• Tidak ada hasil yang ditemukan

commit to user

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1 Deskripsi Lokasi Penelitian

2. Deskripsi Data

a. Deskripsi Kondisi Awal (Pra-Siklus)

Kegiatan awal yang dilakukan peneliti yaitu melakukan kegiatan observasi dan wawancara dengan guru kelas dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan dan permasalahan yang dihadapi (hasil wawancara dan observasi pra-siklus dapat dilihat pada lampiran 1, 2, dan 3). Dari hasil pengamatan pembelajaran IPA di kelas, ternyata guru kurang dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Pembelajaran yang dilakukan masih berpusat pada guru (teacher centered) yaitu dengan ceramah kemudian mencatat. Peserta didik hanya pasif mendengarkan penjelasan guru, kemudian mencatat dan mengerjakan soal, sehingga pembelajaran yang diberikan kurang bermakna dan peserta didik lebih cenderung untuk menghafal dan tidak memahaminya. Selain itu ketika guru sedang menjelaskan materi banyak peserta didik yang tidak memperhatikan, mereka banyak bercanda dengan temannya. Melihat hal itu peneliti membuat kesimpulan awal bahwa proses pembelajaran IPA tergolong rendah atau kurang baik.

Berdasarkan hasil tes kemampuan awal yang diberikan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat kemampuan memahami peserta didik tentang sifat-sifat cahaya. Dari hasil tes kemampuan awal tersebut juga masih rendah, dimana 19 atau 56% peserta didik dari jumlah keseluruhan peserta didik kelas V SD Negeri 1 Karangpelem yang berjumlah 34 masih mendapat nilai dibawah KKM yang ditetapkan. Daftar nilai kemampuan memahami peserta didik kelas V pada kondisi awal (pra siklus) dapat dilihat pada lampiran 7.

Adapun tabel hasil tes kemampuan memahami sifat-sifat cahaya peserta didik kelas V SD Negeri 1 Karangpelem pada pra siklus dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini:

Tabel 05. Daftar Nilai Kemampuan Awal (Pra Siklus) Kemampuan Memahami Sifat-Sifat Cahaya Peserta Didik Kelas V

No Interval Frekuensi (fi) Nilai Tengah (xi) fi.xi Prosentase % 1 30 38 3 34 102 9 2 39 47 4 43 172 12 3 48 56 12 52 624 35 4 57 65 5 61 305 15 5 66 74 7 70 490 21 6 75 83 2 79 158 6 7 84 92 1 88 88 3 Jumlah 34 1939 100

Nilai Rata - Rata Kelas: 57,02 Ketuntasan klasikal : 15 : 34 x 100%= 44%

Dari tabel di atas dapat disajikan dengan histogram pada gambar 04 sebagai berikut:

Gambar 04. Histogram Kemampuan Memahami Sifat-Sifat Cahaya Peserta Didik Kelas V Kondisi Awal

3 4 12 5 7 2 1 0 2 4 6 8 10 12 14 F r e k u e n s i Interval Nilai 29.5 38.5 47.5 56.5 65.5 74.5 83.5 92.5

Berdasarkan tabel dan histogram di atas, kemampuan memahami sifat- sifat cahaya peserta didik kelas V sebelum diterapkan model quantum learning

diperoleh rata-rata kelas sebesar 57.02. Peserta didik yang memperoleh nilai 30 38 sebanyak 3 peserta didik atau 2%. Peserta didik yang memperoleh nilai 39 47 sebanyak 4 peserta didik atau 7%. Peserta didik yang memperoleh nilai 48 56 sebanyak 12 peserta didik atau 7%. Peserta didik yang memperoleh nilai 57 65 sebanyak 5 peserta didik atau 15%. Peserta didik yang memperoleh nilai 66 74 sebanyak 7 peserta didik atau 21%. Peserta didik yang memperoleh nilai 75 83 sebanyak 2 peserta didik atau 6%. Peserta didik yang memperoleh nilai 84 92 sebanyak 1 peserta didik atau 3%. Berdasarkan tabel 6 peserta didik yang mendapat nilai di bawah 60 (KKM) yaitu sebanyak 19 peserta didik atau 56%, dan peserta didik yang mendapat nilai sama atau di atas KKM yaitu 15 peserta didik atau 44%. Hal ini dapat diartikan bahwa ketuntasan klasikal sebesar 44% masih berada di bawah ketuntasan belajar yang ditetapkan yaitu sebesar 80% (KKM), dengan kata lain kemampuan memahami sifat-sifat cahaya peserta didik kelas V masih rendah.

Dari nilai tersebut, maka perlu dilakukan tindakan perbaikan dalam pembelajaran yaitu dengan menerapkan model quantum learning. Penerapan model quantum learning dalam pembelajaran IPA, diharapkan dapat memperbaiki proses pembelajaran IPA dan meningkatkan kemampuan memahami sifat-sifat cahaya peserta didik kelas V SD Negeri 1 Karangpelem Tahun Ajaran 2010/2011

b. Deskripsi Siklus I

Tindakan pada siklus I dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan. Adapun tahapan yang dilaksanakan sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPA materi sifat- sifat cahaya yang dilakukan oleh peneliti yang berkolaborasi dengan guru kelas V. Susunan RPP pertemuan 1 dapat dilihat padalampiran 9 dan RPP pertemuan 2 pada lampiran 13.

2) Mempersiapkan lembar observasi aktivitas peserta didik dan kinerja guru dalam pembelajaran (lembar observasi aktivitas peserta didik pada lampiran 11 dan15, lembar observasi kinerja guru pada lampiran 12 dan 16).

3) Mempersiapkan fasilitas dan media pendukung yang akan digunakan. Ruang belajar yang digunakan diatur tempat duduknya yang berbeda dengan biasanya dengan membentuk lingkaran-lingkaran kecil membentuk kelompok. Meyiapkan media yang akan digunakan dalam percobaan seperti, karton tebal, lilin, senter, benda-benda bening dan benda gelap, cermin datar dan lengkung, kaca dan lain sebagainya.

b. Tahap Pelaksanaan / Tindakan

Pada tahap pelaksanaan, peneliti bertindak sebagai observer, dan guru kelas sebagai pengajar/ melaksanakan tindakan . Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disusun dan jadwal pelajaran IPA di SD Negeri 1 Karangpelem, yaitu satu siklus dilaksanakan 2 kali pertemuan. Masing-masing pertemuan 3 jam pelajaran (3X35 menit). Berikut pelaksanaan pembelajaran pada siklus I:

1) Pertemuan 1

Pertemuan 1 siklus I dilaksanakan pada hari Jumat , 11 Maret 2011. Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah dibuat pada tahap perencanaan (RPP pada lampiran 9). Pelaksanaan tindakan pada pertemuan 1 siklus I, yaitu dengan menerapkan model quantum learning secara kelompok serta menggunakan media pembelajaran berupa alat-alat percobaan untuk membuktikan sifat-sifat cahaya . Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti bertindak sebagai observer.

Pada pertemuan pertama pada siklus I ini, indikator yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

(1)Kognitif Produk

6.1.1 Mengidentifikasi sumber-sumber cahaya. 6.1.2 Membedakan sumber cahaya alami dan buatan.

6.1.3 Mengidentifikasi sifat-sifat cahaya.

6.1.4 Membuktikan sifat cahaya merambat lurus.

6.1.5 Mendemonstrasikan sifat-sifat cahaya yang mengenai berbagai benda (bening, berwarna, dan gelap).

6.1.6 Mendiskripsikan sifat cahaya dapat dibiaskan.

6.1.7 Memberikan contoh peristiwa pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari- hari.

Proses

6.1.8 Mengumpulkan data-data tentang sumber-sumber cahaya dan sifat-sifat cahaya.

6.1.9 Melakukan percobaan sifat-sifat cahaya bersama-sama dengan kelompok. (2)Afektif

(a)Perilaku berkarakter : kedisipilinan, kejujuran, keaktifan dalam pembelajaran dan tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.

(b)Keterampilan sosial : bertanya, menjawab pertanyaan, mendengarkan dan memperhatikan.

(3) Psikomotor

a. Menunjukkan cara melakukan percobaan untuk membuktikan sifat-sifat cahaya.

Untuk mencapai indikator diatas peneliti menerapkan model quantum

learning dengan menggunakan metode ceramah bervariasi, tanya jawab,

demonstrasi/ percobaan, diskusi, pengamatan, dan penugasan dalam pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan mengkondisikan peserta didik baik fisik maupun psikis untuk memulai pembelajaran serta memberikan motivasi dan menumbuhkan minat peserta didik untuk belajar dengan melakukan apersepsi, guru menayakan kepada peserta didik, misal bagaimana ya kalo di bumi kita tidak ada matahari, bagaimana suasananya? ketika dirumah kalian mati lampu bagaimana keadaannya? dan sebagainya. Setelah peserta didik menjawab pertanyaan-guru kemudian guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan tersebut.

Guru memulai kegiatan inti dengan mengadakan eksplorasi, dimana hal tersebut untuk mengetahui sejauh mana peserta didik memahami materi IPA tentang sifat-sifat cahaya yang akan dipelajari. Sebelum masuk ke materi sifat- sifat cahaya guru menanyakan tentang sumber-sumber cahaya terlebih dahulu untuk menggali pengetahuan awal peserta didik

Guru mengemukakan permasalahan kontekstual berkaitan dengan sifat- sifat cahaya yang harus diselesaikan peserta didik secara berkelompok (7 kelompok kecil), kemudian guru mengajak peserta didik untuk menyelesaikan lembar kerja peserta didik melalui percobaan seperti berikut: membuktikan cahaya merambat lurus dengan memanfaatkan berkas cahaya lilin yang melewati 3 karton tebal yang disusun sejajar, sifat cahaya yang mengenai berbagai benda (bening, berwarna, gelap), membuktikan peristiwa pembiasan cahaya dengan menngunakan pensil yang dimasukkan kedalam gelas berisi air.

Ketika peserta didik melakukan percobaan tersebut, guru membimbing peserta didik dengan mendatangi setiap kelompok dan menanyakan ada hal yang ingin ditanyakan atau tidak. Guru mengajak setiap anggota kelompok aktif dalam pembelajaran. Setelah peserta didik selesai mengerjakan tugasnya, masing-masing kelompok melaporkan hasil kerjanya dan kelompok yang tidak membacakan sebagai pengamat dan korektor. Guru memberikan umpan balik dan penguatan atas hasil kerja peserta didik dengan memberikan penghargaan berupa tepukan tangan, bernyanyi bersama, bercerita di akhir pembelajaran.

Setelah pelaporan hasil selesai, guru bersama peserta didik menyimpulkan hasil percobaan tentang cahaya dan sifat-sifatnya. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan seputar sifat-sifat cahaya untuk mengingatkan peserta didik agar lebih memahami materi yang dipelajari dengan sering mengadakan pengulangan, karena dalam pembelajaran quantum unsur (ulangi) salah satu aspek yang ditekankan

Pada akhir pembelajaran guru memberikan refleksi dan penguatan dengan menanyakan kembali materi yang sudah diajarkan. Peserta didik mengerjakan soal evaluasi kemampuan memahami sifat-sifat cahaya. Guru

memberikan pekerjaan rumah untuk membaca kembali materi yang telah dipelajari hari ini dan sifat-sifat cahaya yang belum dipelejari.

2) Pertemuan 2

Pertemuan 2 siklus 1 dilaksanakan pada hari Selasa, 15 Maret 2011. Pelaksanaan pertemuan 2 siklus I sesuai dengan RPP yang telah disusun pada tahap perencanaan (RPP pada lampiran 13). Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan 2, masih sama dengan pertemuan 1 siklus I yaitu menerapkan model

quantum learning, akan tetapi indikator yang akan dicapai berbeda dari pertemuan

1 siklus I. Pada pertemuan kedua ini peneliti masih bertindak sebagai observer. Adapun indikator yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

(1)Kognitif Produk

6.1.1 Mengidentifikasi sifat bayangan yang dihasilkan cermin datar. 6.1.2 Mengidentifikasi sifat bayangan yang dihasilkan cermin cekung. 6.1.3 Mengidentifikasi sifat bayangan yang dihasilkan cermin cembung 6.1.4 Membuktikan cahaya putih terurai menjadi beberapa warna 6.1.5 Mendiskripsikan proses terjadinya pelangi

6.1.6 Mendemonstrasikan pemantulan cahaya

6.1.7 Memberikan contoh peristiwa penguraian cahaya dalam kehidupan sehari- hari

Proses

6.1.8 Mengumpulkan data-data tentang bayangan yang dihasilkan oleh cermin datar dan lengkung akibat pemantulan cahaya dan warna-warna yang dihasilkan akibat penguraian cahaya.

6.1.9 Melakukan percobaan pemantulan cahaya dan bayangan yang dihasilkan serta percobaan penguraian cahaya bersama-sama dengan kelompok. (2)Afektif

1) Perilaku berkarakter: kejujuran, keaktifan dalam pembelajaran dan tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.

2) Keterampilan sosial: bertanya, menjawab pertanyaan, mendengarkan dan memperhatikan.

(3)Psikomotor

1) Menunjukkan cara melakukan percobaan untuk membuktikan sifat- sifat cahaya.

Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua ini dimulai dengan mengkondisikan peserta didik baik fisik maupun psikis untuk memulai pembelajaranserta memberikan motivasi dan menumbuhkan minat peserta didik untuk belajar dengan melakukan apersepsi, guru menayakan kepada peserta didik tentang materi lalu. Setelah itu guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Untuk mengulas materi sebelumnya guru memberikan pertanyaan awal tentang sifat-sifat cahaya yang sudah dibuktikan dan sumber-sumber cahaya.

Guru mengadakan eksplorasi dengan menggali pengetahuan peserta didik tentang pelangi, warna-warna dari pelangi. Kemudian guru menggali kembali tentang macam-macam cermin (datar, cekung, cembung) dan meminta peserta didik menceritakan pengalamannya saat bercermin.

Guru mengemukakan permasalahan kontekstual berkaitan dengan sifat- sifat cahaya harus diselesaikan peserta didik secara berkelompok (7 kelompok kecil), kemudian guru mengajak peserta didik untuk menyelesaikan lembar kerja peserta didik melalui percobaan seperti berikut: melakukan percobaan pemantulan cahaya dengan menggunakan cermin datar; mencari sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin datar, cermin cekung dan cermin cembung; membuktikan cahaya putih terurai menjadi beberapa warna.

Ketika peserta didik melakukan percobaan tersebut, guru membimbing peserta didik dengan mendatangi setiap kelompok dan menanyakan ada hal yang ingin ditanyakan atau tidak. Guru mengajak setiap anggota kelompok aktif dalam pembelajaran. Setelah peserta didik selesai mengerjakan tugasnya, masing-masing kelompok melaporkan hasil kerjanya dan kelompok yang tidak membacakan sebagai pengamat dan korektor. Guru memberikan umpan balik dan penguatan atas hasil kerja peserta didik dengan memberikan penghargaan berupa tepukan tangan, bernyanyi bersama.

Setelah pelaporan hasil selesai, guru bersama peserta didik menyimpulkan hasil percobaan tentang cahaya dan sifat-sifatnya. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan seputar sifat-sifat cahaya untuk mengingatkan peserta didik agar lebih memahami materi yang dipelajari dengan sering mengadakan pengulangan, karena dalam pembelajaran quantum unsur (ulangi) salah satu aspek yang ditekankan

Pada akhir pembelajaran guru memberikan refleksi dan penguatan dengan menanyakan kembali materi yang sudah diajarkan. Peserta didik mengerjakan soal evaluasi kemampuan memahami sifat-sifat cahaya.

c. Tahap Observasi

Pada tahap observasi peneliti bertindak sebagai observer/ pengamat.

Observer mengamati aktivitas peserta didik dan kinerja guru selama pembelajaran

menggunakan model quantum learning. Aktivitas yang diamati berdasarkan lembar observasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Hasil observasi aktivitas peserta didik dan kinerja guru dalam pembelajaran, kemudian dibandingkan dan disesuaikan dengan perolehan nilai kemampuan memahami peserta didik. Selain menggunakan lembar observasi, peneliti juga menggunakan foto dan rekaman

camera digital untuk melihat kembali pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Berikut uraian hasil observasi pada Siklus I: 1) Pertemuan 1 Siklus I

a) Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik (hasil observasi pada lampiran 11)

Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran menerapkan model quantum

learning yang sudah baik meliputi: (a) peserta didik mendengarkan penjelasan

guru saat menyampaikan materi pelajaran; (b) keantusiasan peserta didik untuk mengikuti pelajaran; (c) keterlibatan peserta didik dalam penggunaan media pembelajaran; (d) peserta didik mematuhi perintah dari guru, (e) keberanian untuk bertanya jika kurang jelas; (f) Kejujuran peserta didik saat mengerjakan tes yang diberikan oleh guru.

Aktivitas peserta didik yang masih cukup baik dan perlu diperbaiki meliputi: (a) perhatian peserta didik saat guru memberi penjelasan/

menyampaikan materi pelajaran, (b)respon peserta didik terhadap pertanyaan/ tugas yang diberikan oleh guru, (c) keterlibatan/ keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, (d) peserta didik mampu menjawab pertanyaan yang diberikan guru dengan benar, (e) peserta didik mau mengemukakan pendapat/ jawaban dengan bahasa yang benar, (f) ketrampilan peserta didik dalam memcahkan masalah yang berhubungan dengan konsep matematika yang dipelajari, (g)adanya interaksi positif antara peserta didik -guru, peserta didik - media yang digunakan, (h) kemampuan peserta didik untuk mengumpulkan data melalui percobaan yang dilakukan

Aktivitas peserta didik yang masih kurang dan harus diperbaiki meliputi: (a) konsentrasi dan keseriusan peserta didik saat kegiatan pembelajaran, (b) Keberanian peserta didik untuk bertanya jika dirinya merasa kurang jelas, (c) tanggung jawab peserta didik terhadap tugas/ tes yang diberikan oleh guru.

Dari hasil observasi aktivitas peserta didik dalam pembelajaran, penerapan model quantum learning dapat menarik perhatian, keantusiasan dan keaktifan peserta didik dalam mengikuti pelajaran Semua peserta didik memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru. Dari melakukan percobaan/ kegiatan yang mereka lakukan dapat mengumpulkan data tentang materi yang disampaikan. Namun, peserta didik kurang tanggap terhadap pertanyaan dari guru. Peserta didik yang antusias dan dapat menjawab pertanyaan dari guru hanya peserta didik itu-itu saja.

Interaksi yang terjalin antara peneliti dengan peserta didik sudah cukup baik. Peserta didik juga mematuhi perintah yang diberikan oleh guru, misalnya: guru meminta peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru, peserta didik mematuhi guru ketika menegur peserta didik yang ramai sendiri agar konsentrasi, dsb. Interaksi antara media dengan peserta didik juga sudah cukup baik, hal itu ditunjukkan dengan adanya kemauan peserta didik untuk melakukan berbagai percobaan. Selain itu, antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lain juga terdapat interaksi yang positif meskipun masih kurang, misalnya: ada peserta didik yang tidak mau berdiskusi dengan teman satu bangkunya karena merasa tidak cocok atau ada peserta didik yang egois mau mengerjakan sendiri.

Peserta didik masih sangat sulit untuk mengemukakan pendapatnya, mereka banyak ragu-ragu dan merasa takut kalau salah. Tanggung jawab peserta didik untuk mengerjakan evaluasi masih kurang. terkadang peserta didik masih mengeluh dalam mengerjakannya. Namun secara keseluruhan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran pada pertemuan pertama siklus I ini sudah baik. Hal ini bisa dilihar dari hasil observasi aktivitas peserta didik menunjukkan rata-rata 2,4.

b) Observasi Kinerja Guru(hasil observasi padalampiran 12)

Kinerja guru dalam pembelajaran menggunakan model quantum

learning sudah baik. Sebelum memulai pembelajaran guru selalu melakukan

persiapan baik dalam mempersiapan RPP, ruang kelas, materi, media, dan kesiapan model quantum learning dalam mengikuti pelajaran.

Guru sudah baik dalam menerapkan model quantum learning dalam pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya. Hanya saja guru masih kurang mampu mengajak peserta didik untuk terlibat aktif dalam pembelajaran, peserta yang aktif yang tertentu saja dan rata-rata peserta didik yang pandai. Guru sudah baik dalam mengajak peserta didik untuk menarik kesimpulan apa yang sedang mereka pelajari. namun, hanya beberapa peserta didik saja yang merespon pertanyaan dari guru, sedangkan yang lainnya diam seperti acuh tak acuh, pura- pura tidak mendengar.

Guru sudah bersikap terbuka, perhatian, dan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya jika kurang jelas. Guru juga memberikan motivasi baik kepada peserta didik yang aktif maupun tidak aktif. Dalam pembelajaran guru juga sudah mengajarkan dari hal-hal yang mudah terlebih dahulu kemudian ke yang lebih sukar. Petunjuk dan penjelasan guru masih kurang jelas/ terlalu cepat sehingga peserta didik masih agak bingung. Adapun kinerja guru/ peneliti yang perlu diperbaiki yaitu: (a) menguasai kondisi kelas; (b) memantau kemajuan belajar/ kemampuan memahami peserta didik selama proses; (c) melibatkan peserta didik dalam mengambil kesimpulan; (d) memotivasi untuk berani menyampaikan pendapat. Secara keseluruhan kinerja guru dalam pembelajaran sudah baik, hal ini ditunjukkan dalam lembar observasi kinerja guru menunjukka rata-rata 2,8.

2) Pertemuan 2 Siklus 1

a) Hasil Observasi Aktivitas Peserta didik(hasil observasi padalampiran 15)

Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran menerapkan model quantum

learning pertemuan 2 siklus I lebih baik dan meningkat dari pertemuan 1 siklus I.

Hal ini dibuktikan dengan banyaknya peserta didik yang merespon pertanyaan dari guru, dan lebih banyak yang menyampaikan pendapatnya.

Peserta didik lebih semangat dalam melakukan percobaaan, walaupun ada sebagian peserta didik yang kurang menunjukkan keantusiasan. Ada 3 kelompok yang kurang serius dalam melakukan percobaan , mereka malah bermain dengan media yang digunakan.

Meskipun dari hasil observasi terlihat banyak anak yang kurang bisa dikendalikan pada saat mengerjakan tugas kelompok yang mengakibatkan lamban dalam mengerjakannya, tetapi ketika guru mulai untuk menjelaskan dan menyimpulkan bersama perhatian peserta didik sudah mulai fokus kepada guru.. Hal itu dapat dilihat dari meningkatnya jumlah peserta didik yang berani mengemukakan pendapatnya dan jumlah peserta didik yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar, meskipun masih terdengar sahut-sahutan dalam menjawab pertanyaan.

Interaksi yang positif antar peserta didik masih belum mengalami perkembangan karena masih ada peserta didik yang tidak mau diajak bekerja sama, mereka lebih memilih mengerjakan sendiri, mau bekerjasama jika dengan teman yang cocok, bahkan ada juga yang tidak mau mengerjakan dan sibuk dengan mainannya sendiri atau sibuk bermain dengan media yang ada.

Tanggung jawab peserta didik untuk mengerjakan evaluasi sudah baik, mereka tidak mengeluh untuk mengerjakannya. Perhataian saat guru memberi penjelasan dan kejujuran peserta didik dalam mengerjakan evaluasi sudah sangat baik. Aktivitas peserta didik yang masih perlu diperbaiki yaitu: (a) interaksi yang positif antar peserta didik; (b) kemampuan menjawab pertanyaan dengan benar; (c) keseriusan mengerjakan tugas secara kelompok. Pada pertemuan kedua siklus I ini aktivitas peserta didik bisa dikatakan meningkat bila dibandingkan dengan

pertemuan pertama. Hal ini ditunjukkan pada lembar aktivitas peserta didik dalam pembelajaran memperoleh rata-rata 2,6 dan masih masuk dalam kategori aktivitas peserta didik dalam pembelajaran baik.

b) Hasil Observasi Kinerja Guru(hasil observasi pada lampiran 16) Kinerja guru dalam pembelajaran menerapkan model quantum learning

lebih meningkat dari pertemuan sebelumnya. Guru sudah lebih matang dalam persiapan dan pelaksanaan tindakan.

Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru sudah lebih banyak melibatkan/ mengaktifkan peserta didik. Peserta didik yang aktif dalam pembelajaran tidak hanya itu-itu saja, melainkan sudah hampir menyeluruh.

Guru lebih bersahabat dan perhatian terhadap peserta didik, banyak memberikan motivasi kepada peserta didik, mendorong peserta didik yang pasif untuk berpartisipasi. Dalam pengambilan kesimpulan sudah lebih banyak melibatkan peserta didik. Setiap akhir pembelajaran guru melaksanakan evaluasi yang sudah disesuaikan dengan tujuan, materi, dan indikator yang telah ditetapkan.

Namun demikian peneliti masih harus belajar mengkondisikan kelas pada saat adanya kerja kelompok. Serta perlu memberikan petunjuk dan perintah kepada peserta didik yang lebih mudah dipahami dan dimengerti peserta didik, sehingga ketika peserta didik mengerjakan tugasnya tidak banyak yang bertanya. Guru juga harus lebih banyak memberikan penghargaan berupa pujian ataupun tepukan tangan agar peserta didik lebih semangat dan antusias lagi dalam pembelajaran. Secara keseluruhan kinerja guru pada pertemuan kedua siklus I ini sudah meningkat dibandingkan dengan pertemuan pertama. Hal ini ditunjukkan pada lembar observasi kinerja guru rata-ratanya meningkat menjadi 3,1 dan masuk dalam kategori kinerja guru dalam pembelajaran sangat baik.

d. Refleksi

Data hasil observasi dari guru kelas dan peneliti dikumpulkan untuk dianalisis dan direfleksikan bersama-sama. Pembahasan hasil observasi, dilakukan untuk mengetahui kekurangan dalam pembelajaran untuk diperbaiki, sedangkan yang sudah baik dipertahankan bahkan ditingkatkan. Berdasarkan hasil observasi

yang dilaksanakan selama pelaksanaan pembelajaran menerapkan model quantum

learning menunjukkan adanya peningkatan aktivitas peserta didik maupun kinerja

guru dalam pembelajaran.

Berikut ini adalah uraian hasil refleksi pada siklus I:

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran menunjukkan sikap peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dengan menerapkan model

quantum learning belum sepenuhnya tampak. Meskipun sudah dijelaskan, tetapi

masih ada peserta didik yang belum mengerti dan memahami materi yang telah diajarkan. Hal ini disebabkan karena ada sebagian peserta didik yang sulit memahami materi meskipun materi telah diulang-ulang baik di awal, tengah

Dokumen terkait