• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Madani Depok pada kelas VII, dengan mengambil 2 kelas sebagai sampel penelitian, yaitu kelas VII-A yang terdiri dari 30 siswa sebagai kelas kontrol dan kelas VII-B yang terdiri dari 30 siswa sebagai kelas eksperimen. Pada kelas eksperimen peneliti menerapkan model pembelajaran generatif sedangkan pada kelas kontrol peneliti menerapkan model pembelajaran konvensional yang biasa dilakukan oleh guru yaitu strategi pembelajaran ekspositori.

Pokok bahasan yang diajarkan pada penelitian ini adalah materi garis dan sudut. Peneliti melakukan 8 kali pertemuan pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, setelah semua proses pembelajaran mengenai materi garis dan sudut selesai selanjutnya peneliti memberikan posttest. Tes ini dilakukan untuk memperoleh data perbedaan rata-rata kemampuan komunikasi matematik antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil tes kemampuan komunikasi matematik siswa yang terdiri dari 9 butir soal yang memuat komponen-komponen kemampuan komunikasi. Tes kemampuan komunikasi matematik yang diukur meliputi 3 indikator, yaitu: 1) kemampuan menyatakan ide

secara tertulis dalam memberikan jawaban permasalahan matematik, 2) kemampuan menyatakan ide matematika dalam bentuk gambar, dan 3) kemampuan memodelkan permasalahan matematik secara benar kemudian

melakukan perhitungan untuk mendapatkan solusi secara lengkap dan benar. Setelah data hasil belajar terkumpul kemudian data diolah dan dianalisis untuk menjawab masalah dan hipotesis penelitian.

Data berupa hasil perhitungan akhir dari tes kemampuan komunikasi matematik yang diberikan kepada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol SMP Madani Depok disajikan sebagai berikut:

1. Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen

Data hasil posttest yang diberikan kepada kelas eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 30 siswa menunjukan bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada kelas eksperimen adalah 91, sedangkan nilai terendah yang diperoleh siswa pada kelas eksperimen adalah 44. Hasil analisis deskriptif data hasil posttest pada kelas eksperimen sebagai berikut:

Tabel 4.1

Hasil Analisis Deskriptif Posttest

Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen

STATISTIK NILAI Jumlah Siswa (N) 30 Maksimum (Xmak) 91 Minimum (Xmin) 44 Rata-rata ( ) 68.30 Median (Me) 68.83 Modus (Mo) 77.50 Varians (S2) 135.06 Simpangan Baku (S) 11.62 Kemiringan -0.7917 Ketajaman 0.296

Hasil perhitungan berdasarkan Tabel 4.1 menunjukan bahwa nilai rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa yang diperoleh siswa pada kelas eksperimen yaitu 68,30. Nilai median sebesar 68,83 dan nilai modus yang diperoleh yaitu 77,50. Varians yang diperoleh sebesar 135,06 dan simpangan baku sebesar 11,62. Nilai kemiringan kurva sebesar -0,7917 dengan bentuk kurva landai kiri, hal ini menunjukan bahwa nilai yang diperoleh siswa pada kelas eksperimen cenderung mengumpul di atas nilai rata-rata. Perhitungan

keruncingan diperoleh nilai kurtosis sebesar 0.296, karena nilai α4 < 0,263 berarti model kurva mendatar (platikurtis atau bentuk kurva lebih datar dari distribusi normal).

48

Hasil perhitungan selengkapnya mengenai hasil distribusi frekuensi dapat dilihat pada (lampiran 15). Data hasil posttest kemampuan komunikasi matematik siswa pada kelas eksperimen disajikan dalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut :

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kelas Eksperimen

No Interval Frekuensi Absolut Komulatif Frekuensi (fi) f (%) 1 44-51 3 10.00 3 2 52-59 4 13.30 7 3 60-67 7 23.33 14 4 68-75 6 20.00 20 5 76-83 8 26.67 28 6 84-91 2 6.67 30 Jumlah 30 100.00

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebanyak 3 siswa atau sebesar 10% mendapat skor terendah pada interval 44-51, skor terbanyak berada pada interval 76-83 yaitu sebanyak 8 siswa atau sebesar 26,67%, dan skor tertinggi berada pada interval 84-91 sebanyak 2 siswa atau sebesar 6,67%. Secara visual penyebaran kemampuan komunikasi di kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran generatif dapat dilihat pada histogram dan poligon frekuensi sebagai berikut: 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Interval Frekuen si Gambar 4.1

Data hasil posttes kemampuan komunikasi matematik siswa yang diperoleh pada kelas kontrol yang berjumlah 30 siswa menunjukan bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada kelas kontrol adalah 72, sedangkan nilai terendah yang diperoleh siswa pada kelas kontrol adalah 25. Hasil analisis deskriptif data hasil posttest kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3

Hasil Analisis Deskriptif Posttest

Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Kelas Kontrol

Statistika Nilai Jumlah Siswa 30 Maksimum (Xmaks) 72 Minimum (Xmin) 25 Rata-rata 47,43 Median (Me) 48,50 Modus (Mo) 52,50 Varians (S2) 152,20 Simpangan Baku (S) 12,34 Kemiringan (3) -0,4108 Ketajaman(4) 0,290

Berdasarkan Tabel 4.3 pada kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata sebesar 47,43. Median sebesar 48,50 modus sebesar 52.50, varians sebesar 152,20, simpangan baku sebesar 12.34 dengan kemiringan negatif/landai kiri sebesar -0.41 ini berarti kecenderungan data mengumpul di atas rata-rata dan perhitungan keruncingan diperoleh nilai kurtosis sebesar 0.29 berarti model kurva mendatar (platikurtis atau bentuk kurva lebih datar dari distribusi normal) sebab

nilai α4 < 0,26.

Data hasil posttest kemampuan komunikasi matematik siswa pada kelas kontrol disajikan dalam Tabel 4.4. Tabel tersebut menunjukkan sebanyak 5 siswa atau sebesar 16,67% mendapat skor terendah pada interval 25-32, skor terbanyak berada pada interval 49-56 yaitu sebanyak 7 siswa atau sebesar 23,33%, dan skor tertinggi berada pada interval 65-72 sebanyak 2 siswa atau sebesar 6,67%.

50

Tabel 4. 4

Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kelas Kontrol

No Interval Frekuensi Absolut

Frekuensi Komulatif (fi) f (%) 1 25-32 5 16,67 5 2 33-40 4 13,33 9 3 41-48 6 20,00 15 4 49-56 7 23,33 22 5 57-64 6 20,00 28 6 65-72 2 6,67 30 Jumlah 30 100

Secara visual penyebaran kemampuan komunikasi di kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran generatif dapat dilihat pada polygon frekuensi di bawah ini:

Gambar 4.2

Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol

2. Perbandingan Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Berdasarkan uraian mengenai kemampuan komunikasi matematik siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol, ditemukan adanya perbedaan pada statistik deskriptif yang dihitung. Perbedaan tersebut disajikan pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5

Perbandingan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Statistika Kelas Eksperimen Kontrol Jumlah Siswa 30 30 Maksimum (Xmaks) 91 72 Minimum (Xmin) 44 25 Rata-rata 68.30 47,43 Median (Me) 68,83 48,50 Modus (Mo) 77,50 52,50 Varians (S2) 135,06 152,20 Simpangan Baku (S) 11,62 12,34 Kemiringan (3) -0,7917 -,4108 Ketajaman(4) 0,296 0,290

Nilai siswa tertinggi dari dua kelas tersebut terdapat pada kelas eksperimen dengan nilai 91, sedangkan nilai siswa terendah terdapat pada kelas kontrol dengan nilai 25. Hal tersebut berarti menunjukan kemampuan komunikasi matematik perorangan tertinggi terdapat di kelas eksperimen sedangkan kemampuan komunikasi matematik perorangan terendah terdapat di kelas kontrol. Selain itu nilai rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada nilai rata-rata kelas kontrol dengan selisih 20,87. Hal tersebut menunjukan bahwa kemampuan komunikasi matematik siswa secara perorangan maupun rata-rata pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.

Dokumen terkait