• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian mengenai kemampuan pemahaman konsep matematik siswa ini dilakukan di SMAN 2 Kabupaten Tangrang yang beralamat di Jalan Pendidikan No. 5 kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang. Populasi dalam penelitian ini ialah siswa kelas XI IPA SMAN 2 Kabupaten Tangrang yang terdiri dari 5 kelas paralel. Setelah peneliti menentukan populasi, langkah selanjutnya yaitu pemilihan sampel dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Dari proses sampling terhadap lima kelas yang ada, diperoleh sampel yaitu kelas XI IPA-4 sebanyak 40 siswa sebagai kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran M-APOS, dan kelas XI IPA -3 sebanyak 39 siswa sebagai kelas kontrol yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Penelitian ini dilakukan sebanyak 10 kali pertemuan dengan rincian 1 kali pertemuan untuk pretes, 8 kali pertemuan untuk memberikan perlakuan dan 1 kali pertemuan untuk postes.

Untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep matematik siswa, digunakan instrumen tes yang sudah dibuat sebelum penelitian, yang nantinya akan diberikan kepada kedua kelompok. Instrumen tes ini terdiri dari 7 soal uraian. Untuk memvalidasi intrumen tes ini dilakukan uji coba pada siswa kelas XII IPA-4 yang terdiri dari 38 siswa. Dari hasil uji coba didapat 5 soal valid dan reliabilitas baik. Soal yang valid ini peneliti gunakan sebagai tes untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep matematik pada kedua kelas. Peneliti memberikan tes kemampuan pemahaman konsep matematik kepada siswa kelas kontrol dan eksperimen diawal penelitian (pretest) guna melihat kemampuan awal pemahaman konsep matematik siswa. Kemudian soal kemampuan pemahaman konsep matematik tersebut (posttest) peneliti berikan kembali setelah kedua kelompok mendapatkan perlakuan pembelajaran Turunan. Hal ini dilakukan guna mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematik dari masing-masing kelompok.

1. Data Hasil Tes Awal (Pretest) Kemampuan Pemahaman konsep Matematik Siswa

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematik siswa dari kedua kelas. Oleh karena itu, dibutuhkan pretest guna mengetahui kemampuan awal pemahaman konsep matematik siswa kedua kelas tersebut. Hasil kemampuan awal (pretest) akan dipaparkan sebagai berikut:

a. Hasil Tes Awal (pretest) Kemampuan Pemahaman konsep Matematik Siswa Kelas Eksperimen

Data hasil pretest yang diberikan kepada kelas eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 40 siswa, diperoleh nilai terkecil yaitu 5 dan nilai tertinggi pada kelas eksperimen adalah 50. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Pretest Siswa Kelas Eksperimen

No Nilai

Frekuensi

Absolut Relatif (%) Kumulatif

1 5 – 12 16 40.00 16 2 13 – 20 13 32.50 29 3 21 – 28 1 2.50 30 4 29 – 36 3 7.50 33 5 37 – 44 6 15.00 39 6 45 – 52 1 2.50 40 Jumlah 40

Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa banyak kelas adalah 6 kelas dengan panjang tiap interval kelas adalah 8. Nilai yang paling banyak diperoleh siswa kelompok eksperimen terletak pada interval 5 - 12 yaitu sebesar 40,00% (16 siswa

dari 40 siswa) yang merupakan skor terendah dan skor tertinggi berada pada interval 45 - 52 sebanyak 1 siswa atau 2,50.

Data hasil tes awal kemampuan pemahaman konsep matematik siswa kelas eksperimen dengan menggunakan SPSS dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2

Hasil Statistik Deskriptif Pretest Kelas Eksperimen

Dari hasil perhitungan pretest pada tabel 4.2 kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata sebesar 18,000. Dengan varians 133,077, simpangan baku sebesar 11,536, dan median sebesar 15,000.

Nilai kemiringan (skewness) positif/landai kanan yaitu 1,296 dengan kata lain kecenderungan data mengumpul di bawah nilai rata-rata. Nilai keruncingan (kurtosis) yaitu 0,666 lebih dari 0,263 maka model kurva adalah datar (platikurtis) data tidak terlalu mengelompok.

b. Data Hasil Tes Awal (Pretest) Kemampuan Pemahaman konsep Matematik Siswa Kelas Kontrol

Data hasil pretest yang diberikan kepada kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 39 siswa, diperoleh nilai terkecil yaitu 10 dan nilai tertinggi pada kelas kontrol adalah 55. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.3 :

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Pretest Siswa Kelas Kontrol

No Nilai Frekuensi Absolut Relatif (%) Kumulatif 1 10-17 14 35.90 14 2 18-25 15 38.46 29 3 26-33 6 15.38 35 4 34-43 2 5.13 37 5 42-49 1 2.56 38 6 50-57 1 2.56 39 Jumlah 39

Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat bahwa banyak kelas adalah 6 kelas dengan panjang tiap interval kelas adalah 5. Nilai yang paling banyak diperoleh siswa kelompok kontrol terletak pada interval 18 - 25 yaitu sebesar 38,46% (15 siswa dari 39 siswa), nilai terendah terletak pada interval 10 – 17 yaitu sebanyak 14 siswa atau 35,90% dan skor tertinggi berada pada interval 50 - 57 sebanyak 1 siswa atau 2,56%.

Data hasil tes awal kemampuan pemahaman konsep matematik siswa kelas kontrol dengan menggunakan SPSS dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini:

Tabel 4.4

Hasil Statistik Deskriptif Pretest Kelas Kontrol

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat nilai rata-rata tes kemampuan pemahaman konsep matematik siswa kelas kontrol sebesar 21,923. Dengan skor varians sebesar 88,968, simpangan baku sebesar 9,432 dan median sebesar 20. Nilai kemiringan positif/landai kanan yaitu 1,565 dengan kata lain kecenderungan data mengumpul di bawah nilai rata-rata. Nilai keruncingan/kurtosis yaitu 3,176 lebih dari 0,263 maka model kurva adalah datar (platikurtis) data tidak terlalu mengelompok.

c. Perbandingan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematik Siswa Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol

Berdasarkan uraian mengenai hasil pretest kemampuan pemahaman konsep siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol, ditemukan adanya perbedaan yang disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.5

Perbandingan Pretest Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Statistika Kelas Eksperimen Kontrol Jumlah Siswa 40 39 Maksimum (Xmaks) 50 55 Minimum (Xmin) 5 10 Rata-rata 18,00 21,92 Median (Me) 15,00 20,00 Varians 133,077 88,968 Simpangan Baku 11,536 9,432

Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui bahwa nilai rata-rata kelas kontrol lebih besar dari pada kelas eksperimen, jika dilihat dari nilai maksimumnya kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen, artinya kemampuan pemahaman konsep matematik perorangan tertinggi terdapat di kelas kontrol dengan nilai 55, sedangkan nilai minimum kelas eksperimen dengan nilai 5 lebih rendah dari pada kelas kontrol artinya kemampuan pemahaman konsep matematik perorangan terendah juga terdapat di kelas eksperimen. Jika dilihat dari simpangan baku, nilai pretest kemampuan pemahaman konsep matematik siswa kelas eksperimen lebih merata sedangkan kelas kontrol lebih menyebar. Dilihat dari varians kedua kelas, varians kelas kontrol sebesar 88,968 lebih kecil daripada varians kelas eksperimen sebesar 133,077, ini berarti nilai siswa di kelas eksperimen lebih beragam dari pada nilai siswa di kelas kontrol.

Secara visual perbandingan penyebaran data hasil pretest di kedua kelas yaitu kelas yang diberikan perlakuan pembelajaran menggunakan model pembelajaran M-APOS (eksperimen) dan kelas yang diberikan perlakuan pembelajaran menggunakan model konvensional (kontrol) dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.1

Kurva Perbandingan Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Pada gambar 4.1, penyebaran nilai kemampuan pemahaman konsep matematik siswa pada kelompok eksperimen (18) cenderung mengumpul di bawah nilai rata-rata kelompok kontrol (21,92). Pencapaian nilai maksimum siswa pada kelas eksperimen (50) masih berada dibawah nilai maksimum siswa pada kelas kontrol (55). Hal tersebut menunjukan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematik siswa pada kelompok kontrol lebih tinggi dibandingkan kemampuan koneksi matematik siswa pada kelompok eksperimen.

d. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis Data Tes Awal (Pretest) Pemahaman konsep Matematik Siswa

Sesuai dengan tujuan dilakukannya pretest, yaitu untuk mengetahui kemampuan awal siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka data hasil pretest diuji untuk melihat perbedaan dua rata-rata dua kelompok. Sebelum dilakukan pengujian mengenai perbedaan dua rata-rata dua kelompok, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis, yaitu :

0 5 10 15 20 0 10 20 30 40 50 60 kontrol eksperimen F re ku e n si ( % ) Nilai

1) Uji Normalitas

uji normalitas didapat dengan menggunakan SPSS yakni uji Shapiro-Wilk.

Berikut data hasil pengujian normalitas :

1.1Uji Normalitas Hasil Pretes Kelompok Eksperimen Tabel 4.6

Hasil Uji Normalitas Kelompok Eksperimen

Uji Shapiro-Wilk digunakan dengan pertimbangan jumlah objek yang akan diujikan < 50.1 Data hasil uji Shapiro-Wilk dikatakan normal jika nilai signifikansi > 0,05.2 Pada tabel 4.6 dapat dilihat nilai signifikansi untuk kemampuan pemahaman konsep matematik siswa kelas eksperimen adalah 0,000 < 0,05. Dapat disimpulkan bahwa data ini tidak berdistribusi normal.

1.2Uji Normalitas Hasil Pretes Kelompok Kontrol Tabel 4.7

Hasil Uji Normalitas Kelompok Kontrol

Dengan menggunakan uji yang sama, kemampuan pemahaman konsep matematik siswa kelas kontrol menunjukan hasil seperti pada tabel 4.7. Dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 menunjukan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematik siswa kelas kontrol juga memiliki sebaran tidak normal atau berdistribusi tidak normal.

Berdasarkan hasil uji prasyarat analisis yang tidak terpenuhi, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak berasal dari populasi berdistribusi normal, maka untuk menguji perbedaan dua rata-rata digunakan uji

1 Richard, O. Gilbert, Statistical Methods for Environmental Pollution Monitoring, (New York : Vam Nostrand Reinhold Company Inc, 1987) , p. 159.

statistik non-parametrik. Adapun jenis uji statistik non-parametrik yang digunakan adalah uji Mann-Whitney.

Untuk pengujian tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut: Ho : 1 ≠ 2

H1 : 1 = 2 Keterangan:

1: rata-rata tes awal (pretest) pemahaman konsep matematik siswa kelas

eksperimen

2: rata-rata tes awal (pretest) pemahaman konsep matematik siswa kelas kontrol

Kriteria pengujian yaitu Zhitung ≥ Ztabel maka Ho ditolak dan H1 diterima. Sedangkan jika Zhitung < Ztabel, maka H1 ditolak dan Ho diterima, pada taraf

kepercayaan 95% atau taraf signifikansi α = 5%. Berdasarkan hasil perhitungan

dengan menggunakan SPSS, pada pengujian hipotesis diperoleh Zhitung sebesar -2,795 dan Ztabel sebesar 1,96. Hasil perhitungan Zhitung dengan menggunakan SPSS dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut:

Tabel 4.8

Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Data Pretest

Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa Zhitung < Ztabel (-2,795 < 1,96). Dengan demikian, H1 ditolak dan Ho diterima, atau dengan kata lain rata-rata kemampuan awal pemahaman konsep matematik siswa kelas eksperimen tidak sama dengan rata-rata kemampuan awal pemahaman konsep matematik siswa kelas kontrol.

Karena nilai pretes dari kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki nilai rata-rata yang berbeda atau kemampuan awal pemahaman konsep matematik siswa berbeda, maka selanjutnya akan digunakan nilai gain ternormalisasi untuk mengetahui besarnya peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematik siswa antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen.

2. Data Hasil Peningkatan (Gain) Kemampuan Pemahaman konsep Matematik Siswa

Dari yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa kedua kelompok memiliki kemampuan awal pemahaman konsep matematik yang berbeda maka untuk dapat melihat peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematik kedua kelas, diperlukan nilai gain masing-masing siswa.

Dalam menentukan nilai gain dibutuhkan data hasil pretes dan posttest

masing-masing siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Secara umum data

pretes dan posttest yang diperoleh dalam penelitian ini, disajikan dalam Tabel berikut:

Tabel 4.9

Perbandingan Nilai Rata-rata Kemampuan Pemahaman konsep Matematik Siswa

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Nilai Rata-rata

Pretest 18,00 21,92

Nilai Rata-rata

Posttest 71,50 65,64

Pada tabel 4.9 terlihat bahwa nilai rata-rata pretest kelas eksperimen sebesar 18,00 dan rata-rata posttest kelas eksperimen sebesar 71,50, sedangkan rata-rata pretest kelas kontrol sebesar 21,03 dan rata-rata posttest kelas kontrol sebesar 65,64. Dari data tersebut dapat kita cari nilai gain kedua kelompok dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Berikut ini akan disajikan data hasil peningkatan pemahaman konsep matematik siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol beserta hasil pengujian prasyarat analisis data tersebut secara terperinci.

a. Hasil Peningkatan Pemahaman konsep Matematik (Gain) Siswa Kelas Eksperimen

Data hasil pretes dan posttest yang diberikan kepada kelas eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 40 siswa pada materi turunan, diperoleh nilai gain

masing- masing siswa (terlampir) dengan nilai gain terkecil yaitu 0,313 dan nilai

gain tertinggi pada kelas eksperimen adalah 1,000. Banyaknya kelas adalah 6 dan panjang interval 0,115. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.10:

Tabel 4.10

Distribusi Frekuensi Gain Siswa Kelas Eksperimen No Nilai

Frekuensi

Absolut Relatif (%) Kumulatif

1 0.313 - 0.427 6 15.00 6 2 0.428 - 0.542 3 7.50 9 3 0.543 - 0.657 7 17.50 16 4 0.658 - 0.772 16 40.00 32 5 0.773 - 0.887 5 12.50 37 6 0.888 - 1.002 3 7.50 40 Jumlah 40

Dari hasil perhitungan nilai gain pada kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata sebesar 0.652 Dengan varians 0.030, simpangan baku sebesar 0.174, median sebesar 0,676 dan modus sebesar 0.687 (lampiran). Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa siswa yang memiliki nilai gain terendah pada interval

g = Posttest – Pretest Skor Maksimum - Pretest

0.313 - 0.427 sebanyak 6 siswa atau 15.00% , nilai gain terbanyak berada pada interval 0.658 - 0.772 yaitu sebanyak 16 siswa atau sebesar 40.00%, dan nilai gain

tertinggi berada pada interval 0.888 - 1.002 sebanyak 3 siswa atau 7.50%.

b. Hasil peningkatan Kemampuan Pemahaman konsep Matematik (Gain) Siswa Kelas Kontrol

Data hasil pretest dan posttest yang diberikan kepada kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 39 siswa pada materi turunan, diperoleh nilai gain masing- masing siswa (terlampir) dengan nilai gain terkecil yaitu 0.278 dan nilai tertinggi pada kelas eksperimen adalah 0.859. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.11

Distribusi Frekuensi Gain Siswa Kelas Kontrol No Nilai

Frekuensi

Absolut Relatif (%) Kumulatif

1 0.278-0.374 4 10.26 4 2 0.375-0.471 5 12.82 9 3 0.472-0.568 7 17.95 16 4 0.569-0.665 14 35.90 30 5 0.666-0.762 7 17.95 37 6 0.763-0.859 2 5.13 39 Jumlah 40

Pada kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata gain sebesar 0.565. Dengan varians 0.018, simpangan baku sebesar 0.134, dan median sebesar 0.588 (lampiran).Berdasarkan Tabel 4.11, dapat dilihat bahwa siswa yang mempunyai nilai gain terendah pada interval 0.278 – 0.374 sebanyak 4 siswa atau 10.26%, nilai gain terbanyak berada pada interval 0.569– 0.665 yaitu sebanyak 14 siswa

atau sebesar 35.90%, dan nilai gain tertinggi berada pada interval 0.763 – 0.859 sebanyak 2 siswa atau 5.13%.

Berdasarkan uraian mengenai nilai gain kemampuan pemahaman konsep matematik siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol, ditemukan adanya perbedaan yang disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.12

Perbandingan Gain Kemampuan Pemahaman konsep Matematik Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Statistika Kelas Eksperimen Kontrol Jumlah Siswa 40 39 Maksimum (Xmaks) 1,000 0,857 Minimum (Xmin) 0,313 0,278 Rata-rata 0,652 0,563 Median (Me) 0,676 0,571 Varians 0,030 0,018 Simpangan Baku 0,174 0,134

Berdasarkan Tabel 4.12 menunjukkan adanya perbedaan hasil perhitungan statistik nilai gain antar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari tabel diketahui bahwa nilai rata-rata gain kelas eksperimen lebih tinggi dari pada nilai rata-rata

gain kelas kontrol dengan selisih 0.088. Nilai gain siswa tertinggi pada kedua kelas tersebut terdapat pada kelas eksperimen dengan nilai 1.000, artinya peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematik perorangan tertinggi terdapat di kelas eksperimen, sedangkan peningkatan pemahaman konsep perorangan terendah terdapat di kelas kontrol dengan nilai gain 0.278. Jika dilihat dari simpangan baku, nilai gain pemahaman konsep matematik siswa kelas kontrol lebih merata sedangkan kelas eksperimen lebih menyebar. Dilihat dari varians kedua kelas, varians kelas eksperimen sebesar 0.030 lebih besar dari pada

varians kelas kontrol sebesar 0.018, ini berarti nilai gain siswa di kelas eksperimen lebih beragam dari pada nilai gain siswa di kelas kontrol.

Secara visual penyebaran data gain di kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Gambar 4.2

Kurva Perbandingan Nilai Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Pada gambar 4.2 dapat kita lihat bahwa siswa di kelas eksperimen yang mengalami peningkatan lebih baik dibandingkan dengan siswa kelas kontrol. Secara visual terlihat kurva yang nilai perolehan tertinggi berada di kelas eksperimen dan jumlah siswa yang mendapat nilai tertinggi pada kelas eksperimen lebih banyak dibandingkan kelas kontrol.

3. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis Data Analisis (Gain) Pemahaman konsep Matematik Siswa

a. Uji Normalitas

Langkah awal dalam analisis data gain ternormalisasi adalah dengan melakukan uji normalitas, uji normalitas yang dilakukan peneliti dengan menggunakan SPSS yaitu Shapiro-Wilk. Data hasil pengujian normalitas:

0 5 10 15 20 0.000 0.200 0.400 0.600 0.800 1.000 kontrol eksperimen Fre ku e n si Nilai

Tabel 4.13

Hasil Uji Normalitas Gain Kelompok Eksperimen

Tabel 4.14

Hasil Uji Normalitas Gain Kelompok Kontrol

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya pada uji normalitas pretes bahwa Uji Shapiro-Wilk digunakan dengan pertimbangan jumlah objek yang akan diujikan < 50.3 Data hasil uji Shapiro-Wilk dikatakan normal jika nilai signifikansi > 0,05.4 Pada tabel 4.15 dan tabel 4.16 dapat dilihat nilai signifikansi gain kelas eksperimen dan kelas kontrol masing–masing 0,064 dan 0.545, nilai tersebut > 0,05. Dapat disimpulkan bahwa data kedua kelas baik eksperimen maupun kelas kontrol memiliki sebaran normal atau data berditribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Setelah kedua kelas pada penelitian ini dinyatakan berasal dari populasi yang berdistribusi normal, maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian memiliki varians yang homogen atau tidak. Dalam penelitian ini uji homogenitas dilakukan berdasarkan uji kesamaan dua varians kedua kelas dengan menggunakan uji Fisher, dengan kriteria pengujian yaitu: Jika Fhitung  Ftabel maka data dari dua kelompok memiliki varians yang sama atau homogen.

Hasil perhitungan diperoleh nilai Fhitung = 1,67 dan F= 1,71 pada taraf signifikansi  0,05 dengan derajat kebebasan pembilang 39 dan derajat

3Richard, op. cit., h. 159 4Ibid., h. 160

kebebasan penyebut 38. Hasil dari uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.15 Hasil Uji-F Kelas Jumlah Sampel Varians (s 2) F hitung Ftabel (α=0,05) Kesimpulan Eksperimen 40 0 ,030 1,67 1,71 Terima H0 Kontrol 39 0 ,018

Karena Fhitung lebih kecil dari Ftabel (1,67 ≤ 1,71) maka H0 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa data gain dari kedua sampel mempunyai varians yang sama atau homogen. Hasil uji normalitas dan uji homogenitas menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen, sehingga untuk pengujian hipotesis dapat digunakan uji t.

c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

Berdasarkan hasil uji prasyarat analisis untuk kenormalan distribusi dan kehomogenan varians kedua kelompok terpenuhi, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematik siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran M-APOS lebih tinggi daripada siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran konvensional. Untuk pengujian tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut:

H0: 1 ≤ 2

H1: 1 2

Keterangan:

1

 = rata-rata peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematik siswa pada kelas eksperimen

2

 = rata-rata peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematik siswa pada kelas kontrol

Dengan taraf kepercayaan 95% atau taraf signifikan 5% ( . Sedangkan, kriteria pengujiannya hipotesisnya adalah:

 Ho diterima jika thitung ≤ ttabel, ini berarti bahwa rata-rata peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematik siswa pada kelas eksperimen tidak lebih tinggi daripada rata-rata peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematik siswa pada kelas kontrol.

 Ho ditolak jika thitung  ttabel, , ini berarti bahwa rata-rata peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematik siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematik siswa pada kelas kontrol.

Analisis yang digunakan dalam pengujian hipotesis tersebut adalah statistik uji t. Pada taraf kepercayaan 95% atau taraf signifikansi = 5%. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS diperoleh thitung sebesar 2,480 dan ttabel sebesar 1,99. Hasil perhitungan thitung dengan menggunakan SPSS dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut:

Tabel 4.16 Hasil Uji-t

Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa thitung  ttabel (2,480  1,99). Dengan demikian, H1 diterima dan H0 ditolak, atau dengan kata lain rata-rata peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematik siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematik siswa pada kelas kontrol. Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada tabel 4.18 di bawah ini:

Tabel 4.17 Hasil Uji Hipotesis

Kelas thitung thitung Kesimpulan

Eksperimen

2,480 1,99 Terima H1 dan tolak H0 Kontrol

Dokumen terkait