• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Daerah Penelitian

Luas dan Letak Geografis Desa Janggir Leto

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Janggir Leto yang terletak di Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun. Kecamatan Panei memiliki luas wilayah 29.949 ha yang terdiri dari 1 (satu) Kelurahan dan 12 (dua belas) Desa/ Nagori. Jarak tempuh dari pusat Pemerintahan Kecamatan ke pusat Pemerintahan Kabupaten berjarak ± 13 km. Kemiringan lahan di Kecamatan Panei antara 15- 21% dengan rata-rata curah hujan 235,5/tahun, pH berkisar antara 6-7 dengan kedalaman lapisan tanah 25-30 cm. Desa Janggir Leto memiliki luas tanah sawah potensial 544 Ha, lahan kering 231 Ha dan lahan pekarangan 168 Ha.

Adapun batas-batas geografis desa penelitian sebagai berikut : • Sebelah Utara : Panombean

• Sebelah Selatan : Siborna

• Sebelah Timur : Simpang Panei • Sebelah Barat : Panei Tongah Keadaan Penduduk

Penduduk Desa Janggir Leto berjumlah 1896 jiwa dengan 694 KK, terdiri dari 814 jiwa laki-laki dan jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 1082 jiwa. Jumlah dan distribusi penduduk menurut kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Distribusi Penduduk Desa Janggir Leto Menurut Kelompok Umur Tahun 2010

No Golongan umur (tahun) Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 0-9 303 15,98 2 10-19 285 15,03 3 20-29 317 16,72 4 30-39 378 19,94 5 40-49 234 12,34 6 50-59 234 12,34 7 60+ 145 7,65 Jumlah 1896 100

Sumber : Kepala Desa Janggir Leto, 2010.

Dari Tabel 4, dapat dilihat bahwa penduduk Desa Janggir Leto yang tergolong usia produktif (10-59 tahun) ada sebanyak 1448 jiwa dengan persentase 76,37% . Dimana usia tersebut petani biasanya mempunyai semangat yang tinggi untuk bekerja.

Berdasarkan mata pencahariannya, maka distribusi penduduk Desa Janggir Leto dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Komposisi Penduduk Desa Janggir Leto Menurut Mata Pencaharian Tahun 2010

No Jenis pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Petani 1057 80,5

2 Pedagang 177 13,5

3 Pegawai Negeri 58 4,41

4 Lain-lain 21 1,59

Jumlah 1313 100

Sumber : Kepala Desa Janggir Leto, 2010.

Tabel 5, menunjukkan bahwa sebanyak 80,5% (1057 jiwa) penduduk di Desa Janggir Leto bermata pencaharian sebagai petani, 13,5% (177 jiwa) penduduk bermata pencaharian sebagai pedagang, 4,41% (58 jiwa) sebagai Pegawai Negeri dan 1,59% (21 jiwa) lain-lain termasuk supir, swasta,pensiunan.

Tabel 6. Banyaknya Penduduk Desa Janggir Leto Menurut Suku Bangsa Tahun 2010

No Jenis suku bangsa Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Jawa 68 3,59

2 Karo 20 1,06

3 Toba 157 8,28

4 Simalungun 1651 87,07

Jumlah 1896 100

Sumber : Kepala Desa Janggir Leto, 2010.

Mayoritas penduduk di Desa Janggir Leto Kecamatan Panei merupakan suku Batak Simalungun. Pada umumnya penduduk sudah saling mengenal satu sama lainnya. Keakraban dapat dilihat dari adanya gotong royong, acara adat yang dilakukan, misalnya dalam pelaksanaan acara perkawinan yang dilakukan sesuai adat istiadat.

Sarana dan Prasarana

Tabel 7. Sarana dan Prasarana yang Tersedia di Desa Janggir Leto Tahun 2010 No Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)

1 SD Negeri 3 2 SMU Swasta 1 3 Klinik 1 4 Mesjid 1 5 Gereja 4 6 Kios Pupuk 1 7 Kilang Padi 1 Jumlah 12

Sumber : Kepala Desa Janggir Leto, 2010.

Tabel di atas menunjukkan jenis dan banyaknya jumlah sarana yang ada di Desa Janggir Leto. Dimana terdapat 3 unit SD Negeri, 1 unit SMU Swasta, 1 unit Klinik, 1 unit Mesjid, 4 unit Gereja, 1 unit kios pupuk dan 1 unit kilang padi. Petani di Desa Janggir Leto menjual padi dalam bentuk gabah basah langsung ke kilang padi di Desa tersebut.

Karakteristik Petani

Karakteristik petani yang dimaksud di sini meliputi umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, luas lahan, jumlah tanggungan keluarga. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel di bawah ini :

Tabel 8. Karakteristik Petani Desa Janggir Leto Kecamatan Panei Tahun 2010

No Uraian Range Rataan

1 Umur (tahun) 24-70 48,52

2 Tingkat pendidikan (tahun) 6-12 9,72

3 Pengalaman bertani (tahun) 5-50 25,32

4 Luas lahan (Ha) 0,1-0,6 0,31

5 Jumlah tanggungan (jiwa) 2-6 3,44

Sumber : Data diolah dari lampiran 1. Umur

Tabel 8 menunjukkan bahwa umur petani sampel mempunyai range antara 24-70 tahun dengan rataan sebesar 48,52 tahun. Data ini menjelaskan bahwa petani sampel tergolong dalam usia produktif.

Tingkat Pendidikan

Rata-rata tingkat pendidikan petani sampel adalah 9,72 dengan range 6-12 atau setingkat dengan SD yang menunjukkan bahwa tingkat pendidikan petani tergolong masih rendah.

Pengalaman Bertani

Faktor yang sangat berpengaruh terhadap kemampuan petani dalam mengelola usaha taninya adalah lama bertani. Rataan lama bertani atau pengalaman bertani petani sampel adalah 25,32 (25 tahun) dengan range 5-50

tahun. Berdasarkan rataan tersebut pengalaman bertani petani sampel sudah cukup lama.

Luas Lahan

Rataan luas lahan petani padi sawah adalah 0,31 Ha, dengan range 0,1-0,6 Ha. Hal ini menunjukkan bahwa petani sampel termasuk petani yang memiliki luas lahan yang masih tergolong rendah.

Jumlah Tanggungan

Rataan jumlah tanggungan keluarga (anak petani) adalah 3,44 (3 orang) dengan range 2-6 orang. Jumlah ini menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga petani sampel tergolong kecil.

Budaya Partisipatif di Desa Janggir Leto

Budaya partisipasi di Desa penelitian sebelumnya sudah sering dilakukan. Salah satu budaya partisipasi yang sering dilakukan di desa Janggir Leto adalah gotong royong membersihkan lingkungan desa. Sejalan dengan proses pembangunan, manusia dapat bertindak sebagai subyek pembangunan yaitu sebagai pengelola, pencemar maupun perusak lingkungan. Setiap pengelolaan lingkungan harus dilakukan secara sadar dan berencana. Kunci permasalahan lingkungan adalah manusia. Jadi manusia dan lingkungannya merupakan suatu yang tidak dapat dipisahkan, karena kedua hubungan tersebut saling pengaruh mempengaruhi.

Usaha untuk mewujudkan Desa Janggir Leto yang bersih tidak akan berhasil tanpa dibarengi partisipasi dari masyarakat secara luas. Kegiatan gotong royong yang dilakukan masyarakat di Desa penelitian dimulai dari mengumpulkan sampah-sampah yang ada di sekitar lingkungan rumah masing- masing. Kemudian membersihkan selokan-selokan dari sampah, hal ini juga

bermanfaat untuk menghindari banjir di desa Janggir Leto. Kegiatan pengelolaan sampah meliputi : mengumpulkan sampah ke tempat pembuangan sementara, mengangkut sampah dari tempat pembuangan sementara ke tempat pembuangan akhir. Pengolahan sampah pada tempat pembuangan akhir adalah melalui : pembakaran sampah, penimbunan sampah, kompos.

Kondisi lingkungan sangat mempengaruhi tingkat kesejahteraan penduduk dan mempengaruhi kesehatan manusia yang berkaitan erat dengan sampah dan limbah hasil kegiatan manusia. Sehingga partisipasi masyarakat di daerah penelitian sangat besar dalam menanggulangi kebersihan lingkungan. Untuk lebih meningkatkan partisipasi masyarakat dalam melakukan kegiatan gotong royong kebersihan lingkungan di daerah penelitian, maka disamping peraturan perundangan yang jelas, tata laksana pengelolaan yang memberikan peluang bagi seluruh lapisan masyarakat, juga harus diikuti oleh penyediaan fasilitas yang mendukung kegiatan kebersihan lingkungan.

Dokumen terkait