• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELTIAN

A. Deskripsi Data Hasil Intervensi Tindakan

Data penelitian diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SDN 04 Pagi Cakung Barat Jakarta Timur, khususnya untuk siswa-siswi di kelas III yang terdiri dari 34 orang siswa.

Penelitian dilakukan dalam dua siklus dan setiap siklus terdiri dari 5 kali dan pada pertemuan kelima dan kesepuluh di akhir pembelajaran guru memberikan siswa angket motivasi belajar akhir siklus I dan II. Alokasi waktu pertemuan dalam penelitian ini adalah 2 x 35 menit. Pelaksanaan tiap siklusnya melalui tahap perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Data penelitian ini berkaitan dengan meningkatkan motivasi belajar siswa matematika tentang “Pecahan Sederhana” dengan menggunakan alat peraga “Blok Pecahan”.

1. Pra Penelitian

Berdasarkan hasil observasi baik melalui pengamatan langsung maupun hasil wawancara dengan guru kelas III SDN 04 Pagi, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kendala-kendala yang dihadapi pada saat proses pembelajaran matematika di kelas III diantaranya adalah motivasi belajar siswa rendah karena guru hanya menggunakan metode ceramah dan tanpa menggunakan alat peraga dalam menyampaikan materi yang diajarkan dan siswa yang aktif hanya 7 orang siswa dari 34 siswa di kelas tersebut.

Berdasarkan kendala-kendala tersebut, maka peneliti mencoba menerapkan

alat peraga “Blok Pecahan” pada materi pecahan yang diajarkan di kelas III pada

semester II sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. Alat peraga “Blok Pecahan” digunakan pada saat guru menjelaskan materi pecahan, dan guru

menggunakan 2 macam blok pecahan yaitu terbuat dari triplek berwarna dan dari karton berwarna. Dengan demikian alat peraga “Blok Pecahan” memiliki peran penting dalam proses pembelajaran, terutama dalam hal penyampaian materi pelajaran. Sehingga siswa lebih paham terhadap materi pecahan yang diajarkan .

Oleh sebab itu, objek penelitian tindakan ini adalah alat peraga “Blok Pecahan”, serta motivasi belajar siswa pada pembelajaran matematika khususnya materi pecahan. Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi atau pengamatan dan refleksi. Pada tahap perencanaan, peneliti dan guru kelas yang menjadi kolaborator dan observer, mengembangkan rencana tindakan berdasarkan hasil pengamatan awal terhadap proses pembelajaran matematika dan meningkatkan motivasi belajar matematika siswa. Sebelum melakukan tindakan, pada tahap ini peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan lembar kerja siswa (LKS), lembar observasi siswa, lembar observasi pembelajaran dan lembar wawancara.

Selanjutnya adalah tahap pelaksanaan tindakan, maksudnya adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali yang bertujuan untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa pada proses pembelajaran materi pecahan. Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, dalam satu siklus terdiri dari lima kali pertemuan.

2. Pelaksanaan Penelitian Siklus I

Kegiatan pelaksanaan penelitian pada siklus I melalui tahap perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

a. Tahap Perencanaan

Sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas pada siklus I, peneliti membuat perencanaan tindakan. Pada perencanaan tindakan, peneliti menyusun dan mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam penelitian, diantaranya:

 Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mengacu pada kurikulum KTSP dengan menentukan mata pelajaran matematika materi pecahan sebagai fokus pembelajaran.

 Menyiapkan lembar kerja siswa, bahan ajar serta alat peraga “Blok Pecahan” yang digunakan dalam proses pembelajaran.

 Lembar observasi terhadap aktifitas pembelajaran dari segi guru/peneliti, siswa dan alat peraga blok pecahan yang digunakan.

 Lembar observasi terhadap aktifitas siswa selama pembelajaran berlangsung.

 Kamera untuk mendokumentasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 8 Januari 2014 untuk pertemuan pertama, pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 15 Januari 2014, pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 21 Januari 2014, pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 22 Januari 2014, sedangkan pertemuan kelima atau pertemuan terakhir pada siklus I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 28 Januari 2014. Dan pada pertemuan kelima ini guru

memberikan angket motivasi kepada siswa untuk mengetahui motivasi belajar siswa pada materi pecahan di siklus I ini.

Adapun pelaksanaan tindakan penelitian disesuaikan dengan rencana pembelajaran yang telah disusun sebelumnya, yaitu sebagai berikut:

1. Pertemuan pertama (Rabu, 8 Januari 2014)

Pada pertemuan pertama jumlah siswa yang hadir adalah 34 siswa. Pertemuan ini dilakukan selama 2 x 35 menit, yakni dari pukul 10.00 sampai pukul 11.10 WIB. Pada tahap pendahuluan sebelum memulai pembelajaran guru memberikan ice breaking selamat 2 menit sebagai motivasi kemudian setelah itu guru menjelaskan tujuan pembelajaran yaitu kegiatan dan pencapaian yang akan dilakukan pada hari ini agar siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Selanjutnya memasuki tahap eksplorasi guru menggali pengetahuan awal siswa mengenai pecahan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dasar dan hanya beberapa siswa yang dapat menjawab dengan bahasa mereka sendiri. Setalah guru mengetahui pengetehuan awal siswa mengenai pecahan barulah guru masuk tahap elaborasi, guru mulai menjelaskan tentang pecahan dengan menggunakan blok pecahan yang terbuat dari triplek berwarna. Kemudian guru meminta beberapa siswa untuk maju kedepan kelas untuk menunjukan suatu pecahan dengan menggunakan blok pecahan dari triplek berwarna tersebut. Sebagaimana dapat dilihat pada gambar 4.1:

Gambar 4.1

Pada gambar 4.1 siswa sedang memperagakan 4 bagiannya tidak berwarna dan 2 bagian berwarna, menunjukan bahwasannya bagian yang berwarna itu adalah pecahan

bagian.

Setelah menjelaskan guru memberikan beberapa soal kepada siswa mengenai pecahan, dan siswa yang dapat menjawab maju ke depan kelas kemudian menggambarkan blok pecahan berbentuk lingkaran sesuai soal yang diberikan guru. Sebagaimana terlihat pada gambar 4.2:

Gambar 4.2

Siswa Menggambar Blok Pecahan

Pada gambar 4.2 siswa sedang menggambar pecahan

dan pada gambar.

Ketika siswa sudah paham pada penjelasan guru mengenai pecahan, lalu guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil sebanyak 6 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 sampai dengan 6 orang siswa. Setelah kelompok terbentuk guru membagikan bahan ajar kepada masing-masing kelompok berupa 5 butir soal pecahan dan setiap kelompok harus menggambar blok pecahan berbentuk lingkaran pada karton kosong yang telah disediakan untuk setiap kelompoknya. Adapun aktifitas kelompok dapat dilihat pada gambar 4.3 dan 4.4 :

Gambar 4.3 Gambar 4.4 Kegiatan Kelompok 1 Kegiatan Kelompok 1

Pada gambar 4.3 salah satu kelompok sedang melakukan aktivitas kerja kelompok, terlihat siswa sedang menggambar pecahan, mewarnai dan menggunting. Adapun pada gambar 4.4 pada kelompok yang lain siswa sedang mengelem pecahan dikarton kosong.

Setelah melakukan tugas kelompok siswa yang kesulitan mengerjakan tugas kelompok dipersilakan bertanya dan guru mempersilakan siswa yang lain untuk menjawab. Kemudian guru membagikan LKS I sebagai alat untuk mengukur tingkat pemahaman siswa pada pembelajaran hari ini. Siswa tidak dapat mencontek temannya karena guru membuat soal yang berbeda dari 1 siswa dengan siswa yang lainnya tapi dengan inti yang sama. Selanjutnya guru masuk pada tahap konfirmasi yang mana pada tahap ini guru bertanya pada siswa apakah masih ada yang belum paham dengan apa yang diajarkan pada hari ini dan ada 10 siswa lebih yang belum paham akan tetapi tidak mengajukan pertanyaan. Kemudian agar siswa lebih paham lagi, guru memberikan penguatan dengan menjelaskan kembali pelajaran dari awal hingga akhir menggunakan blok pecahan dari triplek berwarna dan menggambar di papan tulis, guru memberikan beberapa pertanyaan berupa soal kepada siswa yang belum paham tadi dan siswa tersebut menjawabnya di depan kelas dengan cara menggambar blok pecahan sesuai dengan soal yang diberikan. Pada kegiatan akhir pembelajaran ini bertepatan dengan pergantian jam pelajaran. Guru mengakhiri pelajaran dengan memberikan memberikan nasehat pembelajaran agar siswa mempelajari lagi apa yang telah dipelajari hari ini.

2. Pertemuan kedua (Rabu, 15 Januari 2014)

Pada pertemuan kedua jumlah siswa yang hadir adalah 34 siswa. Pertemuan ini dilakukan selama 2 x 35 menit, yakni dari pukul 10.00 sampai pukul 11.10 WIB. Sebelum memulai pembelajaran guru mengajak siswa berdoa terlebih dahulu yang dipimpin oleh ketua kelas, kemudian dilanjutkan dengan mengabsen kehadiran siswa. Sebelum memulai pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan kedua. Setelah itu pada tahap eksplorasi guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab tentang materi yang sudah diberikan pada pertemuan pertama. Selanjutnya pada tahap elaborasi, guru menjelaskan pecahan dengan menggunakan blok pecahan dari triplek berbentuk persegi panjang dan bangun datar yang lainnya. Kemudian guru mempersilakkan kepada siswa yang belum paham untuk bertanya, akan tetapi tidak ada siswa yang bertanya karena sudah paham. Lalu guru melanjutkan pengajaran dengan membentuk siswa kedalam 6 kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 5 orang sampai 6 orang siswa pada setiap kelompoknya. Guru membagikan soal pecahan sebanyak 5 butir soal pada setiap kelompok dan menugaskan setiap kelompok untuk menggambar pecahan tersebut dengan blok pecahan berbentuk persegi panjang di karton kosong yang telah disediakan untuk masing-masing kelompok. Kegiatan kelompok dapat dilihat pada gambar 4.5 :

Gambar 4.5 Kegiatan Kelompok 2

Terlihat pada gambar 4.5 beberapa kelompok sedang membuat blok pecahan dengan bentuk persegi dan persegi panjang.

Pada pukul 10.45 WIB masing-masing siswa mengerjakan LKS II yang diberikan oleh guru. Setelah siswa mengerjakan LKS II, guru menanyakan apakah masih ada yang belum paham, rata-rata siswa menjawab paham. Hampir 100% siswa paham pada materi hari ini hanya ada 2 orang siswa yang kurang paham karena kurang memperhatikan penjelasan guru. Tahap selanjutnya yaitu konfirmasi, guru memberikan beberapa soal kepada siswa dan siswa yang menjawab maju kedepan kelas dan menggambar soal pecahan tersebut dengan blok pecahan berbentuk persegi panjang. Saat siswa mengerjakan LKS II, dapat dilihat pada gambar 4.6:

Gambar 4.6

Siswa Mengerjakan LKS II

Pada gambar 4.6 siswa sedang mengerjakan LKS II secara individu dan tertib. Pada LKS II siswa ditugaskan mewarnai gambar blok pecahan berbentuk persegi panjang dan bangun datar lainnya sesuai dengan nilai pecahan yang ada.

Kegiatan akhir pembelajaran ini guru memberikan nasehat agar mengulang kembali pelajaran yang telah diajarkan.

3. Pertemuan ketiga (Selasa, 21 Januari 2014)

Pada pertemuan ketiga jumlah siswa yang hadir adalah 34 siswa. Pertemuan ini dilakukan selama 2 x 35 menit, yakni dari pukul 10.00 sampai pukul 11.10 WIB. Sebelum memulai pembelajaran guru mengajak siswa berdoa terlebih dahulu yang dipimpin oleh ketua kelas, kemudian dilanjutkan dengan mengabsen kehadiran siswa setelah itu guru memberikan ice breaking. Sebelum memulai

pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan ketiga ini. Setelah itu masuk pada tahap eksplorasi yang mana guru melakukan tanya jawab kepada siswa mengenai pecahan pada pertemuan pertama dan kedua. Dan guru memberikan apresiasi kepada siswa yang berani dan dapat menjawab dengan benar. Saat siswa menjawab pertanyaan guru dengan menggambarkan pecahannya di papan tulis, dapat dilihat pada gambar 4.7:

Gambar 4.7

Siswa Menjawab Soal Pecahan

Gambar 4.7 ini siswa sedang menjawab pertanyaan guru mengenai pecahan

dan siswa menggambarnya di papan tulis.

Selanjutnya pada tahap elaborasi, guru menjelaskan mengenai istilah pembilang dan penyebut dalam pecahan dan menjelaskan mana yang dinamakan pembilang dan penyebut dengan menggunakan blok pecahan. Setelah siswa memahami penjelasan guru, guru membagikan LKS III untuk dikerjakan oleh siswa secara individual. Setelah mengerjakan LKS III, guru memberikan pertanyaan rebutan kepada siswa mengenai pecahan dari pertemuan pertama, kedua dan ketiga. Yang aktif menjawab ada sekitar 15 siswa. Dan pada tahap konfirmasi guru menjelaskan apa yang baru saja ditanyakan ke siswa.

Guru mengakhiri pelajaran dengan memberikan nasehat pembelajaran agar siswa mempelajari apa yang telah dipelajari hari ini dan hari-hari sebelumnya.

4. Pertemuan keempat (Rabu, 22 Januari 2014)

Pada pertemuan keempat ini jumlah siswa yang hadir adalah 34 siswa. Pertemuan ini dilakukan selama 2 x 35 menit, yakni dari pukul 10.00 sampai pukul 11.10 WIB. Sebelum memulai pembelajaran guru mengajak siswa berdoa terlebih dahulu yang dipimpin oleh ketua kelas, kemudian dilanjutkan dengan mengabsen kehadiran siswa. Sebelum memulai pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan keempat ini. Setelah itu guru

melakukan eksplorasi dengan menanya apa maksud dari tanda baca “<”, “>” dan “=”. Kemudian pada tahap elaborasi guru menjelaskan tentang tanda baca tersebut

jika digunakan pada pecahan. Guru menjelaskan mengenai mengurutkan pecahan dari yang terbesar sampai yang terkecil dengan menggunakan blok pecahan dari triplek berwarna dan siswa menyimak penjelasan guru. Pada pertemuan keempat ini pembelajaran sedikit lebih sulit dari pelajaran sebelumnya.

Setelah guru menjelaskan, siswa diberikan LKS IV agar siswa dapat lebih memahami materi yang diajarkan hari ini. Siswa kurang tertib pada saat mengerjakan LKS IV itu menandakan mereka kurang paham dengan materi hari ini. Lalu pada tahap konfirmasi guru menjelaskan kembali mengenai materi hari ini dengan mengulas LKS IV yang baru saja mereka kerjakan. Saat siswa mengerjakan LKS IV, dapat dilihat pada gambar 4.8:

Gambar 4.8

Pada gambar 4.8 dapat dilihat gambar siswa sedang mengerjakan soal-soal LKS IV yang diberikan oleh guru kepada masing-masing siswa dengan cara mewarnai gambar blok pecahan yang ada di LKS IV.

Dikarenakan waktu yang kurang memadai, akhirnya guru membuat pertemuan tambahan pada pertemuan selanjutnya dengan pembahasan yang sama seperti pertemuan hari ini. Jadi pertemuan kelima dilakukan adalah pertemuan yang keluar dari pembahasan antara peneliti dengan pembimbing karena kondisional. Adapun pertemuan kelima dilakukan tidak diruangan kelas akan tetapi dilakukan di musholah, maka dari itu siswa ditugaskan untuk menggambar blok pecahan di buku gambar. Saat siswa menggambar blok pecahan di buku gambar, dapat dilihat pada gambar 4.9:

Gambar 4.9

Siswa Menggambar Blok Pecahan

Pada gambar 4.9 dapat dilihat saat siswa menggambar blok pecahan dibuku gambar untuk mengurutkan pecahan yang terbesar sampai yang terkecil yang akan dilakukan pada pertemuan kelima.

Kegiatan akhir pembelajaran ini guru memberikan nasehat agar siswa mempelajari materi yang telah diajarkan khususnya materi hari ini, karena pertemuan selanjutnya akan membahas pelajaran hari ini.

5. Pertemuan Kelima dan Akhir Siklus I (Selasa, 28 Januari 2014)

Pada pertemuan kelima ini jumlah siswa yang hadir adalah 34 siswa. Pertemuan ini dilakukan selama 2 x 35 menit, yakni dari pukul 10.00 sampai pukul 11.10 WIB. Sebelum memulai pembelajaran guru mengajak siswa berdoa terlebih

dahulu yang dipimpin oleh ketua kelas, kemudian dilanjutkan dengan mengabsen kehadiran siswa. Sebelum memulai pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan kelima ini. Kemudian pada tahapan eksplorasi guru menanyakan mengenai pembelajaran pecahan pada pertemuan keempat. Siswa menjawab pertanyaan guru tapi beberapa murid yang diberikan pertanyaan menjawab dengan jawaban yang kurang tepat dan itu menandakan siswa belum memahami meteri yang diajarkan.

Selanjutnya pada tahap elaborasi, guru menjelaskan kembali materi tersebut dengan menggunakan blok pecahan dari triplek berwarna. Guru menugaskan beberapa siswa untuk menggambar blok pecahan berbentuk lingkaran sesuai soal yang diberikan guru, kemudian membandingkan pecahan tersebut dan menentukan mana pecahan yang terbesar dan yang terkecil. Lalu guru memberikan mereka LKS V untuk menambah pemahaman siswa mengenai materi tersebut. Setelah siswa selesai mengerjakan LKS V, pada tahap konfirmasi guru dan siswa bersama-sama mengulas LKS V. Dan sekitar 20 orang siswa mulai memahami materi tersebut. Pada akhir pembelajaran, guru memberikan angket motivasi belajar siswa untuk diisi oleh siswa sebagai acuan guru terhadap motivasi belajar siswa yang terjadi pada siklus I. Adapun angket motivasi belajar siswa pada siklus I terlampir.

c. Tahap Observasi Pembelajaran dan Observasi Siswa

Kegiatan observasi pembelajaran dilakukan setiap hari yaitu 5 pertemuan pada siklus I. Dan observasi pembelajaran ini dilakukan pada saat melaksanakan tahap pelaksanaan tindakan kelas oleh observer dengan menggunakan lembar pengamatan tindakan siswa yang terdiri 3 dimensi yaitu pertama dari segi guru/peneliti terdapat 12 butir pengamatan, kedua dari segi siswa terdapat 6 butir

pengamatan, ketiga dari segi alat peraga “Blok Pecahan” terdapat 3 butir

pengamatan. Dalam hal ini yang bertindak sebagai observer adalah guru kolabolator yaitu guru kelas III SDN Cakung Barat 04 Pagi. Pengamatan ini

merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya, serta untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat menghasilkan perubahan yang akan dicapai. Adapun informasi yang diperoleh dari hasil observasi pembelajaran terlampir, dengan penerapan alat peraga “Blok Pecahan” dapat diketahui bahwa motivasi siswa pada proses pembelajaran matematika pada siklus I ini masih perlu ditingkatkan terutama bagi siswa-siswa yang masih kurang aktif dalam pembelajaran dan masih kurang memahami materi pecahan yang diajarkan sehingga dilanjutkan ke siklus II dengan tujuan meningkatkan motivasi belajar matematika siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran dan kurang memahami materi pecahan yang diajarkan dengan menggunakan blok pecahan dari triplek berwarna.

Dapat diketahui bahwa aktifitas dan motivasi siswa pada proses pembelajaran matematika pada siklus I masih rendah. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.1 dimana keaktifan siswa dalam bertanya dan menjawab masih rendah.

Tabel 4.1

Hasil Lembar Observasi Siswa Siklus I

No Kegiatan Siswa Jumlah Siswa dan Presentase

1 2 3 4 5 1. Bertanya 15 15 10 5 0 44,1 % 44,1 % 29,4 % 14,7 % 0 % 2. Menjawab 20 20 25 5 0 58,8 % 58,8 % 73,5 % 14,7 % 0 % 3. Bekerjasama (menggunting, dll) 30 30 0 0 0 88,2 % 88,2 % 0 % 0 % 0 % 4. Mengerjakan LKS (Individu) 34 34 34 34 34 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 5. Menggambar dan Mewarnai

(Individu) 34 34 34 34 34 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 6. Ketertiban 34 34 34 30 18 100 % 100 % 100 % 88,2 % 52,9 % 7. Kelengkapan Alat 34 34 34 34 34 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

Setelah melihat tabel 4.1 pada siklus I pertemuan pertama sampai kelima, kegiatan siswa pada saat bertanya dan menjawab masih kurang terutama pada pertemuan keempat hanya 5 siswa yang bertanya serta menjawab dan pada pertemuan kelima tidak ada yang bertanya serta menjawab dikarenakan materi yang diajarkan pada saat itu lebih sulit daripada pertemuan-pertemuan sebelumnya yaitu membahas mengenai membedakan dan mengurutkan pecahan sederhana selain itu keadaan pada pertemuan kelima kurang kondusif dikarenakan ruang kelas digunakan untuk kegiatan lomba sehingga pembelajaran dilakukan di musholah sekolah sehingga ketertiban siswa pun rendah banyak siswa yang keluar ruangan setelah mengerjakan LKS dan hanya 18 siswa yang tetap di ruangan diantaranya 17 murid laki-laki dan 1 orang murid perempuan. Selain itu kegiatan bekerjasama siswa pada pertemuan ketiga, keempat dan kelima tidak ada karena hanya pertemuan pertama dan kedua guru membentuk kerja kelompok.

d. Tahap Refleksi

Setelah melalui tahap kegiatan pembelajaran pada siklus I, peneliti bersama observer melakukan refleksi untuk mencocokan data yang diperoleh di lapangan.

Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga “Blok Pecahan” yang dilakukan

peneliti belum dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Hal ini dikarenakan bahwa berdasarkan hasil angket motivasi belajar siswa, lembar observasi pembelajaran dan lembar observasi siswa ternyata belum meningkatkan motivasi siswa dalam belajar matematika dan tingkat pemahaman siswa masih rendah. Selain itu terdapat beberapa kekurangan yang ditemukan pada pelaksanaan tindakan siklus I dan harus diperbaiki pada pelaksanaan tindakan siklus berikutnya. Hasil refleksi siklus I dapat dilihat pada tabel 4.2 :

Tabel 4.2 Hasil Refleksi Siklus I

No Kekurangan Perbaikan di Siklus II

1. Guru kurang kreatif dalam menyampaikan materi pembelajaran menggunakan blok pecahan dari triplek berwarna yang mana siswa tidak berperan aktif dalam pembelajaran karena sulit bagi siswa untuk menbuat blok pecahan dari triplek

Guru lebih kreatif lagi dalam menggunakan alat peraga yaitu dengan menggunakan blok pecahan dari karton berwarna yang mana siswa dapat ikut berperan aktif dalam pembelajaran karena siswa dapat menbuat blok pecahan dengan menggunakan karton, siswa dapat menggambar, mewarnai, menggunting serta menempelkan blok pecahan yang mereka buat sendiri.

2. Siswa masih pasif dalam bertanya dan mengajukan pendapat terutama pada pertemuan keempat dan kelima dilihat dari hasil observasi siswa.

Guru lebih interaktif lagi terhadap siswa diantaranya dengan cara memperbanyak tanya jawab menggunakan blok pecahan.

3. Tingkat pemahaman siswa masih sangat rendah dari hasil LKS yang diberikan.

Guru lebih meningkatkan penjelasan materi sampai siswa benar-benar paham dan dengan menggunakan blok pecahan dari karton agar siswa dapat membuat blok pecahan sendiri dan dapat memudahkannya dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan. Berdasarkan hasil refleksi dari beberapa hal yang telah dipaparkan di atas, terlihat bahwa dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I masih terdapat kekurangan yang harus diperbaiki. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan siswa pada siklus I tersebut masih kurang optimal dan belum dapat mencapai indikator keberhasilan seperti yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian diperlukan tindakan berikutnya sebagai tindak lanjut dari kegiatan siklus I yaitu akan dilaksanakan proses perbaikan pada siklus II.

3. Pelaksanaan Penelitian Siklus II

Kegiatan pelaksanaan penelitian pada siklus II melalui tahap perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu

tanggal 29 Januari 2014 untuk pertemuan keenam, pertemuan ketujuh dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 4 Februari 2014, pertemuan kedelapan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 5 Februari 2014, pertemuan kesembilan

dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 7 Februari 2014, sedangkan pertemuan

kesepuluh dan akhir siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 8 Februari 2014.

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan pembelajaran pada siklus II ini dilakukan sebagai bentuk perbaikan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I. Adapun kegiatan perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siklus II

Dokumen terkait