• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

B. Deskripsi Data Hasil pengamatan Efek/Hasil Intervensi Tindakan

Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa kelas VIII H MTs Pembangunan UIN Jakarta sebanyak 32 siswa. Penelitian ini dilakikan penelitian pendahuluan ( pra penelitian) pada pembelajaran Fiqih di kelas VIII H MTs Pembangunan UIN Jakarta. Kegiatan ini dilakukan sebelum peneliti melakukan proses pembelajaran. Kegiatan pada penelitian ini yaitu observasi dengan mengamati pembelajaran di kelas dan melakukan diskusi dengan guru Fiqih tersebut. Dan guru fiqih tersebut akan berperan sebagai kolaborator dan observer dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar Fiqih siswa serta kendala yang dialami ketika proses pembelajaran terjadi.

4

50

Berdasarkan observasi dan diskusi peneliti dan guru koloborator diperoleh informasi sebagai berikut :

1. Sebagian siswa masih banyak yang kurang fokus pada saat pembelajaran fiqih 2. Metode yang diterapkan guru menggunakan metode ceramah, diskusi, Tanya

jawab dan pemberian tugas (Hafalan-hafalan).

3. Minat baca siswa dalam pelajaran fiqih sangat kurang.

4. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran fiqih, sehingga banyak siswa yang berbicara sendiri dalam kelas.

5. Kurangnya keterlibatan siswa pada proses pembelajaran.

Berdasarkan masalah-masalah tersebut di atas maka peneliti mencoba menerapkan metode pembelajaran kooperatif teknik Think Pair Square (TPS). Oleh sebab itu, objek penelitian tindakan ini adalah model pembelajaran kooperatif teknik TPS dan hasil belajar Fiqih siswa. Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

Pada tahap perencanaan, peneliti bersama guru yang juga megajar mata pelajaran fiqih, merencanakan tindakan berdasarkan hasil identifikasi awal terhadap prose pembelajaran fiqih dalam rangka meningkatkan hasil belajar fiqih siswa. Sebelum melakukan tindakan, pada tahap ini peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan media video dan gambar sebagai media pembelajaran, menyiapkan LKS, menyiapkan instrument hasil belajar, lembar observasi aktifitas siswa, aktifitas guru, kegiatan pembelajaran, catatan lapangan dan melakukan uji instrumen.

Selanjutnya adalah tahap pelaksanaan tindakan. Tindakan dilakukan bertujuan untuk memperbaiki keadaan proses pembelajaran fiqih. Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, dalam satu siklus terdiri dari dua kali pertemuan.

Pada siklus pertama, peneliti yang bertindak sebagai guru melalui proses pembelajaran dengan menjelaskan tujuan pembelajaran, kemudian guru memberikan soal pretest kepada siswa yang harus mereka kerjakan sebelum guru menjelaskan mata pelajaran. Pretest diberikan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana

pengetahuan siswa mengenai materi yang akan dipelajari. Setelah itu guru menjelaskan materi pelajaran.

Kegiatan berikutnya guru membagi ke dalam 8 kelompok dimana masing-masing kelompok terdiri dari 3- 4 siswa yang heterogen. Selanjutnya guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok, memberikan pengarahan tentang cara kerja yang ada di dalam LKS, memberikan waktu kepada siswa untuk memikirkan jawaban itu secara individu, kemudian setelah beberapa menit guru meminta siswa agar berpasangan dengan temanya untuk mendiskusikan jawabanya, setelah itu kedua pasangan dalam kelompok bertemu dan saling berdiskusi tentang soal dalam LKS tersebut.

Pada tahap observasi, guru mengobservasi proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif teknik TPS sekaligus mengamati aktivitas siswa dan aktivitas guru dengan melakukan dokumentasi berupa foto-foto dan catatan lapangan serta menilai hasil belajar fiqih siswa setelah diadakan tes awal (pretest) dan tes akhir (posttes)

Terakhir adalah kegiatan analisis dan refleksi, dimana peneliti dan guru koloborator menganalisis dan mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus I, apakah tindakan yang dilakukan sesuai dengan konsep penelitian atau belum, tahap refleksi tujuannya untuk memperbaiki dan menyempurnakan tindakan yang akan diberikan di siklus berikutnya. Melalui refleksi, berbagai kendala yang muncul dikelas pada saat pemberian tindakan didiskusikan untuk mencari solusi yang dapat memperbaiki mutu pembelajaran fiqih. Kendala yang muncul pada saat pembelajaran diantaranya adalah masih banyak siswa yang tidak mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru ketika proses pembelajaran terjadi, diskusi kelompok masih didominasi oleh siswa yang aktif dalam melakukan diskusi, masih belum pahamnya siswa tentang teknik pembelajaran TPS, kurangnya arahan dari guru dalam penarapan teknik TPS, dan kurangnya waktu pembelajaran yang menyebabkan langkah-langkah dalam TPS kurang efisien.

52

Berdasarkan penjelasan mengenai hasil penelitian pada siklus I di atas, maka penelitian ini dilanjutkan pada siklus II karena guru belum berhasil menerapkan model pembelajaran kooperatif Think Pair Square (TPS) pada mata pelajaran fiqih secara optimal, selain itu hasil belajar siswa pun masih perlu ditingkatkan.

Pada siklus kedua, peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan perencanaan yang dibuat sebelumnya, setelah refleksi pada siklus I. tahap awal adalah perencanaan, dimana penelitidan guru koloborator mengembangkan rencana tindakan berdasarkan hasil refeksi pada siklus I. sebelum melakukan tindakan, pada tahap ini peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) model pembelajaran koopratif teknik TPS, menyiapkan gambar dan video untuk media pembelajaran, menyiapkan LKS, menyiapkan instrument tes hasil belajar, lembar observasi, aktifitas siswa, aktifitas guru, dan catatan lapangan.

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II sedikit berbeda dengan pembelajaran pada siklus I. hal ini dilakukan agar siswa tidak merasa bosan dalam pembelajaran fiqih dan agar siswa semangat serta antusias dalam belajar. Peneliti yang bertindak sebagai guru memulai proses pembelajaran dengan memberikan penghargaan kepada siswa yang mendapat nilai tertinggi pada soal pretest siklus I serta memberikan ice breakingsebelum pembelajaran dimulai, kemudian tujuan pembelajaran, memberikan soal pretest kepada siswa, menjelaskan kembali langkah-langkah TPS agar siswa lebih padah di setiap tahap pelaksanaanya, dan guru menjelaskan materi pembelajaran.

Kegiaatan selajutnya guru membagi siswa ke dalam 8 kelompok yang terdiri dari 4 orang siswa yang heterogen. Selanjutnya peneliti membagikan LKS kepada masing-masing siswa. Di dalam kelompok siswa memikirkan sendiri terlebih dahulu jawaban dari soal dalam LKS yang diberikan guru, kemudian setelah diberi waktu siswa dalam kelompok saling berpasang 2 orang untuk mendiskusikan hasil jawaban dari soal dalam LKS tersebut. Setelah itu barulah kedua pasangan dalam kelompok saling berdiskusi secara bersamaan untuk membahas soal setelah dipikirkan sendiri, dan berpasangan. Kemudia setelah diskusi selesai guru membri kesempatan kepada

salah seorang siswa untuk mempresentasikanya di depan kelas dan kelompok lain dapat menanggapi maupun mengkritik hasil jawaban dari siswa tersebut. Kegaiatan seperti ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan hingga pertemuan diakhiri dengan posttes(tes akhir).

Pada tahap observasi guru (peneliti) megobservasi proses pembelajaran kooperatif teknik Think Pair Square (TPS) sekaligus mengamati aktivitas siswa dan aktivitas guru dengan melakukan dokumentasi berupa foto-foto dan catatan lapangan serta menilai hasil belajar siswa setelah dilakukan pretestdanposttest.

Pada tahap terakhir yaitu analisis dan refleksi, di mana peneliti dan guru koloborator menganalisis sekaligus mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus II, apakah tindakan yang telah diberikan sudah sesuai atau belum dengan konsep peelitian yang direncanakan. Kemudian hasil penelitian siklus II dibandingkan dengan indikator keberhasilan. Proses pembelajaran model pembelajaran koperatif teknik TPS sudah berjalan dengan baik karena semua siswa dapat mengatasi permasalahan dalam belajar dan sudah berjalan dengan baik, meskipun belum mencapai kesempurnaan, akan tetapi guru dianggap sudah berhasil dalam melaksanakan proses pembelajaran kooperatif tenik TPS.

Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar fiqih siswa. sehingga peneliti memutuskan tindakanya sudah berhasil mencapai indikator keberhasilan dan peneliti dihentikan pada siklus II.

Dokumen terkait