BAB IV HASIL PENELITIAN
B. Deskripsi Data
Penulis mengambil data dari guru-guru yang mengajar di TK Bait Al-Falah Pondok Ranji. Semua guru dijadikan populasi sekaligus sample. Data-data penelitian tentang metode bercerita sebagai penanaman agama Islam pada anak usia pra-sekolah di TK Bait Al-Falah diperoleh dari wawancara, angket studi dokumentasi dan melihat langsung proses pengajaran metode bercerita di TK Bait Al-Falah. Wawancara dilakukan dengan Kepala Sekolah, sedangkan angket diberikan kepada guru-guru.
1. Sarana dan Prasarana
Taman Kanak-kanak merupakan lingkungan pertama bagi anak-anak di luar keluarganya. Maka Taman Kanak-kanak diusahakan menjadi tempat yang indah dan menyenangkan bagi kehidupan anak. Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah bagaikan rumah persinggahan anak didik. Untuk itu maka gedung Taman Kanak-kanak dilengkapi sarana dan prasarana yang memenuhi syarat dengan usia anak.
Sarana dan prasarana merupakan hal yang penting dalam proses belajar mengajar. Keberadaannya mendukung dan memperlancar berlangsungnya proses pembelajaran.
a. Sarana tersebut dapat membantu guru dalam berbagai metode atau teknik mengajar dalam proses belajar mengajar.
b. Sarana tersebut dapat membantu anak dalam melakukan kegiatan yang sesuai dengan minat, kemampuan dan usia anak.
Sarana proses mengajar dan kelengkapannya digunakan oleh Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah mengacu pada garis-garis program pengembangan, sehingga sarana yang disediakan adalah sebagai berikut :
Tabel 3
Sarana dan Prasarana di Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah
No Sarana Jumlah Keterangan
1 Meja guru dan murid 36 Baik
2 Kursi guru dan murid 144 Baik
3 Papan tulis 9 Baik
4 Computer 5 Baik
6 Loker dan rak sepatu 135 / 9 Baik
7 Alat permainan (ayunan dan prosotan) 6 1 Rusak
8 Lemari besar untuk guru 9 1 Rusak
9 Perpustakaan dan unit kesehatan 1 Baik 10 Kran untuk cuci tangan dan wudhu 5 Baik
11 Kamar mandi 4 Baik
12 Tempat parkir dan penunggu 1 Baik
Selain itu di Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah juga memiliki sarana untuk lima sudut, yaitu :
1. Sudut Kelurga seperti piring, gelas, sendok, garpu, mangkok, serbet dan lain-lain. 2. Sudut Alam Sekitar seperti tanaman hias, binatang, air dan lain-lain.
3. Sudut Ketuhanan seperti peralatan sholat, gambar dan tulisan praktek sholat, buku cerita Islami, Iqro’ dan lain-lain.
4. Sudut Pembangunan seperti balok-balok bangunan, kerucut berwarna dan lain-lain 5. Sudut Kebudayaan seperti alat musik, media kreatif dan lain-lain.
STRUKTUR ORGANISASI Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah
2. Kegiatan Belajar Mengajar
Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah di lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 3-6 tahun dengan sebutan
KEPALA SEKOLAH SEKRETARIS KOORDINATOR BENDAHARA TK A PS TK B GURU GURU GURU SISWA SISWA SISWA
anak pra-sekolah. Pendidikan pada tingkat pra-sekolah ini pada hakikatnya adalah belajar sambil bermain sehingga siswa dapat menyerap pelajaran tanpa mereka sadari. Bahasa sehari-hari di Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah mempunyai kelebihan tersendiri yaitu menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa inggris selama proses pembelajaran berjalan. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di Taman Kanak-kank Bait Al-Falah dimulai pukul 07.30 WIB sampai dengan 11.15 WIB.
Dalam proses mengajar satu hal yang harus diperhatikan oleh guru adalah metode mengajar. Hal ini penting karena yang dihadapi adalah anak-anak yang masih kecil dengan sifat yang cepat bosan dan senang menggangu teman yang lain. Maka dari itu diharapkan guru dapat mengatasi setiap situasi yang terjadi di dalam maupun di luar kelas.
Secara umum metode yang biasa digunakan di Taman Kanak-kanak bait Al-Falah adalah metode bercerita, sosiodrama, proyek, karya wisata. Dari empat metode ini yang sering digunakan dan digemari untuk anak karena dapat memotivasi anak didik dengan dunia mereka.
Kegiatan belajar mengajar tersebut adalah 1. Kegiatan pembukaan:
a. Berbaris sesuai kelas atau kelompok
b. Membaca do’a: Al-Fatihah dan Ayat Kursi c. Membaca ikrar
d. Mengucap salam sebelum belajar di mulai e. Absen
2. kegiatan Inti (pemberian materi pelajaran)yang terdiri dari pengenalan surat-surat pendek, doa-doa pendek, pemberian tugas (Scince) sesuai tema, yang kemudian di akhiri dengan pembacaan buku cerita dan ketrampilan (Art) oleh ibu guru.
3. Istirahat atau makan, sebelum makan siswa dibiasakan mencuci tangan, berdoa dan menggunakan tangan kanan ketika makan, selesai makan siswa berdoa kembali.
4. Kegiatan penutup yang terdiri dari : a. Membaca do’a akan pulang. b. Menyanyikan lagu-lagu. c. Memberi salam
Setiap hari anak-anak Taman Kanak-kanak bait Al-Falah selalu dibiasakan melakukan hal-hal yang baik dan Islami. Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah menjalin komunikasi dengan para wali murid agar hal-hal yang sudah di berikan di sekolah ditindaklanjuti atau dibiasakan juga dirumah. Pada usia Taman Kanak-kanak pembiasaan kehidupan beragama memang sangat penting karena masa inilah masa paling penting tepat untuk memberikan pondasi bagi kehidupannya kelak.
Dalam proses belajar mengajar di Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah selalu diperhatikan tingkat minat dan kemanpuan anak didik, seperti ketika menyampaikan materi pelajaran yang berisi bimbingan, nasehat dan pengetahuan agama, guru dapat menyajikan materi pelajaran tersebut dengan menggunakan berbagai metode seperti metode bercerita. Dengan metode bercerita materi pelajaran yang disampaikan akan lebih mudah dipahami dan cepat diserap oleh anak-anak, di mana anak akan antusias
dalam mendengarkan cerita apalagi ditambah improvisasi yang menarik dan berbagai intonasi.
Beberapa metode yang dipergunakan di Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah antara lain :
1. Metode bercerita (ceramah ), yaitu cara bertutur dan menyampaikan cerita atau memberikan penerangan kepada anak didik secara lisan.
2. Metode bercakap-cakap, yaitu suatu cara bercakap-cakap dalam bentuk tanya jawab antara anak dengan anak atau anak dengan guru.
3. Metode pemberian tugas, yaitu kegiatan belajar mengajar dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk melaksanakan tugas yang telah disediakan oleh guru.
4. Metode demontrasi, yaitu cara mempertunjukan atau memperagakan suatu obyek atau proses dari suatu kejadian atau peristiwa.
5. Metode karya wisata, yaitu kunjungan secara langsung ke obyek-obyek yang sesuai dengan bahan-bahan kegiatan pengembangan dan kemanpuan yang sedang dibahas.
6. Metode bermain peran , yaitu memerankan tokoh-tokoh atau benda-benda di sekitar anak dengan tujuan untuk mengembangkan daya khayal dan penghayatan terhadap bahan pengembangan yang di laksanakan. 3
Dalam kegiatan belajar mengajar guru dapat menggunakan metode tersebut secara bervariasi yang disesuaiakan dengan situasi dan kondisi. Untuk membantu
3
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Metode Khusus Pengembangan Kemampuan Berbahasa Di Taman Kanak-kanak, (Jakarta, 1998), h. 8
kegiatan belajar di Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah juga disediakan alat peraga dan alat bantu laiannya. Diantara alat peraga yang disediakan adalah gunting, lem, kertas, buku mewarnai, pensil, penghapus, pensil warna dan lain sebagainya yang semua itu dipergunakan sesuai dengan fungsinya. Dengan tersedianya alat-alat tersebut anak menjadi senang dalam menjalankan tugasnya dan memudahlkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran.
Adapun jenis materi pelajaran yang disampaikan di Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah ada dua program pengembangan, yaitu :
a. Pengembangan bidang perilaku meliputi : b. Moral Pancasila .
c. Keimanan dan ketaqwaan. d. Disiplin.
e. Perasaan atau emosi.
f. Kemanpuan bermasyarakat atau bersosialisasi b. Pengembangan kemanpuan dasar yang meliputi :
1. Kemanpuan berbahasa 2. Kemanpuan daya fakir 3. Kemanpuan keterampilan 4. Kemanpuan jasmani. 4
2. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Melalui Metode Bercerita di Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah.
Taman Kanak-kanak merupakan lembaga pendidikan bagi usia pra-sekolah atau anak berusia anrata 4 sampai 6 tahun. Program pendidikan di Taman Kanak-kanak bukan sekedar mengerjakan pokok bahasan yang telah tertera pada kurikulum, tetapi ditunjang pula dengan kreatifitas guru memberikan improvisasi dalam mengembangkan daya imajinasi anak yang sesuai dengan kondisi anak itu sendiri.
4
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak , (Jakarta, 1996), h. 13
Secara umum metade yang digunakan di Taman Kanak-kanak adalah bermain, menyanyi dan bercerita. Ketiga metode inilah yang sangat digemari oleh anak-anak usia pra-sekolah karena sesuai dengan dunia mereka, apalagi didukung oleh kreatifitas yang dimiliki para guru. Dengan metode bercerita guru dapat memberikan nasehat, bimbingan dan himbauan, sehingga diharapkan nasehat, bimbingan dan himbauan tersebut dapat berbekas dalam diri anak yang dapat dijadikan pedoman dalam tingkah laku.
Para Guru di Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah juga menggunakan metode bercerita dalam memberikan pendidikan agama Islam pada anak didiknya. Dalam menyampaikan cerita, guru mengambil sumber dari Al-Qur’an dan Hadits, buku -buku cerita bergambar, majalah atau yang berasal dari pengalaman dan pengamatan guru dengan memperhatikan kondisi anak didik. Tujuan ide bercerita itu sendiri berupa nasehat guna memperbaiki sikap anak didik, diharapkan agar anak didik tidak merasa dinasehati dan dilarang oleh guru.
Anak usia pra-sekolah tertarik pada cerita-cerita pendek yang berkisah tentang peristiwa yang sering dialaminya atau dekat dengan kehidupannya sehari-hari. Hal ini sangat membantu perkembangan keagamaannya, karena pada usia pra-sekolah condong untuk meniru. Maka setiap cerita yang disampaikan, didengar, dilihat dan dibaca, oleh anak hendaknya mempunyai mutu dan nilai-nilai pedagogis, agar jangan sampai mereka menemukan tauladan tauladan yang tidak baik dalam cerita-cerita tersebut.
Dalam kegiatan proses belajar mengajar hal yang terpenting dan utama tergantung dari peran seorang guru dalam mengekspresikan serita. Para guru di Taman Kanak Bait Al-Falah diberi kebebasan untuk mengekspresikan cerita sesuai dengan keadaan lapangan selama tidak menyimpang dari aspek pedagogis dan prinsip-prinsip belajar mengajar di Taman Kanak-kanak.