• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Sebelum pemberian treatment yaitu layanan konseling individu dilaksanakan, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan peneliti dalam penelitian ini. Adapun tahap-tahap dalam penelitian yang dilakukan antara lain :

1. Mencatat daftar nama peserta didik kelas VIII MTs GUPPI 2 Tanjung Karang 2. Penentuan sample penelitian, berdasarkan penyebaran kuesioner skala membolos

pada kelas VIII kemudian diperoleh 3 peserta didik dengan kriteria sering.

3. Meminta persetujuan pada peserta didik untuk dijadiakan sample dalam penelitian.

4. Pelaksanaan konseling individu dilaksanakan pada 3 peserta didik dengan data sebagai berikut :

Tabel 8

Peserta Didik Yang Mengikuti Konseling individu

No Kode Nama Jenis Kelamin

1 AW Laki-laki

2 MAJ Laki-laki

3 FWP wanita

5. Menjelaskan kepada subjek penelitian mengenai prosedur pelaksanaan konseling individ, layanan, dan menyepakati waktu pertemuan.

6. Pelaksanaan konseling individu dilakukan di MTs GUPPI 2 Tanjung Karang, pertemuan dilakukan sebanyak 6 kali pertemuan, yang dilaksanakan di ruang bk pada pukul 14.00 WIB dengan jadwal pertemuan sebagai berikut:

Tabel9

Jadwal Pemberian Perlakuan Konseling individu

No Tanggal Kegiatan yang dilaksanakan

1 Jumat

02-6-2017

Pretest dan Pertemuan Pertama Materi :Assesmen dan Diagnosa

2 Sabtu

03-6-2017 Pertemuan KeduaMateri :Mengidentifikasi Pikiran-Pikiran Negatif

3 Senin

05-6-2017

Pertemuan Ketiga

Materi :Memonitor Pikiran-Pikiran Peserta Didik Melalui Though Record

4 Selasa

06-6-2017

Pertemuan Keempat

Materi : Pemberian dan pembahasan tugas-tugas

5 Rabu

07-6-2017 Pertemuan KelimaMateri : Intervensi Pikiran-Pikiran Negatif peserta didik menjadi Pikiran-pikiran yang Positif

6 Kamis

08-6-2017 Pertemuan Keenammateri : evaluasi kegiatan dan posttest

Berdasarkan tabel tersebut pelaksanaan konseling individu dengan CBT dilakukan sebanyak 6 kali pertemuan beserta pretest dan posttest dengan rincian kegiatan sebagai berikut :

1. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan di ruang bk, pada pukul 14.00 WIB. Kegiatan konseling individu ini diawali dengan mengucapkan salam pembuka kepada AW, MAJ, dan FWP memperkenalkan diri, dan menjelaskan maksud dan tujuan dari kegiatan konseling individu ini serta menjelaskan tatacara pelaksanaan, asas-asas dalam konseling individu dan menyampaikan kesepakatan

waktu. memberikan kesempatan untuk bertanya kepada, kemudian dilanjutnya perkenalan antar anggota kelompok.

Pada tahap peralihan, menjelaskan kembali maksud dan tujuan dari kegiatan konseling individu dilakukan. Selanjutnya menumbuhkan sikap hangat untuk membangun suasana yang cair.

Selanjutnya, pada tahap kegiatan AW, MAJ, dan FWP aktif berpendapat dan berani dalam mengungkapkan segala permasalahan yang sedang dihadapinya. Konselormenjelaskan mengenai pengertian konseling individu, menjelaskan asas-asas dalam konseling individu, menjelaskan tentang membolos dan meminta AW, MAJ, dan FWP untuk mengungkapkan masalahnya. Kemudian AW, MAJ, dan FWP diminta untuk mengisi form “saya itu...” dengan tujuan konseli dapat mengenali dan memahami tentang dirinya baik kekurangan dan kelebihan yang dimiliki. Adapun form “saya itu…” adalah untuk melakukan assesmen dan diagnosa, hasil dari form ini adalah sebagai berikut:

AM : Saya itu orang nya males belajar karena merasa bodoh. Makanya

saya males masuk sekolah.

MAJ : Saya itu orangnya jarang masuk sekolah, saya tidak sekolah karena saya mau maen, Karena maen itu buat seneng.

FWP : Saya itu orangnya pemarah saya sering gak masuk sekolah saya banyak alfa, saya jarang izin saya karena malas sekolah saya jarang belajar saya orangnya rese, dan saya orangnya menel.

Ketika kegiatan berakhir, konselor memberikan kesimpulan dari pertemuan yang dilakukan dan memberikan kesempatan kepada AW, MAJ, dan FWP untuk bertanya. Selanjutnya konselormenanyakan pesan dan kesan kepada AW, MAJ, dan FWP setelah mengikuti kegiatan ini dan menyepakati waktu untuk pertemuan selanjutnya. Kemudian kegiatan konseling individu diakhiri dengan membaca doa dan salam penutup.

2. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada pukul 14.00 WIB di ruang BK. Konselor segera membuka pertemuan dengan mengucapkan salam dan berdoa. Kemudian konselor memberikan permainan konsentrasi, agar AW, MAJ, dan FWP lebih berkonsentrasi dalam mengikuti kegiatan ini.Selanjutnya menjelaskan topik yang akan dibahas pada kegiatan pertemuan kedua ini yaitu pandangan negatif tentang diri. Konselor menjelaskan perbedaan pemikiran negatif dan positif, adapun fikiran-fikiran negatif yang ada pada AW, MAJ, dan FWP adalah sebagai berikut:

AM : Merasa bodoh

MAJ : Main menyenangkan, sekolah pasti naik

FWP : Merasa sebagai pembuat masalah “rese”.

kemudian menjelaskan pentingnya berfikir positif. Dalam tahap iniAW, MAJ, dan FWPdiminta untuk berperan aktif dan terbuka mengemukakan apa yang dirasakan, dipikirkan dan dialaminya. Selanjutnya memilih masalah yang sering

muncul sesuai kesepakatan. Masing-masing dari AW, MAJ, dan FWPmemilih asumsi/pemikiran negatif mana yang ingin diubah/diganti. Konselor mempersilahkan untuk menuliskan masalahnya mengenai pandangan negatif tentang dirinya dengan mengisi form “catatan pikiran I”.

Kemudian mempersilahkan AW, MAJ, dan FWPuntuk mengemukakan apa yang sudah dituliskan di form tersebut. Kemudian konselor memberikan umpan balik/respon terhadap masalah yang dibahas. Konselor memberikan tugas rumah berupa “catatan pikiran I” kepada AW, MAJ, dan FWP. Konselor menginformasikan bahwa kegiatan konseling akan segera berakhir. Kemudian menanyakan pesan dan kesan kepada AW, MAJ, dan FWPpada pertemuan yang kedua ini. Pertemuan diakhiri dengan doa dan salam penutup.

3. Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga dilaksanakan di ruang BK pukul 14.00 WIB, dan diawali dengan salam pembuka dan berdoa oleh konselor. Menanyakan kabar dan memberikan semangat pada AW, MAJ, dan FWP. Konselor mengulas kembali kegiatan konseling individu pertemuan sebelumnya, membahas tugas rumah yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Selanjutnya, konselor menjelaskan mengenai sugesti diri. Setelah itu, konselor meminta AW, MAJ, dan FWPuntuk mengisi “form “catatan pikiran II” untuk membantu membatah keyakinan yang irasional yang sebelumnya sudah dituliskan pada form “catatan pikiran I” dengan memberikan pertanyaan sokratik, seperti : Apa anda punya

bukti yang mendukung pemikiran anda tersebut?”. Kemudian pada Kolom E, menuliskan cara pandang/pemikiran alternatif yang lebih rasional terhadap situasi yang dihadapinya. Meminta AW, MAJ, dan FWPmembaca pikiran positif/rasionalnya secara berulang dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Setelah itu AW, MAJ, dan FWPmempraktikkannya. Konselor memberikan tugas rumah berupa catatan pikiran I dan II untuk melatih AW, MAJ, dan FWPterbiasa berfikir positif. Konselor menyimpulkan dari kegiatan yang telah berlangsung, dan meminta AW, MAJ, dan FWPuntuk memberikan kesannya pada pertemuan ini. Kegiatan konseling individu ditutup dengan doa dan salam penutup.

4. Pertemuan keempat

Pertemuan selanjutnya dilaksanakan di ruang BK pada pukul 14.00 WIB. Kegiatan konseling individu dibuka dengan salam pembuka dan doa. Konselor berterimakasih kepada AW, MAJ, dan FWPkarena bersedia mengikuti layanan konseling individu ini. Setelah itu masuk ke kegiatan inti dengan membahas pertemuan selanjutnya, dan menanyakan tentang tugas rumah yang diberikan. Menanyakan kepada AW, MAJ, dan FWP, adakah kesulitan yang dihadapi dalam menerapkan teknik rekam pikiran ini.

Kemudian menjelaskan kepada AW, MAJ, dan FWP mengenai topik yang akan dibahas pada pertemuan ini yaitu evaluasi diri setiap waktu. Pada pertemuan ini, AW, MAJ, dan FWPdiajarkan untuk mengevaluasi prestasi

akademisnya dengan melihat perkembangan nilai dan perkembangan spiritualnya.

Kemudian AW, MAJ, dan FWPdiminta untuk membuka lembar “catatan pikiran I dan II” kemudian membacakan kembali kolom bagian E yaitu pemikiran rasional AW, MAJ, dan FWP. Agar AW, MAJ, dan FWP bisa menerapkan/mengaplikasikannya dalam sikapnya. Konselor mempersilahkan kepada AW, MAJ, dan FWPuntuk bertanya. Kemudian masing-masing membahasnya. Setelah itu konselor mengambil kesimpulan dari materi yang sudah dibahas dan AW, MAJ, dan FWPmengungkapkan kesannya setalah mengikuti kegiatan pada pertemuan keempat ini. Kegiatan konseling individu diakhiri dengan doa dan salam penutup.

5. Pertemuan kelima

Kegiatan konseling individu di laksanakan di ruang BK pada pukul 14.00 WIB. Pada pertemuan selanjutnya, konselor membuka kegiatan konseling individu dengan salam pembuka dan doa. Kemudian konselor mengulas kembali kegiatan pada pertemuan sebelumnya. Selanjutnya, konselor menjelaskan materi yang dibahas pada pertemuan kali ini, yaitu sukses dengan berfikir positif. Konselor memberikan tips berfikir positif. Kemudian meminta konseli untuk mengisi form ”karakteristik saya...” dan “jurnal positif”. Kemudian membahas materi, dan form yang sudah diisi. Setelah itu konselor memberitahukan AW,

MAJ, dan FWPbahwa kegiatan konseling akan segera berakhir. Konselor menutup konseling dengan doa dan salam penutup.

6. Pertemuan keenam

Pertemuan keenam dilaksanakan di ruang BK pada pukul 14.00 WIB. Konselor membuka kegiatan dengan salam pembuka dan doa. Setelah itu konselor menjelaskan bahwa ini adalah pertemuan terakhir. Pada pertemuan terakhir, konselor mengulas kembali dari pertemuan yang pertama sampai pertemuan terakhir. Kemudian seluruh anggota dan konselor mengevaluasi tugas rumah yang diberikan kepada AW, MAJ, dan FWP. Konselor memberikan penguatan positif, dan meyakinkan bahwa pikiran-pikiran negatif yang diyakini oleh AW, MAJ, dan FWPadalah tidak benar. Dan meminta kepada AW, MAJ, dan FWPuntuk menerapkan apa yang dituliskan dalam jurnal positif dan catatan pikiran kolom E. Selanjutnya konselor meminta untuk mengisi kuesioner membolos pada AW, MAJ, dan FWP. Setelah itu konselor mengucapkan terimakasih kepada AW, MAJ, dan FWP dan AW, MAJ, dan FWP mengungkapkan kesan dan pesan. kemudian menutup kegiatan dengan membaca doa dan salam penutup.

Membandingkan nilai rata-rata peserta didik sebelum dan setelah mengikuti kegiatan layanan konseling individu menggunakan CBT. Berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat dideskripsikan hasil penelitian sebelum dilakukan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan.

a. Hasil Pretest

Pre-test dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran kondisi awal membolos peserta didik kelas VIII di MTs GUPPI 2 Tanjung Karang. Berikut dijelaskan, kondisi pre-test gambaran kondisi awal membolos peserta didik :

Tabel.10

Hasil Pre-testPerilaku Membolos Peserta Didik

No Kode Nama Hasil Pre-test Kriteria

1 AM 64 Tinggi

2 MAJ 61 Tinggi

3 FWP 59 Tinggi

Berdasarkan tabel tersebut sebelum diberikan perlakuan layanan konseling individu menggunakan CBT pada peserta didik yang memiliki masalah membolostinggi di MTs GUPPI 2 Tanjung Karang, diperoleh data dengan kriteria tinggi yang sesuai dengan kategori tingkatan skala membolos dengan kriteria rendah sampai dengan sangat tinggi. Maka dari itu peneliti memberikan perlakuan yaitu layanan konseling individu menggunakan CBT dengan teknik restrukturisasi kognitif untuk menurunkan perilakumembolos peserta didik.

b. Hasil Post-test

Setelah memberikan perlakuan layanan konseling individu menggunakan CBT dengan teknik restrukturisasi kognitif, maka peneliti mengukur kembali

perilaku membolos yang dimiliki peserta didik di MTs GUPPI 2 Tanjung Karang. Adapun hasil pre-test adalah sebagai berikut :

Tabel.11

Hasil Post-testPerilaku MembolosPeserta Didik

No Kode Nama Hasil Post-test Kriteria

1 AM 51 Sedang

2 MAJ 52 Sedang

3 FWP 49 Sedang

Berdasarkan tabel tersebut, setelah diberikan layanan konseling individu menggunakan CBT dengan teknik restrukturisasi kognitif pada peserta didik kelas VIII yang memiliki masalah perilaku membolostinggi di MTs GUPPI 2 Tanjung Karang sehingga menghasilkan perubahan berupa penurunan perilakumembolos peserta didik. Jadi dapat disimpulkan bahwa layanan konseling individu menggunakan CBT dengan teknik restrukturisasi kognitifdapat menurunkan perilaku membolos peserta didik, peserta didik sudah mengalami perubahan yang lebih baik dari sebelum diberikan perlakuan layanan konseling individu menggunakan CBT dengan teknik restrukturisasi kognitif.

c. Hasil Pre-test dan Post-test

Untuk melihat peningkaan membolos peserta didik kelas VIII MTs GUPPI 2 Tanjung Karang berdasarkah hasil pre-test dan post-test akan dijelaskan pada tabel sebagai berikut :

Tabel.12

Uji Hasil Pretest, Posttest, Score PerilakuMembolos Peserta Didik Kelas VIII di MTs GUPPI 2 Tanjung Karang

No Kode

Nama

Pretest Posttest Peningkatan

Score 1 AM 64 51 13 2 MAJ 61 52 9 3 FWP 59 49 10 Total 184 152 32 ∑x1184 ∑x2152 X= ∑xd/N 32:3 = 10,66 Rata-Rata dengan N = 3 X=∑x1/N 184:3 = 61,33 X=∑x2/N 152:3 = 50,66

Berdasarkan keterangan pada tabel dapat dilihat bahwa hasil pre-test pada 3 peserta didik sebelum mengikuti layanan konseling individu menggunakan CBT dengan teknik restrukturisasi kognitifdengan nilai rata-rata skor 61,33. Sedangkan setelah mengikuti layanan konseling individu menggunakan CBT dengan teknik restrukturisasi kognitifhasil post-test diperoleh rata-rata skor sebesar 50,66. Hal ini menunjukkan bahwa layanan konseling individu menggunakan CBT dengan teknik restrukturisasi kognitifdapat menurunkan perilaku membolos peserta didik kelas VIII MTs GUPPI 2 Tanjung Karang Tahun Ajaran 2016/2017.

Dokumen terkait