• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

B. Deskripsi dan Analisis Data

Suatu lembaga pendidikan dapat berkembang dan terus maju apabila lembaga pendidikan tersebut tanggap terhadap perubahan. Sebagai sekolah yang tanggap akan perubahan, SMPN 37 Jakarta terus melakukan inovasi-inovasi agar tetap maju sehingga dapat memenuhi kebutuhan seluruh siswa.

Sesuai dengan perkembangan zaman, SMPN 37 Jakarta semakin ingin berinovasi dalam pengelolaan sarana dan prasarana serta meningkatkan kualitas sarana dan prasarana yang ada di SMP N 37 Jakarta.

Pada bagian ini dideskripsikan hasil penelitian tentang efektivitas pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta yang meliputi Sebagaimana teori efektivitas pengelolaan sarana dan prasarana yang telah dibahas pada bab II, untuk mengetahui efektivitas pengelolaan sarana dan prasarana yaitu perencanaan, pengadaan, pemeliharaan, dan pengendalian. Uraian dibawah ini menjelaskan tahapan tersebut di SMPN 37 Jakarta, sebagai berikut:

1. Perencanaan Pengadaan Sarana dan Prasarana di SMPN 37 Jakarta.

a. Langkah awal yang dilakukan dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yaitu perencanaan. Berdasarkan hasil wawancara kegiatan perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta, yaitu diawali dengan breafing atau rapat dengan kepala sekolah, staf tata usaha dam guru bidang studi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apa saja yang diperlukan oleh masing-masing guru bidang studi untuk menunjang kegiatan belajar mengajar.

Selain merencanakan pengadaan dalam kebutuhan untuk proses pembelajaran breafing ini juga membahas kelengkapan lokal atau ruang (kelas, perpustakaan, lab IPA, ruang guru, tata usaha, pimpinan, tempat beribadah, ruang konseling, ruang UKS, ruang OSIS, gudang,

sarana olagraga dan toilet) dan juga perangkatnya terakomodir atau tidak.

Selanjutnya diadakan rapat pimpinan untuk mempertimbangkan daftar kebutuhan yang harus diprioritaskan telah terdaftar serta mempertimbangkan anggaran yang akan dikeluarkan oleh pihak sekolah sesuai atau tidak dengan dana yang telah disediakan oleh pihak sekolah. Pihak sekolah juga sangat memperhatikan kualitas/mutu barang yang akan dibeli untuk sekolah disesuaikan dengan anggaran yang telah ditetapkan sekolah. Caranya yaitu dengan mengadakan survey lapangan (langsung ke pasar) oleh pihak arana dan prasarana dengan memperhatikan pertimbangan harga, mutu/kualitas, dan kuantitas barang-barang yang akan dibeli. Pihak sekolah juga melihat barang bagus tetapi harga bersaing atau lebih murah.1

b. Dalam perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta dibuat pembentukan panitia inti agar dalam perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan ini berjalan secara efektif dan efisien atau sesuai dengan perencanaan yang telah direncanakan.

c. Setelah mengetahui kebutuhan apa saja yang dibutuhkan tahun ini maka pihak sekolah mengadakan rapat anggaran pembelanjaan. Rapat ini selain mempertimbangkan berapa anggaran yang akan dikeluarkan sekolah dengan melihat data yang sudah terkumpul. Anggaran yang dibelanjakan untuk sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta didapat dari pemerintah.2

Jadi dapat disimpulkan perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang dilakukan di SMPN 37 Jakarta telah sesuai dengan prosedur yang ada karena langkah awalnya yaitu dengan memperhatikan kebutuhan apa saja yang dibutuhkan oleh setiap guru bidang studi serta diperhatikan juga kebutuhan proses belajar mengajar. Selain itu kualitas

1

Wawancara dengan pihak SMPN 37 Jakarta Kepala Bagian Sarana dan Prasarana Yaitu Syafrudin S. Pd.

2

Wawancara dengan pihak SMPN 37 Jakarta Kepala Bidang Sarana Dan Prasarana yaitu Syafrudin S. Pd.

atau mutu dan harganya juga dapat dujangkau oleh pihak sekolah dengan mengadakan peninjauan langsung ke lapangan oleh pihak bidang sarana dan prasarana. Dalam perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta juga dilaksanakan RAPBS (Rencana Anggaran Pembelajaan Barang Sekolah) agar anggaran yang direncanakan dan dibutuhkan sesuai dengan dana yang disediakan dan disiapkan oleh pihak sekolah.

2. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMPN 37 Jakarta.

a. Dalam kegiatan pengadaan hampir sama dengan kegiatan perencanaan dimulai dengan melakukan usulan tertulis melalui kabag TU/bidang sarana dan prasarana. Usulan ini hasil dari daftar barang-barang yang sudah diusulkan berdasarkan kebutuhan masing-masing guru bidang studi, dan usulan yang telah diajukan sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan saat proses pembelajaran serta kebutuhan ruang masing-masing yang digunakan di SMPN 37 Jakarta. Kebutuhan itu diajukan pada saat pihak sekolah mengadakan rapat kerja, untuk mengetahui ditindak lanjuti atau tidak.

Apa bila tidak mendapat persetujuan oleh kepala sekolah daftar usulan barang tersebut kembali lagi kepada kabag TU/bidang sarana dan prasarana, tetapi apabila mendapat persetujuan dari kepala sekolah maka guru bidang sarana dan prasarana berkoordinasi dengan subag keuangan untuk melihat dan mengakumulasikan jumlah anggaran yang akan dibelanjakan untuk barang-barang yang akan dibutuhkan serta menyesuaikan dengan anggaran yang telah disediakan oleh pihak sekolah.

Selanjutnya guru bidang sarana dan prasarana melaksanakan pembelian barang yaitu dengan mensurvei barang-barang yang menjadi kebutuhan langsung ke pasar, jelas bertujuan untuk memantau kualiatas/mutu yang baik dengan harga terjangkau tetapi juga tetap dipertimbangkan dengan membandingkan harga barang yang berkualitas tinggi. Setelah melakukan pembelian subag sarana dan

prasarana berkewajiban memeriksa dan mencatan barang-barangyang telah tersedia dan dibeli. Terjadilah proses inventarisasi yang mengklasifikasikan barang habis pakai dan barang yang tidak habis pakai dengan menggunakan kode yang berlaku di SMPN 37 Jakarta. Proses inventarisasi ini telah menggunakan proses komputerisasi sehingga memudahkan dalam pencarian dan input data.3

b. Kemudian subag sarana dan prasaran menyerahkan barang yang telah dibeli dan sediakan dengan berita acara kepada guru bidang studi yang meminta, dan disinilah terjadi proses distribusi antara bangunan sarana dan prasarana dengan guru yang membutuhkan sarana dan prasarana yang telah diajukan.

Proses terakhir dari pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta ini adalah tim pengadaan/subag sarana dan prasarana melaporkan hasil pembelian dan kwitansi pengadaan sarana dan prasarana ke bendahara sebagai tanda bukti bahwa proses pengadaan sara dan prasarana pendidikan telah dilakukan.4

c. SMPN 37 Jakarta bekerja sama dengan pihak luar yaitu suku dinas dan distributor pengadaan barang seperti: kertas, meja, bangku, kursi, lemari dan papan tulis. Hal ini dilakukan agar memudahkan dalam proses pengadaan perencanaan sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta. Karena pihak sekolah sudah mengetahui mutu/kualitas barang yang diproduksi oleh rekanan mereka.

d. Cara memperoleh barang-barang di SMPN 37 Jakarta yaitu dengan pembelian barang. Dari proses penerimaan usulan kebutuhan dari semua guru bidang studi, lalu dikoordinasikan kepada kepala sekolah dan disetujui oleh bendahara sekolah. Kemudian mengusulkan dana ke bendahara, survei langsung ke lapangan, dan membelanjakan barang-barang sesuai ususalan dan sesuai anggaran yang telah disediakan oleh pihak SMPN 37 Jakarta.

3

Wawancara dengan pihak SMPN 37 Jakarta Kepala Bidang Sarana Dan Prasarana yaitu Syafrudin S. Pd.

4

Selanjutnya setelah barang sudah dibeli dan terkumpul maka dicatat dibuku pembelanjaan inventarisasi barang-barang habis pakai dan tidak habis pakai. Kemudian didistribusikan kepada guru bidang studi yang membutuhkan, selanjutnya melaporkan kebagian keuangan dengan memberikan bukti hasil pembelian dan berita acara pendistribusian.5

e. Proses inventarisasi di SMPN 37Jakarta yaitu:

Subag umum melakukan pencatatan pengelolaan seluruh kelengkapan sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta ini dari barang-barang habis pakai sampai barang-barang tak habis pakai. Melakukan penomoran inventaris terhadap seluruh aset yang ada di SMPN 37 Jakarta. Kasubag umum selanjutnya memberikan persetujuan terhadap data inventaris di SMPN 37 Jakarta, apabila mendapat persetujuan kegiatan inventaris dilanjutkan dengan pelaporkan data inventaris kepada bagian tata usaha. Proses inventarisasi ini sudah dilakukan dengan sistem komputerisasi sehingga memudahkan pengguna dalam menginput data dan pencarian barang-barang yang ada di SMPN 37 Jakarta tersebut.

Dari penjelasan tersebut maka SMPN 37 Jakarta sudah melaksanakan proses pengadaan sarana dan prasarana sesuai dengan prosedur yang berlaku di sekolah. Karena melakukan usulan tertulis melalui kabag yang berupa daftar kebutuhan masing-masing unit dan guru bidang studi yang mengajukan kepada kepala sekolah tentang pengadaan barang untuk mendapat persetujuan dari kepala sekolah.

Setelah itu kasubag berkoordinasi dengan subag kepegawaian dan keuangan untuk menyesuaikan anggaran dengan data kebutuhan yang telah terdaftar. Kemudian melakukam pembelian atau pembelanjaan barang-barang yang dibutuhkan, kemudian melakukan pemeriksaan dan pencatatan barang yang telah tersedia dan menyalurkan kepada meminta barang-barang tersebut. Terakhir adalah melaporkan tanda bukti

5

pembelian atau pembelanjaan kepada bendahara sekolah.

Walaupun kegiatan pengadaan perencanaan sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta sudah sesuai dengan prosedur yang ada, tetapi masih ada beberapa hambatan yang terjadi. Salah satunya adalah lambannya proses pencairan dana pendidikan yang diberikan oleh pemerintah, sehingga terhambatnya proses pengadaan sarana dan prasarana yang ada di SMPN 37 Jakarta sehingga terhambatnya prosesnya belajar mengajar yang ada di SMPN 37 Jakarta

3. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMPN 37

Jakarta.

a. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan di SMPN 37 Jakarta yaitu dengan melakukan pemeriksaan barang-barang dan ruang kelas setiap harinya oleh penanggung jawab kelas masing-masing yang dikepalai langsung oleh kepala bidang sarana dan prasarana. Apakah termasuk kategori baik-baik saja, sedang, sedikit rusak, atau malah rusak parag. Dari hasil laporan ini kami kemudian membawanya ke kepala sekolah untuk kemudian diminta masukan atau kebijakan yang berkenaan dengan keadaan sarana dan prasarana yang ada di SMPN 37 Jakarta. 6 b. Dengan adanya kegiatan pemeriksaan tersebut maka apabila ada

kerusakan barang atau ruang kelas yang rusak maka harus segera diperbaiki dan dilakukan pendataan serta ditindaklanjuti sesuai dengan tingkat kerusakan yang terjadi pada barang dan ruangan.7

c. Untuk menjaga sarana dan prasarana pendidikan yang ada, pihak sekolah menyediakan gudang untuk menyimpan barang-barang tersebut. Upaya penyimpanan yang dilakukan di SMPN 37 Jakarta yaitu dengan menyediakan tempat yang baik untuk barang-barang yang ada di SMPN 37 Jakarta. Barang tersebut diantaranya barang yang habis pakai, barang yang tidak digunakan, barang yang perlu

6

Wawancara dengan pihak SMPN 37 Jakarta Kepala Bagian Tata Usaha yaitu

7

Wawancara dengan pihak SMPN 37 Jakarta Kepala Bidang Sarana Dan Prasarana yaitu Syafrudin S. Pd.

akan perbaikan, dan barang yang akan digunakan setelah diperbaiki. 8 d. Dalam menjaga sarana dan prasarana sekolah, dilakukan pemeriksaan

secara rutin terhadap sarana dan prasarana sekolah yang ada dengan cara berkeliling setiap jam sekolah usai. Hal ini dilakukan untuk menemukan kerusakan atau ketidaksempurnaan sarana dan prasarana sekolah yang ada, untuk kemudian dilaporkan kepada guru bidang sarana dan prasarana di SMPN 37 Jakarta. Tugas penjaga sekolah yang lainnya adalah mengontrol ruangan tempat penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan. Penjaan tersebut dilakukan untuk mencegah dari penyalahgunaan sarana dan prasarana oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab maupun siswa/i yang usil.9

e. Untuk menampung sarana dan prasarana pendidikan yang sudah rusak atau yang memerlukan perbaikan, pihak SMPN 37 Jakarta Selatan menyediakan gudang untuk menyimpannya. Gudang ini terletak dibagian belakang sekolah, sehingga tidak mengganggu proses belajar mengajar yang sedang berlangsung di SMPN 37 Jakarta Selatan ini. Berdasarkan pengamatan penulis lakukan di lapangan, di SMPN 37 Jakarta Selatan ini terdapat gudang yang penyimpan sarana dan prasarana pendidikan yang membutuhkan perawatan atau penggantian. Saat penulis melihat kedalam gudang penyimpanan, digalamnya terdapat meja dan kursi yang mengalami rusak berat dan rusak ringan. Selain itu, didalam gudang tersebut juga terdapat beberapan sarana dan prasarana pedidikan yang sudah tidak bisa digunakan.10

Jadi kesimpulannya pengelolaan dalam pemeliharan sarana dan prasana di SMPN 37 Jakarta adalah pengecekan dan pemeriksaan barang-barang dan ruang kelas agar jika ada kerusakan atau barang-barang dan ruang yang harus diperbaiki kemudian di data dan di tindak lanjuti agar segera diperbaiki. Pada proses penyimpanan barang-barang yang dimiliki SMPN

8

Wawancara dengan pihak SMPN 37 Jakarta Kepala Sekolah yaitu Rusdi

9

Wawancara dengan pihak SMPN 37 Jakarta Kepala Bidang Sarana Dan Prasarana yaitu Syafrudin S. Pd.

10

37 Jakarta disimpan pada tempat yang baik, aman dan dipantau kualitasnya. Selanjutnya proses penginventarisasi barang yaitu dengan memberi nomor pada seluruh barang dan asset yang dimiliki SMPN 37 Jakarta.

4. Pengendalian Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMPN 37 Jakarta

a. Pengendalian terhadap sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta Selatan ini dilakukan setiap minggu. Jika ada laporan kerusakan, maka akan langsung diambil tindakan untuk memperbaikinya, jika kondisi sarana dan prasarana yang rusak mengalami kerusakan ringan yang masih diperbaiki maka pihak sekolah melakukan tindakan perbaikan. Demikian juga terhadap sarana dan prasarana pendidikan yang hilang atau perlu mendapatkan perawatan. Dengan adanya pengendalian ini yang dilakukan setiap minggu, makan keadaan sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta Selatan ini dapat terpantau kondisinya. 11

b. Kegiatan pengendalian yang dilakukan di SMPN 37 Jakarta berupa pengawasan untuk memastikan efektifitas dalam penggunaan sarana dan prasaran pendidikan di SMPN 37 Jakarta, kegiatan ini dilakukan setiap hari oleh guru piket yang sedang bertugas. Dan pengawasan juga dilakukan oleh penanggung jawab, karena setiap ruangan dan kelas mempunyai penanggung jawab masing-masing. Kegiatan pengendalian ini berupa pengawasan dan pemeliharaan yang dilakukan disetiap sudut di SMPN 37 Jakarta. Mulai dari kelas, perpustakaan, laboratorium IPA, ruang guru, ruang tata usaha, ruang kepala sekolah, tempat beribadah, ruang konseling, ruang UKS, ruang organisasi kesiswaan, gudang dan toilet. Apabila terjadi kerusakan maka segeran ditidak lanjuti oleh pihak SMPN 37 Jakarta.12

c. Kegiatan pengelolaan di SMPN 37 Jakarta mengalami hambatan yaitu adanya barang-barang yang lambat dalam penangannannya akibat

11

Wawancara dengan pihak SMPN 37 Jakarta Kepala Bagian Tata Usaha yaitu

12

Wawancara dengan pihak SMPN 37 Jakarta Kepala Bidang Sarana Dan Prasarana yaitu Syafrudin S. Pd.

kerusakan yang terjadi karena perbuatan peserta didik yang kurang bertanggung jawab terhadap sarana dan prasarana yang ada di SMPN 37 Jakarta. Peserta didik yang kurang bertanggung jawab merasa barang-barang miliki SMPN 37 Jakarta itu bukan milik mereka sehinggan mereka seenaknya memperlakukan sarana dan prasarana, oleh sebab itu setiap pemberian amanat upacara selalu diselipkan penyuluhan untuk peserta didik agar mau ikut serta dalam pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di SMPN 37 Jakarta.13 d. Dampak dari adanya kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana di

SMPN 37 Jakarta ini adalah keteraturan dan ketertiban administrasi yang terasa lebih sistematis dalam segi perencanaan, pengadaan, pemeliharaan dan perawatan, tertib dalam administrasi dan dapat memenuhi keinginan dalam memperoleh informasi tentang sarana dan prasarana yang ada di SMPN 37 Jakarta. Kebijakan dari pihak SMPN 37 Jakarta adalah lebih memfokuskan pada anggaran dengan kebutuhan dan keperluan, harus adanya kesesuaian atau keseimbangan antara anggaran yang tersedia dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh pihak sekolah dalam memenuhi kebutuhan proses belajar mengajar. e. Berdasarkan hasil pengendalian tersebut, pihak sekolah bisa

melakukan evaluasi terhadap sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta Selatan ini yang ada. Untuk kemudian dicarikan solusi dan jalan keluar dalam permasalan yang terjadi dalam pengeloaan sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta Selatan ini. Dengan demikian, proses pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di SMPN 37 Jakarta Selatan ini sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kerusakan yang terjadi. Sehingga tidak ada lagi dalam proses pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta yang mubazir atau sia-sia karena tidak sesuai dengan

13

kebutuhan yang ada.14

Dari penjelasan sistem pengelolaan yang ada di SMPN 37 Jakarta dapat diambil kesimpulan bahwa pengelolaan sarana dan prasarana di SMPN 37 Jakarta belum berjalan secara efektif, dikarenakan dalam proses perencanaan, pengadaan, pemeliharaan dan perawatan, pengendalian belum semuanya berjalan dengan aturan yang ada. Sehingga adanya keterlambatan dalam menangani kerusakan-kerusakan yang terjadi pada sarana dan prasara pendidikan yang ada ini SMPN 37 Jakarta ini.

Walaupun langkah-langkah dalam pengelolaan sarana dan prasarana di SMPN 37 Jakarta ini yang telah dijabarkan belum semuanya berjalan dengan maksimal, tapi dengan adanya pengelolaan sarana dan prasarana di SMPN 37 Jakarta dapat memenuhi kebutuhan yang diperlukan dalam proses pendidikan serta kegiatan belajar mengajar sehingga dapat berjalan dengan tertib dan teratur sesuai dengan peraturan yang ada.

Dari seluruh sarana dan prasarana pendidikan yang ada di SMPN 37 Jakarta Selatan ini bahwa kondisi tersebut sudah mendekati kondidi ideal dengan jumlah siswa yang ada. Karena jika mengikuti pedoman yang ada, atau mengacu kepada Permendiknas, maka masih terdapat kekurangan dalam proses pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di SMPN 37 Jakarta Selatan ini. Untuk itu, pihak sekolah terus berupaya untuk memenuhi standar antara sarana dan prasarana pendidikan dengan jumlah siswa yang ada. Masalah klasik yang yang sering dihadapi oleh pihak sekolah adalah berkaitan dengan pendanaan, karena masalah tersebut seringkali pemenuhan kebutuhan suatu sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta Selatan ini menjadi terhambat yang berakibat juga pada proses belajar mengajar yang terjadi.

Adapun himbauan untuk memaksimalkan keberadaan sarana dan prasaran pendidikan di SMPN 37 Jakarta Selatan, agar proses pembelajaran berlangsung dengan sebaik-baiknya dan mendapatkan hasil

14

Wawancara dengan pihak SMPN 37 Jakarta Kepala Bidang Sarana Dan Prasarana yaitu Syafrudin S. Pd.

yang terbaik. Dengan penggunaan sarana dan pasaran pendidikan yang telah tersedia, yang pertama adalah dengan adanya media pembelajaran, masing-masing guru mata pelajaran diharapkan dapat memanfaatkannya untuk memberikan pengetahuan yang komprehensif kepada siswa/i yang ada di SMPN 37 Jakarta Selatan ini.

Dengan adanya himbauan ini, maka semua guru diharapkan tidak hanya sebatas mengajar dengan materi yang ada, tetapi juga berusaha untuk mempermudah penyampaian materi tersebut dengan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di SMPN 37 Jakarta Selatan.

64

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil beberapa kesimpulan yang disebutkan sebagai berikut:

1. Pengelolaan sarana dan prasarana dalam proses perencanaan sudah berjalan dengan efektif karena sudah sesuai dengan peraturan dan tata cara yang sudah ada.

2. Pengadaan dalam sarana dan prasarana yang sudah terencanakan mempunyai hambatan yaitu dalam pencairan dana untuk pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta.

3. Pengendalian di SMPN 37 Jakarta sudah bejalan dengan baik, karena dalam pengendalian sarana dan prasarana semua pihak sekolah sering memberikan penyuluhan terhadap siswa/i untuk ikut serta dalam menjaga sarana dan prasarana pendidikan yang ada di SMPN 37 Jakarta ini. Dalam proses pengendalian merupakan berupa pengawasan dan dan tolak ukur bagi proses secara menyeluruh dalam pengelolaan sarana dan prasarana.

4. Dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta Selatan sudah efektif, tetapi dalam pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah

mengalami hambatan yaitu kurangnya tim khusus yang berkompeten dalam pengelolaan sarana dan prasarana, sehingga pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan belum berjalan dengan efektif.

B. Saran

berdasarkan hasil dari penelitian, ada beberapa saran dan masukan yang penulis anggap sebagai hal yang positif. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kepala SMPN 37 Jakarta menambahkan tenaga ahli untuk menangani masalah yang ada pada sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta. Karena kekurangan tenaga ahli bisa berdampak pada proses pengelolaan srana dan prasarana pendidikan, dan juga dapat menghambat proses belajar mengajar yang ada di SMPN 37 Jakarta.

2. Dalam kegiatan pengelolaan pengendalian sarana dan prasarana pendidikan yang ada di SMPN 37 Jakarta Selatan ini pihak sekolah harus lebih tegas kepada siswa/i agar ikut serta dalam menjaga sarana dan prsarana pendidikan yang ada di SMPN 37 Selatan Jakarta ini.

3. Untuk memenuhi standar sarana dan prasarana pendidikan yang ada pihak sekolah diharapkan lebih mengerti dan memahami standar operasional prosedur sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta Selatan agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.

JAKARTA Petunjuk Wawancara

A. Ucapan terima kasih kepada informan atas kesediaan diwawancarai.

B. Perkenalkan diri dan jelaskan topik wawancara serta tujuan wawancara dilakukan.

C. Jelaskan bahwa informan bebas menyampaikan pendapat, pengalaman, harapan, atau saran yang berkaitan dengan topik wawancara.

D. Catat seluruh pembicaraan.

E. Mintalah waktu lain jika informan hanya memiliki waktu yang terbatas saat itu.

F. Biodata informan/interviewee

Nama : Bapak Syafrudin S.Pd

Jabatan : Wakil Kepala Bidang Sarana dan Prasarana G. Waktu dan tempat wawancara :

Hari/tanggal : 1

Jam : 11:25 Siang

Tempat : SMP Negeri 37 Jakarta

H. Pertanyaan dan jawaban dari dari hasil wawancara dengan kepala sekolah : 1. Adakah pembentukan panitia dalam pengadaan sarana dan prasarana?

Jawaban : Ada, dalam kegiatan pengadaan sarana dan prasarana selalu dibentuk kepanitiaan. Dan kepala sekolah mengarahkan dan

Dokumen terkait