• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

4. Deskripsi Data

a. Tahap Perencanaan

Pembelajaran pada siklus I ini terdiri dari 2 kali pertemuan dengan durasi 2x35 menit, menerapkan pembelajaran kooperatif metode point counter point. Materi pembelajaran pada siklus I ini adalah mengenai globalisasi. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar observasi dan membuat alat evaluasi berupa soal untuk masing-masing siswa dan kelompok.

b. Tahap Tindakan 1. Pertemuan pertama

Pada tahap ini peneliti yang bertindak sebagai guru mata pelajaran PKn berusaha menerapkan pembelajaran kooperatif metode point counter point sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pada awal pembelajaran pertemuan pertama setelah membaca doa bersama dan

48

mengabsen siswa, peneliti yang bertindak sebagai guru kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran kemudian memberikan soal pretest

kepada siswa yang harus mereka kerjakan sebelum penjelasan materi dimulai, hal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan atau pengetahuan siswa sebelum proses pembelajaran tentang globalisasi dengan menerapkan pembelajaran kooperatif point counter point. Kegiatan berikutnya guru bertanya kepada siswa tentang globalisasi yang telah mereka ketahui, kemudian guru menjelaskan materi. Kemudian guru membagi siswa kedalam 6 kelompok di mana masing-masing kelompok terdiri dari 6 siswa, kemudian guru memberikan pembahasan materi yang berbeda untuk didiskusikan. Kemudian masing-masing kelompok harus mempresentasikan hasil diskusinya di kelas, dan kelompok lain boleh menanggapin dan saling adu debat dengan kelompok yang sedang mempersentasikan hasil diskusinya. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada yang belum dipahami atau belum diketahui. Setelah itu guru bersama siswa dapat menyimpulkan hasil diskusi.

Pada siklus ini peneliti melihat siswa sudah mulai menyukai proses pembelajaran, mereka terlihat aktif, senang dan tidak merasa bosan dalam belajar karena menerapkan pembelajaran kooperatif metode point counter point. Akan tetapi hanya beberapa siswa yang mengajukan pertanyaan karena siswa tidak berani untuk bertanya. Pada saat itu guru memberikan motivasi kepada siswa agar berani dalam mengajukan pertanyaan. Motivasi yang guru lakukan diharapkan dapat memacu siswa untuk menciptakan interaksi positif dalam kegiatan pembelajaran.

Dari hal di atas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada pertemuan pertama ini siswa sudah mulai menyukai dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran PKn, akan tetapi belum terlaksana dengan baik karena hanya sedikit siswa yang berani mengajukan pertanyaan. Dan guru masih kurang mengkondisikan siswa agar suasana kelas bisa lebih tenang.

49 2. Pertemuan kedua

Pada pertemuan kedua guru menyampaikan tujuan pembelajara. Motivasi yang diberikan pada pertemuan kedua ini yaitu berupa pertanyaan untuk mereview materi pada pertemuan sebelumnya. Kemudian dilanjutkan dengan deskripsi singkat dari pertemuan sebelumnya. Setelah guru selesai menjelaskan materi dilanjutkan dengan pembentukan kelompok. Setelah kelompok terbentuk guru mengarahkan siswa untuk melakuakan diskusi kelompok untuk menyelesaikan lembar pertanyaan yang telah dibagikan guru pada masing-masing kelompok. Siswa merespon guru dengan melakukan dan mendiskusikan lembar pertanyaan dikelompoknya. Selesai melakukan diskusi dan pembahasan, kemudian bersama-sama menyimpulkan hasil diskusi.

Pada pertemuan kedua ini siswa mulai mengikuti proses pembelajaran. Siswa aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kooperatif metode point counter point. Akan tetapi masih ada siswa yang kebingungan dalam mengikuti metode ini, guru berusaha menjelaskan kembali tugas-tugas yang harus dilakukan pada masing-masing kelompok. Pada pertemuan kedua ini guru memberikan tes hasi belajar atau posttest pada akhir siklus I kepada siswa. Materi tes yaitu meliputi pelajaran yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Tes ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar berdasarkan tindakan yang telah diberikan dan untuk mengetahui keberhasilan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran.

c. Tahap Pengamatan

Tahapan ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan oleh guru obsever yang mencatat seluruh indicator aktivitas siswa dan semua hal yang terjadi selama prosese pembelajaran berlangsung. Fokus pengamatan aktivitas belajar siswa terdiri dari 11 indikator, asfek pengamatan yang diberi skor nilai dengan skala 0 – 4, skor masing-masing indicator kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan nilai dengan rumus sebagai berikut :

50

Persentase = Skor yang diperoleh X 100 Jumlah Butir X Skor maksimal

Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I

NO Aspek yang diamati Pertemuan 1 2

1 Siswa siap mengikuti pelajaran 1 2

2 Siswa memperhatikan guru yang menjelaskan materi pelajaran

1 1

3 Siswa tekun da;lam mengerjakan soal 2 2

4 Siswa mengumpulkan tugas dengan tepat waktu 2 3

5 Siswa cepat merespon pertanyaan yang diberikan 1 1 6 Siswa menggunakan cara sendiri dalam

menyelesaikan soal

1 1

7 Siswa mengemukakan pendapat 1 1

8 Siswa aktif bertanya dan mengungkapkan masalah yang dihadapi

1 1

9 Siswa / kelompok mempersentasekan pekerjaannya 1 1

10 Siswa bekerja sama dalam kelompok 2 2

11 Siswa / kelompok memberikan tanggapan 2 2

Jumlah Skor 14 17

Rata-rata persentase 31,8 38,64

Dari hasil pengamatan tersebut terlihat bahwa aktivitas pembelajaran siswa dengan metode point counter point sudah menunjukkan peningkatan, meski masih ada beberapa indikator yang masih kurang. Dari table di atas, diperoleh informasi tentang aktivitas belajar siswa, dengan pencapaian skor pada pertemuan pertama 14 dengan persentase 31,8%, sedangkan pada pertemuan kedua pencapaian skor 17 dengan persentase 38,64.

51

Tabel 4.2 Daftar Nilai Siklus I

No Nama Siswa Nilai Keterangan

1 Alfikriansyah 70 Tuntas

2 Alfi Rahma Diana 82 Tuntas

3 Andri Gunawan 82 Tuntas

4 Anisatul Wardah 70 Tuntas

5 Audri Maharani 70 Tuntas

6 Desta Syahwai R 75 Tuntas

7 Dinni Dwi Pratiwi 55 Tidak tuntas

8 Faris Fadillah 70 Tuntas

9 Faikul Imam 60 Tidak tuntas

10 Fatmah Nurrahmadanti 65 Tidak tuntas

11 Galih Giandiansyah 60 Tidak tuntas

12 Gea Rona Zakhrafa 60 Tidak tuntas

13 Ghea Aribah 55 Tidak tuntas

14 Khairotunnisa Sudrajat 75 Tuntas

15 Lusiana safitri 65 Tidak tuntas

16 Lutfi Gusti Ramadhan 60 Tidak tuntas

17 M. Alfin Saputra 75 Tuntas

18 Miftahul Fadli 55 Tidak tuntas

19 Mualif Hambia 55 Tidak tuntas

20 M. Kiar Ilham 60 Tidak tuntas

21 M. Naufal 70 Tuntas

22 M. Rizki 70 Tuntas

23 Nisrina Ayu Fadia 75 Tuntas

24 Ramadhan Fitriyadi 72 Tuntas

25 Ramdi Akbar Sidik 55 Tidak tuntas

26 Rayi Roghadatul 72 Tuntas

27 Rizan Pasya 70 Tuntas

52

29 Sahid Ar rahman 70 Tuntas

30 Sopiyanti 70 Tuntas

31 Suci Salwa 70 Tuntas

32 Syifana Az Zahra 75 Tuntas

33 Tarisa Bella 72 Tuntas

34 Ibnu Al gifari 70 Tuntas

35 Nilam Wulandari 71 Tuntas

36 M. Farhan 70 Tuntas

37 Rizky Fadillah 72 Tuntas

Jumlah 2513

Rata-rata 68

Persentase ketuntasan 67,56%

Persentase ketidak tuntasan 32,43%

Nilai rata-rata tes siswa = Jumlah nilai seluruh siswa Jumlah siswa

= 2513 37 = 68

Jumlah persentase ketuntasan = 25 X 100% 37

= 67,56%

Jumlah persentase ketidak tuntasan = 12 X 100% 37

53

Dari table di atas dapat diketahui ketuntasan belajar siswa pada siklus I baru mencapai 67,56% atau 25 siswa dari 37 siswa, sedangkan yang belum mencapai ketuntasan 32,43% atau 12 siswa dari 37 siswa.

Dari hasil pengamatan proses pembelajaran pada siklus I ada peningkatan walaupun belum memuaskan. Penerapan pembelajaran kooperatif metode point counter point pada proses pembelajaran membawa dampak baik pada prolehan nilai siswa. Hasil belajar siswa pada siklus ini yang mencapai ketuntasan 67,56% atau 25 siswa dari 37 siswa. Sedangkan yang belum mencapai ketuntasan 32,43% atau 12 siswa dari 37 siswa. Namun masih terdapat kendal-kendala pada proses pembelajaran, yaitu masih ada saja siswa yang mondar mandir keluar kelas dengan alasan buang air karena mereka tidak mau mengikuti pembelajaran, masih ada siswa yang belum dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya, serta masih terdapat kelompok yang mengandalkan siswa yang pintar saja dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru, dan alokasi waktu dalam proses pembelajaran masih belum optimal.

d. Tahap Refleksi

Hasil analisis dan evaluasi pada siklus I mendeskripsikan secara garis besar kekurangan yang ada pada siklus I antara lain:

1. Kurang meratanya peneliti dalam membimbing dan mengarahkan siswa pada proses pembelajaran berlangsung.

Dengan adanya kekurangan ini peneliti akan berusaha untuk memberikan bimbingan yang merata pada siswa.

2. Masih ada siswa yang tidak mau mengikuti proses pembelajaran. Perbaiakan yang peneliti lakuan dalam hal ini adalah tindakan tegas dal lebih kreatif lagi dalam mengkondisikan kelas sehingga tidak ada lagi siswa yang berpura-pura buang air karena tidak mau mengikuti pelajaran.

54

3. Masih ada siswa yang belum dapat bekerja sama dalam kelompoknya.

Perbaiakan yang peneliti lakuakan adalah memberikan arah kepada semuan anggota kelompok agar dapat bekerja sama untuk kelompoknya.

4. Masih terdapat kelompok yang mengandalkan siswa yang pintar saja dalam mengerjakan tugas.

Perbaiakan yang peneliti lakuan yaitu lebih berusaha untuk lebih membimbing setiap kelompok untuk saling bekerja sama agar tidak ada lagi yang saling mengandalkan pada siswa yang pintar saja semua anggota kelompok harus saling membantu.

5. Siswa masih belum berani untuk bertanya ataupun mengeluarkan pendapatnya, sehingga dalam pertemuan ini siswa masih kurang berfikir kreatif.

Dalam hal ini peneliti memberikan motivasi kepada siswa agar lebih berani untuk bertanya atau mengeluarkan pendapatnya.

1. Siklus II

a. Perencanaan

Pada perencanaan pada siklus II ini merupakan perbaikan dari tindakan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I. Adapun perencanaan yang dilakukan pada siklus II berupa penyusunan Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk materi yang akan dibahas pada siklus II dan menyusun tes hasil belajar.

b. Tindakan

a) Pertemuan pertama

Pada awal pembelajaran guru membuka pembelajaran dengan salam dan doa. Sebelum pembelajaran dilanjutkan dengan menerapkan pembelajarn kooperatif metode point conter point, guru terlebih dahulu menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Selanjutnya guru memberikan soal pretest kepada siswa

55

untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum pembahasan materi dilakukan. Setelah pretest dilaksanakan dilanjutkan dengan mengulas materi yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.

Setelah guru membahas materi yang akan disampaikan dilanjutkan dengan membagi siswa menjadi 6 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 6 siswa dan ada yang 7 siswa.Siswa kemudian membuat kelompok sesuai dengan yang diperintahkan oleh guru, kemudian guru memberikan pembahasan dan soal kepada masing-masing kelompok untuk didiskusikan dan persentasikan, setelah masing-masing kelompok selesai berdiskusi guru mempersilakan kelompok yang sudah siap untuk mempersentasikan hasil diskusinya, kepada kelompok lain guru memerintahkan untuk memperhatikan dan siap untuk menebat atau menyangga ataupun menanggapai apa yang sudah disampaikan oleh kelompok yang mempersentasikan tersebut. Ketika berjalannya diskusi guru mengawasi dan berkunjung kemasing-masing kelompok untuk memberikan arahan. Pada pertemuan ini siswa lebih antusias dan tertib dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Pada akhir pembelajaranguru dan siswa bersama-sama membahas hasil diskusi, dan bersama-sama menyimpulkan materi yang sudah dibahas pada pertemuan ini.

b) Pertemuan kedua

Pada pertemuan ke dua ini guru membuka pembelajaran dengan memberi salam dan doa, kemudian guru memberiakn motivasi kepada siswa. Selanjutnya guru mengulas kembali materi yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Guru melanjutkan dengan memnyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan ini.

Setelah proses pembahasan materi selesai dilanjutkan dengan guru membagi siswa menjadi 6 kelompok untuk yang masing-masing kelompok terdiri dari 6 siswa dan ada yang 7 siswa untuk membahas

56

atau mendiskusikan soal yang diberikan oleh guru. Kemudian setelah masing-masing kelompok berdiskusi guru tetap memantau jalannya diskusi, proses pembelajaran ini sangat epektif siswa atau semua kelompok terlihat antusias dalam mengerjakan tugas, merekapun saling berdebat dan bertukar informasi satu sama lain. Setelah selesai berdiskusi guru memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk mempresentasekan hasil diskusinya, kelompok yang lain menanggapi ataupun mendebatnya. Setelah masing-masing kelompok selesai saling adu debat, kemudian bersama-sama menyimpulkan materi yang sudah dibahas pada pertemuan ini.

Pada pertemuan kedua ini merupakan akhir dari siklus II, guru memberikan posttest kepada siswa. Posttest dilakukan untuk mengetahui hasil tindakan yang sudah dilakukan pada siklus II ini. Melalui hasil belajar dapat terlihat indicator keberhasilan yang diharapkan, yang dapat dilihat melalui posttest.

Tabel 4.3 Daftar Nilai Siklus II

No Nama Siswa Nilai Keterangan

1 Alfikriansyah 70 Tuntas

2 Alfi Rahma Diana 100 Tuntas

3 Andri Gunawan 95 Tuntas

4 Anisatul Wardah 70 Tuntas

5 Audri Maharani 70 Tuntas

6 Desta Syahwai R 75 Tuntas

7 Dinni Dwi Pratiwi 75 Tuntas

8 Faris Fadillah 70 Tuntas

9 Faikul Imam 75 Tuntas

10 Fatmah Nurrahmadanti 70 Tuntas

11 Galih Giandiansyah 70 Tuntas

12 Gea Rona Zakhrafa 70 Tuntas

57

14 Khairotunnisa Sudrajat 75 Tuntas

15 Lusiana safitri 65 Tidak tuntas

16 Lutfi Gusti Ramadhan 60 Tidak tuntas

17 M. Alfin Saputra 100 Tuntas

18 Miftahul Fadli 60 Tidak tuntas

19 Mualif Hambia 70 Tuntas

20 M. Kiar Ilham 75 Tuntas

21 M. Naufal 80 Tuntas

22 M. Rizki 70 Tuntas

23 Nisrina Ayu Fadia 80 Tuntas

24 Ramadhan Fitriyadi 72 Tuntas

25 Ramdi Akbar Sidik 70 Tuntas

26 Rayi Roghadatul 72 Tuntas

27 Rizan Pasya 70 Tuntas

28 Rabiatul Adawiyah 75 Tuntas

29 Sahid Ar rahman 70 Tuntas

30 Sopiyanti 70 Tuntas

31 Suci Salwa 70 Tuntas

32 Syifana Az Zahra 85 Tuntas

33 Tarisa Bella 72 Tuntas

34 Ibnu Al gifari 70 Tuntas

35 Nilam Wulandari 71 Tuntas

36 M. Farhan 70 Tuntas

37 Rizky Fadillah 72 Tuntas

Jumlah 2744

Rata-rata 74,16

Persentase ketuntasan 91,9%

58

Nilai rata-rata tes siswa = Jumlah nilai seluruh siswa Jumlah siswa

= 2744 37 = 74,16

Jumlah persentase ketuntasan = 34 X 100% 37

= 91,9%

Jumlah persentase ketidak tuntasan = 3 X 100% 37

= 8,10%

Dari table di atas, dapat dilihat nilai paling rendah yang diperoleh siswa adalah 55, sedangkan nilai tertinggi adalah 100. Dari table tersebut menunjukan bahwa hasil belajar siswa meningkat.

Dari hasil belajar siklus II diperoleh rata-rata 74,02, sedangkan presentase ketuntasannya 91,9%. Nilai tersebut menunjukan penerapan pembelajaran kooperatif metode point counter point dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian indikator keberhasilan peneliti ini sudah tercapai.

c. Tahap Pengamatan

Tahap ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pengamatan ini dilakukan oleh guru kolaborasi yang mencatat seluruh indikator aktivitas siswa dan semua hal yang terjadi selama proses pembelajaran. Fokus pengamatan aktivitas belajar siswa terdiri dari 11 indikator asfek yang diberikan skor nilai dengan skala 0 – 4. Skor masing-masing indicator kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan nilai dengan rumus sebagai berikut:

59

Persentase = Skor yang diperoleh X 100 Jumlah butir X Skor maksimum

Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II

NO Aspek yang diamati Pertemuan 1 2

1 Siswa siap mengikuti pelajaran 2 3

2 Siswa memperhatikan guru yang menjelaskan materi pelajaran

3 4

3 Siswa tekun dalam mengerjakan soal 3 3

4 Siswa mengumpulkan tugas dengan tepat waktu 3 3

5 Siswa cepat merespon pertanyaan yang diberikan 3 4 6 Siswa menggunakan cara sendiri dalam

menyelesaikan soal

2 3

7 Siswa mengemukakan pendapat 2 3

8 Siswa aktif bertanya dan mengungkapkan masalah yang dihadapi

3 3

9 Siswa / kelompok mempersentasekan pekerjaannya 3 4

10 Siswa bekerja sama dalam kelompok 3 4

11 Siswa / kelompok memberikan tanggapan 3 4

Jumlah Skor 30 38

Rata-rata persentase 68.18 86,36

Dari hasil pengamatan tersebut terlihat bahwa aktivitas pembelajaran siswa dengan metode point counter point sudah menunjukkan peningkatan. Dari table di atas, diperoleh informasi tentang aktivitas belajar siswa, dengan pencapaian skor pada pertemuan pertama 30 dengan persentase 68,18%, sedangkan pada pertemuan kedua pencapaian skor 38 dengan persentase 86,36.

Proses pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Kondisi ini dapat diamati berdasarkan hasil

60

observasi pada saat proses pembelajaran seperti yang terlihat pada table di atas. Selain yang terlihat di table ada beberapa peningkatan yang lain diantaranya adalah :

a) Suasana kelas lebih tertib, siswa menjadi lebih terkendali dan lebih berkonsentrasi dalam proses pembelajaran kooperatif metode point caounter point.

b) Siswa sudah memahami tahapan-tahapan dalam proses pembelajaran kooperatif metode point counter point.

c) Alokasi waktu pada proses pembelajaran lebih optimal sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan sebelumnya.

d) Terjadinya peningkatan hasil belajar siswa, pada siklus I hasil belajar siswa sebesar 67,56%, sedangkan pada siklus II hasil belajar siswa meningkat menjadi 91,9%.

d. Tahap Repfleksi

Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi data pada siklus II, diperoleh deskripsi bahwa pembelajaran kooperatif metode point counter point dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hasil belajar yang dicapai siswa telah mencapai indicator yang ditetapkan pada awal penelitian, dan hal-hal yang perlu diperbaiki pada siklus I sudah terjadi penyempurnaan pada siklus II. Dengan demikian, indicator pada penelitian ini sudah tercapai sehingga penelitian ini tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.

B. Analisis Data

Berdasarkan hasil penelitian siklus II diperoleh bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I. Dari siklus II ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada materi globalisasi telah memenuhi indikator yang peneliti harapkan. Hasil rata-rata dan persentase siswa mengalami kenaikan yang sudah memuaskan, ketuntasan belajar siswa sudah mencapai lebih dari kualipikasi yang ditentukan dan respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif metode point counter point

61

Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Peningkatan Hasil Belajar siswa

Statistik Pra Sikus Siklus I Siklus II

Nila Tertinggi 80 82 100 Nilai Terendah 55 55 60 Rata-rata 60,27 68 74,16 Persentase ketuntasan 19% 67,56% 91,9%

Berdasarkan tabeldi atas diperoleh informasi bahwa hasil belajar siswa mencapai hasil rata-rata yang baik. Rata-rata nilai pada siklus II mengalami peningkatan yaitu dari sebelumnya pada pra siklus 60,27, sedangkan rata-rata pada siklus I 68 menjadi 74,16 pada siklus II. Sedangkan persentase pra siklus 19% sedangkan persentase pada siklus I 67,56% menjadi 91,9% pada siklius II. Peningkatan hasil belajar siswa jika disajikan dalam diagaram batang adalah sebagai berikut:

Gambar 4.4 Grafik Hasil Evaluasi

C. Pembahasan

Sebelum dilakukan tindakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif point counter point. Proses pembelajaran PKn cenderung menggunakan metode ceramah, guru banyak mendominasi kelas sehingga siswa kurang aktif, serta penggunaan media pembelajaran

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

62

yang terbatas pada papan tulis saja. Hal tersebut menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa terutama pada materi globalisasi.

Setelah dilakukan penelitian tindakan kelas yaitu dengan penerapan pembelajaran kooperatif metode poin counter point, hasil belajar siswa mengalami peningkatan serta siswa dapat belajar lebih aktif dan proses pembelajaran lebih menyenangkan.

Hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus I sudah mencapai kriteria yang diharapkan walaupun belum memuaskan. Jumlah siswa yang sudah mencapai KKM dalam pembelajaran 68% atau 28 siswa dari 37 siswa. Hal ini menunjuk bahwa masih ada siswa yang hasil belajarnya rendah. Hal ini disebabkan siswa belum terbiasa dengan penerapan pembelajaran kooperatif metode point counter point. Dalam proses pembelajaran masih banyak siswa sibuk bercanda dalam kelas dan siswa.

Kemudian penelitian dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus II ternyata hasil belajar siswa melebihi ketuntasan belajar yang diharapkan, jumlah siswa yang mencapai KKM 91,9% atau 34 siswa dari 37 siswa, sehingga pemberian tindakan pada penelitian ini dihentikan. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif metode point counter point

dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa. Siswa sudah mulai aktif bertanya dan mengemukakan pendapat dan guru hanya mengawasi dan mengarahkan pembelajaran.

Pencapaian hasil belajar siswa dipengaruhi oleh pembelajaran kooperatif metode point counter point yang diterapkan selama proses pembelajaran. Hal ini karena pembelajaran kooperatif metode point counter point lebih menarik, lebih aktif, karena siswa dapat saling membantu dan mengajarkan dalam memahami materi yang diajarkan.

63

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif metode point counter point dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa dengan rata-rata nilai pada siklus I sebesar 68 sedangkan rata-rata nilai pada siklus II meningkat menjadi 74,16. Dengan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM pada siklus I sebesar 67,56%, pada siklus II sebesar 91,9%, sedangkan indikator keberhasilan yang ditentukan adalah 80% siswa yang mencapai KKM.

B. Saran - Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut :

1. Untuk memaksimalkan hasil belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif metode point counter point hendaknya guru lebih menguasai materi dan langkah-langkah pembelajaran. 2. Penerapan pembelajaran kooperatif point counter point dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dan menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan.

3. Dalam pelaksanaan di kelas, pembelajaran kooperatif metode point counter point dapat dijadikan sebagai alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Suparta, Dana. Sejarah Pendidikan. Bandung : CV Ilmu. 1976.

Rasyad, Aminuddin. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : UHAMKA PRESS. 2003.

Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta : PT Bumi Aksara. 2005.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : KENCANA. 2006.

Sabri, Alisuf. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya. 1995. Arikunto, Suarsimi. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi

Aksara. 2009.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2010. Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2012. Suyono, dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya. 2012.

Hernawan, Herry Asep, dkk. Belajar dan Pembelajaran SD. Bandung : UPI PRESS. 2007

Dimyati, dan Mudjiyono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. 2012. Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta :

Suprijono, Agus. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 2013. Arikunto, Suarsimi, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksar.

2014.

Zaini, Hisyam dkk. Stategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani. 2008.

Johnson, David W, dan Holubec Johnson Edythe. Colaborative Learning. Bandung : Nusa Media. 2012.

Semiawan, Conny. Belajar dan Pembelajaran Pra Sekolah dan Sekolah Dasar.

Indonesia : PT Macana Jaya Cemerlang. 2008.

Syarifudin, Tatang. Landasan Pendidikan. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI. 2009.

Arikunto, Suarsimi, dan Abdul Jabar Syafrudin. Evaluasi Program Pendidikan.

Mata Pelajaran : PKn Kelas / Semester : IV / II

Pertemuan : Ke 1

Alokasi waktu : 2 x 35 menit (1x pertemuan)

Standar Kompentensi : Menunjukan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya Kompetenti Dasar : Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi

di lingkungannya.

Dokumen terkait