BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data prestasi belajar
matematika dan data motivasi belajar matematika. Sampel yang diambil sebanyak
242 siswa yang terbagi : 126 siswa kelompok eksperimen dan 116 siswa kelompok
kontrol. Populasinya adalah seluruh siswa kelas X dari SMA N 1 Madiun s/d SMA N 6
Madiun pada tahun ajaran 2007 / 2008.
Guna memperoleh gambaran tiap data dapat dilihat deskripsi data
masing-masing variabel sebagai berikut.
1. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Ujicoba instrumen dilakukan di SMA Negeri 5 Madiun. Sekolah ini
dipilih karena dipandang mewakili peringkat menengah SMA Negeri di kota
Madiun.
Hasil perhitungan validitas dan reliabilitas sebagai berikut :
a). Angket aktivitas belajar Matematika, diketahui bahwa dari 32 butir setelah
diujicobakan diperoleh semua reliabel. Perhitungannya pada lampiran 3.
b). Soal tes prestasi belajar Matematika, diketahui bahwa dari 30 soal setelah
diujicobakan diperoleh ada 3 soal yang tidak valid. Butir soal yang tidak valid
adalah butir soal no. 12, dimana r12 = - 0,865 ‹ rkritik = 0,300, butir soal no. 18,
dimana r18 = 0,290 ‹ rkritik = 0,300 dan butir soal no. 24, dimana r24 = 0,049 ‹
rkritik = 0,300, sehingga soal tes prestasi belajar Matematika yang digunakan
2. Data Prestasi Belajar Pokok Bahasan Persamaan Kuadrat
Data ini diambil setelah proses pembelajaran selesai dilakukan dengan
menggunakan soal tes yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data
prestasi belajar persamaan kuadrat diperoleh sebanyak (N) = 242 dengan nilai
data terendah (XR) = 3,2, data tertinggi (XT) = 10, sedangkan rata-rata
(X ) = 6,64, median (Me) = 6,8, modus (Mo) = 6,8, standart deviasi
(SD) = 1,48 penyajian data secara bergolong ke dalam interval kelas dengan
range ( R ) = 6,8, banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log N = 8,87 ≈ 9, dan lebar kelas ( i ) =
k R
= 0,76.
Perhitungan dari data ini dapat dilihat pada lampiran 13.
3. Data Prestasi Belajar Pokok Bahasan Persamaan Kuadrat Pada Kelompok Eksperimen
Data ini diambil setelah proses pembelajaran selesai dilakukan dengan
menggunakan soal tes yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data
prestasi belajar persamaan kuadrat pada kelompok eksperimen diperoleh
sebanyak (N) = 126 dengan nilai data terendah (XR) = 4, data tertinggi
(XT) = 10, sedangkan rata-rata (X ) = 7,08, modus (Mo) = 6,8, median
(Me) = 7,2, standart deviasi (SD) = 1,4. Penyajian data secara bergolong ke
dalam interval kelas dengan range ( R ) = 6, banyak kelas
(k) = 1 + 3,3 log N = 7,93 ≈ 8, dan lebar kelas ( i ) =
k R
= 0,75.
4. Data Prestasi Belajar Pokok Bahasan Persamaan Kuadrat Pada Kelompok Kontrol
Data ini diambil setelah proses pembelajaran selesai dilakukan dengan
menggunakan soal tes yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data
prestasi belajar persamaan kuadrat pada kelompok control diperoleh sebanyak
(N) = 116 dengan nilai data terendah (XR) = 3,2, data tertinggi (XT) = 9,2,
rata-rata (X ) = 6,16, modus (Mo) = 5,2, median (Me) = 6, standart deviasi
(SD) = 1,42 Penyajian data secara bergolong ke dalam interval kelas dengan
range ( R ) = 6, banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log N = 7,81 ≈ 8, dan lebar kelas ( i ) =
k R
= 0,75.
Perhitungan dari data ini dapat dilihat pada lampiran 15.
5. Data Prestasi Belajar Pokok Bahasan Persamaan Kuadrat Pada Siswa yang mempunyai Aktivitas Belajar Tinggi pada Matematika
Data ini diambil setelah proses pembelajaran selesai dilakukan dengan
menggunakan soal tes yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data
prestasi belajar persamaan kuadrat pada siswa yang mempunyai aktivitas
belajar tinggi diperoleh sebanyak (N) = 64 dengan nilai data terendah
(XR) = 4,8, data tertinggi (XT) = 10, rata-rata (X ) = 7,73, modus
(Mo) = 7,2, median (Me) = 7,8, standart deviasi (SD) = 1,25 Penyajian data
secara bergolong ke dalam interval kelas dengan range ( R ) = 5,2, banyak
kelas (k) = 1 + 3,3 log N = 6,96 ≈ 7, dan lebar kelas ( i ) =
k R
= 0,74.
6. Data Prestasi Belajar Pokok Bahasan Persamaan Kuadrat Pada Siswa yang Mempunyai Aktivitas Belajar Sedang pada Matematika
Data ini diambil setelah proses pembelajaran selesai dilakukan dengan
menggunakan soal tes yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data
prestasi belajar persamaan kuadrat pada siswa yang mempunyai aktivitas
belajar sedang diperoleh sebanyak (N) = 113 dengan nilai data terendah
(XR) = 4, data tertinggi (XT) = 9,6, rata-rata (X ) = 6,63, modus
(Mo) = 6,8, median (Me) = 6,8, standart deviasi (SD) = 1,26 Penyajian data
secara bergolong ke dalam interval kelas dengan range ( R ) = 5,6, banyak
kelas (k) = 1 + 3,3 log N = 7,78 ≈ 8, dan lebar kelas ( i ) =
k R
= 0,7.
Perhitungan dari data ini dapat dilihat pada lampiran 17.
7. Data Prestasi Belajar Pokok Bahasan Persamaan Kuadrat Pada Siswa yang Mempunyai Aktivitas belajar Rendah pada Matematika
Data ini diambil setelah proses pembelajaran selesai dilakukan dengan
menggunakan soal tes yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data
prestasi belajar persamaan kuadrat pada siswa yang mempunyai aktivitas
belajar rendah diperoleh sebanyak (N) = 65 dengan nilai data terendah
(XR) = 3,2, data tertinggi (XT) = 8,4, rata-rata (X ) = 5,56, modus (Mo) = 4,8,
median (Me) = 5,6, standart deviasi (SD) = 1,25 Penyajian data secara
bergolong ke dalam interval kelas dengan range ( R ) = 5,2, banyak kelas
(k) = 1 + 3,3 log N = 6,98 ≈ 7, dan lebar kelas ( i ) =
k R
= 0,74.
8. Data Aktivitas Belajar Siswa pada Matematika
Data aktivitas belajar siswa pada matematika diambil dengan
menggunakan angket yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya, waktu
pengambilannya saat mengadakan penelitian. Berdasarkan skor angket siswa
dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu siswa yang mempunyai motivasi belajar
tinggi, sedang dan rendah. Siswa yang memperoleh skor X + SD ke atas
(X : rata-rata skor dan SD : standart deviasi ) masuk pada kelompok siswa
yang mempunyai motivasi belajar tinggi, antara X + SD sampai X - SD ke
bawah masuk pada motivasi belajar rendah. Perhitungan untuk siswa yang
nilainya ≥ 96,3450 masuk pada kelompok motivasi belajar tinggi, data dengan nilai antara 63,6716 dan 96,3450 masuk dalam kelompok sedang,
sedangkan data dengan nilai ≤ 63,6716 dalam kelompok rendah.
Data aktivitas belajar siswa pada matematika diperoleh sebanyak ( N ) = 242
dengan data terendah ( XR ) = 52, data tertinggi (XT) = 108, dengan range
( R ) = 56, banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log N = 8,87 ≈ 9, dan lebar kelas ( i ) =
k R
= 6,22. Data tersebut bila disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi
akan diperoleh rata-rata (X ) = 80,01, median (Me) = 80, modus (Mo) = 63,
standart deviasi (SD) = 16,34.
B. Hasil Analisa Data 1. Uji Persyaratan Analisis
Uji persyaratan analisa meliputi uji normalitas, uji homogenitas dan uji
independensi. Uji normalitas menggunakan uji Lilliefors, uji homogenitas
menggunakan uji Bartlett dan uji independensi menggunakan uji chi kuadrat.
a. Uji Keseimbangan
Uji keseimbangan nilai prestasi belajar persamaan kuadrat untuk siswa yang
pembelajarannya dengan metode STAD dengan siswa yang pembelajarannya
dengan menggunakan metode konvensional. Hasil dari uji keseimbangan dengan
uji t didapatkan bahwa t = 0,0968, sedangkan Adapun harga ttabel dengan taraf
signifikan 5% (α = 0,05 ), t0,025 daerah kritis adalah t < -1,960 atau t > 1,960. Dengan demikian t hasil uji diluar daerah kritis maka keputusan uji diterima,
sehingga populasi merupakan populasi yang seimbang. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 11.
b. Uji Normalitas
Uji normalitas nilai prestasi belajar persamaan kuadrat mencakup uji untuk
prestasi belajar dari :
1) Kelompok siswa yang pembelajarannya dengan metode STAD.
2) Kelompok siswa yang pembelajarannya dengan menggunakan metode
konvensional.
3) Kelompok siswa yang mempunyai aktivitas belajar tinggi.
4) Kelompok siswa yang mempunyai aktivitas belajar sedang.
Hasil perhitungan untuk masing-masing uji normalitas dapat dilihat pada
lampiran 20A s/d 20E, sedangkan untuk rangkuman hasil uji normalitas disajikan
dalam tabel berikut ini.
Tabel. 4.1. Rangkuman Uji Normalitas Nilai Prestasi Belajar Persamaan Kuadrat dengan Uji Lilliefors
No Nama Variabel Lhitung Banyak data Ltabel Keputusan Uji Keterangan 1. Prestasi belajar persamaan kuadrat metode STAD 0,0731 126 0,0789 Tidak ditolak Normal 2. Prestasi belajar persamaan kuadrat metode konvensional 0,0793 116 0,0823 Tidak ditolak Normal 3. Prestasi belajar persamaan kuadrat aktivitas tinggi 0,0570 64 0,1108 Tidak ditolak Normal 4. Prestasi belajar persamaan kuadrat aktivitas belajar sedang 0,0755 113 0,0833 Tidak ditolak Normal 5. Prestasi belajar persamaan kuadrat aktivitas belajar rendah 0,0920 65 0,1099 Tidak ditolak Normal
Dari hasil uji normalitas tersebut, nampak bahwa data dari masing-masing
variabel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hal ini nampak pada
harga semua Lhitung < harga Ltabel.
c. Uji Homogenitas
Uji kesamaan variasi (homogenitas) prestasi belajar matematika terhadap metode
pembelajaran eksperimen (metode STAD), metode pembelajaran konvensional,
aktivitas belajar siswa pada matematika tinggi, aktivitas belajar siswa pada
matematika sedang dan aktivitas belajar siswa pada matematika rendah dengan
statistik uji Chi Kuadrat dan diperoleh χ2
hitung = 3,194 < χ2
tabel = 9,488 , sehingga
H0 tidak ditolak pada taraf signifikansi 0,05 berarti varian-variannya homogen.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 21.
d. Uji Independensi
Uji independensi antara faktor metode pembelajaran dengan aktivitas siswa pada
nilai prestasi matematika dilakukan dengan statistik uji Chi Kuadrat dan
diperoleh harga statistik uji χ2
hitung = 4,1350. Adapun harga χ2
tabel dengan taraf
signifikan 5% (α = 0,05 ) dengan derajat kebebasan v(db) = (r-1)(c-1) = (2-1)(3-1) = 2 adalah 5,991 dengan demikian χ2
hitung = 4,1350 < χ2
tabel = 5,991,
sehingga hipotesis nol ( H0 ) tidak ditolak. Hal ini berarti bahwa antara faktor
metode pembelajaran dengan aktivitas siswa adalah merupakan dua masalah
yang independen atau saling bebas. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
2. Hasil Uji Hipotesis
Hasil perhitungan analisis variasi dua jalan dengan sel tidak sama dengan
taraf signifikan (α ) = 0,05 dapat dilihat pada tabel rangkuman data sel dan tabel rangkuman analisis variansi yang disajikan dalam tabel 3 dan 4
Tabel. 4.2. Rangkuman Data Sel
Aktivitas Belajar
Tinggi Sedang Rendah
Experimen N 28 58 40 a1 ΣX 239,2 405,6 247,2 8,54 6,99 6,18 ΣX2 2063,68 2923,2 1573,76 Metode C 2043,4514 2836,4 1527,696 Pembela- SS 20,23 86,80 46,06 jaran Kontrol N 36 55 25 a2 ΣX 255,6 344 114,4 7,10 6,25 4,58 ΣX2 1860,96 2226,56 538,24 C 1814,76 2151,56 523,4944 SS 46,20 75,00 14,75 C = N X2 , SS = ∑X2– C X X
Tabel. 4.3. Rangkuman Analisis Variansi
Sumber Variasi JK db RK F hit F tabel Keputusan Uji Metode Strategi
Pembelajaran 87,419 1 87,419 71,380 3,84 H0 Ditolak aktivitas belajar siswa 218,568 2 109,284 89,233 3,00 H0 Ditolak Interaksi antara Strategi
Pembelajaran dengan tingkat aktivitas belajar Siswa
7,754 2 3,877 3.166 3,00 H0 Ditolak
Galat 289,032 236 1,225
Total 602,774 241
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 23.
Berdasarkan hasil analisa varians seperti disajikan pada rangkuman di atas
dapat disimpulkan bahwa
a. Ada pengaruh metode pembelajaran dengan metode STAD terhadap prestasi
belajar persamaan kuadrat pada siswa kelas X SMA negeri Kota Madiun karena
harga statistik uji Fhitung = 71,380 > F(0,05;1;238) = 3,84, sehingga H01 ditolak.
b. Ada pengaruh aktivitas belajar siswa pada matematika terhadap prestasi belajar
persamaan kuadrat pada siswa kelas X SMA negeri Kota Madiun karena harga
statistik uji Fhitung = 89,233 > F(0,05;2;238) = 3,00, sehingga H02 ditolak.
c. Ada interaksi metode pembelajaran dengan metode STAD dan aktivitas
belajar siswa pada matematika terhadap prestasi belajar persamaan
kuadrat pada siswa kelas X SMA negeri Kota Madiun, karena harga statistik uji
3. Hasil Uji Komparasi Ganda
Karena H0 ditolak maka untuk melacak perbedaan rerata setiap pasangan
baris, pasangan kolom dan antar sel dilakukan komparasi ganda pada baris, kolom
dan antar sel dengan menggunakan metode Scheffe’.
Rangkuman hasil uji coba komparasi ganda disajikan dalam tabel berikut.
Tabel. 4.4. Rangkuman Hasil Uji Komparasi Ganda
Komparasi F
hitung F kritik Keputusan Uji P
μ1. vs μ2. 42,122 3,84 H0 Ditolak < 0,05 μ.1 vs μ.2 40,194 6,00 H0 Ditolak < 0,05 μ.1 vs μ.3 123,782 6,00 H0 Ditolak < 0,05 μ.2 vs μ.3 38,615 6,00 H0 Ditolak < 0,05 μ11 vs μ12 37,032 11,05 H0 Ditolak < 0,05 μ11 vs μ13 75,085 11,05 H0 Ditolak < 0,05 μ11 vs μ21 26,773 11,05 H0 Ditolak < 0,05 μ12 vs μ13 12,780 11,05 H0 Ditolak < 0,05 μ12 vs μ22 12,573 11,05 H0 Ditolak < 0,05 μ13 vs μ23 32,319 11,05 H0 Ditolak < 0,05 μ21 vs μ22 12,699 11,05 H0 Ditolak < 0,05 μ21 vs μ23 76,746 11,05 H0 Ditolak < 0,05 μ22 vs μ23 39,541 11,05 H0 Ditolak < 0,05
Semua H0 ditolak pada komparasi baris dan kolom, sehingga terdapat
perbedaan mean pada nilai prestasi belajar matematika untuk komparasi baris dan
kolom. Pada komparasi antar sel semua H0 ditolak sehingga mean pada semua sel
berbeda.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Ada Pengaruh Metode Konvensional Dengan Metode STAD Terhadap Prestasi Belajar Persamaan Kuadrat Pada Siswa Kelas X SMA Negeri Kota Madiun
Berdasarkan hasil analisa variansi dengan sel tidak sama untuk efek
utama A (metode belajar) diperoleh Fa = 71,38 > F(0,05;1;238) = 3,84. ini berarti
terdapat perbedaan prestasi belajar persamaan kuadrat yang menggunakan
metode STAD dengan yang menggunakan metode konvensional. Dari hasil uji
komparasi ganda dengan metode Scheffe diperoleh Fhitung = 42,122 > F(0,05;1;238) =
3,84. Ini berarti terdapat perbedaan rerata prestasi belajar persamaan kuadrat
signifikan pada siswa kelas X SMA negeri Kota Madiun yang disebabkan adanya
perbedaan metode yang dipakai dalam pembelajaran. Rerata nilai prestasi belajar
pada kelompok eksperimen adalah 76,05 dan kelompok kontrol adalah 65,86.
Bila dibandingkan antara rerata nilai prestasi belajar kelompok eksperimen
dengan kelompok kontrol ternyata rerata nilai prestasi belajar kelompok
eksperimen lebih tinggi. Hal ini berarti bahwa model pembelajaran kooperatif
STAD lebih baik dari pada model pembelajaran konvensional.
2. Ada Pengaruh Aktivitas Belajar Siswa Pada Matematika Terhadap Prestasi Belajar Persamaan Kuadrat Pada Siswa Kelas X SMA Negeri Kota Madiun
Berdasarkan hasil analisa variansi dengan sel tidak sama untuk efek
utama B (aktivitas belajar siswa) diperoleh Fb = 89,233 > F(0,05;2;238) = 3,00. Ini
berarti terdapat perbedaan prestasi belajar persamaan kuadrat pada siswa kelas X
Kota Madiun sebagai akibat pengaruh perbedaan tingkat aktivitas belajar siswa,
yaitu aktivitas belajar siswa tinggi, sedang, dan rendah. Dari hasil uji komparasi
Fhitung = 123,782 > F(0,05;2;238) = 6,00, Fhitung = 38,615 > F(0,05;2;238) = 6,00, yang
berarti pula bahwa terdapat perbedaan rerata prestasi belajar persamaan kuadrat
signifikan sebagai akibat pengaruh aktivitas belajar yang tinggi, sedang dan
rendah. Dilihat dari rerata kelompok siswa dengan tingkat aktivitas belajar siswa
tinggi, sedang dan rendah yang menggunakan metode STAD masing-masing
adalah 83,38 ; 74,31 ; 65,26 , sedangkan yang menggunakan konvensional
masing-masing adalah : 74,00 ; 66,56 ; 54,07 , maka terdapat kecenderungan
siswa dengan tingkat aktivitas belajar siswa lebih tinggi mempunyai pengaruh
yang lebih besar pula terhadap prestasi belajar persamaan kuadrat.
3. Ada interaksi Metode Pembelajaran Dengan Metode STAD dan Aktivitas Belajar Pada Matematika Terhadap Prestasi Belajar Persamaan Kuadrat Pada Siswa Kelas X SMA Negeri Kota Madiun
Berdasarkan hasil analisa variansi dengan sel tidak sama untuk efek
utama AB (metode pembelajaran dan tingkat aktivitas belajar siswa) diperoleh
Fab = 3,166 > F(0,05;1;238) = 3,84, sehingga H0 ditolak. Ini berarti terdapat
perbedaan prestasi belajar persamaan kuadrat siswa kelas X SMA negeri Kota
Madiun sebagai akibat interaksi pengaruh metode pembelajaran dan tingkat
aktivitas belajar siswa pada pembelajaran.
Hal ini menunjukkan bahwa dengan model pembelajaran STAD, siswa
yang memiliki aktivitas belajar tinggi memiliki prestasi lebih baik dibanding
dengan siswa yang memiliki aktivitas belajar sedang pada pokok bahasan