• Tidak ada hasil yang ditemukan

commit to user

METODOLOGI PENELITIAN

H. Indikator Kinerja

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah sebuah serangkaian tahap penelitian dari awal hingga akhir. Penelitian ini merupakan proses pengkajian sistem siklus/ berdaur. Dalam penelitian ini dilaksanakan 2 siklus. Prosedur penelitian mencakup tahapan-tahapan sebagai berikut: (1) perencanaan (planning), 2) tindakan

(action), 3) mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan

(observation and evaluation), 4) melakukan refleksi ( reflecting).

Menurut Suharsimi Arikunto dkk (2008: 16), tahapan-tahapan dalam prosedur penelitian tersebut dapat digambarkan secara jelas sebagai berikut:

Gambar 3 : Model siklus Penelitian Tindakan Kelas Menurut Suharsimi Arikunto Perencanaan Pelaksanaan Refleksi SIKLUS I Pengamatan Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Penerapan prosedur penelitian tersebut dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas yang akan dilaksanakan peneliti yaitu:

1. Siklus I

Pada siklus I, pembelajaran dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan. Masing-masing pertemuan 3 jam pelajaran (3X35 menit). Masing-masing pertemuan dilaksanakan dengan tahapan yang sama. Pada siklus I pelaksanaan tindakan menerapkan model quantum learning dalam pembelajaran. Berikut tahapan pelaksanaan siklus I:

a. Perencanaan

1) Peneliti berkolaborasi dengan guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan kerangka pembelajaran Tandur untuk Pertemuan 1 dan 2 siklus I yang sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang sudah ditentukan..

2) Menyiapkan lembar observasi aktivitas peserta didik, lembar observasi kinerja guru dalam pembelajaran

3) Mempersiapkan media pembelajaran atau alat peraga yang akan digunakan dan sumber belajar yang diperlukan.

b. Tindakan

1) Pada awal pembelajaran guru melaksanakan kegiatan rutin kelas yaitu absensi dan berdoa, melakukan apersepsi untuk menggali kemampuan peserta didik dan menumbuhkan minat peserta didik untuk belajar.

2) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan menginformasikan alat-alat peraga yang akan digunakan.

3) Melaksanakan pembelajaran IPA dengan materi sifat-sifat cahaya dengan melaksanakan berbagai percobaan yaitu melakukan percobaan cahaya merambat lurus, sifat cahaya yang mengenai berbagai benda(bening, berwarna, gelap), percobaan pembiasan cahaya.

4) Kelas dibagi menjadi 7 kelompok yang anggotanya 4-5 peserta didik, kemudian masing-masing kelompok berdiskusi melakukan percobaan dan mengerjakan lembar kerja peserta didik (LKPD) yang diberikan guru.

5) Peserta didik melaporkan hasil diskusinya dan kelompok lain sebagai pengamata dan korektor. selanjutnya guru memberikan umpan balik dan penguatan terhadap materi yang dipelajari.

6) Setelah kegiatan pembelajaran selesai, peserta didik mengerjakan soal secara individu.

Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 adalah 2 x pertemuan, yakni pertemuan pertama melakukan percobaan diatas, sedangkan pertemuan kedua melakukan percobaan pemnatulan cahaya, percobaan pembentukan bayangan pada cermin (datar, cekung, cembung), percobaan cahaya putih teruri menjadi beberapa warna.

c. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas peserta didik dan kinerja guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai observer. Sasaran yang diamati adalah aktivitas peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menggunakan model quantum learning,

mencatat hambatan-hambatan yang dijumpai dalam pembelajaran dan sebagainya yang akan bermanfaat untuk perbaikan.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan di akhir siklus pertama. Refleksi dilaksanakan untuk mengetahui bagian yang sudah sesuai dengan tujuan penelitian, masalah-masalah yang muncul saat kegiatan pembelajaran, dan bagian yang masih perlu diperbaiki, berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh pengamat/ observer. Hasil pengamatan tersebut kemudian dianalisis dan didiskusikan dengan guru kelas. Selain itu, hasil evaluasi/ tes tertulis peserta didik juga dianalisis untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai materi yang disampaikan dengan menerapkan model quantum learning.

Analisis terhadap hasil pengamatan dan hasil tes tertulis peserta didik, dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui hasil atau dampak pelaksanaan tindakan. Hasil refleksi menunjukkan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran belum sepenuhnya tampak. Sebagian peserta didik masih belum memahami materi yang dipelajari, karena mereka belum terbiasa dengan

pembelajaran yang melibatkan peserta didik aktif dalam pembelajaran. Peserta didik masih belum berani dan terkesan ragu-ragu saat menyampaikan pendapat. Peserta didik belum menjawab dengan benar pertanyaan yang diajukan guru. Pada saat mengerjakan lembar kerja kelompok masih banyak peserta didik yang egois mengerjakan sendiri, ada juga yang sibuk bermain sendiri. Namun demikian kemampuan memahami peserta didik lebih meningkat dibanding dengan kemampuan awal dengan rata-rata 57.02 meningkat menjadi 66.61 pada siklus I dan memenuhi indikator ketercapaian kinerja siklus I yaitu persentase ketuntasan klasikal mencapai 70%. Dari hasil refleksi tersebut dapat disusun rencana perbaikan untuk siklus II. Masalah-masalah yang muncul pada siklus I, dicari pemecahannya dan menentukan tindakan untuk memperbaikinya sedangkan kelebihan-kelebihannya dipertahankan dan ditingkatkan.

2. Siklus II

Pelaksanaan siklus II merupakan hasil refleksi/ perbaikan dari siklus I. pelaksanaan siklus II dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan, masing-masing pertemuan 3 jam pelajaran (3X35 menit). Pada siklus II peneliti mengoptimalkan tercapainya indikator kemampuan memahami sifat-sifat cahaya dengan menerapkan model quantum learning secara kelompok besar serta meningkatkan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran . Berikut tahapan pelaksanaan pada siklus II:

a. Perencanaan

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang sudah ditentukan. Indikator RPP siklus II merupakan pendalaman indikator RPP siklus I. 2) Menyiapkan lembar observasi aktivitas peserta didik dan lembar observasi

kinerja guru dalam pembelajaran.

3) Mempersiapkan media pembelajaran atau alat peraga yang akan digunakan dan sumber belajar yang diperlukan

b. Tindakan

Tindakan pada siklus II sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Tindakan pada siklus II merupakan penyempurnaan tindakan pada siklus I. Pada tahap ini guru mengoptimalkan penerapan model quantum learning untuk memperbaiki kekurangan dan masalah yang muncul pada siklus I. skenario model pembelajaran tersebut harus lebih melibatkan dan mengaktifkan peserta didik, sehingga aktivitas / sikap peserta didik dalam pembelajaran dapat diperbaiki, pembelajaran lebih menyenangkan dan dapat meningkatkan kemampuan memahami peserta didik pada materi tersebut. Berikut tahapan pelaksanaan pada siklus II:

1) Pada awal pembelajaran guru melaksanakan kegiatan rutin kelas yaitu absensi dan berdoa, melakukan apersepsi untuk menggali kemampuan peserta didik dan menumbuhkan minat peserta didik untuk belajar.

2) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan menginformasikan alat-alat peraga yang akan digunakan.

3) Melaksanakan pembelajaran IPA dengan materi sifat-sifat cahaya dengan melaksanakan berbagai percobaan yaitu melakukan percobaan cahaya merambat lurus, sifat cahaya yang mengenai berbagai benda(bening, berwarna, gelap), percobaan pembiasan cahaya.

4) Kelas dibagi menjadi 11 kelompok yang anggotanya 3-4 peserta didik, kemudian masing-masing kelompok berdiskusi melakukan percobaan dan mengerjakan lembar kerja peserta didik (LKPD) yang diberikan guru.

5) Peserta didik melaporkan hasil diskusinya dan kelompok lain sebagai pengamata dan korektor. selanjutnya guru memberikan umpan balik dan penguatan terhadap materi yang dipelajari.

6) Setelah kegiatan pembelajaran selesai, peserta didik mengerjakan soal secara individu.

c. Observasi

Observasi yang dilakukan pada siklus II ini masih sama dengan observasi pada siklus I, yaitu mengobservasi aktivitas peserta didik dan kinerja guru dalam pembelajaran menerapkan model quantum learning.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mengetahui keefektifan penggunaan model

quantum learning untuk meningkatkan kemampuan memahami peserta didik

pada materi sifat-sifat cahaya dan meningkatkan proses pembelajaran IPA. Untuk melihat peningkatan kemampuan memahami peserta didik pada materi tersebut, dapat dilihat dari hasil evaluasi peserta didik pada materi tersebut. Untuk melihat peningkatan proses pembelajaran IPA dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas peserta didik dan aktivitas kinerja guru pada saat pembelajaran berlangsung

Dari hasil observasi dan nilai hasil evaluasi kemampuan memahami sifat- sifat cahaya siklus II ternyata ada peningkatan. Nilai hasil aktivitas peserta didik dan kinerja guru dalam pembelajaran juga mengalami peningkatan. Dari analisis hasil evaluasi kemampuan memahami sifat-sifat cahaya pada peserta didik kelas V SD Negeri 1 Karangpelem maka diperoleh peningkatan nilai rata-rata kelas pada kondisi awal 57.02 meningkat pada siklus I menjadi 66.61 dan pada siklus II meningkat 74.63 dan prosentase ketuntasan klasikal pada kondisi awal 44% pada siklus I prosentase ketuntasan klasikal74% dan pada siklus II meningkat menjadi 84%

Dari pengolahan nilai akhir kemampuan memahami sifat-sifat cahaya siklus II maka indikator kinerja siklus II yaitu persentase ketuntasan klasikal mencapai 80% sudah tercapai. Selain prosentase ketuntasan klasikal meningkat, nilai rata-rata hasil evaluasi kemampuan memahami sifat-sifat cahaya juga meningkat.

Dari hasil tindakan pada siklus I dan II maka peneliti mencukupkan penelitian pada siklus II, karena indikator kinerja yang telah ditargetkan sudah tercapai.

commit to user

53

BAB IV

Dokumen terkait