• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

B. Deskripsi dan Analisis Data

a. Perencanaan

Tahapan perencanaan pada siklus I dimulai dengan melakukan observasi ke sekolah dan berkonsultasi dengan guru akidah akhlak tentang permasalahan apa saja yang dialami selama melakukan kegiatan pembelajaran di kelas. Dari hasil observasi pendahuluan dan konsultasi dengan guru akidah akhlak yang didapatkan bahwa pada sekolah yang akan diteliti mengalami permasalahan, yaitu siswa mengalami kesulitan pada pelajaran akidah akhlak terutama dalam memahami akhlak tercela kepada sesama. Dari permasalahan tersebut, peneliti merancang desain pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas.

Adapun tahapan selanjutnya dalam perencanaan pembelajaran siklus I yang menggunakan strategi CTL (Contextual Teaching and Learning) dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran akhlak tercela kepada sesama yaitu membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), menyiapkan soal tes, menyiapakan LKS (Lembar Kerja Siswa), menyiapkan instrument (tes, lembar observasi, catatan lapangan) untuk , melakukan uji coba instrument, dan menyusun kelompok belajar siswa.

b. Pelaksanaan

Pada tahapan ini, guru berusaha menerapkan kegiatan pembelajaran dengan strategi CTL yang telah disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I dilakukan dalam dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 23 April 2015 dan tanggal 30 April 2015. Setiap pertemuan berlangsung selama 2 x 40 menit. Adapun

langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Tahapan Tindakan Siklus I

Tahapan Tindakan Aktivitas Siswa

Kegiatan Pendahuluan

Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan melakukan posttest (tes awal).

Menyimak penjelasan guru dan setiap siswa mengisi soal posttest yang diberikan oleh guru.

Menampilkan tayangan video tentang perilaku hasad, dendam, dan gibah.

Mengamati tayangan video tentang perilaku hasad, dendam, dan ghibah. Bertanya

(Questioning)

Mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang hasil dari pengamatan mereka tentang perilaku hasad, dendam, dan gibah melalui video yang telah ditayangkan.

Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru tentang hasil pengamatan melihat video tentang perilaku hasad, dendam, dan gibah.

Masyarakat belajar (Learning Community)

Membagi siswa menjadi 5 kelompok belajar

berdasarkan pada hasil belajar siswa sebelumnya.

Membentuk kelompok sesuai dengan ketentuan guru

Meminta setiap ketua kelompok untuk mengambil amplop yang berisi tema-tema yang berkaitan dengan akhlak tercela kepada sesama.

Masing-masing ketua kelompok mengambil amplop yang berisi tema-tema yang berkaitan dengan akhlak tercela kepada sesama Meminta pada

masing-masing kelompok untuk berdiskusi dan membuat

Siswa berdiskusi dan membuat skenario sesuai dengan tema yang

skenario yang sesuai dengan tema yang berhubungan dengan akhlak tercela kepada sesama.

mereka dapatkan

didalam amplop tersebut.

Kontruktivisme (Construktivism e)

Meminta siswa dalam kelompok untuk

menjelaskan secara singkat skenario yang telah dibuat.

Setiap kelompok menjelaskan secara singkat tentang skenario yang telah mereka buat. Permodelan

(Modelling)

Meminta siswa dalam setiap kelompok

melakukan drama didepan kelas sesuai dengan

skenario yang telah mereka buat.

Melakukan drama didepan kelas sesuai dengan tema yang mereka dapatkan. Menemukan (Inquiry) Memberikan LKS untuk dikerjakan secara berkelompok

Mengerjakan tugas yang diberikan guru.

Refleksi (Reflection)

Memberikan informasi yang sebenarnya tentang akhlak tercela kepada sesama dalam kehidupan sehari-sehari tidak baik untuk dilakukan. Memperhatikan penjelasan guru. Penilaian sebenarnya (Authentic Assessmen)

Melakukan posttes untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.

Mengerjakan soal-soal posttes yang diberikan oleh guru

Menyimpulkan materi yang sudah diberikan dan mengklarifikasi materi yang telah dibahas.

Menyimak dan menyimpulkan materi bersama dengan guru.

c. Pengamatan

1) Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Dari hasil observasi aktivitas siswa yang dilaksanakan selama tindakan pembelajaran pada pelajaran akhlak tercela kepada sesama dengan menerapkan strategi CTL (Contextual Teaching and Learning), maka diperoleh hasil bahwa awal pembelajaran dengan menggunakan strategi CTL pada siklus I belum berjalan dengan baik. Hal ini dapat dililhat dari hasil deskripsi observasi aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung. Banyak siswa yang belum siap mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas, seperti bercanda, bingung, kurang aktif dalam bertanya, belum bisa mengemukakan pendapat dengan benar dan saling mengandalkan teman ketika belajar bersama.

2) Hasil Observasi Aktivitas Guru

Dari hasil observasi aktivitas guru yang dilaksanakan selama tindakan pembelajaran pada pelajaran akhlak tercela kepada sesama dengan menerapkan strategi CTL (Contextual Teaching and Learning), menunjukkan bahwa aktivitas guru selama mengajar pelajaran akhlak tercela kepada sesama dengan menerapkan strategi CTL pada siklus I belum maksimal. Siswa terlihat bingung ketika guru melakukan kegiatan belajar menggunakan strategi CTL sehingga hasilnya kurang memuaskan untuk pemahaman mereka mengenai materi yang diajarkan. Selain itu, siswa masih cenderung malu untuk mengemukakan pendapat dan masih ada yang kurang aktif untuk mengikuti kegiatan belajar di kelas. Ketika mengerjakan tugas guru kurang mengkondisikan siswa sehingga masih ada siswa yang saling

mengandalkan temannya dalam mengerjakan tugas atau latihan yang diberikan.

3) Catatan Lapangan

Adapun jenis pengamatan lain yang dilakukan selama proses pembelajaran dimuat dalam catatan lapangan. Dari hasil catatan lapangan yang dilakukan selama proses pembelajaran pada siklus I menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kelompok masih banyak siswa yang kurang aktif, kerjasama dalam setiap kelompok kurang kompak, siswa terlihat berisik selama pembelajaran, siswa kurang teliti menjawab soal LKS sehingga nilai siswa tidak stabil, siswa merasa kesulitan ketika membuat pertanyaan dan kurang percaya diri ketika presentasi di depan kelas, dan siswa merasa takut ketika menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Kesimpulan dari hasil catatan lapangan siklus I adalah bahwa proses pembelajarannya belum sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu, diperlukan tindakan lanjut pada siklus II dengan cara guru lebih memberikan motivasi belajar kepada siswa, lebih mengontrol siswa dalam mengerjakan tugas LKS, lebih disiplin dalam mengajar dan menimbulkan rasa saling bekerjasama dan berperan aktif selama mengikuti kegiatan belajar di kelas.

4)

Hasil Belajar

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dilakukan tes kemampuan siswa. Adapun hasil tes kemampuan siswa dapat dilihat pada lampiran.

Adapun kesimpulan hasil tes belajar dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Kesimpulan Hasil Tes Belajar Siswa Siklus I

Data Pre test Post test

Max 83 86 Min 34 50 Rata-rata 62,18 73,27 Median 67 77 Modus 77 80 Simpangan Baku 17,8141 10,3781

Siswa yang sudah tuntas 16 25

Siswa yang belum tuntas 17 8

Presentase Ketuntasan 48,48% 75,75%

5) Refleksi

Pada kegiatan pre test siklus I untuk hasil belajar dari jumlah siswa 33 orang yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 16 orang atau 48,48%, sedangkan yang belum mencapai nilai KKM sebanyak 17 orang dengan nilai maksimal yang diperoleh siswa adalah 83, nilai minimal yang diperoleh siswa adalah 34, dan nilai rata-rata yang diperoleh sebanyak 62,18.

Pada kegiatan post test siklus I untuk hasil belajar dari jumlah siswa 33 orang yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mengalami sedikit peningkatan yaitu 25 orang atau 75,75%, sedangkan yang belum mencapai nilai KKM sebanyak 6 orang dengan nilai maksimal yang diperoleh siswa adalah 86, nilai minimal yang diperoleh siswa adalah 50, dan nilai rata-rata yang diperoleh sebanyak 73,27.

Proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus I belum menunjukkan hasil yang baik atau kurang maksimal pada kegiatan siswa, keaktifan di kelas masih perlu refleksi atau perbaikan atas pembelajaran yang dilakukan. Selain itu, kegiatan guru dalam mengajar di kelas harus ditingkatkan lagi agar siswa lebih mudah memahami pelajaran dan lebih semangat untuk mengikuti kegitan belajar sehingga nilai dan pemahaman mereka mengenai pelajaran akhlak tercela kepada sesama mengalami peningkatan dibandingkan sebelumnya.

6) Keputusan

Berdasarkan tes hasil belajar siswa yang dilaksanakan selama proses pembelajaran pada siklus I menunjukkan bahwa pemahaman siswa yang dilihat dari hasil belajar selama di kelas pada pelajaran akhlak tercela kepada sesama belum mencapai kriteria yang diharapkan, karena masih banyak siswa yang belum mencapai KKM yaitu sebanyak 8 orang. Selain itu, siswa juga belum terbiasa dengan pembelajaran yang menggunakan strategi CTL. Maka dalam hal ini diperlukan tindak lanjut selama proses pembelajaran selanjutnya untuk perbaikan hasil belajar siswa dan meningkatkan pemahaman mereka mengenai akhlak tercela kepada sesama. Oleh karena itu, peneliti memutuskan untuk melanjutkan penelitian tindakan kelas yaitu siklus II.

2.

Siklus II

a. Perencanaan

Perencanaan yang dilaksanakan pada siklus II berdasarkan hasil refleksi dari siklus I. Perencanaan pada siklus II ini dimulai dengan menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar observasi, catatan lapangan, pedoman wawancara, dan tes. Pembelajaran pada siklus II dilakukan dalam dua kali pertemuan

yaitu pada tanggal 7 Mei 2015 dan 21 Mei 2015. Setiap pertemuan berlangsung selama 2 x 40 menit.

Target yang ingin dicapai pada siklus II adalah agar adanya peningkatan pemahaman siswa tentang pelajaran akhlak tercela kepada sesama dengan menggunakan strategi CTL.

b. Pelaksanaan

Pada tahapan ini, guru berusaha menerapkan kegiatan pembelajaran dengan strategi CTL secara maksimal yang telah disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Adapun langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3 Tahapan Tindakan Siklus II

Tahapan Tindakan Aktivitas Siswa

Kegiatan Pendahuluan

Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan melakukan posttest (tes awal).

Menyimak penjelasan guru dan setiap siswa mengisi soal posttest yang diberikan oleh guru.

Bertanya (Questioning)

Mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang materi yang sudah diajarkan sebelumnya.

Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru tentang materi yang sudah diajarkan sebelumnya. Masyarakat belajar

(Learning Community)

Membagi siswa menjadi 5 kelompok belajar

berdasarkan pada hasil belajar siswa sebelumnya.

Membentuk kelompok sesuai dengan ketentuan guru

Memberikan beberapa potongan gambar kepada setiap kelompok tentang

Masing-masing kelompok menerima potongan gambar

permasalahan yang sesuai dengan materi yaitu hasad, dendam, gibah, fitnah dan namimah.

tentang permasalahan yang sesuai dengan materi yaitu hasad, dendam, gibah, fitnah dan namimah. yang diberikan guru Meminta siswa berdiskusi

dan menganalisis gambar tersebut kemudian ditulis pada kertas HVS.

Siswa berdiskusi dan menganalisis gambar tersebut kemudian ditulis pada kertas HVS.

Kontruktivisme (Construktivisme)

Meminta siswa

menjelaskan hasil diskusi mereka disetiap kelompok mereka masing-masing.

Siswa menjelaskan hasil diskusi mereka kepada guru sebelum dipresentasikan didepan kelas.

Permodelan (Modelling)

Meminta siswa untuk menempelkan gambar tersebut di depan papan tulis dan

mempresentasikan hasil diskusi yang telah mereka catat pada kertas.

Siswa menempelkan gambar yang diberikan guru di depan papan tulis dan

mempresentasikan hasil diskusi yang telah mereka catat pada kertas. Menemukan (Inquiry) Memberikan LKS untuk dikerjakan secara berkelompok. Mengerjakan tugas yang diberikan guru.

Meminta siswa dalam menunjukkan nilai-nilai negatif dari akhlak tercela

Memikirkan jawaban secara bersama-sama tentang pertanyaan

kepada sesama dan bagaimana cara untuk menghindari akhlak tercela tersebut

yang diajukan oleh guru.

Refleksi (Reflection) Memberikan informasi yang sebenarnya tentang nilai-nilai negatif akibat dari akhlak tercela kepada sesama dan bagaiman menghindari akhlak tercela kepada sesama dalam kehidupan sehari-sehari. Memperhatikan penjelasan guru. Penilaian sebenarnya (Authentic Assessmen)

Meminta siswa berdiskusi untuk mengoreksi secara berkelompok terhadap presentasi kelompok lain tentang hasil kerja kelompok tersebut.

Mengoreksi secara berkelompok tentang presentasi kelompok lain dan memberikan perbaikan terhadap hasil kerja kelompok lain.

Melakukan posttes untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.

Mengerjakan soal-soal posttes yang diberikan oleh guru

Menyimpulkan materi yang sudah diberikan dan mengklarifikasi materi yang telah dibahas.

Menyimak dan menyimpulkan materi bersama dengan guru.

c. Pengamatan

1) Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Dari hasil observasi aktivitas siswa yang dilaksanakan selama tindakan pembelajaran pada pelajaran akhlak tercela kepada sesama dengan menerapkan strategi CTL (Contextual Teaching and Learning) menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan menerapkan strategi CTL pada siklus II mengalami peningkatan. Hal ini dapat dililhat dari hasil deskripsi observasi aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung. Banyak siswa yang mulai aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas, siswa mulai berani untuk bertanya dan mengemukakan pendapat mereka, siswa juga terlihat semangat dalam belajar, dan siswa menajalin kerjasama dengan baik bersama teman-temannya ketika belajar kelompok sehingga penerapan CTL dalam pelajaran akhlak tercela kepada sesama sangat berpengaruh dalam meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi yang diajarkan.

2) Hasil Observasi Aktivitas Guru

Dari hasil observasi aktivitas guru selama mengajar pelajaran akhlak tercela kepada sesama dengan menggunakan strategi CTL pada siklus II menunjukkan bahwa aktivitas guru selama mengajar pelajaran akhlak tercela kepada sesama mengalami peningkatan. Siswa terlihat semangat dan sangat antusias ketika guru melakukan kegiatan belajar menggunakan strategi CTL sehingga hasilnya sangat memuaskan untuk pemahaman mereka mengenai materi yang diajarkan. Selain itu, siswa mulai berani untuk bertanya dan mengemukakan pendapat, siswa juga terlihat lebih aktif untuk mengikuti kegiatan belajar di kelas dengan menggunakan strategi CTL. Ketika mengerjakan tugas guru mengkondisikan siswa dengan baik sehingga siswa tidak saling mengandalkan temannya

dalam mengerjakan tugas atau latihan yang diberikan melainkan saling bekerja sama dalam kelompok belajarnya.

3) Wawancara

a) Hasil Wawancara Siswa

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada 15 siswa yang terdiri dari 5 orang siswa yang mendapatkan nilai tertinggi, 5 orang siswa yang mendapatkan nilai sedang, dan 5 orang siswa yang mendapatkan nilai rendah dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa menyukai dan sangat antusias dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas menggunakan strategi CTL (Contextual Teaching and Learning). Siswa dapat melakukan kegiatan eksperimen, berdiskusi, mulai berani bertanya, belajar bersama, dan berani mengungkapkan pendapat mereka. Dari segi pola sikap, siswa mengalami perubahan perilaku yang sangat baik karena strategi CTL dapat mengaitkan materi pelajaran di kelas dalam kehidupan sehari-hari sehingga memudahkan siswa untuk memahami dan mengetahui bahwa perilaku yang selama ini mereka lakukan seperti akhlak tercela itu salah dan tidak baik untuk dilakukan.

b) Hasil Wawancara Guru

Berdasarkan hasil wawancara guru dapat diketahui bahwa dengan adanya penerapan strategi Contextual Teaching and Learning sangat membantu dalam kegiatan proses pembelajaran. Selain itu, dalam pembelajaran CTL terdapat banyak variasi yaitu inquiry, modeling, masyarakat belajar, dll sehingga siswa lebih semangat dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran akidah akhlak dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya. Pemahaman mereka dalam pelajaran akhlak tercela terhadap sesama mengalami peningkatan. Semua itu terlihat dari nilai

mereka yang mengalami kemajuan yang lumayan meningkat dibandingkan sebelumnya. Dalam mengerjakan tugas mereka lebih rajin, pola sikap mereka juga sudah mulai mengalami perubahan yaitu tidak ada lagi yang berkelahi gara-gara adu domba, adanya rasa dendam satu sama lain, salah paham diantara mereka dll. Serta mereka mulai berani untuk bertanya dan menanggapi pertanyaan dari teman nya. Setelah melihat adanya penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti, beliau pun merasa bahwa strategi CTL ini bisa menjadi solusi untuk memecahkan beberapa masalah ayang ada dikelas sehingga kemungkinan beliau akan menggunakan strategi untuk melakukan pembelajaran selanjutnya.

4) Catatan Lapangan

Adapun jenis pengamatan lain yang dilakukan selama proses pembelajaran pada siklus II dimuat dalam catatan lapangan. Dari hasil catatan lapangan yang dilakukan selama proses pembelajaran pada siklus II menunjukkan bahwa siswa mulai aktif dalam melakukan pembelajaran kelompok, siswa mulai percaya diri ketika mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas, siswa mulai teliti dalam mengerjakan tugas LKS, siswa mulai berani bertanya, kompak dengan teman sekelompoknya dan mulai disiplin ketika proses pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, dalam pembelajaran selanjutnya guru harus lebih meningkatkan kualitas mengajar agar menghasilkan siswa yang bermutu dan memberikan kenyamanan di kelas.

5) Hasil Belajar

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dilakukan tes kemampuan siswa. Adapun hasil tes kemampuan siswa dapat dilihat pada lampiran.

Adapun kesimpulan hasil tes belajar siswa pada siklus II adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4 Kesimpulan Hasil Tes Belajar Siswa Siklus II

Data Pre test Post test

Max 85 100 Min 60 55 Rata-rata 73,5758 87,1212 Median 75 90 Modus 75 90 Simpangan Baku 8,27659 10,9709

Siswa yang sudah tuntas 24 30

Siswa yang belum tuntas 9 3

Presentase Ketuntasan 72,7273 90,9091

6) Refleksi

Pada kegiatan pre test siklus II mengalami peningkatan dari hasil belajar siklus I. Hasil belajar dari jumlah siswa 33 orang yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 24 orang atau 72,72%, sedangkan yang belum mencapai nilai KKM sebanyak 9 orang dengan nilai maksimal yang diperoleh siswa adalah 85, nilai minimal yang diperoleh siswa adalah 60, dan nilai rata-rata yang diperoleh sebanyak 73,57.

Pada kegiatan post test siklus II untuk hasil belajar dari jumlah siswa 33 orang yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mengalami peningkatan yang maksimal yaitu 30 orang atau 90,9%, sedangkan yang belum mencapai nilai KKM sebanyak 3 orang dengan nilai maksimal yang diperoleh siswa adalah 100, nilai minimal yang diperoleh siswa adalah 55, dan nilai rata-rata yang diperoleh sebanyak 87,12.

Proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus II ini sudah menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya. Ini dapat dilihat dari berbagai aspek yang sudah diamati selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun beberapa hal yang mempertimbangkannya yaitu:

a) Guru sudah bagus dalam mengajar yaitu menerapkan strategi CTL dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai agar siswa lebih mudah memahami materi pelajaran yang diberikan, dan memberikan motivasi belajar kepada siswa sehingga siswa merasa tertarik dan semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas.

b) Guru telah melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan indikator dan rencana pembelajaran yang telah disusun. c) Ketuntasan belajar yang mencapai KKM adalah 90,9% (30

orang).

d) Terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II, denagn nilai rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus I adalah 73,27 meningkat menjadi 87,12 pada siklus II.

7) Keputusan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II, dapat disimpulkan bahwa pemahaman siswa terhadap pelajaran akhlak tercela kepada sesama yang dilihat dari hasil belajar mengalami peningkatan yang

maksimal dan sudah memenuhi indikator yang peneliti harapkan yaitu 75%. Hasil dari pelaksanaan tindakan pada siklus II telah mencapai ketuntasan belajar yaitu 90,9%. Oleh karena itu, peneliti memutuskan untuk menghentikan pelaksanaan tindakan penerapan strategi CTL (Contextual Teaching and Learning) pada peningkatan pemahaman siswa terhadap pelajaran akhlak tercela kepada sesama.

Dokumen terkait