 1.

1. CRD/Mycoplasma Gallisepticum Infection 2. Marek’s Disease 3. Cholera 4. Infectious Coryza/Snot 5. Ascites 6. Gumboro 7. Newcastle Disease 8. Avian Colibacillosis

9. Berak Kapur (Pullorum Disease atau Fowl Typhoid)

10. Pendulous Crop 11. Avian Influenza Gambar 16. Test Akurasi Sistem Beta

Dalam penelitian ini, didapatkan 12 jenis penyakit yang sesuai dengan database, 9 jenis penyakit yang tidak terdapat dalam database dan tidak jelas jika harus dikategorikan ke dalam penyakit tertentu, dan 1 jenis penyakit yang baru ditemukan pada awal abad 21 seperti yang terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Perbandingan Hasil Wawancara dengan Test

No Nama Penyakit Jumlah ditemukan

dalam wawancara

Jumlah yang dihasilkan dalam test

1 Pendulous Crop 5 0 2 Avian Influenza 1 0 3 Berak Kapur 9 0 4 Avian Colibacillosis 16 8 5 Newcastle Disease 8 3 6 Gumboro 17 0 7 Candidiasis 0 2 8 Ascites 1 1 9 Snot 21 1 10 Cholera 5 0 11 Marek's Disease 1 1 12 Chronical Respiratory Disease(CRD) 11 5

Penyakit yang tidak terdapat dalam database

1 Ngorok 13

2 Coccidiosis 4

3 Mencret 3

4 Sudden Death Syndrome (SDS) 1

5 Mencret Hijau 1 6 Dingin 1 7 Bengek 1 8 Ngorok Kering 1 9 Meriang 1 10 Masuk angin 1

Penyakit ini didapatkan dari banyaknya kemunculan dalam wawancara, berdasarkan pengalaman peternak, tapi tidak akurat mengingat peneliti tidak menanyakan jumlah penyakit tertentu yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Untuk penyakit yang tidak terdapat dalam database, penyakit ini tidak diikutsertakan dalam test.

Tabel 2. Penyakit yang Tidak Muncul Pada Wawancara

Abscesses Avian Viral Tumor Cestodosis

Acute Septicemia Bedbugs Collyriclum Faba

Aflatoxicosis Internal Laying Eggs Cropworms Airsacculitis Bloody Gut Cryptosporodiosis Alpha Virus Breast Blister Dactylariosis

Arizona Infection Bumblefoot Defisiensi Vitamin E Atrhtitis / Synovitis

Cacing Menyerang Usus Buntu

Syndrom

Encephalomalacia Askariosis

Cacing Yang Menyerang

Daerah Proventikulus Exudate Diathesis Aspergillosis Capillariosus Muscular Dystrophy Avian Tuberculossis Cellulitis Discopondylitis Perosis Pneumovirus Infection Reticuloendotheliosis Roundworms Ruptured Gastrocnemius Tendon

Tibial

Dischondroplasia

Trichothecene

Mycotoxicosis Rtungau

Pratyphoid Infection Perosis Pneumovirus Infection Mycoplasma Synoviae

Infection Inclusion Body Hepatitis Gizzardwormd Round Heart Disease

Infectious

Laryngotracheitis Hemorrhagic Syndrome

Staphylococcis Kanibalisme Rickets

Xanthomatosis Kutu Salpingitis

Zearalenone

Mycotoxicosis Blackflies Viral Arthritis Fowl Pox Leucocytozoonosis Pododermatitis

Gapeworms Limberneck Eggs Drop Syndrome 1976

Eyeworms Lymphoid Endocarditis

Favus Leukosis Enteritis

Ergotism

Hasil dari test beta ini terlihat pada Gambar 16. Jika dibandingkan dengan test alpha secara keseluruhan mengalami penurunan dan kenaikan. Pada penyakit Pendulous Crop dan Snot, pada test alpha masing-masing terdapat 5 kemunculan dan 21 kemunculan pada wawancara, pada test beta masing-masing tidak terdapat hasil dan hanya terdapat 1 hasil yang benar. Peningkatan Akurasi terlihat pada penyakit Marek’s Disease, Ascites, Colibacillosis, masing masing terdapat 1, 1, dan 16 kemunculan, pada

test alpha tidak mendapatkan result sedangkan pada test beta mendapatkan result masing masing 1, 1, dan 8 kasus yang cocok.

Pada kasus CRD/Mycoplasma Gallisepticum Infection, terdapat 21 gejala yang tidak cocok dengan database dari 44 gejala yang dideskripsikan oleh user. Gejala yang paling banyak muncul yaitu berat badan turun (P005) dan kantung udara tampak mengeruh seperti awan dan berisi lendir (G018).

Untuk penyakit yang tidak kunjung mengalami perbaikan akurasi, misalnya Gumboro, hal ini dikarenakan menurut peternak, Gumboro terjadi ketika kondisi tubuh ternak ayam sudah turun dan ayam sudah dijangkiti oleh penyakit lain selain Gumboro, bisa dikatakan Gumboro adalah kumpulan dari berbagai penyakit yang terjadi pada ayam dan Gumboro merupakan tahap paling parah yang terlihat pada ayam. Selain it terdapat gejala yang tidak disebutkan yaitu pembengkakan bursa of fabricious dan masa inkubasi selama 3 hari. Hal ini sangat penting mengingat gumboro biasanya hanya menyerang unggas dalam masa pertumbuhan yang masih memiliki bursa of fabricious.

Untuk Avian Influenza, penyebab ketidak-akuratannya pada test beta adalah karena terlalu sedikit input gejala yang bisa dimasukkan sehingga tidak dapat melewati tahap gejala khusus. Untuk Pendulous Crop, penyebab ketidak-akuratannya yaitu dikarenakan penyakit ini kekurangan input bagian dalam tubuh yang cocok dengan gejala yang terdapat dalam database, sehingga database harus diperbaiki untuk mendapatkan result yang benar. Untuk Berak Kapur (Fowl Typhoid dan Pullorum Disease) hal yang menyebabkan ketidak-akurat-annya sistem ini yaitu dikarenakan gejala utama penyakit ini juga muncul dalam gejala penyakit lain, sedangkan untuk gejala bagian dalam tubuh unggasnya biasanya sudah komplikasi dengan gejala penyakit lain, sehingga keakuratannya sangat rendah.

Untuk penyakit Avian Colibacillosis, penyebab ketidak-akuratannya yaitu adalah karena input databasenya kurang dan tidak tepat sehingga tidak bisa didapatkan gejala bagian dalam tubuh yang tepat untuk penyakit ini. Untuk penyakit Newcastle Disease, penyebab ketidak-akuratannya yaitu karena kekurangan input gejala yang tepat sehingga proses berhenti pada gejala khusus (gejala khusus tidak dapat dipilih karena tidak ada data yang cocok yang disebutkan dalam wawancara).

Untuk penyakit Snot, penyebab ketidak-akuratannya yang drastis adalah karena snot merupakan penyakit dasar yang hanya menunjukkan gejala luar dan tidak terlalu banyak menunjukkan gejala penyakit dari dalam tubuh unggas dan masih bisa diobati dalam keadaan hidup (tidak perlu dibuka) sehingga kekurangan input gejala bagian dalam tubuh unggas. Untuk penyakit Cholera, penyebab ketidak-akuratannya yaitu karena gejala diare hijau dan putih juga merupakan gejala dari penyakit lain. Pada penyakit CRD, penyebab ketidak-akuratannya yaitu karena kekurangan input gejala untuk dimasukkan ke dalam sistem.

Setelah dilakukan test, database diperbaiki untuk meningkatkan efektivias dan mengurangi redudansi. Perbaikan ini mengubah struktur gejala umum pada module 1 dan gejala khusus pada module 2. Pada module 1, gejala digolongkan menjadi 5 bagian besar yaiu ‘Pernapasan’, ‘Pencernaan’, ‘Umum’, ‘Luar’, dan ‘Dalam’. Deskripsi gejala dipersimpel agar mudah dimengerti. Gejala yang hanya terlihat secara pos-mortem digabungkan dalam gejala umum seperti terlihat pada Gambar 17.

Pada module 2, gejala khusus yang diberikan tidak hanya gejala yang tampak jika ayam sudah mati, namun juga gejala khusus yang terlihat ketika unggas masih hidup. Hal ini terlihat pada Gambar 18.

Gambar 18. Perubahan Module 2

Pada module 3 tidak ada perubahan sama sekali karena yang diperbaiki hanya gejala yang muncul pada database.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Software Sistem Deteksi Dini dan Pencegahan Penyakit Pada Unggas Sistem Alpha memiliki kekurangan bug error yang harus diperbaiki dan tidak akurat dalam mendeteksi penyakit dalam seperti Colibacillosis, CRD, dan Newcastle Disease. Software Test ini cocok untuk mendeteksi penyakit dalam seperti CRD, Colibacillosis, Ascites, Marek’s Disease, dan Newcastle Disease karena memiliki gejala yang bisa dilihat dalam tubuh unggas, namun hanya dapat digunakan untuk pencegahan penyakit

Dokumen terkait