METODOLOGI PENELITIAN
33
A. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuh-tumbuhan dan peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam sebuah penelitian.1
Dalam penelitian yang menjadi populasi sekaligus sample adalah seluruh guru Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah yang berjumlah 8 (delapan ) orang guru, maka dari populasi 8 orang guru diambil semua (100%). Cara penjumlahan sampel diambil dari populasi 8 (delapan) orang guru Bait Al-Falah
B. Sumber Data
Adapun sumber data yang dijadikan sebagai bahan skripsi antara lain : 1. Ketua Yayasan
2. Kepala sekolah TK beserta dewan guru 3. Para Siswa
4. Para Orang Tua Siswa
C. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik, antara lain :
1
Herman Rasito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta ;: Gramedia Pustaka Utama, 1992), h.. 49
1. Observasi. Penulis melakukan observasi langsung kesekolah untuk mendapatkan gambaran konkrit tentang pelaksanaan metode bercerita yang dilakukan di Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah Pondok Ranji.
2. Wawancara. Dalam wawancara ini, penulis langsung melakukan wawancara kepada kepala sekolah Informasi yang diinginkan dari kepala sekolah adalah mengenai sejarah dan latar belakang berdirinya Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah beserta sarana dan prasarananya yang tersedia.
3. Angket, yaitu formulir yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti. Angket ini diberikan kepada seluruh guru Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah yang dijadikan responden penelitian, dan pertanyaan yang ada dalam angket ini yaitu untuk mengetahui tanggapan para guru tentang metode bercerita sebagai metode belajar mengajar Pendidikan Agama Islam di Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah.
4. Dokumentasi. Penulis memperoleh data melalui penggunaan sumber-sumber tertulis yang sebagai utamanya adalah dokumen sekolah.
D. Teknik Analisa Data
Dalam analisa ini penulis memperoleh data melalui observasi, angket dan wawancara kemudian diedit yang selanjutnya dianalisa dan disimpulkan.
Setelah dipelajari, data tersebut direduksi dengan cara membuat abtraksi dan diedit serta dipindahkan jawaban responden dalam tabulasi dan disusun secara rinci
dalam bentuk tabel kemudian diukur dengan perhitungan rata-rata dengan menggunakan rumusan distribusi dan frekuensi sebagai berikuat :
F P = --- X 100 % N Keterangan : P = Prosentase F = Frekuensi N = Jumlah individu BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah Pondok Ranji
Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah merupakan lembaga pendidikan sekolah yang didirikan pada tahun 2003 yang berlokasi di Jl. WR. Supratman No.48 Pondok Ranji Taman Kanak-kanak ini didirikan atas keinginan kekeluargaan. Pada waktu itu inggin mendirikan dengan tujuan membantu anak yang kurang mampu atau yatim piatu disekitar sekolah. Tidak lama kemudian setelah diamati sekitar sekolah kebanyakan mereka adalah orang yang mampu, sebagian besar mereka kebanyakan tinggal diperumahan. Pada bulan januari dengan kekompakan keluarga besar yayasan Bait Al-Falah maka diadakan pembukaan pendaftaran dengan biaya yang murah supaya para warga sekitarnya berminat. Dengan dua bahasa dalam percakapan sehari-hari bahasa Indonesia dan bahasa Inggris seiring dengan kemajuan zaman modern.
Tahun pertama TK Bait Al-Falah menerima 100 murid berusia 3-5 tahun yang dibagi 6 kelas. Tahun kedua sampai sekarang murid di Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah bertambah banyak. Untuk menampung murid yang banyak itu supaya nyaman, maka ketua yayasan merenovasi garansi sebagai ruangan kelas yang menjadikan anak betah dengan fasilitas puzzle dan AC. Selain itu lapangan basket anak-anak dirubah menjadi ruangan kelas yang luas dengan penuh hiasan yang menarik perhatian anak didik. Dengan bangunan yang bertambah TK Bait Al-Falah mempunyai luas tanah 1200 meter. Selain bangunan ruang kelas tersedia juga tempat parkir dengan luas tanah 500 meter. Tempat penerimaannya mampu menampung
mobil yang mewah-mewah seperti Mercedes Bend, APV, BMW dengan banyak pepohonan yang rindang dan suasana pandangan jalan ramai kemacetan. Semua ini merupakan keberhasilan yang cepat, yang argumentasinya keluar dari ketua yayasan pendiri Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah yaitu Bapak Ir. Edwin Kurniawan, M.BA. dan Kepala sekolah dipercayakan oleh salah seorang yang sudah hidup di dunia TK 15 tahun yaitu Bapak Iwan Ototh asli orang betawi yang pakar dalam pendidikan anak pra-sekolah. Beliau memiliki program kegiatan yang menarik perhatian untuk menghibur anak didik penuh keceriaan. 1
Keberadaan Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah untuk tahun kedua berjumlah 135 anak didik yang dibagi menjadi 9 kelas. Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah sekarang ini dilengkapi dengan fasilitas yang nyaman, tempat bermain yang luas dan peningkatan kualitas tenaga pengajar. Tenaga pengajar di Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah pada tahun kedua berjumlah 18 (delapan belas) orang dengan perincian 9 (sembilan) orang guru dan 7 (tujuh) orang asisten/guru bantu 1 (satu) orang kepala Sekolah dan 1 (satu) koordinator sekolah merangkap sebagai guru keliling selama proses belajar berjalan. Diantara mereka ada yang memiliki latar belakang PGTK, dan S1.
Untuk lebih jelasnya mengenai keberadaan guru Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah dapat dilihat table dibawah ini.
Tabel I
1
Iwan Ototh, Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah, Wawancara Pribad i, Pondok Ranji : 14 Juni 2006
Dafatar guru-guru Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah
No Nama Guru Tempat Tgl Lahir Ijazah Terakhir Jabatan 1 Iwan Ototh Jakarta, 23-07-1971 PGA Kep-Sek 2 Rina Setiyowati Sukoharjo,07-04-1975 Strata-1 Koordinator 3 Amalia Husna Bandung, 22-08- 1985 Aliyah Guru 4 Yuanhita Jakarta, 06-01 1981 Strata-1 Guru 5 Intan P
Lampung, 10-10-1980 D-3 Guru 6 Nurul Hediazfi
Jakarta, 26-10 1982 D-3 Guru 7 Sri Suharsi Tangerang,07-01-1981 Strata-1 Guru 8 Afidah Agustin Jakarta,19-08-1984 PGTK Guru 9 Dian Almarina Jakarta,30-03 1981 PGTK Guru 10 Titin Wahyu B wangi, 22-05-1977 Strata-1 Guru 11 Fabiola Regina Jakarta, 23-06-1968 Strata-1 Guru 12 Fatkhul Khoiriya Ponorogo 02-06-1980 PGTK Asisten 13 Lilik Awaliz Jakarta, 13-08-1981 Strata-1 Asisten 14 Dianah Jakarta, 06 -06-1975 Strata-1 Asisten 15 Wirda Jakarta, 23-06-1968 Strata-1 Asisten 17 Sudarsi Trenggalk,31-01-1985 D-3 Asisten 18 Tati Herawati Tangerang,26-03-1977 PGTK Asisten
Siswa Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah pada tahun kedua berjumlah 135 anak. Terdiri dari 3 (tiga) jenjang pendidikan yaitu pendidikan untuk anak usia 3-4 tahun di kelompok bermain, 4-5 tahun kelompok A 5-6 tahun kelompok B untuk lebih jelas lagi dapat dilihat pada table dibawah ini.
Jumlah Siswa Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah
Kelas Perempuan Laki-laki Jumlah
KB 11 Anak 19 Anak 30
A 20 Anak 25 Anak 45
B 18 Anak 42 Anak 60
Jumlah 49 Anak 86 Anak 135 Anak
Selain itu Taman Kanak-kankak Bait Al-Falah juga mempunyai seorang pegawai bagian kebersihan dan pramu bakti. 2
Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah terletak di Jalan WR.Supratman No:48 Pondok Ranji Kecamatan Ciputat Tangerang. Taman Kanak-kanak ini berada di tengah-tengah antara perbatasan Pondok Ranji dan Bintaro dekat jalan raya yang tempatnya strategis untuk dijangkau. Di sekitar Taman Kanak-kakak ini terdapat perumahan dan ruko yang mewah. Di samping itu proses belajar mengajar di Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah tidak terganggu walau dengan banyaknya kendaraan yang melewati sekolah ini sampai terjebak macet sebagian besar wali murid memiliki alat transportasi pribadi masing-masing.
Selain itu kegiatan proses belajar mengajar juga didukung oleh fasilitas-fasilitas seperti ruang memasak (Cooking), ruang ketrampilan ( Art ), ruang pertemuan (Center Hall) atau musholla, perpustakaan (library). Fasilitas tersebut biasanya dipergunakan siswa untuk kegiatan-kegiatan sehari-hari yang ditentukan sesuai dengan tema pembelajaran. Selain itu Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah mempunyai
2
Alvina Ayunda Batubara, Seketaris Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah, Wawancara Pribadi, Pondok Ranji : 14 Juni 2006
lapangan yang sering disebut dengan tempat bermain anak-anak ketika jam istirahat dan upacara mingguan.
B. Deskripsi Data
Penulis mengambil data dari guru-guru yang mengajar di TK Bait Al-Falah Pondok Ranji. Semua guru dijadikan populasi sekaligus sample. Data-data penelitian tentang metode bercerita sebagai penanaman agama Islam pada anak usia pra-sekolah di TK Bait Al-Falah diperoleh dari wawancara, angket studi dokumentasi dan melihat langsung proses pengajaran metode bercerita di TK Bait Al-Falah. Wawancara dilakukan dengan Kepala Sekolah, sedangkan angket diberikan kepada guru-guru.
1. Sarana dan Prasarana
Taman Kanak-kanak merupakan lingkungan pertama bagi anak-anak di luar keluarganya. Maka Taman Kanak-kanak diusahakan menjadi tempat yang indah dan menyenangkan bagi kehidupan anak. Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah bagaikan rumah persinggahan anak didik. Untuk itu maka gedung Taman Kanak-kanak dilengkapi sarana dan prasarana yang memenuhi syarat dengan usia anak.
Sarana dan prasarana merupakan hal yang penting dalam proses belajar mengajar. Keberadaannya mendukung dan memperlancar berlangsungnya proses pembelajaran.
a. Sarana tersebut dapat membantu guru dalam berbagai metode atau teknik mengajar dalam proses belajar mengajar.
b. Sarana tersebut dapat membantu anak dalam melakukan kegiatan yang sesuai dengan minat, kemampuan dan usia anak.
Sarana proses mengajar dan kelengkapannya digunakan oleh Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah mengacu pada garis-garis program pengembangan, sehingga sarana yang disediakan adalah sebagai berikut :
Tabel 3
Sarana dan Prasarana di Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah
No Sarana Jumlah Keterangan
1 Meja guru dan murid 36 Baik
2 Kursi guru dan murid 144 Baik
3 Papan tulis 9 Baik
4 Computer 5 Baik
6 Loker dan rak sepatu 135 / 9 Baik
7 Alat permainan (ayunan dan prosotan) 6 1 Rusak
8 Lemari besar untuk guru 9 1 Rusak
9 Perpustakaan dan unit kesehatan 1 Baik 10 Kran untuk cuci tangan dan wudhu 5 Baik
11 Kamar mandi 4 Baik
12 Tempat parkir dan penunggu 1 Baik
Selain itu di Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah juga memiliki sarana untuk lima sudut, yaitu :
1. Sudut Kelurga seperti piring, gelas, sendok, garpu, mangkok, serbet dan lain-lain. 2. Sudut Alam Sekitar seperti tanaman hias, binatang, air dan lain-lain.
3. Sudut Ketuhanan seperti peralatan sholat, gambar dan tulisan praktek sholat, buku cerita Islami, Iqro’ dan lain-lain.
4. Sudut Pembangunan seperti balok-balok bangunan, kerucut berwarna dan lain-lain 5. Sudut Kebudayaan seperti alat musik, media kreatif dan lain-lain.
STRUKTUR ORGANISASI Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah
2. Kegiatan Belajar Mengajar
Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah di lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 3-6 tahun dengan sebutan
KEPALA SEKOLAH SEKRETARIS KOORDINATOR BENDAHARA TK A PS TK B GURU GURU GURU SISWA SISWA SISWA
anak pra-sekolah. Pendidikan pada tingkat pra-sekolah ini pada hakikatnya adalah belajar sambil bermain sehingga siswa dapat menyerap pelajaran tanpa mereka sadari. Bahasa sehari-hari di Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah mempunyai kelebihan tersendiri yaitu menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa inggris selama proses pembelajaran berjalan. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di Taman Kanak-kank Bait Al-Falah dimulai pukul 07.30 WIB sampai dengan 11.15 WIB.
Dalam proses mengajar satu hal yang harus diperhatikan oleh guru adalah metode mengajar. Hal ini penting karena yang dihadapi adalah anak-anak yang masih kecil dengan sifat yang cepat bosan dan senang menggangu teman yang lain. Maka dari itu diharapkan guru dapat mengatasi setiap situasi yang terjadi di dalam maupun di luar kelas.
Secara umum metode yang biasa digunakan di Taman Kanak-kanak bait Al-Falah adalah metode bercerita, sosiodrama, proyek, karya wisata. Dari empat metode ini yang sering digunakan dan digemari untuk anak karena dapat memotivasi anak didik dengan dunia mereka.
Kegiatan belajar mengajar tersebut adalah 1. Kegiatan pembukaan:
a. Berbaris sesuai kelas atau kelompok
b. Membaca do’a: Al-Fatihah dan Ayat Kursi c. Membaca ikrar
d. Mengucap salam sebelum belajar di mulai e. Absen
2. kegiatan Inti (pemberian materi pelajaran)yang terdiri dari pengenalan surat-surat pendek, doa-doa pendek, pemberian tugas (Scince) sesuai tema, yang kemudian di akhiri dengan pembacaan buku cerita dan ketrampilan (Art) oleh ibu guru.
3. Istirahat atau makan, sebelum makan siswa dibiasakan mencuci tangan, berdoa dan menggunakan tangan kanan ketika makan, selesai makan siswa berdoa kembali.
4. Kegiatan penutup yang terdiri dari : a. Membaca do’a akan pulang. b. Menyanyikan lagu-lagu. c. Memberi salam
Setiap hari anak-anak Taman Kanak-kanak bait Al-Falah selalu dibiasakan melakukan hal-hal yang baik dan Islami. Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah menjalin komunikasi dengan para wali murid agar hal-hal yang sudah di berikan di sekolah ditindaklanjuti atau dibiasakan juga dirumah. Pada usia Taman Kanak-kanak pembiasaan kehidupan beragama memang sangat penting karena masa inilah masa paling penting tepat untuk memberikan pondasi bagi kehidupannya kelak.
Dalam proses belajar mengajar di Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah selalu diperhatikan tingkat minat dan kemanpuan anak didik, seperti ketika menyampaikan materi pelajaran yang berisi bimbingan, nasehat dan pengetahuan agama, guru dapat menyajikan materi pelajaran tersebut dengan menggunakan berbagai metode seperti metode bercerita. Dengan metode bercerita materi pelajaran yang disampaikan akan lebih mudah dipahami dan cepat diserap oleh anak-anak, di mana anak akan antusias
dalam mendengarkan cerita apalagi ditambah improvisasi yang menarik dan berbagai intonasi.
Beberapa metode yang dipergunakan di Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah antara lain :
1. Metode bercerita (ceramah ), yaitu cara bertutur dan menyampaikan cerita atau memberikan penerangan kepada anak didik secara lisan.
2. Metode bercakap-cakap, yaitu suatu cara bercakap-cakap dalam bentuk tanya jawab antara anak dengan anak atau anak dengan guru.
3. Metode pemberian tugas, yaitu kegiatan belajar mengajar dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk melaksanakan tugas yang telah disediakan oleh guru.
4. Metode demontrasi, yaitu cara mempertunjukan atau memperagakan suatu obyek atau proses dari suatu kejadian atau peristiwa.
5. Metode karya wisata, yaitu kunjungan secara langsung ke obyek-obyek yang sesuai dengan bahan-bahan kegiatan pengembangan dan kemanpuan yang sedang dibahas.
6. Metode bermain peran , yaitu memerankan tokoh-tokoh atau benda-benda di sekitar anak dengan tujuan untuk mengembangkan daya khayal dan penghayatan terhadap bahan pengembangan yang di laksanakan. 3
Dalam kegiatan belajar mengajar guru dapat menggunakan metode tersebut secara bervariasi yang disesuaiakan dengan situasi dan kondisi. Untuk membantu
3
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Metode Khusus Pengembangan Kemampuan Berbahasa Di Taman Kanak-kanak, (Jakarta, 1998), h. 8
kegiatan belajar di Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah juga disediakan alat peraga dan alat bantu laiannya. Diantara alat peraga yang disediakan adalah gunting, lem, kertas, buku mewarnai, pensil, penghapus, pensil warna dan lain sebagainya yang semua itu dipergunakan sesuai dengan fungsinya. Dengan tersedianya alat-alat tersebut anak menjadi senang dalam menjalankan tugasnya dan memudahlkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran.
Adapun jenis materi pelajaran yang disampaikan di Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah ada dua program pengembangan, yaitu :
a. Pengembangan bidang perilaku meliputi : b. Moral Pancasila .
c. Keimanan dan ketaqwaan. d. Disiplin.
e. Perasaan atau emosi.
f. Kemanpuan bermasyarakat atau bersosialisasi b. Pengembangan kemanpuan dasar yang meliputi :
1. Kemanpuan berbahasa 2. Kemanpuan daya fakir 3. Kemanpuan keterampilan 4. Kemanpuan jasmani. 4
2. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Melalui Metode Bercerita di Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah.
Taman Kanak-kanak merupakan lembaga pendidikan bagi usia pra-sekolah atau anak berusia anrata 4 sampai 6 tahun. Program pendidikan di Taman Kanak-kanak bukan sekedar mengerjakan pokok bahasan yang telah tertera pada kurikulum, tetapi ditunjang pula dengan kreatifitas guru memberikan improvisasi dalam mengembangkan daya imajinasi anak yang sesuai dengan kondisi anak itu sendiri.
4
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak , (Jakarta, 1996), h. 13
Secara umum metade yang digunakan di Taman Kanak-kanak adalah bermain, menyanyi dan bercerita. Ketiga metode inilah yang sangat digemari oleh anak-anak usia pra-sekolah karena sesuai dengan dunia mereka, apalagi didukung oleh kreatifitas yang dimiliki para guru. Dengan metode bercerita guru dapat memberikan nasehat, bimbingan dan himbauan, sehingga diharapkan nasehat, bimbingan dan himbauan tersebut dapat berbekas dalam diri anak yang dapat dijadikan pedoman dalam tingkah laku.
Para Guru di Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah juga menggunakan metode bercerita dalam memberikan pendidikan agama Islam pada anak didiknya. Dalam menyampaikan cerita, guru mengambil sumber dari Al-Qur’an dan Hadits, buku -buku cerita bergambar, majalah atau yang berasal dari pengalaman dan pengamatan guru dengan memperhatikan kondisi anak didik. Tujuan ide bercerita itu sendiri berupa nasehat guna memperbaiki sikap anak didik, diharapkan agar anak didik tidak merasa dinasehati dan dilarang oleh guru.
Anak usia pra-sekolah tertarik pada cerita-cerita pendek yang berkisah tentang peristiwa yang sering dialaminya atau dekat dengan kehidupannya sehari-hari. Hal ini sangat membantu perkembangan keagamaannya, karena pada usia pra-sekolah condong untuk meniru. Maka setiap cerita yang disampaikan, didengar, dilihat dan dibaca, oleh anak hendaknya mempunyai mutu dan nilai-nilai pedagogis, agar jangan sampai mereka menemukan tauladan tauladan yang tidak baik dalam cerita-cerita tersebut.
Dalam kegiatan proses belajar mengajar hal yang terpenting dan utama tergantung dari peran seorang guru dalam mengekspresikan serita. Para guru di Taman Kanak Bait Al-Falah diberi kebebasan untuk mengekspresikan cerita sesuai dengan keadaan lapangan selama tidak menyimpang dari aspek pedagogis dan prinsip-prinsip belajar mengajar di Taman Kanak-kanak.
C. Analisa Data
1. Respon Anak Didik terhadap Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Melalui Metode Bercerita di Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah Pondok Ranji.
Taman Kanak-kanak merupakan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan bagi pra-sekolah atau anak berusia 4 sampai 6 tahun. Program pendidikan di Taman Kanak-kanak bukan sekedar mengajarkan pokok bahasan yang tertera pada satuan kegiatan harian atau mingguan, tetapi ditunjanag pula oleh kreatifitas guru memberikan inprovisasi dalam mengembangkan daya imajinasi anak sesuai dengan kondisi anak itu sendiri.
Secara umum anak-anak di Taman Kanak-kanak sangat senang dan antusias untuk mendengarkan cerita. Ketika seorang guru akan menyajikan sebuah cerita maka anak didik dengan tertib dan antusias mendengarkan apa yang diceritakan oleh guru. Akan tetapi untuk dapat diterima atau tidaknya cerita oleh sebuah anak tergantung kepada peranan guru dalam mengespresikan cerita.
Para guru di Taman Kanak-kanak diberi kebebasan untuk mengespresikan cerita sesuai dengan keadaan lapangan selama tidak menyimpang dari aspek pedagogis dan prinsip-prinsip belajar mengajar di Taman Kanak-kanak.
Dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam melalui metode bercerita penulis juga ingin mengetahui respon anak terhadap pelaksanaan pendidikan aagama Islam melalui metode bercerita. Untuk mengetahui respon anak tersebut penulis melakukan pengamatan langsung terhadap anak didik ketika berlangsungnya pelaksanaan metode bercerita dan memberikan angket kepada guru kelas diselenggarakan rumus :
F P = --- X 100 % N Keterangan : P = Prosentase F = Frekuensi N = Jumlah Populasi
Di bawah ini adalah data-data hasil pengamatan penulis mengenai respon anak terhadap pelaksanaan pendidikan agama Islam melalui metode bercerita di Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah Pondok Ranji yang dibuat dalam table-tabel.
Tabel 4
Penggunaan Media atau Alat dalam Menerangkan Pelajaran Agama Islam
No Jawaban Frekuensi Persentase
1 Selalu 2 25
3 Kadang-kadang 2 25
4 Tidak Perna -
-Jumlah 8 100
Dari data pada tabel di atas diketahui bahwa ada sebagian guru (50%) sering menggunakan alat peraga dalam menyampaikan pelajaran agama Islam (25%) yang selalu menggunakan alat peraga dalam menyampaikan pelajaran agama Islam, serta ada sebagian guru (25%) kadang-kadang menggunakan alat peraga dalam menyampaikan pelajaran agama Islam. Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian guru sering menggunakan alat peraga atau media dalam penyampaikan materi pelajaran agama.
Tabel 5
Ketertarikan Siswa Terhadap Materi Pendidikan Agama Islam yang Diajarkan Melalui Metode Bercerita
No Jawaban Frekuensi Persentase
1 Tertarik 6 75
2 Cukup Tertarik 2 25
3 Kurang Tertarik -
-4 Tidak Tertarik -
Dari data pada tabel di atas para guru mengatakan bahwa sebagian anak didik (75%) yang tertarik dengan materi pendidikan agama Isalam yang di ajarkan oleh guru, serta ada sebagian guru mengatakan (25%) anak didik cukup tertarik dengan materi pendidikan agama Islam yang diajarkan oleh guru. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar siswa tertarik dengan materi pendidikan agama Islam yang di ajarkan oleh guru.
Tabel 6
Aktivitas Guru Sebelum Melalui Cerita
No Jawaban Frekuensi Persentase
1 Mempersiapkan Materi 5 62,5
2 Memilih Cerita Yang Baik 3 37,5
3 Kadang-kadang -
-4 Tidak Pernah -
-Jumlah 8 100
Dari data pada tabel di atas diketahui bahwa ada sebagian guru (62,5%) dalam penyampaian cerita terlebih dahulu mempersiapkan materi yang akan diberikan terhadap anak didik, serta ada sebagian guru (37,5%) dalam penyampaian cerita terlebih dahulu memilih tema cerita yang baik. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar guru mempersiapkan materi yang akan diajarkan kepada siswa.
Tabel 7
Jenis Penyampaian Materi Cerita
No Jawaban Frekuensi Persentase
1 Cerita Nabi 5 62,5
2 Cerita Tokoh dalam Al-Qur’an 1 12,5
3 Cerita Binatang 2 25
4 Cerita Tumbuh-tumbuhan -