• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

F. Deskripsi Data 1.Data Kualitatif

Data kualitatif dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara dengan pimpinan perusahaan. Dalam hal ini, pimpinan yang berhasil diwawancarai adalah Direktur Operasional sebagai informan penelitian. Berdasarkan informasi Direktur Operasional, dalam menentukan kebijakan kredit dinyatakan bahwa:

Dalam menentukan kebijakan kredit, perusahaan mengambil kebijakan dengan melakukan diskusi antar pimpinan, memperhatikan kredibilitas calon konsumen, dan tawar menawar kredit dengan calon konsumen. Rapat antar pimpinan membicarakan kredibilitas calon konsumen dan besarnya kredit maksimal yang dapat diberikan.

Persiapan Penelitian Pengumpulan data Analisis data awal

Analisis data akhir

Penarikan Kesimpulan Pembuatan proposal penelitian dan perijinan

Berdasarkan informasi tersebut, dalam menentukan kebijakan kredit, perusahaan melakukan rapat terlebih dahulu. Dalam rapat dibicarakan tentang kredibilitas konsumen apakah konsumen merupakan konsumen yang dapat dipercaya atau tidak. Selain itu, rapat membicarakan besarnya kredit yang dapat diberikan kepada calon konsumen yang tentunya didasarkan pada kredibilitas perusahaan.

Mengenai cara penetapan kredit yang diberikan kepada calon konsumennya, informan menyatakan bahwa:

Untuk cara menetapkan kredit, kami menggunakan dengan jangka waktu kredit. Jangka waktu yang kami berikan diperhitungkan dengan besarnya kredit yang kami berikan.

Dari informasi tersebut, PT Obor Sewu Mandiri menggunakan dasar jangka waktu dalam memberikan kredit kepada konsumen. Pemberian kredit tersebut diperhitungkan besarnya kredit dan jangka waktunya. Jangka waktu yang diberikan berdasarkan besarnya kredit tentunya memperhitungkan kondisi keuangan perusahaan dan dari sisi konsumen tentunya terkait dengan kemampuan membayar kredit.

Penjualan dengan sistem kredit merupakan salah satu kemudahan bagi konsumen dalam melakukan pembelian. Menurut informan, tentang hal tersebut menyatakan bahwa:

Konsumen dari perusahaan kami lebih banyak yang melakukan pembelian secara kredit. Mereka lebih tertarik dengan sistem pembayaran dengan kredit. Menurut saya, dengan pembayaran secara kredit, mereka memperoleh keringanan.

Jadi, sistem penjualan secara kredit tersebut, konsumen memperoleh keuntungan. Keuntungan yang diperoleh konsumen yaitu adanya keringanan dalam membayar. Konsumen tidak perlu membayar secara keseluruhan, karena jumlahnya juga cukup besar. Dengan adanya tempo pembayaran, maka konsumen dalam melakukan pembayaran beberapa kali sehingga tidak terlalu berat.

Sistem penjualan secara kredit tentunya akan mempengaruhi keuntungan perusahaan. Perusahaan dalam memperoleh keuntungan tambahan atau kemungkinan mengalami kerugian. Mengenai hal tersebut, informan menyatakan bahwa:

Kalau besarnya keuntungan sama. Hanya saja kami kehilangan sedikit waktu. Dalam bisnis setiap hari mestinya uang terus bertambah seiring dengan perputarannya. Jika penjualan dilakukan secara kredit, berarti uang tidak berputar. Jadi dari segi waktu ada kerugian. Namun bagi kami, hal itu adalah fasilitas bagi pembeli agar mereka tertarik dengan fasilitas tersebut.

Bagi perusahaan, penjualan secara kredit akan mengurangi keuntungan. Keuntungan yang berkurang bukan berarti nominal keuntungannya berkurang, akan tetapi berkurang karena uang tidak berputar. Dalam kegiatan bisnis, setiap saat mestinya uang dapat bertambah seiring dengan perputarannya. Jika uang tidak berputar berarti tidak akan bertambah. Namun, sebagai suatu fasilitas bagi konsumen, tidak berputarnya uang dalam jangka tertentu tidak menjadi masalah. Hal itu sebagai promosi atau daya tarik tersendiri bagi konsumen agar melakukan pembelian.

Kebijakan penjualan secara kredit merupakan kebijakan yang dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan perkembangan perekonomian secara global. Jika penjualan secara kredit lama-kelamaan dapat menimbulkan kerugian, maka kebijakan kredit dapat dihentikan. Mengenai hal tersebut, informan menyatakan bahwa:

Penjualan dengan sistem kredit akan kami pertahankan. Bagi kami, penjualan kredit merupakan daya tarik tersendiri bagi konsumen. Namun kami akan mempertimbangkan besarnya kredit yang kami berikan kepada konsumen, dan kebijakan-kebijakan lain yang tidak merugikan perusahaan.

Berdasarkan informasi tersebut, maka perusahaan akan mempertahankan penjualan secara kredit. Penjualan secara kredit tetap dipertahankan oleh perusahaan karena merupakan daya tarik tersendiri bagi konsumen. Penjualan secara kredit merupakan salah satu fasilitas dalam pembelian bagi konsumen. Fasilitas yang dimaksud adalah dalam hal waktu pembayaran. Pembelian dapat dibayar dalam beberapa waktu sehingga pembeli tidak merasa keberatan dengan nominal yang cukup besar. Namun demikian, perusahaan harus mengambil kebijakan-kebijakan agar penjualan yang dilakukan secara kredit tidak menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

Berdasarkan uraian tentang informasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan menggunakan sistem atau cara tertentu. Bagi PT Obor Sewu Mandiri, penjualan secara kredit dilakukan dengan cara menetapkan jangka waktu kredit. Penetapan cara tersebut dilakukan dengan melihat besarnya kredit sebagai dasar dalam menentukan jangka waktu kredit. Semakin besar kredit yang diberikan, semakin lama waktu pembayarannya. Penjualan secara kredit merupakan fasilitas bagi konsumen, yaitu berupa pembayaran yang dapat dilakukan beberapa kali sesuai dengan jangka waktu yang diberikan. Kebijakan penjualan secara kredit juga akan dipertahankan, namun dengan kebijakan-kebijakan lain agar tidak menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

2. Data Kuantitatif a. Piutang

Tabel 1. Deskripsi Data Piutang PT Obor Sewu Mandiri tahun 2005-2007

Tahun Piutang (Rp) Peningkatan/ Penurunan (Rp) Prosentase 2005 799.927.000 2006 1.305.125.000 505.198.000 63% 2007 1.972.537.000 667.412.000 51% Rata-rata 1.359.196.333 Sumber : Data sekuder yang diolah

Data tentang piutang PT Obor Sewu Mandiri dari tahun 2005 – 2007 menunjukkan adanya peningkatan jumlah. Namun dilihat dari prosentase, tahun 2007 ada penurunan dari tahun sebelumnya. Peningkatan piutang dari tahun 2005 ke tahun 2006 meningkat sebesar 63%. Sedangkan dari tahun 2006 ke tahun 2007 ada penurunan. Hal ini berarti bahwa jumlah harta yang ada di tangan pihak lain menurun. Piutang rata-rata selama tiga tahun dari tahun 2005 – 2007 sebesar Rp. 1.359.196.333.

3. Penjualan

Tabel 2. Deskripsi Data Penjualan PT Obor Sewu Mandiri tahun 2005-2007

Tahun Penjualan /

Sales

Peningkatan/

(Rp) (Rp)

2005 1.800.000.000

2006 2.730.700.000 930.700.000 52%

2007 3.591.627.000 860.927.000 32%

Rata-rata 2.707.442.333

Sumber : Data sekuder yang diolah

Data tentang penjualan PT Obor Sewu Mandiri dari tahun 2005 – 2007 menunjukkan adanya penurunan jumlah. Demikian pula dilihat dari prosentase, dari tahun 2005 sampai tahun 2007 ada penurunan. Peningkatan penjualan dari tahun 2005 ke tahun 2006 meningkat sebesar 52%. Sedangkan dari tahun 2006 ke tahun 2007 meningkat sebesar 32%. Peningkatan selama tiga tahun tersebut semakin kecil, yaitu dari 52% menjadi 32%. Hal ini berarti bahwa jumlah penjualan yang dilakukan menurun. Penjualan rata-rata selama tiga tahun dari tahun 2005 – 2007 sebesar Rp. 2.707.442.333. Penjualan yang menurun dapa disebabkan oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Jika dilihat dari banyaknya usaha percetakan, maka penurunan tersebut karena banyaknya usaha sejenis yang bermunculan sehingga dapat dikatakan banyaknya pesaing dari usaha sejenis.

4. Penjualan Bersih Kredit

Tabel 3. Deskripsi Data Penjualan Bersih Kredit PT Obor Sewu Mandiri tahun 2005-2007

Tahun

Penjualan Bersih Kredit / Net Credit Sales

(Rp) Peningkatan/ Penurunan (Rp) Prosentase 2005 1.656.000.000 2006 2.256.406.000 600.406.000 36% 2007 3.237.627.000 981.221.000 43% Rata-rata 2.383.344.333

Sumber : Data sekuder yang diolah

Data tentang penjualan bersih kredit PT Obor Sewu Mandiri dari tahun 2005 – 2007 menunjukkan adanya peningkatan jumlah. Demikian pula dilihat dari prosentase, dari tahun 2005 sampai tahun 2007 ada peningkatan. Peningkatan penjualan dari tahun 2005 ke tahun 2006 sebesar 36%. Sedangkan dari tahun 2006 ke tahun 2007 meningkat sebesar 43%. Dengan demikian, peningkatan selama tiga tahun tersebut semakin besar, yaitu dari 36% menjadi 43%. Hal ini berarti bahwa jumlah penjualan bersih kredit mengalami peningkatan. Penjualan bersih kredit rata-rata selama tiga tahun dari tahun 2005 – 2007 sebesar Rp. 2.383.344.333. Peningkatan penjualan bersih selama tiga tahun memang mengalami peningkatan, namun perlu diketahui bahwa peningkatan selama tiga tahun terakhir cenderung menurun. Karena itu, perusahaan harus mewaspadai hal tersebut.

5. Penjualan Rata-rata

Tabel 4. Deskripsi Data Penjualan Rata-rata PT Obor Sewu Mandiri tahun 2005-2007

Tahun Penjualan Rata-rata / Average Receivable (Rp) Peningkatan/ Penurunan (Rp) Prosentase 2005 5.000.000.000 2006 7.585.277.778 2.585.277.778 52%

2007 9.976.741.667 2.391.463.889 32%

Rata-rata 7.520.673.148 Sumber : Data sekuder yang diolah

Data tentang penjualan rata-rata PT Obor Sewu Mandiri dari tahun 2005 – 2007 menunjukkan adanya penurunan jumlah. Demikian pula dilihat dari prosentase, dari tahun 2005 sampai tahun 2007 ada penurunan. Peningkatan penjualan dari tahun 2005 ke tahun 2006 sebesar 52%. Sedangkan dari tahun 2006 ke tahun 2007 meningkat sebesar 32%. Dengan demikian, peningkatan selama tiga tahun tersebut semakin kecil, yaitu dari 52% menjadi 32%. Hal ini berarti bahwa jumlah penjualan rata-rata mengalami penurunan. Penjualan rata-rata selama tiga tahun dari tahun 2005 – 2007 memiliki rata-rata sebesar Rp. 7.520.673.148. Adanya penjualan yang menurun, penjualan rata-rata juga menurun sebagaimana data yang pada tabel 4 di atas.

6. Biaya Penjualan

Tabel 5. Deskripsi Data Biaya Penjualan PT Obor Sewu Mandiri tahun 2005-2007

Tahun

Biaya Penjualan /

Cost of Good Sold

(Rp) Peningkatan/ Penurunan (Rp) Prosentase 2005 144.000.000 2006 474.294.000 330.294.000 229% 2007 354.000.000 (120.294.000) -25% Rata-rata 324.098.000

Sumber : Data sekuder yang diolah

Data tentang biaya penjualan PT Obor Sewu Mandiri dari tahun 2005 – 2007 menunjukkan adanya peningkatan dan penurunan jumlah. Demikian pula dilihat dari prosentase, dari tahun 2005 sampai tahun 2006 ada peningkatan sebesar 229%. Sedangkan dati tahun 2006-2007 ada penurunan sebesar 25%. Dengan demikian, biaya penjualan selama tiga tahun tersebut

berkurang, yaitu dari 229%% menjadi 25%. Hal ini berarti bahwa biaya penjualan mengalami penurunan. Biaya penjualan rata-rata selama tiga tahun dari tahun 2005 – 2007 memiliki rata-rata sebesar Rp. 324.098.000. Hal tersebut dikarenakan kegiatan penjualan juga berkurang, karena itu biaya penjualan juga menurun sesuai dengan jumlah penjualannya.

7. Pendapatan Bersih Sesudah Pajak

Tabel 6. Deskripsi Data Pendapatan Bersih Sesudah Pajak PT Obor Sewu Mandiri tahun 2005-2007

Tahun

Pendapatan bersih sesudah pajak / Net Profit After

Tax (Rp) Peningkatan / Penurunan (Rp) Prosentase 2005 252.871.000 2006 526.480.000 273.609.000 108% 2007 582.101.000 55.621.000 11% Rata-rata 453.817.333 Sumber : Data sekuder yang diolah

Data tentang Pendapatan bersih sesudah pajak PT Obor Sewu Mandiri dari tahun 2005 – 2007 menunjukkan adanya peningkatan dan penurunan jumlah. Demikian pula dilihat dari prosentase, dari tahun 2005 sampai tahun 2006 ada peningkatan sebesar 108%. Sedangkan dari tahun 2006-2007 ada peningkatan sebesar 11%. Dengan demikian, Pendapatan bersih sesudah pajak selama tiga tahun tersebut berkurang, yaitu dari 108% menjadi 11%. Hal ini berarti bahwa Pendapatan bersih sesudah pajak mengalami penurunan. Pendapatan bersih sesudah pajak rata-rata selama tiga tahun dari tahun 2005 – 2007 sebesar Rp. 453.817.333. Penurunan pendapatan bersih sesudah pajak tersebut harus segera mendapat perhatian karena penurunannya cukup tajam. Perusahaan harus segera mengkaji mengapa penurunan pendapatan bersih sangat jauh selisihnya.

Tabel 7. Deskripsi Data Penjualan Bersih PT Obor Sewu Mandiri tahun 2005-2007 Tahun Penjualan Bersih / Net Sales (Rp) Peningkatan/ Penurunan (Rp) Prosentase 2005 318.828.000 2006 591.381.000 272.553.000 85% 2007 646.779.000 55.398.000 9% Rata-rata 518.996.000 Sumber : Data sekuder yang diolah

Data tentang penjualan bersih PT Obor Sewu Mandiri dari tahun 2005 – 2007 menunjukkan adanya peningkatan dan penurunan jumlah. Demikian pula dilihat dari prosentase, dari tahun 2005 sampai tahun 2006 ada peningkatan sebesar 85%. Sedangkan dari tahun 2006-2007 ada peningkatan sebesar 9%. Dengan demikian, penjualan bersih selama tiga tahun tersebut berkurang, yaitu dari 85% menjadi 9%. Hal ini berarti bahwa penjualan bersih mengalami penurunan. Penjualan bersih sesudah pajak rata-rata selama tiga tahun dari tahun 2005 – 2007 sebesar Rp. 518.996.000.

9. Earning Before Interest and Tax (EBIT) Tabel 8. Deskripsi Data EBIT PT Obor Sewu Mandiri tahun 2005-2007

Tahun EBIT (Rp) Peningkatan/Penurunan (Rp) Prosentase 2005 333.513.000 2006 627.781.000 294.268.000 88% 2007 761.808.000 134.027.000 21% Rata-rata 574.367.333

Sumber : Data sekuder yang diolah

Data tentang EBIT atau laba bersih operasi PT Obor Sewu Mandiri dari tahun 2005 – 2007 menunjukkan adanya peningkatan dan penurunan jumlah. Demikian pula dilihat dari prosentase, dari tahun 2005 sampai tahun 2006 ada peningkatan sebesar 88%. Sedangkan dari tahun 2006-2007 ada peningkatan sebesar 21%. Dengan demikian, EBIT selama tiga tahun tersebut berkurang, yaitu dari 88% menjadi 21%. Hal ini berarti bahwa EBIT atau laba bersih operasi mengalami penurunan. EBIT rata-rata selama tiga tahun dari tahun 2005 – 2007 sebesar Rp. 574.367.333. Penurunan laba bersih operasi terkait dengan jumlah penjualan yang menurun sebagaimana data yang telah dipaparkan di atas. Dengan penurunan laba bersih operasi, maka perusahaan harus dapat mengambil kebijakan baru agar laba bersih operasi dapat meningkat.

10.Earning After Tax (EAT)

Tabel 9. Deskripsi Data EAT PT Obor Sewu Mandiri tahun 2005-2007

Tahun EAT (Rp) Peningkatan/Penurunan (Rp) Prosentase 2005 252.871.000 2006 526.480.000 273.609.000 108% 2007 582.101.000 55.621.000 11% Rata-rata 453.817.333

Sumber : Data sekuder yang diolah

Data tentang EAT PT Obor Sewu Mandiri dari tahun 2005 – 2007 menunjukkan adanya peningkatan dan penurunan jumlah. Demikian pula dilihat dari prosentase, dari tahun 2005 sampai tahun 2006 ada peningkatan sebesar 108%. Sedangkan dari tahun 2006-2007 ada peningkatan sebesar 11%. Dengan demikian, EAT selama tiga tahun tersebut berkurang, yaitu dari 108% menjadi 11%. Hal ini berarti bahwa EAT mengalami penurunan. EAT rata-rata selama tiga tahun dari tahun 2005 – 2007 sebesar Rp. 453.817.333.

11.Modal sendiri

Tabel 10. Deskripsi Data Modal Sendiri PT Obor Sewu Mandiri tahun 2005-2007

Tahun Modal sendiri / equity (Rp) Peningkatan/Penurunan (Rp) Prosentase 2005 558.464.000 2006 1.084.944.000 526.480.000 94% 2007 1.783.056.000 698.112.000 64% Rata-rata 1.142.154.667 Sumber : Data sekuder yang diolah

Data tentang Modal sendiri PT Obor Sewu Mandiri dari tahun 2005 – 2007 menunjukkan adanya peningkatan jumlah. Namun dilihat dari prosentase, dari tahun 2005 sampai tahun 2006 ada peningkatan sebesar 94%. Sedangkan dari tahun 2006-2007 ada peningkatan sebesar 64%. Dengan demikian, Modal sendiri selama tiga tahun tersebut berkurang, yaitu dari 94% menjadi 64%. Hal ini berarti bahwa Modal sendiri mengalami penurunan. Modal sendiri rata-rata selama tiga tahun dari tahun 2005 – 2007 sebesar Rp. 1.142.154.667.

12.Total Asset

Tabel 11. Deskripsi Data Total Asset PT Obor Sewu Mandiri tahun 2005-2007

Tahun Total Asset (Rp) Peningkatan/Penurunan (Rp) Prosentase 2005 1.542.623.000 2006 3.333.597.000 1.790.974.000 116% 2007 4.356.680.000 1.023.083.000 31% Rata-rata 3.077.633.333

Data tentang Total Asset PT Obor Sewu Mandiri dari tahun 2005 – 2007 menunjukkan adanya peningkatan dan penurunan jumlah. Dilihat dari prosentase, dari tahun 2005 sampai tahun 2006 ada peningkatan sebesar 116%. Sedangkan dari tahun 2006-2007 ada peningkatan sebesar 31%. Dengan demikian, Total Asset selama tiga tahun tersebut berkurang, yaitu dari 116% menjadi 31%. Hal ini berarti bahwa Total Asset mengalami penurunan. Total Asset rata-rata selama tiga tahun dari tahun 2005 – 2007 sebesar Rp. 3.077.633.333.

G. Analisis Data

1. Analisis Efisiensi Pengendalian Piutang a. Days Sales Outstanding (DSO)

Analisis days sales outstanding menunjukkan berapa lama rata–rata uang hasil penjualan akan diterima sejak penjualan dilakukan. Analisis ini dilakukan dengan membagi piutang usaha dengan penjualan rata–rata per hari. Analisis terhadap Days Sales Outstanding

Tabel 12. Analisis Days Sales Outstanding PT Obor Sewu Mandiri tahun 2005-2007

Tahun Piutang (Rp)

Penjualan Rata-rata / hari

(Rp) DSO

2005 2.222.019 5.000.000.000 0,044%

2006 3.625.347 7.585.277.778 0,048%

2007 5.479.269 9.976.741.667 0,055%

Sumber : Data sekuder yang diolah

Hasil analisis Days Sales Outstanding (DSO) dari tahun 2005 sampai tahun 2007 terlihat selalu meningkat. Pada tahun 2005 tingkat DSO sebesar 0,044% meningkat menjadi 0,048% pada tahun 2006. Pada tahun 2007 meningkat lagi menjadi 0,055%. Berdasarkan keadaan tersebut, maka secara rata-rata pelanggan membayar utangnya sesuai dengan waktunya. Dengan demikian, kebijakan yang ditetapkan perusahaan masih menguntungkan.

b. Account Receivable Turnover

Account Receivable Turnover adalah tingkat perputaran piutang yang menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam piutang dan mengalami perputaran dalam satu periode tertentu. Hasil analisis terhadap Account Receivable Turnover dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 13. Analisis Account Receivable Turnover PT Obor Sewu Mandiri tahun 2005-2007

Tahun Net Credit Sales (Rp) Average Receivable (Rp) ART 2005 1.656.000.000 5.000.000.000 33,12% 2006 2.256.406.000 7.585.277.778 29,75% 2007 3.237.627.000 9.976.741.667 32,45%

Hasil analisis di atas menunjukkan pada tahun 2005 tingkat perputaran piutang sebesar 33,12%. Kemudian pada tahun berikutnya menurun menjadi 29,75%, namun pada tahun 2007 meningkat lagi menjadi 32,45%. Memperhatikan perputaran tersebut, selama tahun 2005-2007 perputaran piutang cenderung menurun. Berdasarkan analisis tersebut, maka diperlukan kajian pada bagian kredit.

c. Average Collection Period

Average Collection Period menunjukkan rata – rata waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang dalam satu periode. Hasil analisis berdasarkan laporan keuangan dapat dilihat di bawah ini:

Tabel 14. Analisis Average Collection Period PT Obor Sewu Mandiri tahun 2005-2007

Tahun Average Receivable (Rp)

Net Credit Sales

(Rp) ACP

2005 5.000.000.000 1.656.000.000 3,019

2006 7.585.277.778 2.256.406.000 3,362

2007 9.976.741.667 3.237.627.000 3,081

Sumber : Data sekuder yang diolah

Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwa Average Collection Period tahun 2005 sebesar 3,019, kemudian meningkat pada tahun 2006. Namun pada tahun 2007 menurun menjadi 3,081. Berdasarkan pergerakan selama tiga tahun tersebut maka dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan tingkat Average Collection Period pada tahun 2006. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2006 terdapat resiko yang semakin besar atas tidak tertagihnya utang. Namun resiko tersebut menurun pada tahun 2007.

2. Hasil Analisis Profitabilitas

a. Gross Profit Margin

Gross Profit Margin adalah rasio yang menunjukkan tingkat laba kotor dengan volume penjualan. Laba kotor merupakan laba yang diperoleh sebelum dikurangi berbagai biaya seperti biaya tenaga kerja, biaya transportasi, biaya bunga, biaya pajak, dan biaya-biaya

lainnya. Analisis Gross Profit Margin berdasarkan laporan keuangan dapat dilihat di bawah ini:

Tabel 15. Analisis Gross Profit Margin PT Obor Sewu Mandiri tahun 2005-2007

Tahun Sales

(Rp)

Cost of Goods Sold

(Rp) GPM

2005 1.800.000.000 144.000.000 92,00%

2006 2.730.700.000 474.294.000 82,63%

2007 3.591.627.000 354.000.000 90,14%

Sumber : Data sekuder yang diolah

Berdasarkan analisis tersebut dapat dilihat bahwa Gross Profit Margin tahun 2005 sebesar 92%. Pada tahun 2006 menurun dan meningkat lagi pada tahun 2007, tetapi tidak sebesar tahun 2005. Berdasarkan analisis tersebut maka Gross Profit Margin cenderung menurun.

b. Net Profit Margin

Net Profit Margin dimaksudkan untuk mengetahui tingkat laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan volume penjualan. Hasil analisis tentang Net Profit Margin dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 16. Analisis Net Profit Margin PT Obor Sewu Mandiri tahun 2005-2007

Tahun Net Profit After Tax (Rp) Net Sales (Rp) NPM 2005 252.871.000 1.656.000.000 15,27% 2006 526.480.000 2.256.406.000 23,33% 2007 582.101.000 3.237.627.000 17,98%

Sumber : Data sekuder yang diolah

Berdasarkan analisis seperti terlihat pada tabel di atas menunjukkan bahwa Net Profit Margin selama tahun 2005-2007 terjadi kenaikan dan penurunan. Hal ini berarti tingkat

stabil. Laba bersih yang tidak stabil menunjukkan bahwa kegiatan perusahaan juga tidak stabil. Karena itu, agar perusahaan memperoleh laba yang stabil, kegiatan usaha juga harus dilakukan dengan lebih baik.

c. Operating Profit Margin

Operating Profit Margin dimaksudkan untuk mengetahui tingkat laba operasi sebelum bunga dan pajak dibandingkan dengan volume penjualan. Hasil analisis Operating Profit Margin dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 17. Analisis Operating Profit Margin PT Obor Sewu Mandiri tahun 2005-2007

Tahun EBIT (Rp) Net Sales (Rp) OPM 2005 333.513.000 318.828.000 104,61% 2006 627.781.000 591.381.000 106,16% 2007 761.808.000 646.779.000 117,78%

Sumber : Data sekuder yang diolah

Hasil analisis menunjukkan adanya peningkatan Operating Profit Margin dari tahun 2005-2007. Adanya peningkatan tersebut menunjukkan bahwa biaya bunga dan pajak semakin menurun.

d. Return on Equity

Return on Equity dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Hasil analisis terhadap Return on Equity tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 18. Analisis Return on Equity PT Obor Sewu Mandiri tahun 2005-2007

Tahun EAT (Rp) Equity (Rp) ROE 2005 252.871.000 558.464.000 45,28% 2006 526.480.000 1.084.944.000 48,53%

2007 582.101.000 1.783.056.000 32,65%

Sumber : Data sekuder yang diolah

Hasil analisis menunjukkan bahwa Return on Equity meningkat dari tahun 2005 ke tahun 2006, dan kemudian menurun tajam pada tahun 2007. Dengan hasil analisis tersebut dapat dikatakan bahwa laba yang diperoleh untuk para pemegang saham naik turun dan turun drastis pada tahun 2007.

e. Earning Power

Earning Power dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan laba dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia dalam perusahaan. Hasil analisis tentang Earning Power dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 19. Analisis Earning Power PT Obor Sewu Mandiri tahun 2005-2007

Tahun EBIT (Rp) Total Assets (Rp) EP 2005 333.513.000 1.542.623.000 21,62% 2006 627.781.000 3.333.597.000 18,83% 2007 761.808.000 4.356.680.000 17,49%

Sumber : Data sekuder yang diolah

Hasil analisis tentang Earning Power sebagaimana terlihat pada tabel di atas menunjukkan penurunan dari tahun 2005 hingga tahun 2007. Penurunan angka tersebut menunjukkan bahwa perusahaan selama tiga tahun tersebut semakin melemah dalam memperoleh laba usaha.

f. Return on Investment

Return on Investment dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam usaha menghasilkan keuntungan. Analisis Return on Investment

berdasarkan data laporan keuangan dari tahun 2005-2007 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tahun EAT (Rp) Total Assets (Rp) ROI 2005 252.871.000 1.542.623.000 16,39% 2006 526.480.000 3.333.597.000 15,79% 2007 582.101.000 4.356.680.000 13,36%

Sumber : Data sekuder yang diolah

Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat dilihat adanya penurunan dari tahun 2005-2007. Penurunan tersebut menunjukkan adanya penurunan kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dari penanaman modal dalam aktiva.

H. Pembahasan Hasil Analisis

Dokumen terkait