• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Hasil penelitian melupiti karakteristik responden dan variabel responden.Karakteristik responden adalah suatu karakteristik yang berhubungan dengan identitas responden meliputi jenis kelamin dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sedangkan variabel responden merupakan pendeskripsian variabel yang diteliti meliputi fasilitas belajar, lingkungan sosial, dan motivasi belajar. Kuisioner disebarkan sebanyak 67 mahasiswa dan berhasil diisi seluruhnya atau 100%.

Berikut ini hasil analisis deskripsi karakteristik responden dan deskripsi variabel responden.

1. Deskripsi Karakteristik Responden

Tujuan dilakukan analisis deskriptif pada karakteristik responden adalah untuk menganalisis data yang berhubungan dengan identitas responden data-data ini meliputi jumlah mahasiswa berdasarkan angkatan program studi pendidikan akuntansi, jenis kelamin dan IPK.

46

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah

Berdasarkan tabel 4.1 responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 23 responden atau sebesar 34%, sedangkan jenis kelamin perempuan sebanyak 44 responden atau sebesar 66%. Maka berdasarkan hasil penelitian,mayoritas responden berjenis kelamin perempuan.

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan Program Studi Pendidikan Akuntansi mahasiswa disajikan dalam tabel frekuensi sebagai berikut:

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan IPK

No IPK Jumlah

47

Berdasarkan tabel 4.3 sebanyak 6 responden mendapatkan IPK pada rentang 3.51 - 4.00 atau sebesar 9%, 53 responden mendapatkan IPK pada rentang 2.76 – 3.50 atau sebesar 79% dan sebanyak 8 responden mendapatkan IPK pada rentang 2.00 – 2.75 atau sebesar 12%.

Maka hasil dari penelitian moyoritas responden mendapatkan IPK pada rentang 2.76-3.50.

2. Deskripsi Variabel Responden

Pendeskripsian data untuk masing-masing variabel

menggunakan Penilaian Acuan Patokan(PAP) tipe II. Berikut hasil dari penilaian tiap variabel responden.

a. Uang Saku

Skor tertinggi 8 X 5 =40 Skor terendah 8 X 1= 8

Sehingga jarak interval dapat dihitung sebagai berikut:

Interval Kelas =Skor Ideal tertinggi – Skor Ideal terendah Jumlah Kelas

=40-8 4 = 8

48

Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh:

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Uang Saku Interval Skor Frekuensi Frekuensi

Relatif

a. Berdasarkan tabel 4.4 distribusi frekuensi uang saku menunjukkan bahwa 67 mahasiswa memiliki presepsi tentang uang saku dengan masing-masing kategori. Sebanyak 35 mahasiswa atau setara dengan 52% memiliki presepsi bahwa uang saku baik, sebanyak 23 mahasiswa atau setara dengan 35% memiliki presepsi bahwa uang saku sangat baik, sebanyak 9 mahasiswa atau setara dengan 13%

memiliki presepsi bahwa uang saku cukup dan tidak ada mahasiswa yang memiliki presepsi uang saku kurang baik. Berdasarkan hasil penelitian diatas presepsi mahasiswa tentang uang saku yang ada berpusat pada kategori baik yaitu sebanyak 35 mahasiswa.

Skor tertinggi 10X 5 =50 Skor terendah 10 X 1= 10

Sehingga jarak interval dapat dihitung sebagai berikut:

49

Interval Kelas =Skor Ideal tertinggi – Skor Ideal terendah Jumlah Kelas

=50-10 4 = 10

Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Fasilitas belajar Interval Skor Frekuensi Frekuensi

Relatif

Berdasarkan tabel 4.5 distribusi frekuensi fasilitas belajar menunjukkan bahwa 67 mahasiswa memiliki presepsi tentang fasilitas belajar dengan masing-masing kategori. Sebanyak 35 mahasiswa atau setara dengan 52% memiliki presepsi bahwa fasilitas belajar sangat baik, sebanyak 31mahasiswa atau setara dengan 46%

memiliki presepsi bahwa fasilitas belajar baik, sebanyak 1 mahasiswa atau setara dengan 2% memiliki presepsi bahwa fasilitas belajar cukup dan tidak ada mahasiswa yang memiliki presepsi fasilitas belajar kurang baik. Berdasarkan hasil penelitian diatas

50

presepsi mahasiswa tentang fasilitas belajar yang ada berpusat pada kategori sangat baik yaitu sebanyak 35 mahasiswa.

b. Motivasi Belajar

Skor tertinggi 10X 5 =50 Skor terendah 10 X 1= 10

Sehingga jarak interval dapat dihitung sebagai berikut:

Interval Kelas =Skor Ideal tertinggi – Skor Ideal terendah Jumlah Kelas

=50-10 4 = 10

Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Motivasi belajar Interval Skor Frekuensi Frekuensi

Relatif

Berdasarkan tabel 4.6 distribusi frekuensi fasilitas belajar menunjukkan bahwa 67 mahasiswa memiliki presepsi tentang motivasi belajar dengan masing-masing kategori. Sebanyak 34 mahasiswa atau

51

setara dengan 50% memiliki presepsi bahwa motivasi belajar sangat baik, sebanyak 31mahasiswa atau setara dengan 46% memiliki presepsi bahwa motivasi belajar baik, sebanyak 1 mahasiswa atau setara dengan 2% memiliki presepsi bahwa motivasi belajar cukup dan sebanyak 1 mahasiswa atau setara dengan 2% memiliki presepsi bahwa motivasi belajar kurang baik. Berdasarkan hasil penelitian diatas presepsi mahasiswa tentang motivasi belajar yang ada berpusat pada kategori sangat baik yaitu sebanyak 34 mahasiswa.

B. Analisis Data 1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak.

Uji normalitas dalam penelitian menggunakan program SPSS.

a. Uang Saku terhadap Prestasi Belajar Tabel 4.7

Hasil Uji Nomalitas Uang Saku Terhadap Prestasi Belajar

52

Berdasarkan tabel 4.7 nilai R square = 0,862>0,8 maka dapat disimpulkan bahwa distribusi data untuk kedua variabel adalah normal.

b. Fasilitas Belajar terhadap Prestasi Belajar Tabel 4.8

Hasil Uji Nomalitas Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar

Berdasarkan tabel 4.8 oleh karena nilai R square = 0,526<0,8 maka dapat disimpulkan bahwa distribusi data untuk kedua variabel adalah tidak normal.

c. Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Tabel 4.9

Hasil Uji Nomalitas Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar

Berdasarkan tabel 4.9 semua nilai R square = 0,210<0,8 maka dapat disimpulkan bahwa distribusi data untuk kedua variabel adalah tidak normal.

53 2. Uji Korelasi

Uji Korelasi Sederhana digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel dan untuk mengetahui arah hubungan yang terjadi.

a. Uang saku terhadap Prestasi Belajar

Menunjukkan bahwa nilai r hitung = - 0,02 dan nilai sig(2tailed) 0,987 >α=0,05 artinya Ho diterima dan Ha ditolak dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan uang saku dengan prestasi belajar.

b. Fasilitas belajar dan Prestasi Belajar

54

Hasil pengujian korelasi antara fasilitas belajar dan Prestasi belajar menunjukkan bahwa nilai r hitung = 0,118 dan nilai sig(2tailed) 0,340 >α=0,05 artinya Ho diterima dan Ha ditolak dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan fasilitas belajar dengan prestasi belajar.

c. Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar

Hasil pengujian korelasi antara motivasi belajar dan Prestasi belajar menunjukkan bahwa nilai r hitung = 0,069 dan nilai sig(2talled) 0,581 > α=0,05 artinya Ho diterima dan Ha ditolak dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar.

55 C. Pembahasan

1. Hubungan uang saku terhadap prestasi belajar mahasiswa Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh uang saku terhadap prestasi belajar mahasiswa. Hasil penelitian tersebut didukung dengan hasil pengujian nilai r hitung

= - 0,02 dan nilai sig(2tailed) 0,987 >α=0,05. Dari deskripsi prestasi belajar terhadap uang saku disimpulkan sebanyak 35 mahasiwa atau setara dengan 52% memiliki presepsi bahwa uang saku tinggi. Deskripsi prestasi belajar dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang mendapatkan IPK 2.76-3.50 sebanyak 53 mahasiswa atau setara dengan 79% .

Uang saku adalah uang yang dibawa untuk keperluan sewaktu-waktu. Memberi uang saku adalah kebiasaan yang berlaku dari orangtua kepada anaknya. Kebiasaan ini bisa melatih anaknya untuk menghargai nikmat harta dan mengelolanya dengan baik, dan melatihnya untuk membelanjakan uangnya secara seimbang, tidak boros, dan tidak pelit apabila orangtuanya memberinya pengarahan. Tujuan pemberian uang saku adalah sebagai media pembelajaran anak supaya ia dapat mengelola keuangan dengan benar.

Tidak terdapat hubungan uang saku terhadap prestasi belajar mahasiwa dikarenakan uang saku memang bukan hal

56

utama dalam kegiatan belajar namun harus di berikan oleh orang tua untuk kebutuhan hidup mahasiswa apalagi jika mahasiswa tinggal berjauhan dengan orang tua. Kebutuhan tempat tinggal, pangan dan sandang juga harus tercukupi dengan baik. Uang saku yang diberikan tergantung dari kondisi ekonomi keluarga masing-masing mahasiswa. Besar kecilnya uang saku tidak ada hubungan terhadap prestasi belajar karena prestasi belajar tinggi di dapatkan melalui belajar yang rajin bukan besarnya jumlah uang saku yang diberikan orang tua. Sebesar apapun uang saku yang diberikan jika tidak di kelola dengan baik akan memberikan dampak yang negatif begitupun sebaliknya.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Cahyono (2016) yang meneliti tentang “Pengaruh Uang Saku, Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Siswa” Hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa nilai signifikan 0,079 dan dikatakan tidak valid dan disimpulkan tidak ada pengaruh yang signifikan antara uang saku dan motivasi secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Solowire Tahun Pelajaran 2016/2017.

57

2. Hubungan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar mahasiwa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa.Hasil penelitian tersebut didukung dengan hasil pengujian nilai r hitung = 0,118 dan nilai sig(2tailed) 0,340 >α=0,05. Dari deskripsi fasilitas belajar dapat disimpulkan bahwa sebanyak 35 mahasiswa atau setara dengan 52% memiliki presepsi bahwa fasilitas belajar sangat tinggi.

Dari deskripsi prestasi belajar menunjukkan bahwa mahasiswa yang mendapatkan IPK 2.76-3.50 sebanyak 53 mahasiswa atau setara dengan 79%.

Menurut Tatang (2015) fasilitas adalah sarana atau wahana untuk melakukan atau mempermudah sesuatu. Belajar adalah suatu proses menjadi manusia yang lebih baik dengan memperoleh pengetahuan dan pengalaman.Salah satu faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar yang berupa fasilitas atau alat penunjang keberhasilan belajar adalah faktor instrumental.

Tidak terdapat hubungan fasilitas belajar dengan prestasi belajar dikarenakan fasilitas belajar tidak memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Fasilitas belajar hanya sebagai sarana pendukung sebuah kegitan belajar dan bukan hal utama.

Keterbatasan fasilitas belajar dapat di gantikan atau di usahakan

58

dengan fasilitas belajar yang ada dengan tidak mengurangi semangat untuk belajar agar memperoleh prestasi belajar yang tinggi. Fasilitas belajar yang lengkap dan memadai tidak menjamin seorang mahasiswa memperoleh prestasi belajar yang tinggi.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cynthia (2016) yang meneliti tentang “Pengaruh Fasilitas Belajar dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa nilai Fhitung = 24,353 dan Ftabel = 3,168. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh positif antara fasilitas belajar dan motivasi prestasi belajar.

3. Hubungan motivasi belajar terhadap prestasi belajar

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa.

Hasil penelitian tersebut didukung dengan hasil pengujian menunjukkan r hitung = 0,015 dan nilai sig(2talled) 0,902. Dari deskripsi motivasi belajar dapat disimpulkan bahwa 34 mahasiswa atau setara dengan 50% memiliki presepsi bahwa motivasi belajar sangat tinggi. Dari deskripsi prestasi belajar dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang mendapatkan IPK 2.76-3.50 sebanyak 53 mahasiswa atau setara dengan 79%.

59

Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai menurut Sardiman (2014).

Tidak terdapat hubungan Motivasi belajar dengan prestasi belajar dikarenakan motivasi tidak akan berpengaruh tanpa disertai dengan usaha agar prestasi belajar tinggi, motivasi hanyalah sebuah angan jika tidak dilakukan dan disertai dengan usaha. Seorang mahasiwa memiliki motivasi yang tinggi tetapi tidak diimbangi dengan usaha dan perbuatan maka tidak akan berdampak.

Mahasiwa harus berusaha rajin belajar sekeras mungkin jika ingin memiliki prestasi belajar yang tinggi.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Cahyono (2016) yang meneliti tentang “Pengaruh Uang Saku, Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Siswa” Hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa nilai signifikan 0,079 dan dikatakan tidak valid dan disimpulkan tidak ada pengaruh yang signifikan antara uang saku dan motivasi secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Solowire Tahun Pelajaran 2016/2017.

60 BAB V

Dokumen terkait