• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi pengelolaan sarana prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi pengelolaan sarana prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Disusun Oleh :

POPY LUKITAWATI

1110018200055

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

EFEKTIFITAS PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

PENDIDIKAN DI SMP NEGERI3T JAKARTA

:

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) oleh

Popy Lukitawati

I 1 10018200055

Dr. Fathi

Ismail.llM

NIP 19491012 197803 1 003

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILNIU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITA.q ISLAM NEGERI

SYARIF

IIIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

lv

(3)

Pendidikan di SMPN 37 Jakarta" diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan Iulus

Ujian Munaqosah pada tanggal 28 April 2015 dihadapan Dewan Penguji. Oleh karena itu, penulis memperoleh gelar S.Pd dalam bidang Manajemen Pendidikan.

Jakarta, 28 April2015

Panitia Ujian Munaqosah

Ketua Panitia (ketua

Prodi)

Tanggal Tanda Tangan

3-a rs

&

Dr.Hasyim Asy'ari. M.Pd NIP. 19661009 1993303 I 004

Penguji I

Drs. Masvhuri AM.. M. Pd NIP. 19500518 197803 I 002

Penguji II

Drs. Ali Nurdin. M. Pd NIP. 19550601 198103 1 005

l/;.i

t{

{/rtu!

{x-.

(4)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama

Tempat Tgl Lahir

Program Studi

Judul Skripsi

Popy Lukitawati

Jakarta, 16 htli 1992

Manajemen Pendidikan

"Implementasi Pengelolaan Sarana dan prasarana

di SMP Negeri 37 Jakartd'

Dr. Fathi Ismail, MM

Dosen Pembimbing

Dengan ini saya menyatakan batrwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya dan diajukan untuk memperoleh gelar strata satu (Sl) di universitas Islam Negeri syarif Hidayatullatr Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian skripsi

ini

telatr saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti karya

ini

bukan karya asli atau merupakan

jiplakan

dari

karya orang

lain,

maka saya bersedia menerima sanksi

berdasarkan undang-undang yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 15 April20l5

Popv Lukitawati

(5)

Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul ..Efektivitas Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

di

SMPN

37

Jakarta,, yang disusun oleh

Popy Lukitawati,

NIM

1110018200055, Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji

kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal l4 April 2015

Jakarta, 14 April 2015

Yang Mengesahkan,

Dosen Pembimbing I

F--Dr. Fathi Ismail. MM

(6)

i Popy Lukitawati 1110018200055

Prasarana Pendidikan di SMPN 37 Jakarta. Skripsi, Jakarta: Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. April 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta sudah berjalan secara efektif. Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan. Pengelolaan sarana dan prasarana adalah sebagai kegiatan menata, mulai dari merencanakan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan danpenyaluran, pendayagunaan, pemeliharaan, penginventarisan dan penghapusan serta penataan lahan, bangunan, perlengkapan, dan perabot sekolah serta tepat guna dan tepat sasaran.

Jenis metode yang dilakukan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif, instrumen pengumpulan data penelitian menggunakan: observasi, wawancara dan dokumentasi. Setelah mendapatkan data maka akan dilakukan analisis data.

Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam proses pengelolaan sarana dan prasarana yaitu perencanaan, pengadaan dan pemeliharaan sudah berjalan dengan efektif, karena sudah berjalan sesuai proses dengan peraturan pemerintah. Akan tetapi dalam proses pengendaliannya kurang berjalan dengan efektif karena pengawasan guru terhadap siswa/I dalam penggunaan sarana dan prasarana pendidikan disekolah masih kurang.

(7)

ii Popy Lukitawati 1110018200055

infrastructure management in SMPN 37 Jakarta Education. Thesis, Jakarta: Program Management Studies Faculty of Education and Teaching Tarbiyah, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. April 2015.

This study aims to determine the management of educational facilities in SMPN 37 Jakarta has been running effectively. Implementation is geared to the activity, action, action, or the existence of a mechanism system. Implementation is not only activity, but a planned activity and to achieve the objectives of the activity. Management of facilities and infrastructure is as arranging activities, ranging from planning needs, procurement, storage danpenyaluran, utilization, maintenance, and removal as well as the arrangement penginventarisan land, buildings, equipment and school furniture as well as appropriate and well targeted. This type of method is carried out qualitative research with descriptive analysis approach, using research data collection instruments: observation, interviews and documentation. After getting the data there will be data analysis. The results showed that the facilities and infrastructure management processes such as planning, procurement and maintenance has been run effectively, because the process is running in accordance with government regulations. However, in the control process runs with less effective because supervision of student teachers / I in the use of educational facilities in schools are lacking.

(8)

ii

karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi yang berjudul “Efektivitas Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan di SMP Negeri 37 Jakarta“ penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Namun inilah usaha maksimal yang dapat penulis lakukan.

Penulis juga menyadari sepenuhnya tentunya ada pihak-pihak yang berkontribusi baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd, ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saya sangat berterima kasih kepada beliau.

3. Dr. Fathi Ismail, MM, dosen pembimbing yang selalu meluangkan waktu untuk membimbing penulis hingga selesainnya skripsi ini. Semoga Allah selalu memberikan keberkahan dalam hidupnya. Aamiin.

4. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan khususnya dosen-dosen di Prodi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Drs. Rusdi, M.Pd., Kepala Sekolah SMP Negeri 37 Jakarta yang dengan ramah menerima dan membantu penulis dalam proses penelitian. 6. Bapak dan Ibu guru, serta bagian Tata Usaha yang sangat ramah dalam

(9)

iii

skripsi dan mendapat gelar S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Musliah, amih terhebat yang tiada hentinya mendoakan, memberi semangat, motivasi dan memberi teladan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

9. Kaka satu-satunya yang tercinta Maryanah S. Kom., sepupu saya Risky Purnama Sari dan Siti sarah.

10. Teman-teman di Program Studi Manajemen Pendidikan angkatan 2010 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya kepada, Dhiza Namira, Ayunda Septiani, Nofita Dian, Ratih Kusumawati, Sity Nurjannah, Titin Khumedah, Nurul Aulia Islamika, yang selalu menemani hari-hari penulis, memotivasi dan mendoakan penulis, selama penulis menyelesaikan studi S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

11. Teman-teman Alumni MAN 11 Jakarta khususnya Delia Afriani, Hani Selvia, Sari Saputri, Nisrina Ulfah, Shofa Mayonia Jeric yang membantu dan menemani penulis menyelesaikan skripsi ini.

12. Untuk semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih atas segala bantuannya dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat.

Skripsi ini adalah murni hasil karya penulis sendiri. Oleh karena itu penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan pelaksanaan penelitian mendatang.

Jakarta, 15 April 2015 Penulis

(10)

iv

ABSTRAK ... i

LEMBAR PENGESAHAN ……….. ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... vii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 8

C.Pembatasan Masalah ... 8

D.Perumusan Masalah ... 9

E.Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN TEORITIK A.Pengertian Implementasi ... 11

B.Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 13

1. Pengertian sarana dan prasarana pendidikan ... 13

2. Dasar Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan ... 16

3. Jenis Sarana Prasarana Pendidikan ... 17

4. Tujuan Sarana Prasarana Pendidikan ... 19

5. Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMP/MTs ... 19

C.Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 21

1. Pengertian Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan . 21 2. Standar Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 23

3. Prinsip-prinsip Dasar Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 23

(11)

v

3. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 34

4. Pengendalian Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 36

E.Kerangka Berfikir ... 38

BAB III METODE PENELITIAN A.Tempat dan Waktu ... 40

B.Metode Penelitian ... 40

C.Metode Penentuan Subyek ... 40

D.Metode Pengumpulan Data ... 41

a. Observasi ... 41

b. Wawancara ... 41

c. Dokumentasi ... 42

E.Sumber Data ... 43

F. Teknik Analisa Data ... 43

G.Instrumen Penelitian ... 43

H.Teknik Pengelolaan Data ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMPN 37 Jakarta ... 46

1. Sejarah Singkat SMPN 37 Jakarta ... 46

2. Visi dan Misi SMPN 37 Jakarta ... 47

3. Data Tenaga Pendidik dan Kepandidikan SMPN 37 Jakarta ... 47

4. Data Siswa SMPN 37 Jakarta ... 48

5. Sarana dan Prasarana SMPN 37 Jakarta ... 49

B. Deskripsi dan Analisis Data ... 53

1. Perencanaan Sarana dan Prasarana di SMPN 37 Jakarta ... 53

2. Pengadaan Sarana dan Prasarana di SMPN 37 Jakarta ... 55

(12)

vi

BAB V PENUTUP

A.Kesimpulan ... 67 B.Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA

(13)

vii

Tabel Keterangan Halaman

3.1 Kisi-kisi Pedoman Wawancara 44

4.1 Nama Kepala Sekolah Dari Tahun 1969-sekarang 46 4.2 Jumlah Guru Dengan Tugas Mengajar Sesuai Dengan

Latar Belakang Pendidikan

48

[image:13.595.108.518.162.592.2]
(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang Masalah

Sekolah merupakan lembaga publik yang mempunyai tugas untuk memberikan pelayanan kepada public, khususnya pelayana untuk peserta didik yang menuntut pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar agar manusia mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran. Para pakar pendidikan menyatakan bahwa fungsi utama sekolah adalah pembinaan dan pengembangan semua potensi individu terutama pengembangan potensi fisik, intelektual dan moral setiap peserta didik. Maka sekolah harus dapat berfungsi sebagai tempat pendidikan formal untuk mengembangkan semua potensi peserta didik sebagai sumber daya manusia.1

Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha sadar agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau dengan cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat urgen dalam kehidupan manusia. Dalam kenyataannya, pendidikan telah mampu membawa manusia kearah kehidupan yang lebih beradab.Pendidikan telah ada seiring dengan

1

(15)

lahirnya manusia, ketika manusia muncul diranah itu pula pendidikan muncul.Pendidikan juga merupakan investasi yang paling utama bagi bangsa, apalagi bagi bangsa yang sedan berkembang pembangunan hanya dipersiapkan melalui pendidikan.2

Pada era globalisasi seperti sekarang, kita dituntut kesiapan yang lebih matang dalam segala hal. Bidang pendidikan merupakan salah satu andalan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan zaman. Persiapan sumber daya manusia dalam bidang pendidikan dilakukan sejak dari masa pendidikan dasar, menengah, dan tinggi.

Suksesnya pembelajaran disekolah didukung oleh adanya pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan yang ada disekolah tersebut. Serta perlu didayagunakan dan dikelola untuk kepentingan proses pembelajaran disekolah. Pengelolaan itu dimaksudkan agar dalam menggunakan sarana dan prasarana disekolah bisa berjalan efektif dan efisien. Pengelolaan sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang amat penting disekolah, karena keberadaannya akan sangat mendukung terhadap suksesnya proses pembelajaran disekolah.3

Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi bangsa, apalagi bagi bangsa yang sedang berkembang. Pembangunan hanya dapat dilakukan oleh manusia yang dipersiapkan untuk melalui pendidikan.4Pendidikan merupakan ujung tombak bagi kemajuan bangsa.Jika pendidikan suatu bangsa baik maka baik pulalah generasi penerusnya.Sementara itu, baik atau tidaknya pendidikan di suatu bangsa dapat dilihat dari pelaksaaan serta orientasi system pendidikan tersebut. Semakin jelas pendidikan itu, maka semakin tampak pula perkembangan dan kemajua suatu bangsa.

2

Sri Minarti, Manajemen Sekolah, Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri (Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2011) hal 247

3

http://pengelolaansaranadaprasaranadankaitannyadenganlayananprofesionaldalamprosespembelaj aranefektifdanefisien/AhmadFaridMubarockhtm diakses pada tanggal 29 januari 2014 pukul 14.58 WIB.

4

(16)

Pendidikan juga merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan manusia dapat mempelajari bagaimana cara meningkatkan dan mengembangkan potensi berupa intelektual, mental, social, emosional dan kemandirian dalam kehidupan sehingga menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu menjawab tantangan zaman. Saat ini, dunia pendidikan harus diperlakukan dan dikelola secara professional, karena semakin ketatnya persaingan.

Berkenaan dengan hal tersebut di atas, maka salah satu factor keberhasilan kegiatan pendidikan dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya seperti kegiatan kurikulum, metode belajar mengajar, guru, serta sarana dan prasarana pendidikan. Untuk memperlancar proses pencapaian tujuan pendidikan perlu didukung oleh beberapa sumber daya yang ada baik manusia maupun materil, sarana dan prasarana sebagai salah satu sumber daya materil aktivitas pendidikan, disekolah menengah sering kali menjadi factor hambatan dalam proses penyelenggaraan pendidikan.

Untuk melaksanakan sesuatu dengan tertib, teratur dan terarah diperlukan adanya manajemen. Manajemen merupakan seni untuk melaksaakan pekerjaan melalui orang-orang. Berdasarkan kenyataan manajemen mancapai tujuan organisasi dengan cara mengatur orang lain.5

Manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Tanpa manajemen tidak mungkin tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara optimal, efektif, dan efisien.Konsep tersebut berlaku di semua lembaga pendidikan atau institusi yang memerlukan manajemen yang efektif dan efisien.

Maksud efektif dan efisien adalah berhasil guna dan berdaya guna. Artinya, bahwa manajemen yang berhasil mencapai tujuan dengan penghematan tenaga,

5

(17)

waktu, dan biaya. Proses pendidikan yang baik memerlukan sarana dan prasarana atau fasilitas yang memadai, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam hal ini yang berkaita langsung dengan proses pendidikan seperti gedung, ruang kelas, alat-alat pembelajaran, meja, kursi, dan sebagainya. Sedangkan yang tidak berkaitan langsung seperti halaman, kebun, taman dan jalan menuju sekolah.6

Sarana dan prasarana sekolah harus memenuhi standar minimum, dalam hal ini dapat dilihat dari PERMENDIKNAS NO. 24 Tahun 2007 pasal 1, yang menyebutkan bahwa standar sarana dan prasarana untuk sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI), sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah (SMP//MTs), dan sekolah menengah pertama (SMA/MA) mencakup kriteria minimum sarana dan kriteria minimum prasarana. Penilaian untuk akreditasi sekolah berkenaan dengan sarana dan prasarana harus memenuhi standar sarana dan prasarana minimum.

Sarana dan prasarana merupakan salah satu bagian dari manajemen yang ada di lembaga pendidikan. Sarana dan prasarana mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu organisasi, institusi maupun lembaga pendidikan. Tanpa adanya sarana dan prasarana yang mendukung maka proses pendidik tidak berjaan sebagaimana mestinya. Mulyasa dalam MBS menyebutkan bahwa sarana pendidikan merupakan peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dalam menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran.

Adapun prasarana pendidikan ialah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman, jalan menuju tempat belajar, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman digunakan untuk pengajaran bioligi,

6

(18)

halaman sebagai lapangan olahraga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan.

Proses pendidikan memang memerlukan fasilitas atau peralatan, tetapi semua fasilitas atau peralatan harus diadaka sesuai dengan kebutuhan. Jika fasilitas itu sudah diadakan, itu harus dimanfaatkan melalui proses yang optimal. Dalam system pendidikan, proses sama pentingnya denga masukan instrumental dan masukan lingkungan. Semuanya akan menjadi penentu dalam mencapai keluaran (output) dan hasil pendidikan (outcome).

Terkait dengan hal di atas, manajemen sarana dan prasarana mutlak harus diadakan dalam proses pendidikan. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan.

Setiap lembaga pendidikan mengetahui bahwa proses pembelajaran disekolah tidak akan pernah statis, akan tetapi senantiasa dinamis mengikuti kemajuan ilmu dan teknologi yang semakin hari semakin berkembang pesat. Untuk itu, sekolah dituntut lebih mementingkan kualitas pendidikan dari segala sisi, diantaranya dari segi sarana dan prasarana pendidikan. Sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Pasal 45 tentang Sistem Pendidikan Nasional:

1. Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, social, emosional, dan kejiwaan peserta didik.

2. Ketentuan mengenai penyediaan sarana dan prasarana pendidikan pada semua satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.7

7

(19)

Sarana dan prasarana merupakan salah satu unsur penunjang proses belajar mengajar dan diharapkan mampu mengantar peserta didik menuju kedewasaannya. Keterbatasan sarana dan prasarana pendidika dan pengajaran disekolah sudah barang tentu mempengaruhi hasil belajar siswa.Permasalahan pembelajaran bukan hanya dihadapi oleh guru itu sendiri, tetapi juga didukung oleh keberadaan dan kelengkapan sarana dan prasarana pendidikan. Apalagi jika dilihat dalam kenyataan, bahwa banyak sekolah yang tidak didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai sehingga proses belajar mengajar tidak berjalan efektif.

Tidak dapat dipungkiri bahwa sarana dan prasarana belajar yang baik akan menghasilkan prestasi belajar yang maksimal. Sarana dan prasarana sebagai salah satu penunjang keberhasilan pendidikan sering kali menjadi hambatan dalam penyelenggaraan pendidikan.Hambatan pertama dalam pendidikan kita dewasa ini adalah ledakan penduduk yang tidak diimbangi oleh penyediaan fasilitas atau sarana meningkatnya aspirasi dan kebutuhan masyarakat akan pendidikan.

Selain itu, masalah sarana dan prasarana pendidikan lainnya adalah tidak efisiennya pengelolaan sarana dan prasarana yang mengakibatkan terhambatnya aktivitas pendidikan.Untuk proses pendidikan dapat menghasilkan output yang berkualitas tidak terjadi begitu saja dalam suatu lembaga pendidikan. Tetapi ini memerlukan suatu yang efektif dan efisien.Kualitas yang baik dalam suatu lembaga pendidikan ditentukan oleh suatu perencanaan yang baik dalam suatu manajemen. Oleh karena itu, dalam menentukan tujuan yang baik dalam suatu lembaga pendidikan supaya menghasilkan output yang berkualitas dibutuhkan pengelolaan manajemen yang baik.

(20)

Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun murid untuk berada disekolah. Disamping itu juga diharapkan tersedianya alat-alat atau fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif, dan relevan dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pendidikan dan pembelajaran, baik oleh guru sebagai pengajar, maupun murid-murid sebagai pelajar.

Aspek sarana dan prasarana pendidikan berkenaan dengan faslitas dan kemudahan-kemudahan dalam pelaksanaan pendidikan yang tersedia.Sarana dan prasarana pendidikan masih sangat tergantung pengadaannya dari pemerintah pusat, sementara pendistribusiannya belum terjamin merata sampai ketujuannya sehingga kemandirian dan rasa turut bertanggung jawab di daerah masih dirasakan kurang maksimal.

Permasalahan-permasalahan yang menyangkut fasilitas pendidikan ini, erat kaitanya dengan kondisi tanah, bangunan dan perabot yang menjadi penunjang terlaksananya proses pendidikan. Dalam aspek tanah pendidikan, berkaitan dengan status hokum kepemilikan tanah yang menjadi tempat pendidikan, letaknya yang kurang memenuhi persyaratan lancarnya proses pendidikan (sempit, ramai, terpencil, kumuh, labil, dan lain-lain).

(21)

Semua halnya disekolah pada umumnya, SMPN 37 Jakarta memiliki manajemen tersendiri dalam menangani sarana dan prasarana pendidikan beserta permasalahannya yang meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan, dan penghapusan.Akan tetapi sarana dan prasarana yang lengkap belum tentu mendukung peningkatan mutual akademik tanpa ada maajemen/pengelolaan yang dilakukan secara baik.

Terutama sarana dan prasarana yang berkaitan langsung dengan proses pembelajaran. Berdasarkan latarbelakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian d ngan judul “Implementasi Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMPN 37 Jaka ta”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latarbelakang masalah yang telah dijelaskan di atas, diketahui banyak masalah yang terkait dengan sarana dan prasarana pendidikan. Diantaranya yaitu:

1. Kurangnya kualitas pendidikan peserta didik di SMPN 37 Jakarta.

2. Belum optimalnya pemanfaatan sarana dan prasarana terhadap proses penyeleenggaraan pendidikan di SMPN 37 Jakarta.

3. Kurangnya kualitas sarana dan prasarana pendidikan di SPMN 37 Jakarta. 4. Tidak sesuainya antara implementasi dengan dengan perencanaan pengelolaan

sarana dan prasarana pendidikan yang telah ditetapkan.

5. Kurang efektifnya proses pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta.

6. Terhambatnya dana pendidikan untuk pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta.

C. Pembatasan Masalah

(22)

mengenai “implementasi pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta.”

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka masalah dapat dirumuskan sebagai berikut, sejauh mana implementasi pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta sebagai berikut :

1. Bagaimana optimalisasi pelaksanaan implementasi pengelolaan sarana dan prasarana di SMPN 37 Jakarta?

2. Apakah pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta Sudah berjalan dengan efektif dan efisien?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang hendak dicapai adalah untuk mengetahui: 1. Kondisi sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta.

2. Sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta Sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan

3. Pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana di SMPN 37 Jakarta.

4. Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta sudah berjalan secara efektif dan efisien.

F. Manfaat Penelitian

Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi yang bergelut dalam dunia pendidikan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

(23)

2. Bagi lembaga pendidikan, penelitian ini dapat memberikan masukan , ide, gagasan, dan mampu memberikan sumbangan pemikiran pada pihak yang terkait dalam dunia pendidikan, bahwa mutu pendidikan tidak hanya terukur oleh kualitas tenaga pendidik, tetapi juga dari segi pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan.

(24)

10 BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Pengertian Implementasi

Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksaan atau penerapan. Menurut Nurdin Usman dalam bukunya yang berjudul Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum mengemukakan pendapatnya mengenai implementasi atau

pelaksanaan sebagai berikut : ”Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi,

tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan

kegiatan”.1

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, implementasi adalah pelaksanaan dan penerapan.2 Implementasi berasal dari bahasa inggris yaitu to implement yang berarti mengimplementasikan. Implementasi merupakan penyediaan sarana untuk melaksanakan sesuatu yang menumbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu.

Menurut Guntur Setiawan dalam bukunya yang berjudul Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan mengemukakan pendapatnya mengenai implementasi atau pelaksanaan sebagai berikut : ”Implementasi adalah perluasan aktifitas yang saling menyesuaikanproses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk

1

Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), hal.70

2

(25)

mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif”.3 Menurut Hanifah Harsono dalam bukunya yang berjudul Implementasi Kebijakan dan Politik mengemukakan pendapatnya mengenai implementasi atau

pelaksanaan sebagai berikut : ”Implementasi adalah suatu proses untuk

melaksanakan kebijakan menjadi tidakan kebijakan dari pilotik kedalam administrasi. Pengembangan kebijakan dalam rangka penyempurnaan suatu program”.4

Pandangan Van Meter dan Van Horn bahwa implementasi merupakan tindakan oleh individu, pejabat, kelompok badan pemerintahan atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam suatu keputusan tertentu.5

Fullan dan Pomfret (1997) menjelaskan bahwa ”... implementation refers to the actual use of an innovation on what innovation consist of in practice”.

Pengertian lain dikemukakan Pressman dan Wildavsky (1973) yang mengatakan

implementasi sebagai ”... accomplishing, fulfilling, carrying out, producing, and completing a policy”. Sementara itu, Tornatzky dan Jhonson (1982) membuat bat asan tentang implementasi sebagai ”... the translation of any tool, technique, process or method of doing from knowladge to practice”. Dengan demikian,

tindakan melaksanakan atau lebih tepat disebut mewujudkan apa ayang telah ditetapkan sebagai kebijakan merupakan pandangan yang hampir sama diantara para ahli bahwa jetika kebijakan ditetapkan, maka saat itu merupakan awal dari suatu kegiatan implementasi. Tanpa adanya proses implementasi sebagai salah satu titik yang menentukan dalam keseluruhan proses inovasi, maka tidak akan dapat diketahui daya guna dan hasil guna suatu inovasi.6

Pengertian-pengertian di atas memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada aktifitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem.

3

Guntur Setiawan, Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), hal. 39.

4

Hanifah Harsono, Implementasi Kebijakan dan Politik, (Bandung: Mutiara Sumber Widya, 2002), hal. 67.

5

http://education-vionet.blogspot.com/2012/05/pengertian-implementasi-kebijakan.html, diakses 05 Mei 2015, 15.30

6

(26)

Ungkapan mekanisme mengadung arti bahwa implementasi bukan sekedar aktifitas, tetapi sesuatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu, implementasi tidak berdiri sendiri tetapi di pengaruhi oleh obyek berikutnya yaitu kurikulum.

Implementasi merupakan proses atau aktivitas untuk memastikan terlaksananya suatu rencana yang telah disusun dan tercapainya rencana tersebut. Kata implementasi secara sederhana berarti pelaksanaan atau penerapan begitu juga menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, implementasi adalah pelaksanaan, penerapan.7

Implementasi merupakan suatu penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai, dan sikap. Dalam oxford Advance Learner Dictionarry dikemukakan bahwa implementasi adalah put something into effect (penerapan sesuatu yang memberikan efek atau dampak).8

Dapat disimpulkan bahwa kata implementasi adalah suatu tindakan, aksi, pelaksaan dari suatu rencana atau program-program yang telah disusun secara terstruktur dan sistematis. Pada umumnya implementasi ini akan bermuara kepada aktivitas yang dilakukan sesuai dengan metode, langkah-langkah, dan rambu-rambu atau juga peraturan-peraturan guna untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

B. Sarana dan Prasarana Pendidikan

1. Pengertian sarana dan prasarana pendidikan

Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu aspek yang seharusnya mendapat perhatian penting dari setiap sekolah karena sarana dan prasarana pendidikan dengan berpengaruh dalam menunjang proses

7

Tim Prima Pena. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gitamedia Press. 20007), edisi 3, hal. 123.

8

Muhammad Joko Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Manajemen

(27)

belajar mengajar, baik yang secara langsung maupun tidak langsung di sekolah dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu sumber daya yang penting untuk menjadi tolak ukur mutu suatu sekolah/madrasah dan perlu peningkatan terus menerus seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah berkembang. Oleh karena itu peroses pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah yang baik sangat diperlukan sesuai dengan pengetahuan dan pemahaman konseptual yang jelas agar dalam implementasinya dapat berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Selanjutnya akan dibahas pengertian sarana dan prasarana pendidikan sebagai berikut:

Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dalam proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta media pengajaran. Adapun prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, dan jalan menuju sekolah.9

Sarana dan prasarana diibaratkan sebagai motor penggerak yang dapat berjalan dengan kecepatan sesuai dengan keinginan oleh penggeraknya. Begitu pula dengan pendidikan, sarana dan prasarana sangat penting karena dibutuhkan. Sarana dan prasarana pendidikan dapat berguna untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar baik secara langsung maupun tidak langsungdalam suatu lembaga dan untuk menyelenggarakan kegiatan pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.10

Sarana dan prasarana pendidikan adalah salah satu sumber daya yang menjadi tolok ukur dan peningkatan terus menerus seiring dengan

9

http://grahacendikia.files.wordpress.com/2009/04/pengoptimalan.pdf. tgl 1 Juli 2009

10

(28)

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup canggih.11 Sarana pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses belajar mengajar. Menurut rumusan Tim Penyusun Pedoman Pembakuan Media Pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, maka yang dimaksud dengan sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun tidak bergerak agar pencapian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien.12

Sri Minartimenyebutkan, sarana pendidikan adalah perlengkapan yang secara langsung dipergunakan untuk proses pendidikan, seperti meja, kursi, kelas dan media pengajaran. Sedangkan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan, seperti halaman, kebun, dan taman.13

Menurut E. Mulyasa, sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar, mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Sedangkan prasarana menurut E. Mulyasaadalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, dan jalan menuju sekolah.14

Jika prasarana ini dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar-mengajar seperti taman sekolah untuk belajar-mengajarkan biologi atau halaman sekolah menjadi lapangan olahraga, maka komponen tersebut berubah posisi menjadi sarana pendidikan. Ketika prasarana difungsikan sebagai sarana, berarti prasarana tersebut menjadi komponen dasar.Akan tetapi, jika prasarana berdiri sendiri atau terpisah, berarti posisinya menjadi

11

Wahyu Sri Ambar Arum,Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta,Multi

Karya Mulia,2007), cet. 1 hal. 5

12

Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana,Manajemen Pendidikan,(Yogyakarta: Aditya

Media Bekerjasama Dengan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Yogyakarta,2008),hal.273.

13

Sri Minarti,ManajemenSekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hal. 251.

14

(29)

penunjang terhadap sarana.

Manajemen sarana dan prasarana adalah kegiatan yang mengatur

untuk mempersiapkan segala peralatan/material bagi terselenggaranya

proses pendidikan di sekolah. Manajemen sarana dan prasarana

dibutuhkan untuk membantu kelancaran proses belajar mengajar.

Manajemen sarana dan prasarana dapat diartikan sebagai kegiatan

menata, mulai dari merencanakan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan

danpenyaluran, pendayagunaan, pemeliharaan, penginventarisan

danpenghapusan serta penataan lahan, bangunan, perlengkapan, dan

perabotsekolah serta tepat guna dan tepat sasaran.

Dapat disimpulkan bahwa manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah sebagai proses perencanaan, pengadaan, inventarisasi, penyimpanan, penataan, penggunaan, pemeliharaan dalam rangka untuk menunjang proses pembelajaran guna mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Sarana dan prasarana juga dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana pendidikan adalah suatu perangkat atau fasilitas atau perlengkapan dasar yang secara langsung maupun tidak langsung yang dipergunakan untuk menunjang proses belajar mengajar disekolah dan demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

2. Dasar Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan

Pada prinsipnya manajemen adalah sama pentingnya dengan pengurusan dan pengelolaan. Manajemen sarana prasarana sangat diperlukan dalam menunjang tujuan pendidikan yang sekaligus menunjang pembangunan nasional, oleh karena itu diperlukan pengetahuan dan pemahaman konsep yang jelas agar dalam implementasinya tidak salah arah, serta keterampilan dalam manajemen tersebut.15

Menurut Ary Gunawan (1996) manajemen sarana dan prasarana pendidikan merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinyu terhadap benda-benda pendidikan, agar senantiasa siap pakai

15

Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan,

(30)

(ready for use) dalam proses belajar mengajar sehingga proses belajar mengajar semakin efektif dan efisien guna membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.16

3. Jenis Sarana Prasarana Pendidikan

Sehubungan dengan sarana pendidikan, Nawawi mengklasifikasikannya menjadi beberapa jenis sarana pendidikan, yaitu ditinjau dari sudut: (1) habis tidaknya dipakai; (2) bergerak tidaknya pada saat digunakan; dan (3) hubungannya dengan proses belajar mengajar. a. Ditinjau dari habis tidaknya dipakai

Apabila dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang habis dipakai dan sarana pendidikan yang tahan lama.

1) Sarana pendidikan yang habis dipakai

Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahanatau alat yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu relatif singkat. Seperti kapur tulis, spidol, penghapus dan sapu, serta beberapa bahan kimia yang digunakan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Selain itu ada beberapa sarana pendidikan yang berubah bentuk misalnya kayu, besi, dan kertas karton. Adapun contoh sarana pendidikan yang berubah bentuk adalah pita mesintulis, bola lampu, dan kertas. Semua contoh tersebut merupakan sarana pendidikan yang apabila dipakai satu kali atau beberapa kalibisa habis dipakai atau berubah sifatnya.

2) Sarana pendidikan yang tahan lama

Sarana pendidikan yang tahan lama yaitu keseluruhan bahanatau alat yang dapat digunakan secara terus-menerus dalam waktuyang relatif lama seperti bangku, kursi, mesin tulis, komputer danperalatan olahraga.

b. Ditinjau dari bergerak tidaknya pada saat digunakan 1) Sarana pendidikan yang bergerak

Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang

16

Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan,

(31)

bisa digerakkan atau dipindah sesuai dengan keutuhan pemakaiannya seperti lemari arsip, bangku dan kursi yang bias digerakkan atau dipindahkan ke mana saja.

2) Sarana pendidikan yang tidak bergerak

Sarana pendidikan yang tidak dapat bergerak yaitu semua sarana pendidikan yang tidak bisa atau relatif sangat sulit untukdipindahkan seperti tanah, bangunan, sumur dan menara sertasaluran air dari PDAM/semua yang berkaitan dengan itu seperti pipanya, yang relatif tidak mudah untuk dipindahkan ke tempat-tempat tertentu.

c. Ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar

Dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, ada dua jenis sarana pendidikan.

1) Sarana pendidikan yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar seperti kapur tulis, spidol, alat peraga, alat praktik dan media/sarana pendidikan lainnyayang digunakan guru dalam mengajar.

2) Sarana pendidikan yangsecara tidak langsung berhubungan dengan proses belajar mengajar,seperti lemari arsip di kantor.

Sedangkan prasarana pendidikan bisa diklasifikasikan menjadidua macam.

a. Prasarana pendidikan yang secara langsungdigunakan untuk proses belajar mengajar seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik keterampilan dan ruang laboratorium.

b. Prasarana pendidikan yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjangterjadinya proses belajar mengajar seperti ruang kantor, kantin, masjid/mushola, tanah, jalan menuju lembaga, kamar kecil, ruang usaha kesehatan, ruang guru, ruang kepala lembaga, dan tempat parkir kendaraan.

(32)

dengan proses pembelajaran terbagi menjadi 2 yakni saranapendidikan yang langsung dan tidak langsung. Prasarana pendidikan jugaterbagi 2 yakni prasarana pendidikan langsung dan tidak langsung.

4. Tujuan Sarana Prasarana Pendidikan

Secara umum, tujuan manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah untuk memberikan layanan secara profesional di bidang sarana dan prasarana pendidikan dalam rangka terselenggaranya proses pendidikan secara efektif dan efisien. Secara rinci, tujuannya adalah sebagai berikut: a. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan

melalui sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama Diharapkan melalui manajemen sarana dan prasarana pendidikan semuasarana dan prasarana pendidikan yang didapatkan oleh sekolah adalahsarana dan prasarana pendidikan yang berkualitas tinggi, sesuai dengankebutuhan sekolah, dan dengan dana yang efisien.

b. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah secara tepat dan efisien.

c. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah sehingga keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap diperlukan oleh semua warga sekolah.17

Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan dari manajemen sarana dan prasarana adalah supaya perencanaan, pengadaan, pemakaian, dan pemeliharaan sarana dan prasarana dapat dilakukan secara efektif dan efisien.

5. Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMP/MTs

Di Indonesia memiliki delapan standar pendidikan yang digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Delapan standar ini berfungsi sebagai tolak ukur bagi semua pihak sehingga dapat menetapkan kriteria minimun dan maksimum disetiap satuan pendidikan. Delapan kriteri ini adalah: standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan,

17

(33)

sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.18 Salah satu standar yang perlu dupenuhi oleh setiap satuan pendidikan adalah standar sarana dan prasarana yang ada disetiap tingkatan pendidikan. Dibawah ini adalah standar sarana dan prasarana pendidikan yang harus dipenuhi oleh satuan pendidikan tingkat SMP/MTs.

a. Satuan Pendidikan

1) Satu SMP/MTs memiliki sarana dan prasarana yang dapat melayani minimum 3 rombongan belajar dan maksimum 27 rombongan belajar.

2) Minimum satu SMP/MTs disediakan untuk satu kecamatan.

3) Seluruh SMP/MTs dalam setiap kecamatan dapat menampung semua lulusan SD/MI di kecamatan tersebut.

4) Lokasi setiap SMP/MTs dapat ditempuh peserta didik yang berjalan kaki maksimum 6 km melalui lintasan yang tidak membahayakan.

b. Lahan

1) Lahan terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan jiwa, serta memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat.

2) Kemiringan lahan rata-rata kurang dari 15%, tidak berada dalam garis sempadan sungai dan jalur kereta api.

3) Lahan terhindar dari gangguan-gangguan berikut:

a) Pencemaran air, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990 tentang pengendalian pencemaran air.

b) Kebisingan, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 94/MENKLH/1992 tentang Baku Mutu Kebisingan.

c) Pencemaran udara, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 02/MENKLH/1998 tentang Pedoman

18

(34)

Penetapan Baku Mutu Lingkungan.

4) Lahan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam Peraturan Daerahtentang rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota atau rencana lain yang lebih rinci dan mengikat, dan mendapat izin pemanfaatan tanah dari pemerintah daerah setempat.

5) Lahan memiliki status hak atas tanah, dan memiliki izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk jangka waktu minimum 20 tahun.19

c. Kelengkapan sarana dan prasarana

Sebuah SMP/MTs sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut: ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium IPA, ruang pimpan, ruang guru, ruang tata usaha, tempet beribadah, ruang konseling, ruang UKS, ruang organisasi kesiswaan, tolilet, gudang, ruang sirkulasi, tempat bermain/berolahraga.20

C. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

1. Pengertian Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Pengelolaan saran dan prasarana pendidikan merupakan sumber daya manusia yang mengoptimalkan pemanfataan berbagai jenis sarana dan prasana untuk kepentingan pendidikan disuatu sekolah tertentu. Keberadaan sangat penting dalam suatu sitem organisasi sekolah.21 Disebabkan memang jika sarana dan prasarana tidak dikelola dengan baik, penurunan mutu dari sarana dan prasarana tersebut dapat terjadi dengan cepat. Selain itu, jumlahnya pun akan cepat berkurang karena keteledoran, kesemrautan, atau bahkan karena pencurian.

Disekolah yang cukup kompleks biasanya mengangkat pejabat khusus dibawah kepala sekolah yang bertugas menangani masalah sarana dan prasarana.Pejabat sekolah ini adalah Wakil Kepala Sekolah Bidang

19

Peraturan menteri pendidikan nasional republik Indonesia nomor 24 tahun 2007 tentang

standar sarana dan prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA. H.36

20

Peratura menteri pendidikan nasional republik Indonesia nomor 24 tahun 2007 tentang

standar sarana dan prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA. H.42

21

(35)

Sarana dan Prasarana.Ia bertanggung jawab terhadap perencanaan, kebutuhan, inventarisasi, pemeliharaan, dan pendayagunaan hingga kelaporan. Tanggung jawab tersebut dilaksanakan semata-mata untuk kemajuan sekolah yang bersangkutan.

Menurut Suharmisi Arikunto, pengelolaan merupakan terjemahan

dari kata “Management”, istilah Inggris tersebut lalu diIndonesiakan

menjadi “Manajemen” atau “Menejemen”. Arti lain dari pengelolaan adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar.22

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pengelolaan adalah proses, cara, perbuatan mengelola, proses melakukan kegiatan tertentu dengan mengarahkantenaga orang lain; proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi; proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan.23

Salah satu aspek yang seyogianya mendapat perhatian utama oleh setiap pengelola pendidikan adalah mengenai fasilitas pendidikan. Sarana pendidikan umumnya mencakup semua fasilitas yang secara langsung dipergunakan dan menunjang dalam proses pendidikan, seperti : Gedung, ruangan belajar/kelas, alat-alat/media pendidikan, meja, kursi dan sebainya. Sedangkan yang dimaksud dengan fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan, seperti: halaman, kebun/taman sekolah, jalan menuju kesekolah.24

Menurut Winarno yang dikutip oleh Suharmisi Arikunto, pengelolaan adalah subtantif dari mengelola sedangkan mengelola berarti suatu tindakan yang dimulai dari penyusunan data, merencanakan mengorganisasikan, melaksanakan sampai dengan pengawasan dan

22

Suharmisi Arikunto, Pengelolaan kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan, (Jakarta: CV. Rajawali, 1996), hal.7-8

23

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), cet. Ke-1, hal. 411

24

(36)

penilaian.25

2. Standar Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Lampiran peraturan menteri pendidikan nasional republik Indonesia nomor 19 Tahun 2007 tanggal 23 Mei 2007 tentang standar pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan dasar dan menengah, bidang pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan adalah program pengelolaan sarana dan prasarana mengacu pada standar sarana dan prasarana dalam hal:

a. Merencanakan, memenuhi dan mendayagunaan sarana dan prasarana pendidikan.

b. Mengevaluasi dan melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana agar tetap berfungsi mendukung proses pendidikan.

c. Melengkapi fasilitas pembelajaran pada setiap tingkat kelas di sekolah/madrasah.

d. Pemeliharaan semua fasilitas fisik dan peralatan dengan memperhartikan kesehatan dan keamanan lingkungan.26

Dari penjelasan diatas penulis menyimpulkan sangat penting adanya standar pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan ini, agar dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan mempunyai patokan atau tujuan dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan.Agar dalam pengelolaan sarana dan prasarana ini dapat berjalan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah disepakati.

3. Prinsip-prinsip Dasar Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sarana dan Prasarana pendidikan, khususnya lahan, bangunan dan perlengkapan sekolah seyogyanya menggambarkan program pendidikan atau kurikulum sekolah itu. Karena bangunan dan perlengkapan sekolah tersebut diadakan dengan berlandaskan pada kurikulum atau program pendidikan yang berlaku, sehingga dengan adanya kesesuaian itu memungkinkan fasilitas yang ada benar-benar menunjang jalannya proses

25

Suharmisi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan, (Jakarta: CV. Rajawali, 1996), hal.8

26

(37)

pendidikan.

Agar program pendidikan bisa tercapai dengan baik ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam mengelola sarana dan prasarana pendidikan di sekolah. Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah:

a. Prinsip pencapaian tujuan, yaitu bahwa sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus selalu dalam kondisi siap pakai bilamana akan di dayagunakan oleh personel sekolah dalam rangka pencapaian tujuan proses belajar mengajar.

b. Prinsip efisiensi, yaitu bahwa pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah hars dilakukan melalui perencanaan yang seksama, sehingga dapat diadakan sarana dan prasarana pendidikan yang baik dengan harga yang murah. Dan pemakaiannya pun harus dengan hati-hati sehingga mengurangi pemborosan.

c. Prinsip Administratif, yaitu bahwa manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus selalu memperhatikan undang-undang, peraturan, instruksi dan petunjuk teknis yang diberlakukan oleh yang berwenang.

d. Prinsip kejelasan tanggung jawab, yaitu bahwa manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus di delegasikan kepada personel sekolah yang mampu bertanggungjawab. Apabila melibatkan banyak personel sekolah dalam manajemennya maka perlu adanya deskripsi tugas dan tanggung jawab yang jelas untuk setiap personel sekolah. e. Prinsip Kekohesifan, yaitu bahwa manajemen sarana dan prasarana

pendidikan di sekolah itu harus direalisasikan dalam bentuk proses kerja yang sangat kompak.27

Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas perencanaan, pengadaan, pemeliharaan, penghapusan, pengendalian, dan inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan. Hal ini menjukan bahwa perlu adanya suatu proses dan

27

(38)

keahlian dalam pengelolaannya.

D. Proses Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Dalam suatu proses pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, terlebih dahulu yang dilakukan adalah membuat perencanaan, adapun peremcanaan yang dilakukan dalan pengadaan adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan

Perencanaan sarana dan prasarana pendididikan merupakan pekerjaan yang komplek, karena harus terintegrasi dengan rencana pembangunan baik nasional, regional maupun lokal, prencanaan ini merupakan sistem perencanaan terpadu dengan perencanaan pembangunan tersebut. Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan tergantung pada jenis program pendidikan dan tujuan yang ditetapkan.

Perencanaan adalah suatu proses memikirkan dan menetapkan kegiatan-kegiatan atau program-program yang akan dilakukan dimasa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut perencanaan perlengkapan pendidikan dapat didefinisikan sebagai suatu proses memikirkan dan menetapkan program pengadaan fasilitas sekolah, baik yang berbentuk sarana maupun prasarana pendidikan dimasa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu.28

Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien dan seefektih mungkin. Perencanaan merupakan tindakan menetapkan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan, bangaimana mengerjakannya, apa harus dikerjakan dan siapa yang mengerjakannya.29

Perencanaan yang baik dan teliti akan berdasarkan analisis kebutuhan, dan penentuan skala prioritas bagi kegiatan kegiatan untuk

28

Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004) cet. 2 hal 26-27

29

(39)

mendapatkan urutan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya untuk dilaksanakan yang disesuaikan dengan tersedianya dana dan tingkat kepentingannya.30

Berdasarkan pengertian di atas, pada dasarnya perencanaan merupakan proses kegiatan untuk menggambarkan sebelumnya hal-hal yang akan dikerjakan diwaktu yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini perencanaan yang dimaksudkan adalah merinci rancangan pembelian pengadaan, rehalibitasi, distribusi, sesuai kebutuhan.

Dengan demikian perencanaan sarana dan prasarana pendidikan dapat disimpulkan sebagai keseluruhan proses perkiraan secara matang terstruktur rancangan pembelian pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang dibutuhkan dalam proses belajar mengajar di sekolah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

R. Freedman dan kawan-kawan mengatakan, bahwa perencanaan atau rencana (planning/programming) adalah penerapan secara sistematik daripada pengetahuan yang tepat guna untuk mengontrol dan menentukan arah kecenderungan perubahan, menuju kepada tujuan yang telah ditetapkan. Dari definisi tersebut tersirat dua fungsi pokok dari perencanaan, yaitu:

a. Suatu rencana/perancanaan dapat digunakan untuk mengontrol setiap langkah kegiatan pekerjaan.

b. Bila terpaksa terjadi hambatan/kendala, maka demi tetap tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, maka rencana/perencanaan dapat digunakan untuk member arah perubahan seperlunya.31

Tujuan yang ingin dicapai dengan perencanaan pengadaan perlengkapan atau fasilitas tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan perlengkapan.Oleh karena itu, keefektivan suatu perencanaan pengadaan perlengkapan sekolah tersebut dapat dinilai atau dilihat dari seberapa jauh

30

Ary H. Gunawan,Administrasi Sekolah Administrasi pendidikan Mikro, (Jakarta: PT. Aneka Cipta, 1996) cet.1 hal. 117

(40)

pengadaannya itu dapat memenuhi kebutuhan perlengkapan di sekolah dalam periode tertentu.

Apabila pengadaan perlengkapan itu betul-betul sesuai dengan kebutuhannya, berarti perencanaan pengadaan perlengkapan di sekolah itu betul-betul efektif.Berdasarkan uraian singkat di atas, ada beberapa karakteristik perencanaan pengadaan perlengkapan sekolah, yaitu sebagai berikut:

a. Perencanaan perlengkapan sekolah itu merupakan proses menetapkan dan memikirkan.

b. Objek pikir dalam perencanaan perlengkapan sekolah upaya memenuhi sarana dan prasarana pendidikan yang dibutuhkan sekolah.

c. Tujuan perencanaan perlengkapan sekolah adalah efektivitas dan efisiensi dalam pengadaan perlengkapan sekolah.

d. Perencanaan perlengkapan sekolah harus memenuhi prinsip-prinsip: 1) Perencanaan didasarkam pada analisis kebutuhan melalui studi

komprehensif mengenai masyarakat sekolah.

2) Perencanaan perlengkapan sekolah harus realistis, sesuai dengan kenyataan anggaran.

3) Visualisasi hasil perencanaan perlengkapan sekolah harus jelas dan rinci, baik jumlah, jenis, merek, dan harganya.32

Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan menurut Suharmisi

Arikunto adalah: “Perencanaan kebutuhan yang meliputi semua barang

yang diperlukan, baik yang begerak atau yang tidak bergerak, sebagai pendukung pelaksanaan tugas”.33

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), kata perencanaan berasal dari kata rencana yang mempunyai arti rancangan atau rangka dari sesuatu yang akan dilakukan atau dikerjakan pada masa yang akan datang. Menurut Terry (2005), perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tuuan yang telah dibuat. Hal senada

32

Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004) cet. 2 hal.27

33

(41)

juga dikemukakan oleh Nana Sudjana (2002), bahwa perencanaan adalah proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang.34

Dua orang teorisi administrasi yang menjelaskan tentang prosedur perencanaan perlengkapan pendidikan disekolah adalah Emery Stoops dan Russel E. Jhonson (1969).Pasangan penulis tersebut menegaskan bahwa prosedur perencenaan pengadaan perlengkepan pendidikan di sekolah adalah pembentukan panitia pengadaan barang atau perlengkapan, penetapan kebutuhan peerlengkapan, penetapan spesifikasi, penetepan harga satuan perlengkapan, pengujian segala kemampuan, rekomendasi, penilaian kembali.35

Seorang teoretisi lainnya pernah menguraikan tentang prosedur perencanaan pengadaan perlengkapan pendidikan adalah Boeni Soekarno (1987). Menurut Boeni Soekarno, langkah-langkah perencanaan pengadaan perlengkapan pendidikan di sekolah, yaitu sebagai berikut: a. Menampung semua usulan pengadaan perlengkapan sekolah yang

diajukan setiap unit kerja sekolah.

b. Menyusun rencana perlengkapan sekolah untuk periode tertentu, misalnya, satu tahun ajaran.

c. Memadukan rencana kebutuhan yang telah disusun dengan perlangkapan yang tersedia sebelumnya.

d. Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran sekolah yang telah tersedia.

e. Memadukan rencana (daftar) kebutuhan perlengkapan dengan dana atau anggaran yang ada.

f. Penetapan rencana akhir.

Perencanaan dapat dirumuskan sebagai keseluruhan proses memikirkan dan menentukan secara matang terhadap hal-hal yang akan

34

Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Persekolahan Berbasis Sekolah, (Jakarta: November 2007), h.6

35

(42)

datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan.

Program pendidikan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan tenaga kerja akan berbeda dengan program pendidikan yang berorientasi pada pemerataan kesempatan belajar, dalam hal sarana dan prasarananya, karena itu dalam perencanaan kebutuhan tersebut tersebut perlu dikaji sstem internal pendidikan dan aspek eksternalnya seperti masalah demographi, ekonomi kebijakan-kebijakan yang ada. Kegagalan dalam tahap perencanaan ini akan merupakan pemborosan. Prinsip prinsip umum dalam perencanaan seperti komprehensif, obyektif, fleksibel dan interdisiplin perlu diperhatikan.

Pengadaan barang adalah semua kegiatan penyediaan perlengkapan untuk menunjang pelaksanaan tugas sekolah.36Pengadaan merupakan segala kegiatan untuk menyediakan semua keperluan barang/benda/jasa bagi keperluan pelaksaan tugas.37

Pengadaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan semua jenis sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan yang telah diterapkan. Dalam konteks persekolahan, pengadaan merupakan segala kegiatan yang dilakukan dengan cara menyediakan semua keperluan barang atau jasa berdasarkan hasil perancanaan dengan maksud untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Pengadaan sarana dan prasarana merupakan fungsi operasional pertama dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan.Fungsi ini pada hakikatnya merupakan serangkaian kegiatan untuk menyediakan sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan kebutuhan, baik berkaitan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu maupun tempat, dengan harga

36

Piet A, Sahertian, Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994) cet. 1, hal. 176

37

(43)

dan sumber yang dapat dipetanggungjawabkan.

a. Cara dalam Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Pengadaan merupakan kegiatan untuk menyediakan perlengkapan dalam usaha untuk menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar. Ada beberapa alternative cara dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan tersebut adalah sebagai berikut:

Pembelian, pembuatan Sendiri, pengiriman Bantuan, penyewaan, pinjaman, pendaurulangan, penukaran, perbaikan atau Rekondisi38

Ada beberapa cara yang dapat di tempuh oleh pengelola perlengkapan sekolah untuk mendapatkan perlengkapan yang dibutuhkan sekolah, antara lain dengan cara membeli, mendapatkan hadiah atau sumbangan, tukar menukar, dan meminjam.39

1) Pembelian

Untuk membeli buku – buku perpustakaan sekolah dapat di tempuh dengan beberapa cara, yaitu membeli di pabrik, membeli di toko, dan memesan.

a. Membeli di pabrik.

Yang dimaksud disini adalah memperoleh perlengkapan sekolah dengan cara membeli langsung di pabrik yang memproduksi perlengkapan sekolah.

b. Membeli di toko.

Tidak semua sekolah dekat dengan pabrik atau penerbit, sehingga apabila membeli langsung ke pabrik atau ke penerbit memerlukan biaya tambahan biaya yang tidak sedikit untuk ongkos perjalanannya.

c. Memesan.

Seringkali terjadi seorang pengelola perpustakaan sekolah ingin membeli perlengkapan sekolahnya, misalnya, peta timbul di toko

38

Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Persekolahan Berbasis Sekolah, (Jakarta: November 2007), h. 14-17

39

(44)

serbaada.Sementara itu, di toko tersebut tidak memiliki persediaan peta timbul yang diinginkannya, karena semuanya sudah terjual.40 2) Hadiah atau Sumbangan.

Selain dengan cara memberi perlengkapan sekolah juga bisa diperoleh dari hadiah atau sumbangandari perorangan atau organisasi, badan – badan atau lembaga – lembaga tertentu. Permintaan hadiah atau sumbangan perlengkapan sekolah dijadikan tambahan perlengkapan pendidikan di sekolah.

Untuk memperoleh hadiah atau sumbangan perlengkapan sekolah atau bahan pustaka lainnya banyak tergantung pada hubungan antara sekolah sengan sumber-sumber yang dijadikan tempat meminta hadiah atau sumbangan, dan juga tergantung kemampuan pengelola perlengkapan sekolah di dalam berusaha memperolah hadiah atau sumbangan.41

3) Tukar menukar

Untuk memperoleh tambahan perlengkapan sekolah, pengelola perlengkapansekolah bisamengadakan hubungan kerja sama dengan pengelola perlengkapan sekolah lainnya. Hubungan kerja sama tersebut berupa saling menukar perlengkapan sekolah. Perlu dikemukakan disini, bahwa perlengkapan sekolah yang akan ditukarkan harus diseleksi dengan sebaik-baiknya, sehingga kegiatan tukar menukar perlengkapan sekolah tidak sia-sia.

Perlengkapan sekolah yang ditukarkan adalah perlengkapan sekolah yang jumlahnya melebihi kebutuhan.Misalnya, sekolah memiliki globe sebanyak 7 buah, sementara kebutuhannya hanya 6 buah. Oleh karena melebihi kebutuhannya, 1 buah globe perlu ditukarkan dengan perlengkapan lain yang belum dimiliki ke

40

Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004) cet. 2 hal. 32

41

(45)

sekolah yang masih kekurangan globe.42 4) Meminjam

Pengadaan perlengkapan sekolah bisa dilakukan dengan cara meminjam kepada pihak-pihak tertentu. Pihak-pihak yang dapat dipinjam adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru-guru ataupun orang tua murid. Seringkali ada seseorang yang memiliki sejumlah barang, buku-buku, surat kabar, atau majalah yang sebenarnya sangat dibutuhkan oleh sekolah sebagai kelengkapanperlengkapan pendidikan di sekolah. Namun, seseorang itu tidak bersedia memberikannnya kepada sekolah, walaupun sebenarnya tidak digunakan lagi di rumahnya, sehingga sebagai jalan tengahnya pengelola perlengkapan sekolah tidak memintanya tetapi hanya meminjamnya dalam jangka waktu tertentu.43

Jangka waktu pinjaman jangan terlalu singkat, sebab yang demikian itu akan merugikan pengelola perlenglkapan dalam segi pengelolaannya. Perlu diperhatikan, bahwa perlengkapan, atau buku – buku, majalah, surat kabar, maupun bahan pustaka lainnya yang di pinjam tersebut diinventariskan didalam buku inventaris sendiri.Demikian empat cara pengadaan perlengkapan pendidikan di sekolah.44

Untuk pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya untuk pengadaan tanah bisa dilakuakn dengan cara membeli, menerima hibah, menerima hak pakai, menukar dan sebgainya. Dalam pengadaan gedung/bangunan dapat dilakukan dengan cara membangun baru, memebeli, menyewa, menerima hibah, atau menukar bangunan. Untuk pengadaan perlengkapan atau perabot sekolah dapat dilkukan dengan jalan

42

Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004) cet. 2 hal.35

43

Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004) cet. 2 hal. 35

44

(46)

membeli. Perabot yang akan dibeli dapat berbentuk yang sudah jadi, atau yang belum jadi.

Dalam pengadaan perlengkapan ini juga dapat dilakukan dengan jalan membuat sendiri atau menerima bantuan dari instansi pemerintah dari luar Departemen Pendidikan Nasional, badan-badan swasta, masyarakat, perorangan dan sebagainya.

Dalam pengadaan sarana di atas selain perlu diperhatikan segi kualitas dan kuantitas, juga diperhatikan prosedur atau dasar hukum yang berlaku, sehingga sarana yang sudah ada tidak menimbulkan masalah dikemudian hari. Misalnya dalam pembelian tanah perlu jelas surat-surat tanah yang akan dibeli, demikian juga dengan akte jual belinya, demikian juga kalau menerima hibah dari pihak lain supaya ada dasar hukumnya, sebaiknya dalam pelaksanaanya dilakukan dengan Akte Notaris Pejabat pembuat akte tanah setempat.

Sedangkan untuk yang sifatnya hak pakai, seperti lahan hendaknya disertai dokumen serah terima dari pihak yang memberikan hak pakai. Untuk sarana yang diperoleh melalui siswa perlu juga dibuat surat perjanjian (kontrak) antar pihak penyewa dan pihak yang menyewakan dan sebagainya.

Pada setiap sekolah seyogyanya ada petugas khusus yang melaksanakan tugas berkaitan dengan urusan perlengkapan.Kegiatannya meliputi, menerima, menyimpan dan mengeluarkan barang dari tempat penyimpanan barang/gudang.Barang atau sarana pendidikan yang ada pada setiap sekolah banyak macamnya.Dalam menyimpan barang-barang tersebut hendaknya diperhatikan sifat-sifat barang tersebut.

Gambar

Tabel Keterangan
Tabel 3.1 Kisi-kisi Pedoman Wawancara
Tabel 4.1 Nama kepala sekolah dari tahun 1969-sekarang
Table 4.3 Data Siswa/I SMP Negeri 37 Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan 1 : Terwujudnya sarana dan prasarana perhubungan yang bermanfaat keselamatan berlalu lintas Sasaran 3 : Fasilitas Perlengkapan Jalan3. IKU 7 : Tersedianya

Menurut Fardiyono (2015), perencanaan sarana dan prasarana pendidikan terbagi menjadi perencanaan sarana dan prasarana program dan perencanaan sarana dan

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan juga bisa didefinisikan sebagai suatu proses kegiatan kerjasama dalam pengorganisasian atau pendayagunaan segala sarana dan prasarana yang

Pengelolaan sarana dan prasarana sangat penting dalam dunia pendidikan, karena dengan adanya pengelolaan yang baik maka sarana prasarana akan dapat di gunakan dengan jangka

Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan DI MIN 1 Yogyakarta Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah MIN 1 Yogyakarta yaitu Ali Shofa, M.Ag.pengelolaan sarana

(1) perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan melalui analisis kebutuhan, pengecekan data tahun sebelumnya, pengajuan sarana dan prasarana,

Selain itu, bantuan pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran produktif juga bersumber dari pemerintah daerah, (3) prosedur inventarisasi sarana dan prasarana

Jadi fenomena yang akan dibahas adalah bagaimana peningkatan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yang penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di