ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
C. Deskripsi Data
Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan mengenai gambaran umum responden yang diteliti, pada bagian ini akan dijelaskan lebih rinci mengenai deskripsi olah data statistiknya. Seperti pada pembahasan di bagian sebelumnya, profil responden pada penelitian ini dikelompokkan berdasarkan bidang kerja, jabatan, jenis kelamin, pendidikan terakhir dan lama bekerja di area tersebut (masa kerja di area tersebut). Sedangkan untuk variabel yang digunakan peneliti adalah budaya individual, karakteristik individu, komunikasi lisan dan kenyamanan kerja psikis. Budaya individual yang peneliti maksud di sini merupakan nilai-nilai budaya yang dimiliki individu (karyawan/ responden) dan dapat diterima di lingkungan kerjanya (bukan budaya organisasi).
Penelitian ini menggunakan empat variabel yang masing-masing terdiri dari beberapa indikator. Indikator-indikator ini juga tersusun atas konstruk yang menggambarkan keadaan yang diteliti. Konstruk dapat diartikan sebagai konsep yang dibatasi pengertiannya sehingga dapat diukur dan diamati.
Berikut tabel V.6 yang memperlihatkan hasil statistik deskriptif variabel dan indikator.
Tabel V.6 Hasil Statistik Deskriptif Variabel dan Indikator
Var. IND N Mean Mean per
BY : Budaya individual yang dibawa ke lingkungan kerja
KL : Komunikasi lisan
KI : Karakteristik individu KKP : Kenyamanan kerja psikis
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer Menggunakan Ms. Excel 2010 (2020)
Lebih lanjut, peneliti ingin menunjukkan hasil statistik deskriptif persepsi karyawan (responden) berkaitan dengan variabel-variabel yang digunakan peneliti. Berikut tabel V.7 yang menunjukkan hal tersebut.
Tabel V.7
Hasil Statistik Deskriptif Persepsi Responden
Karakteristik Demografis Jumlah Mean Variabel
BY KI KL KKP
BY : Budaya individual yang dibawa ke lingkungan kerja
KL : Komunikasi lisan
KI : Karakteristik individu KKP : Kenyamanan kerja psikis
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer Menggunakan Ms. Excel 2010 (2020) Analisis data pertama yang dilakukan peneliti adalah menentukan interval kelas. Dalam penelitian ini ada empat kelas, sehingga interval skala penelitian yang ditemukan antara lain sebagai berikut.
πΌππ‘πππ£ππ =4β1
4 = 0,75
Nilai skala interval ini akan digunakan untuk menentukan kelas dari masing-masing jawaban. Kemudian nilai rata-rata yang diperoleh dari skor
kuesioner dicocokkan dengan kelas yang sudah ditentukan berdasarkan skala interval tersebut, untuk mengetahui gambaran mengenai persepsi karyawan terhadap variabel yang digunakan peneliti.
Tabel V.8 Tabel Skala Data
Kelas Nilai Kategori
1 1,00 β 1,75 Sangat Rendah
2 1,76 β 2,50 Rendah
3 2,51 β 3,25 Tinggi
4 3,26 β 4,00 Sangat Tinggi
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (2019) a) Budaya Individual
Kuesioner pada variabel budaya individual menggunakan skala 1 sampai 4. Angka 1 menunjukkan bahwa persepsi karyawan terhadap budaya individual yang dibawanya ke lingkungan kerjanya sangat kurang kondusif, dalam arti budaya individual yang dibawanya tidak dapat diterima di lingkungan kerja. Sedangkan angka 4 menunjukkan bahwa persepsi karyawan terhadap budaya individual yang dibawanya ke lingkungan kerjanya sangat kondusif, dalam arti budaya individual yang dibawanya dapat diterima di lingkungan kerja. Nilai pada skala tersebut kemudian diubah ke dalam bentuk interval dan diberi kategori seperti yang ditunjukkan oleh tabel V.8.
Berdasarkan data pada tabel V.6, nilai rata-rata persepsi karyawan terhadap budaya individual sebesar 3,40 yang masuk kategori sangat kondusif. Sementara tabel V.7 menunjukkan bahwa persepsi karyawan terhadap budaya individual berdasarkan bidang kerja, paling tinggi ditunjukkan oleh bagian administrasi umum sebesar 3,41 yang masuk
kategori sangat kondusif; berdasarkan jabatan, paling tinggi ditunjukkan oleh manager sebesar 3,52 yang masuk kategori sangat kondusif;
berdasarkan jenis kelamin, paling tinggi ditunjukkan oleh perempuan sebesar 3,47 yang masuk kategori sangat kondusif; berdasarkan jenjang pendidikan terakhir, paling tinggi ditunjukkan oleh jenjang pendidikan D3 sebesar 3,50 yang masuk kategori sangat kondusif; dan berdasarkan lama bekerja di area sekarang, paling tinggi ditunjukkan oleh karyawan dengan masa kerja 2 dan 3 tahun sebesar 3,45 yang masuk kategori sangat kondusif.
b) Karakteristik Individu
Kuesioner pada variabel karakteristik individu menggunakan skala 1 sampai 4. Angka 1 menunjukkan bahwa persepsi karyawan terhadap karakteristik individunya sangat kurang responsif. Sedangkan angka 4 menunjukkan bahwa persepsi karyawan terhadap karakteristik individunya sangat responsif. Nilai pada skala tersebut kemudian diubah ke dalam bentuk interval dan diberi kategori seperti yang ditunjukkan oleh tabel V.8.
Berdasarkan pada tabel V.6, nilai rata-rata persepsi karyawan terhadap karakteristik individu sebesar 3,20 yang masuk kategori responsif. Sementara tabel V.7 menunjukkan bahwa persepsi karyawan terhadap karakteristik individu berdasarkan bidang kerja, paling tinggi ditunjukkan oleh bagian administrasi umum sebesar 3,21 yang masuk kategori responsif; berdasarkan jabatan, paling tinggi ditunjukkan oleh manager sebesar 3,35 yang masuk kategori sangat responsif; berdasarkan
jenis kelamin, paling tinggi ditunjukkan oleh perempuan sebesar 3,22 yang masuk kategori sangat responsif; berdasarkan jenjang pendidikan terakhir, paling tinggi ditunjukkan oleh jenjang pendidikan S2 sebesar 3,35 yang masuk kategori sangat responsif; dan berdasarkan lama bekerja di area sekarang, paling tinggi ditunjukkan oleh karyawan dengan masa kerja 3 dan 4 tahun sebesar 3,33 yang masuk kategori sangat responsif.
c) Komunikasi Lisan
Kuesioner pada variabel komunikasi lisan menggunakan skala 1 sampai 4. Angka 1 menunjukkan bahwa persepsi karyawan terhadap komunikasi lisan dalam interaksinya di lingkungan kerja sangat kurang efektif. Sedangkan angka 4 menunjukkan bahwa persepsi karyawan terhadap komunikasi lisan dalam interaksinya di lingkungan kerja sangat efektif. Nilai pada skala tersebut kemudian diubah ke dalam bentuk interval dan diberi kategori seperti yang ditunjukkan oleh tabel V.8.
Berdasarkan pada tabel V.6, nilai rata-rata persepsi karyawan terhadap komunikasi lisan sebesar 3,32 yang masuk kategori sangat efektif. Sementara tabel V.7 menunjukkan bahwa persepsi karyawan terhadap komunikasi lisan berdasarkan bidang kerja, paling tinggi ditunjukkan oleh bagian administrasi umum sebesar 3,34 yang masuk kategori sangat efektif; berdasarkan jabatan, paling tinggi ditunjukkan oleh manager sebesar 3,48 yang masuk kategori sangat efektif; berdasarkan jenis kelamin, paling tinggi ditunjukkan oleh perempuan sebesar 3,36 yang masuk kategori sangat efektif; berdasarkan jenjang pendidikan terakhir, paling tinggi ditunjukkan oleh jenjang pendidikan D3 sebesar 3,51 yang
masuk kategori sangat efektif; dan berdasarkan lama bekerja di area sekarang, paling tinggi ditunjukkan oleh karyawan dengan masa kerja 3 tahun sebesar 3,45 yang masuk kategori sangat efektif.
d) Kenyamanan Kerja Psikis
Kuesioner pada variabel kenyamanan kerja psikis menggunakan skala 1 sampai 4. Angka 1 menunjukkan bahwa persepsi karyawan terhadap kondisi kerja psikis di lingkungan kerjanya sangat kurang nyaman. Sedangkan angka 4 menunjukkan bahwa persepsi karyawan terhadap kondisi kerja psikis di lingkungan kerjanya sangat nyaman. Nilai pada skala tersebut kemudian diubah ke dalam bentuk interval dan diberi kategori seperti yang ditunjukkan oleh tabel V.8.
Berdasarkan data pada tabel V.6, nilai rata-rata persepsi karyawan terhadap kenyamanan kerja psikis sebesar 3,34 yang masuk kategori sangat nyaman. Sementara tabel V.7 menunjukkan bahwa persepsi karyawan terhadap kenyamanan kerja psikis berdasarkan bidang kerja, paling tinggi ditunjukkan oleh bagian sales/marketing sebesar 3,36 yang masuk kategori sangat nyaman; berdasarkan jabatan, paling tinggi ditunjukkan oleh manager sebesar 3,51 yang masuk kategori sangat nyaman; berdasarkan jenis kelamin, paling tinggi ditunjukkan oleh perempuan sebesar 3,38 yang masuk kategori sangat nyaman; berdasarkan jenjang pendidikan terakhir, paling tinggi ditunjukkan oleh jenjang pendidikan D3 sebesar 3,64 yang masuk kategori sangat nyaman; dan berdasarkan lama bekerja di area sekarang, paling tinggi ditunjukkan oleh
karyawan dengan masa kerja β₯ 5 tahun sebesar 3,38 yang masuk kategori sangat nyaman.
D. Pengujian
1. Analisis Missing Value dan Outliers
Tahap analisis awal sebelum dilakukan pengujian model pengukuran (outer model) dan model struktural (inner model) yaitu analisis missing value dan outliers. Tahap analisis missing value merupakan analisis yang dilakukan sebelum analisis outliers. Hair et al. yang dikutip oleh Kock (2018: 48) menyebutkan bahwa secara umum himpunan data yang digunakan seharusnya tidak memiliki kolom dengan lebih dari 10% nilai yang hilang, ada pula aturan yang lebih longgar dan menetapkan ambang batas 20%. Namun dalam buku Hair et al. (2014: 22) dikatakan untuk batasan wajar sebaiknya kurang dari 5% nilai yang hilang per indikator.
Namun tidak ditemukan missing value setelah dilakukan analisis dalam penelitian ini.
Pada penelitian ini terdapat 2 responden yang memiliki Z-score di luar rentang -4 dan 4, nilai tersebut dikatakan sebagai outliers dan harus dihapus dari data. Hal ini disebutkan oleh Ned Kock (2018: 49) bahwa,
βstandardized data usually ranges from -4 to 4, with outliers assuming values towards the left or right end of those extremes, sometimes beyond -4 or 4.... generally speaking, outliers should be removed if there are good reasons to believe that they are due to measurement errorβ. Tabel V.9 berikut menampilkan hasil pengujian outliers.
Tabel V.9
Hasil Pengujian Outliers
Outliers Nilai Z-Score Syarat Kesimpulan
Responden ke 72 pada item
pernyataan B2 -4,120 > -4 sampai < 4 Dihapus Responden ke 90 pada item
pernyataan B4 -4,041 > -4 sampai < 4 Dihapus
Sumber: Hasil Olah Data WarpPls 6.0 (2020)
Berdasarkan tabel V.8 diketahui bahwa telah ditemukan 2 subjek penelitian yang merupakan outliers, yaitu responden ke 72 dan 90 karena memiliki nilai Z-Score melebihi ambang batas yang dikatakan oleh Kock.
Selanjutnya 2 subjek ini dihapus dari data, sehingga jumlah sampel pada analisis selanjutnya adalah 108 dari 110 sampel.
2. Analisis Model Pengukuran (Outer Model)
Model pengukuran merupakan tahap pengujian validitas dan reliabilitas suatu variabel dan konstruk. Pengujian validitas dan reliabilitas harus dilakukan sebelum pengujian hipotesis. Tahap pengujian validitas dan reliabilitas dijelaskan sebagai berikut:
a. Analisis Uji Validitas Konstruk
Uji validitas dalam SEM-PLS dilakukan dengan dua tahap, yaitu validitas konvergen dan validitas diskriminan. Hair et al.(2014: 103) menyebutkan bahwa ukuran umum untuk menetapkan validitas konvergen pada konstruk level adalah average variance extracted (AVE), setiap konstruk laten harus menunjukkan hasil β₯ 0,50 agar dianggap valid secara konvergen.
Tabel V.10
Average Variances Extracted
(Sebelum Penghapusan Outer Loading yang Tidak Sesuai)
Average variances extracted
BY KI KL KKP
0.348 0.410 0.434 0.524
Keterangan:
BY : Budaya individual yang dibawa ke lingkungan kerja
KL : Komunikasi lisan
KI : Karakteristik individu KKP : Kenyamanan kerja psikis
Sumber: Hasil Olah Data WarpPls 6.0 (2020)
Berdasarkan tabel V.12, peneliti mengetahui bahwa terdapat tiga variabel yang memiliki item pernyataan yang harus dihapus, yaitu BY (budaya individual yang dibawa ke lingkungan kerja) dengan nilai 0,348, KI (karakteristik individu) dengan nilai 0,410 serta KL (komunikasi lisan) dengan nilai 0,434. Hair et al. (2014: 104) lebih lanjut menjelaskan bahwa konstruk dikatakan valid secara konvergen jika indikatornya memiliki nilai outer loading > 0,70. Namun nilai >
0,40 sampai < 0,70 dapat dipertimbangkan untuk tetap dipertahankan, bila penghapusan tidak meningkatkan ukuran di atas ambang batas.
Tetapi untuk nilai outer loading < 0,40 harus dihapus. Tabel V.10 berikut menampilkan nilai outer loading dari hasil olah data.
Tabel V.11
Combined Loadings and Cross-Loadings
(Sebelum Penghapusan Outer Loading yang Tidak Sesuai)
BY KI KL KKP P value
BY : Budaya individual yang dibawa ke lingkungan kerja
KL : Komunikasi lisan
KI : Karakteristik individu KKP : Kenyamanan kerja psikis