BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Serpong 3 kota Tangerang Selatan pada tahun ajaran 2015/2016, pada kelas III yaitu kelas A sebagai kelas eksperimen dan kelas B sebagai kelas kontrol. Pada kelas eksperimen mendapat perlakuan khusus yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode permainan reka cerita gambar, sedangkan kelas kontrol mendapatkan pembelajaran dengan metode menceritakan kembali. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 54 orang, masing-masing kelas eksperimen dan kontrol berjumlah 27 siswa.
Materi pelajaran bahasa Indonesia yang diajarkan pada saat penelitian yaitu mengenai penilaian pada aspek berbicara. Peningkatan keterampilan berbicara siswa dapat diukur melalui tes akhir (posttest) yang telah dilakukan oleh
peneliti. Tes akhir (posttest) bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan berbicara siswa dengan menggunakan metode permainan reka cerita gambar pada proses pembelajaran bahasa Indonesia di kelas 3 SD Negeri Serpong 3 Tangerang Selatan tahun ajaran 2015/2016. Hal-hal yang diperoleh dari penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Informasi Awal Kemampuan Siswa dalam Berbicara
Sebelum pelaksanaan tindakan dimulai, dilakukan pemberian pretest mengenai keterampilan berbicara siswa dalam bercerita. Khususnya bercerita pengalaman yang pernah dialami, dilihat dan didengar. Kegiatan pretest ini dilakukan pada tanggal 12 Agustus 2015. Data yang diperoleh adalah data keterampilan berbicara siswa dengan penyajian metode yang biasa diterapkan oleh guru yaitu metode menceritakan kembali.
Tabel 4.3
Daftar Nilai Pretest Keterampilan Berbicara Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
KELAS EKSPERIMEN KELAS KONTROL
No Nama Nilai Nama Nilai
1 X1 69 Y1 62 2 X2 69 Y2 50 3 X3 58 Y3 62 4 X4 50 Y4 50 5 X5 58 Y5 68 6 X6 50 Y6 58 7 X7 64 Y7 64 8 X8 69 Y8 68 9 X9 58 Y9 75 10 X10 69 Y10 58 11 X11 64 Y11 75 12 X12 64 Y12 58
13 X13 69 Y13 64 14 X14 75 Y14 58 15 X15 58 Y15 64 16 X16 64 Y16 50 17 X17 75 Y17 58 18 X18 64 Y18 68 19 X19 58 Y19 64 20 X20 64 Y20 64 21 X21 58 Y21 58 22 X22 64 Y22 68 23 X23 82 Y23 64 24 X24 58 Y24 58 25 X25 75 Y25 75 26 X26 69 Y26 62 27 X27 58 Y27 50 Jumlah 1733 Jumlah 1673 Rata-rata 64,19 Rata-rata 61,96
Setelah didapat hasil pretest dari kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol maka peneliti mulai memberikan perlakuan (treatment)
yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode permainan reka cerita gambar.
2. Informasi Kegiatan Siswa Setelah Diberikannya Perlakuan a Pembelajaran pada Kelas Kontrol
1) Pertemuan Ke-1
Pada pertemuan ke-1 yang dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus 2015 di kelas kontrol peneliti masih menerapkan proses pembelajaran dengan metode yang biasa diterapkan oleh guru yaitu metode menceritakan kembali. Proses pembelajaran diawali dengan kegiatan awal
seperti mempersiapkan siswa untuk belajar, berdoa, mengabsen, memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
Setelah itu pada kegiatan inti peneliti memulai pembelajaran dengan mengajak siswa untuk membaca wacana mengenai petunjuk pembuatan sebuah benda yaitu pembuatan baling-baling bambu. Siswa diarahkan untuk memahami dengan jelas wacana yang telah dibacanya untuk diceritakan kembali didepan kelas. Dengan dilakukannya penerapan metode menceritakan kembali membuat siswa mengalami kesulitan untuk berbicara di depan kelas, yaitu siswa merasa gugup dan kesulitan untuk menjelaskannya tanpa bantuan media.
2) Pertemuan Ke-2
Pada pertemuan ke-2 yang dilaksanakan pada tanggal 21 Agustus 2015 di kelas kontrol peneliti masih menerapkan proses pembelajaran dengan metode yang biasa diterapkan oleh guru yaitu metode bercerita. Proses pembelajaran diawali dengan kegiatan awal seperti mempersiapkan siswa untuk belajar, berdoa, mengabsen, memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
Setelah itu pada kegiatan inti peneliti memulai pembelajaran dengan mengajak siswa untuk membaca wacana mengenai kegiatan sehari-hari. Setelah itu peneliti mengarahkan siswa untuk mengingat kegiatan sehari-hari yang pernah dilakukannya. Lalu menyiapkan diri untuk menceritakan hasilnya di depan kelas. Dengan metode bercerita ini siswa mengalami kebingungan untuk memulai ceritanya, dan mengalami kesulitan untuk menceritakan secara detail kegiatan sehari-hari yang pernah dilakukannya.
b Pembelajaran pada Kelas Eksperimen 1) Pertemuan Ke-1
Pada pertemuan ke-1 yang dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus 2015 di kelas eksperimen peneliti mulai menerapkan proses pembelajaran dengan menggunakan metode permainan reka cerita gambar. Proses
pembelajaran diawali dengan kegiatan awal seperti mempersiapkan siswa untuk belajar, berdoa, mengabsen, memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
Setelah itu pada kegiatan inti peneliti memulai pembelajaran dengan mengajak siswa untuk membaca wacana mengenai petunjuk pembuatan sebuah benda yaitu pembuatan baling-baling bambu yang disertai dengan gambar-gambar di setiap penjelasannya. Siswa diarahkan untuk memahami dengan jelas wacana yang telah dibacanya untuk diceritakan kembali di depan kelas dengan bantuan gambar yang ada. Dengan adanya bantuan gambar tersebut, mampu membuat beberapa siswa menjadi lebih berani dan percaya diri dalam berbicara di depan kelas.
2) Pertemuan Ke-2
Pada pertemuan ke-2 yang dilaksanakan pada tanggal 21 Agustus 2015 di kelas eksperimen peneliti masih menerapkan proses pembelajaran dengan menggunakan metode permainan reka cerita gambar. Proses pembelajaran diawali dengan kegiatan awal seperti mempersiapkan siswa untuk belajar, berdoa, mengabsen, memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
Setelah itu pada kegiatan inti peneliti memulai pembelajaran dengan mengajak siswa untuk membaca wacana mengenai kegiatan sehari-hari. Setelah itu peneliti membagikan satu buah kartu yang berisi salah satu kegiatan sehari-hari kepada masing-masing siswa dengan warna kartu yang berbeda, tugas siswa untuk bergabung dengan siswa yang memegang warna kartu yang sama dan membentuk sebuah kelompok. Setelah itu bersama kelompoknya menentukan urutan gambar yang sesuai untuk menjadi cerita kegiatan sehari-hari, lalu menyiapkan diri untuk menceritakan hasilnya di depan kelas secara berkelompok dengan bantuan gambar yang telah didapatnya. Adanya bantuan gambar
tersebut mampu membuat siswa menjadi antusias untuk berbicara di depan kelas dengan rasa lebih berani dan lebih percaya diri.
Pada akhir pembelajaran di pertemuan ke-2 di kelas kontrol maupun dikelas eksperimen peneliti memberikan posttest kepada seluruh siswa untuk mengetahui hasil akhir yang didapat dari keterampilan berbicara siswa kelas III setelah diberikannya perlakuan (treatment) di kelas eksperimen. Adapun hasil posttest keterampilan berbicara siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4
Daftar Nilai Posttest Keterampilan Berbicara Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
KELAS EKSPERIMEN KELAS KONTROL
No Nama Nilai Nama Nilai
1 X1 82 Y1 62 2 X2 80 Y2 56 3 X3 68 Y3 68 4 X4 58 Y4 65 5 X5 69 Y5 75 6 X6 64 Y6 62 7 X7 75 Y7 65 8 X8 82 Y8 72 9 X9 64 Y9 75 10 X10 75 Y10 60 11 X11 68 Y11 75 12 X12 80 Y12 64 13 X13 82 Y13 70 14 X14 85 Y14 65 15 X15 64 Y15 72 16 X16 68 Y16 58
17 X17 88 Y17 64 18 X18 82 Y18 75 19 X19 75 Y19 72 20 X20 68 Y20 65 21 X21 65 Y21 58 22 X22 75 Y22 74 23 X23 92 Y23 75 24 X24 64 Y24 64 25 X25 82 Y25 75 26 X26 82 Y26 62 27 X27 70 Y27 56 Jumlah 2007 Jumlah 1804 Rata-rata 74,33 Rata-rata 66,81