• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

tersebut meliputi jumlah WPOP yang menggunakan formulir 1770S dan

1770SS terdaftar di KPP Pratama Sleman per 31 Desember dari tahun 2008

sampai dengan tahun 2013 serta jumlah penerimaan SPT Tahunan PPh

WPOP formulir 1770S dan 1770SS di KPP Pratama Sleman dari tahun 2009

sampai dengan tahun 2014.

Tabel 4. Jumlah WPOP yang Menggunakan Formulir 1770S dan 1770SS Terdaftar per 31 Desember Tahun 2008-2013

No Tahun WPOP

Terdaftar

WPOP Wajib SPT Tahunan PPh

WPOP tidak Wajib SPT Tahunan PPh 1 2008 48.086 47.196 890 2 2009 82.496 81.267 1.229 3 2010 100.995 99.643 1.352 4 2011 110.766 109.332 1.434 5 2012 118.434 116.953 1.481 6 2013 125.791 124.265 1.526 Sumber: Seksi Pengolahan Data dan Informasi KPP Pratama Sleman

Gambar III. Jumlah WPOP yang Menggunakan Formulir 1770S dan 1770SS Terdaftar per 31 Desember Tahun 2008-2013

Tidak semua Wajib Pajak terdaftar memiliki kewajiban untuk

menyampaikan SPT PPh. Ada Wajib Pajak yang dikecualikan dari kewajiban

menyampaikan SPT PPh, yaitu Wajib Pajak Pajak Penghasilan tertentu.

Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 183/PMK.03/2007 tentang

Wajib Pajak Pajak Penghasilan Tertentu yang Dikecualikan dari Kewajiban

Menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan, Wajib Pajak Pajak

Penghasilan tertentu merupakan Wajib Pajak yang memenuhi kriteria sebagai

berikut:

1. Wajib Pajak Orang Pribadi yang dalam satu Tahun Pajak menerima

atau memperoleh penghasilan neto tidak melebihi Penghasilan Tidak

Kena Pajak. Wajib Pajak ini dikecualikan dari kewajiban

menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 25 dan SPT Tahunan PPh Wajib

Pajak Orang Pribadi.

2. Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak menjalankan kegiatan usaha atau

tidak melakukan pekerjaan bebas. Wajib Pajak yang termasuk dalam

kriteria ini adalah Wajib Pajak yang memperoleh penghasilan dari

pemberi kerja dan penghasilan lainnya selain dari kegiatan usaha

dan/atau pekerjaan bebas, contohnya adalah karyawan. Wajib Pajak ini

Tabel 5. Jumlah Penerimaan SPT Tahunan PPh WPOP Formulir 1770S dan 1770SS Tepat Waktu Tahun 2009-2014

No Tahun Pajak Tahun Penerimaan 1770S 1770SS Total 1 2008 2009 9.459 22.815 32.274 2 2009 2010 7.542 47.529 55.071 3 2010 2011 9.398 59.860 69.258 4 2011 2012 10.892 61.547 72.439 5 2012 2013 13.167 58.206 71.373 6 2013 2014 17.447 51.269 68.716 Sumber: Seksi Pelayanan KPP Pratama Sleman

Gambar IV. Jumlah Penerimaan SPT Tahunan PPh WPOP Formulir 1770S dan 1770SS Tepat Waktu Tahun 2009-2014

Tabel 6. Jumlah Penerimaan SPT Tahunan PPh WPOP Formulir 1770S dan 1770SS Tidak Tepat Waktu Tahun 2009-2014

No Tahun Pajak Tahun Penerimaan 1770S 1770SS Total 1 2008 2009 323 1.207 1.530 2 2009 2010 300 1.579 1.879 3 2010 2011 224 1.057 1.281 4 2011 2012 263 1.031 1.294 5 2012 2013 820 963 1.783 6 2013 2014 925 2.471 3.396 Sumber: Seksi Pelayanan KPP Pratama Sleman

Gambar V. Jumlah Penerimaan SPT Tahunan PPh WPOP Formulir 1770S dan 1770SS Tidak Tepat Waktu Tahun 2009-2014

Tabel 7. Jumlah Total Penerimaan SPT Tahunan PPh WPOP Formulir 1770S dan 1770SS Tahun 2009-2014 No Tahun Pajak Tahun Penerimaan 1770S 1770SS Total 1 2008 2009 9.782 24.022 33.804 2 2009 2010 7.842 49.108 56.950 3 2010 2011 9.622 60.917 70.539 4 2011 2012 11.155 62.578 73.733 5 2012 2013 13.987 59.169 73.156 6 2013 2014 18.372 53.740 72.112 Sumber: Seksi Pelayanan KPP Pratama Sleman

Gambar VI. Jumlah Total Penerimaan SPT Tahunan PPh WPOP Formulir 1770S dan 1770SS Tahun 2009-2014

Tabel 8. Jumlah WPOP yang Tidak Menyampaikan SPT Tahunan PPh Tahun 2009-2014 No Tahun Pajak Tahun Penerimaan WPOP Terdaftar Wajib SPT Tahunan PPh SPT Tahunan PPh WPOP WPOP Tidak Menyampaikan SPT Tahunan PPh 1 2008 2009 47.196 33.804 13.392 2 2009 2010 81.267 56.950 24.317 3 2010 2011 99.643 70.539 29.104 4 2011 2012 109.332 73.733 35.599 5 2012 2013 116.953 73.156 43.797 6 2013 2014 124.265 72.112 52.153

Sumber: Data diolah

Gambar VII. Jumlah WPOP yang Tidak Menyampaikan SPT Tahunan PPh Tahun 2009-2014

B. Analisis Data

Langkah-langkah analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah:

1. Analisis Penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP sebelum Penerapan e-

Filing melalui Website DJP

a) Perhitungan rasio kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh

WPOP sebelum penerapan e-Filing melalui website DJP

SPT Tahunan PPh WPOP tepat waktu Rasio Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP =

WPOP terdaftar wajib SPT Tahunan PPh

× 100%

Tabel 9. Rasio Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP sebelum Penerapan e-Filing melalui Website DJP

Tahun WPOP Terdaftar Wajib SPT Tahunan PPh

SPT Tahunan PPh WPOP Tepat Waktu

Rasio (%)

2009 47.196 32.274 68,38 2010 81.267 55.071 67,77 2011 99.643 69.258 69,51 Sumber: Data diolah

Hasil perhitungan pada tabel 9 menunjukkan bahwa rasio

kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP sebelum

penerapan e-Filing melalui website DJP selalu berfluktuasi. Rasio

kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP tertinggi terjadi

pada tahun 2011 yaitu sebesar 69,51% dan yang terendah terjadi

pada tahun 2010 yaitu sebesar 67,77%. Jumlah penyampaian SPT

Tahunan PPh WPOP yang tepat waktu dari tahun 2009 sampai

peningkatan jumlah WPOP terdaftar wajib SPT Tahunan PPh juga

diiringi dengan peningkatan jumlah penyampaian SPT Tahunan

PPh WPOP yang tepat waktu. Peningkatan jumlah penyampaian

SPT Tahunan PPh WPOP yang tepat waktu tidak selalu sebanding

dengan peningkatan jumlah WPOP terdaftar wajib SPT Tahunan

PPh sehingga rasio kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh

WPOP tidak selalu meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2010

rasio ini mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya,

kemudian meningkat kembali pada tahun 2011.

b) Perhitungan rasio penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang

tidak tepat waktu sebelum penerapan e-Filing melalui website DJP

SPT Tahunan PPh WPOP tidak tepat waktu Rasio Penyampaian SPT

Tahunan PPh WPOP Tidak Tepat Waktu

=

WPOP terdaftar wajib SPT Tahunan PPh

× 100%

Tabel 10. Rasio Penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang Tidak Tepat Waktu sebelum Penerapan e-Filing melalui Website

DJP Tahun WPOP Terdaftar Wajib SPT Tahunan PPh SPT Tahunan PPh WPOP Tidak Tepat

Waktu Rasio (%) 2009 47.196 1.530 3,24 2010 81.267 1.879 2,31 2011 99.643 1.281 1,28 Sumber: Data diolah

Hasil perhitungan pada tabel 10 menunjukkan bahwa rasio

penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang tidak tepat waktu

sebelum penerapan e-Filing melalui website DJP selalu

berfluktuasi. Rasio penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang

tidak tepat waktu tertinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar

3,24% dan yang terendah terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar

1,28%. Hal ini menunjukkan bahwa rasio penyampaian SPT

Tahunan PPh WPOP yang tidak tepat waktu dari tahun 2009

sampai dengan tahun 2011 selalu menurun. Jumlah penyampaian

SPT Tahunan PPh WPOP yang tidak tepat waktu pada tahun 2010

mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.

Peningkatan ini tidak sebanding dengan peingkatan jumlah WPOP

terdaftar wajib SPT Tahunan PPh pada tahun yang sama sehingga

rasio penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang tidak tepat

waktu pada tahun 2010 tetap menurun. Pada tahun 2011 jumlah

penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang tidak tepat waktu

mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Rasio

penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang tidak tepat waktu

c) Perhitungan rasio WPOP yang tidak menyampaikan SPT Tahunan

PPh sebelum penerapan e-Filing melalui website DJP

WPOP tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh Rasio WPOP Tidak

Menyampaikan SPT Tahunan PPh

=

WPOP terdaftar wajib SPT Tahunan PPh

× 100%

Tabel 11. Rasio WPOP yang Tidak Menyampaikan SPT Tahunan PPh sebelum Penerapan e-Filing melalui Website DJP

Tahun WPOP Terdaftar Wajib SPT Tahunan PPh WPOP Tidak Menyampaikan SPT Tahunan PPh Rasio (%) 2009 47.196 13.392 28,38 2010 81.267 24.317 29,92 2011 99.643 29.104 29,21 Sumber: Data diolah

Hasil perhitungan pada tabel 11 menunjukkan bahwa rasio

WPOP yang tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh sebelum

penerapan e-Filing melalui website DJP selalu berfluktuasi. Rasio

WPOP yang tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh tertinggi

terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 29,92% dan yang terendah

terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 28,38%. Jumlah WPOP yang

tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh WPOP dari tahun 2009

sampai dengan tahun 2011 selalu meningkat. Hal ini berarti bahwa

peningkatan jumlah WPOP terdaftar wajib SPT Tahunan PPh juga

diiringi dengan peningkatan jumlah WPOP yang tidak

menyampaikan SPT Tahunan PPh. Peningkatan jumlah WPOP

sebanding dengan peningkatan jumlah WPOP terdaftar wajib SPT

Tahunan PPh sehingga rasio WPOP yang tidak menyampaikan SPT

Tahunan PPh tidak selalu meningkat setiap tahunnya. Pada tahun

2010 rasio ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun

sebelumnya, kemudian menurun kembali pada tahun 2011.

2. Analisis Penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP sesudah Penerapan e-

Filing melalui Website DJP

a) Perhitungan rasio kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh

WPOP sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP

SPT Tahunan PPh WPOP tepat waktu Rasio Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP =

WPOP terdaftar wajib SPT Tahunan PPh

× 100%

Tabel 12. Rasio Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP sesudah Penerapan e-Filing melalui Website DJP

Tahun WPOP Terdaftar Wajib SPT Tahunan PPh

SPT Tahunan PPh WPOP Tepat Waktu

Rasio (%)

2012 109.332 72.439 66,26 2013 116.953 71.373 61,03 2014 124.265 68.716 55,30 Sumber: Data diolah

Hasil perhitungan pada tabel 12 menunjukkan bahwa rasio

kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP sesudah

penerapan e-Filing melalui website DJP selalu berfluktuasi. Rasio

kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP tertinggi terjadi

pada tahun 2014 yaitu sebesar 55,30%. Jumlah penyampaian SPT

Tahunan PPh WPOP yang tepat waktu dari tahun 2012 sampai

dengan tahun 2014 selalu menurun. Peningkatan jumlah WPOP

terdaftar wajib SPT Tahunan PPh tidak diiringi dengan peningkatan

jumlah penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang tepat waktu.

Hal ini menjadikan rasio kepatuhan penyampaian SPT Tahunan

PPh WPOP dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 selalu

menurun.

b) Perhitungan rasio penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang

tidak tepat waktu sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP

SPT Tahunan PPh WPOP tidak tepat waktu Rasio Penyampaian SPT

Tahunan PPh WPOP Tidak Tepat Waktu

=

WPOP terdaftar wajib SPT Tahunan PPh

× 100%

Tabel 13. Rasio Penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang Tidak Tepat Waktu sesudah Penerapan e-Filing melalui Website

DJP Tahun WPOP Terdaftar Wajib SPT Tahunan PPh SPT Tahunan PPh WPOP Tidak Tepat

Waktu Rasio (%) 2012 109.332 1.294 1,18 2013 116.953 1.783 1,52 2014 124.265 3.396 2,73 Sumber: Data diolah

Hasil perhitungan pada tabel 13 menunjukkan bahwa rasio

penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang tidak tepat waktu

berfluktuasi. Rasio penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang

tidak tepat waktu tertinggi terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar

2,73% dan yang terendah terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar

1,18%. Jumlah penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang tidak

tepat waktu dari tahun 2012 sampai tahun 2014 selalu meningkat.

Peningkatan jumlah WPOP terdaftar wajib SPT Tahunan PPh

ternyata juga diiringi dengan peningkatan jumlah penyampaian

SPT Tahunan PPh WPOP yang tidak tepat waktu. Hal ini

menjadikan rasio penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang

tidak tepat waktu dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 selalu

meningkat.

c) Perhitungan rasio WPOP yang tidak menyampaikan SPT Tahunan

PPh sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP

WPOP tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh Rasio WPOP Tidak

Menyampaikan SPT Tahunan PPh

=

WPOP terdaftar wajib SPT Tahunan PPh

× 100%

Tabel 14. Rasio WPOP yang Tidak Menyampaikan SPT Tahunan PPh sesudah Penerapan e-Filing Melalui Website DJP

Tahun WPOP Terdaftar Wajib SPT Tahunan PPh WPOP Tidak Menyampaikan SPT Tahunan PPh Rasio (%) 2012 109.332 35.599 32,56 2013 116.953 43.797 37,45 2014 124.265 52.153 41,97 Sumber: Data diolah

Hasil perhitungan pada tabel 14 menunjukkan bahwa rasio

WPOP yang tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh sesudah

penerapan e-Filing melalui website DJP selalu berfluktuasi. Rasio

WPOP yang tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh tertinggi

terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar 41,97% dan yang terendah

terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 32,56%. Jumlah WPOP yang

tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh dari tahun 2012 sampai

dengan tahun 2014 selalu meningkat. Peningkatan jumlah WPOP

terdaftar wajib SPT Tahunan PPh ternyata juga diiringi dengan

peningkatan jumlah WPOP yang tidak menyampaikan SPT

Tahunan PPh. Hal ini menjadikan rasio WPOP yang tidak

menyampaikan SPT Tahunan PPh dari tahun 2012 sampai dengan

Tabel 15. Rekapitulasi Perhitungan Rasio Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP, Rasio Penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang Tidak Tepat Waktu dan Rasio WPOP yang Tidak Menyampaikan SPT Tahunan PPh sebelum Penerapan e-Filing

melalui Website DJP Rasio (%) Tahun SPT Tahunan PPh WPOP Tepat Waktu SPT Tahunan PPh WPOP Tidak Tepat Waktu WPOP Tidak Menyampaikan SPT Tahunan PPh Total 2009 68,38 3,24 28,38 100 2010 67,77 2,31 29,92 100 2011 69,51 1,28 29,21 100

Sumber: Data diolah

Tabel 16. Rekapitulasi Perhitungan Rasio Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP, Rasio Penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang Tidak Tepat Waktu dan Rasio WPOP yang Tidak Menyampaikan SPT Tahunan PPh sesudah Penerapan e-Filing

melalui Website DJP Rasio (%) Tahun SPT Tahunan PPh WPOP Tepat Waktu SPT Tahunan PPh WPOP Tidak Tepat Waktu WPOP Tidak Menyampaikan SPT Tahunan PPh Total 2012 66,26 1,18 32,56 100 2013 61,03 1,52 37,45 100 2014 55,30 2,73 41,97 100

3. Pengujian Statistik

Pengujian Statistik dilakukan untuk menguji hipotesis. Hipotesis

dalam penelitian ini diuji menggunakan Uji Beda Sampel Berpasangan

(Paired Sample t-Test). Penelitian ini akan menganalisis perbedaan

antara kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP sebelum dan

sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP.

a) Merumuskan hipotesis

Ho: Tidak terdapat perbedaan antara kepatuhan penyampaian

SPT Tahunan PPh WPOP di KPP Pratama Sleman sebelum

dan sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP.

Ha: Terdapat perbedaan antara kepatuhan penyampaian SPT

Tahunan PPh WPOP di KPP Pratama Sleman sebelum dan

sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP.

b) Menentukan taraf nyata

Taraf nyata yang digunakan adalah 5%. Nilai ttabel dengan taraf

nyata 5% uji dua arah (0,05/2 = 0,025) dan df = 3-1 = 2 adalah

4,303.

c) Menentukan kriteria pengujian

Ho diterima apabila -ttabel≤ thitung≤ ttabel

d) Menentukan Uji Statistik

Tabel 17. Output Paired Samples Statistic

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean sebelum e-filing 68.5533 3 .88286 .50972 Pair 1 sesudah e-filing 60.8633 3 5.48190 3.16498 Sumber: Data diolah

Tabel 18. Output Paired Samples Correlations

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig. Pair 1 sebelum e-filing &

sesudah e-filing 3 -.660 .541

Sumber: Data diolah

Tabel 19. Output Paired Samples Test

Paired Samples Test

Pair 1 sebelum e-filing - sesudah e-filing Mean 7.69000 Std. Deviation 6.10073 Std. Error Mean 3.52226 Lower -7.46505 95% Confidence Interval

of the Difference Upper 22.84505

T 2.183

Df 2

Paired Differences

Sig. (2-tailed) .161

e) Menarik kesimpulan

Tabel Paired Samples Test menunjukkan nilai thitung = 2,183 <

4,303 sehingga penelitian ini tidak berhasil menolak Ho. Hal ini

berarti bahwa tidak terdapat perbedaan antara kepatuhan

penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP di KPP Pratama Sleman

sebelum dan sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP.

C. Pembahasan

Hasil pengujian hipotesis tidak terdapat perbedaan antara kepatuhan

penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP di KPP Pratama Sleman sebelum dan

sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP diperoleh nilai thitung sebesar

2,183. Nilai thitung sebesar 2,183 lebih kecil dari nilai ttabel sebesar 4,303

sehingga penelitian ini tidak berhasil menolak Ho. Hal ini berarti bahwa tidak

terdapat perbedaan antara kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP

di KPP Pratama Sleman sebelum dan sesudah penerapan e-Filing melalui

website DJP.

Jumlah penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang tepat waktu

sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP memang meningkat

dibandingkan dengan jumlah penyampaian sebelum penerapan e-Filing

melalui website DJP. Peningkatan ini tidak sebanding dengan peningkatan

jumlah WPOP terdaftar wajib SPT Tahunan PPh. Peningkatan jumlah WPOP

terdaftar wajib SPT Tahunan PPh lebih besar dibandingkan dengan

waktu. Hal ini membuat rata-rata rasio kepatuhan penyampaian SPT Tahunan

PPh WPOP sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP tidak mengalami

peningkatan dibandingkan dengan rata-rata sebelum penerapan e-Filing

melalui website DJP.

Rata-rata rasio kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP

sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP mengalami penurunan. Rata-

rata rasio kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP pada periode

sebelum penerapan e-Filing melalui website DJP sebesar 68,55%. Rata-rata

ini mengalami penurunan hampir delapan persen pada periode sesudah

penerapan e-Filing melalui website DJP menjadi sebesar 60,86%.

Direktorat Jenderal Pajak menggulirkan terobosan baru berupa fasilitas

penyampaian SPT menggunakan e-Filing dengan tujuan untuk meningkatkan

pelayanan kepada Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban

perpajakannya. Salah satu kewajiban Wajib Pajak adalah mengisi dengan

benar SPT dan memasukkan ke Kantor Pelayanan Pajak dalam batas waktu

yang telah ditentukan. E-Filing memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak

dalam pembuatan dan penyampaian SPT kepada DJP secara lebih mudah,

lebih cepat, dan lebih murah. E-Filing memungkinkan Wajib Pajak untuk

menyampaikan SPT Tahunannya kapan saja dan di mana saja selama ada

koneksi internet. Wajib Pajak yang ingin menyampaikan SPT Tahunan tidak

perlu mengantri di KPP, tidak perlu mendatangi lokasi Drop Box maupun

jasa ekspedisi lainnya. Kemudahan-kemudahan ini diharapkan bisa

meningkatkan rasio kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan e-Filing melalui

website DJP belum mampu menjadi solusi yang ampuh untuk meningkatkan

kepatuhan WPOP dalam hal menyampaikan SPT Tahunan PPh secara tepat

waktu. Kemudahan-kemudahan yang diberikan oleh e-Filing melalui website

DJP ternyata tidak mampu meningkatkan kepatuhan WPOP dalam hal

menyampaikan SPT Tahunan PPh secara tepat waktu. Rasio kepatuhan

penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP sesudah penerapan e-Filing melalui

website DJP justru menurun.

Penurunan rasio kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP

sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP mengindikasikan bahwa e-

Filing tidak mampu mendorong WPOP untuk menyampaikan SPT Tahunan

PPh sesuai aturan. Wajib Pajak Orang Pribadi masih saja ada yang tidak

patuh dengan menyampaikan SPT Tahunan PPh melebihi batas waktu yang

telah ditentukan. Rata-rata rasio penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang

tidak tepat waktu sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP memang

mengalami penurunan. Rata-rata rasio penyampaian SPT Tahunan PPh

WPOP yang tidak tepat waktu pada periode sebelum penerapan e-Filing

melalui website DJP sebesar 2,28%. Rata-rata ini mengalami penurunan

sekitar setengah persen pada periode sesudah penerapan e-Filing melalui

website DJP menjadi sebesar 1,81%. Masih adanya Wajib Pajak Orang

telah ditentukan menunjukkan bahwa e-Filing melalui website DJP belum

mampu menjadi solusi yang ampuh untuk menekan keterlambatan WPOP

dalam menyampaikan SPT Tahunan PPh.

Wajib Pajak Orang Pribadi juga masih ada yang tidak patuh dengan

tidak memenuhi kewajibannya untuk menyampaikan SPT Tahunan PPh.

Jumlah WPOP yang tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh sesudah

penerapan e-Filing melalui website DJP meningkat seiring dengan

meningkatnya jumlah WPOP terdaftar wajib SPT Tahunan PPh. Peningkatan

jumlah WPOP yang tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh lebih besar

dibandingkan dengan peningkatan jumlah WPOP terdaftar wajib SPT

Tahunan PPh. Hal ini membuat rata-rata rasio WPOP yang tidak

menyampaikan SPT Tahunan PPh sesudah penerapan e-Filing melalui

website DJP mengalami peningkatan dibandingkan dengan rata-rata sebelum

penerapan e-Filing melalui website DJP. Rata-rata rasio WPOP yang tidak

menyampaikan SPT Tahunan PPh pada periode sebelum penerapan e-Filing

melalui website DJP sebesar 29,17%. Rata-rata ini mengalami peningkatan

sekitar delapan persen pada periode sesudah penerapan e-Filing melalui

website DJP menjadi sebesar 37,33%. Masih adanya Wajib Pajak Orang

Pribadi yang tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh menunjukkan bahwa e-

Filing melalui website DJP belum mampu menjadi solusi yang ampuh untuk

71

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan, dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara kepatuhan penyampaian

SPT Tahunan PPh WPOP di KPP Pratama Sleman sebelum dan sesudah

penerapan e-Filing melalui website DJP. Hal ini ditunjukkan dari hasil

pengujian hipotesis menggunakan Paired Sample t-Test yang diperoleh nilai

thitung sebesar 2,183. Nilai thitung sebesar 2,183 lebih kecil dari nilai ttabel

sebesar 4,303 sehingga penelitian ini tidak berhasil menolak Ho.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan, yaitu hanya mengamati kepatuhan

penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP selama tiga tahun sebelum dan tiga

tahun sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP. E-Filing melalui

website DJP mulai bisa digunakan untuk menyampaikan SPT Tahunan PPh

setelah diberlakukannya PER-39/PJ/2011 yaitu pada tanggal 1 Februari 2012.

Tiga tahun sebelum penerapan e-Filing melalui website DJP adalah tahun

2009-2011, sedangkan tiga tahun sesudah penerapan e-Filing melalui website

DJP adalah tahun 2012-2014. Dalam waktu tiga tahun kemungkinan program

e-Filing melalui website DJP belum sepenuhnya dipahami oleh seluruh

WPOP, terutama WPOP yang selama ini tidak patuh dalam hal

C. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa saran yang

dapat dijadikan pertimbangan untuk waktu yang akan datang sebagai berikut:

1. Bagi DJP dan KPP Pratama Sleman

DJP dan KPP Pratama Sleman disarankan untuk lebih meningkatkan

sosialisasi program e-Filing melalui website DJP kepada WPOP

terutama WPOP yang selama ini tidak patuh dalam hal menyampaikan

SPT Tahunan PPh. Sosialisasi bisa dilakukan secara langsung dengan

bertatap muka maupun melalui media masa dan media sosial.

Sosialisasi sebaiknya tidak hanya dilakukan pada masa penyampaian

SPT Tahunan PPh WPOP (bulan Januari-Maret) tetapi juga pada

bulan-bulan lain.

2. Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi

Wajib Pajak Orang Pribadi disarankan untuk lebih aktif mengikuti

perkembangan-perkembangan terbaru soal perpajakan termasuk

program-program baru yang digulirkan oleh DJP.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya disarankan untuk memperpanjang periode

pengamatan. Dalam waktu lebih dari tiga tahun, e-Filing melalui

website DJP akan semakin dipahami oleh Wajib Pajak Orang Pribadi.

Dengan demikian, data yang diperoleh akan lebih mencerminkan

Dokumen terkait