• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Data Kuesioner

Dalam dokumen Formulasi Upah Minimum Kota Medan Tahun 2010 (Halaman 84-103)

BAB IV PENYAJIAN DATA

4.2 Deskripsi Variabel Penelitian

4.2.1 Deskripsi Data Kuesioner

Tabel 6. jawaban responden tentang kebijakan upah minimum kota sebagai instrument dalam penentuan tingkat upah

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1. Sangat baik 2 8,69 2. Baik 12 52,17 3. Cukup baik 5 21,73 4. Buruk 3 13,04 5. Sangat Buruk 1 4,37 6. Jumlah 23 100,00 Sumber: kuesioner 2010

Dari tabel 6 diatas dapat dilihat bahwa dari 23 responden, 12 orang responden (52,17) mengatakan bahwa kebijakan upah minimum kota sebagai instrument dalam hal penentuan tingkat upah sudah baik, 2 orang responden (8,69) mengatakan jika kebijakan upah minimum kota sangat baik sebagai instrumen dalam penentuan tingkat upah, dan 5 orang (21,73)

mengatakan bahwa kebijakan upah minimum kota masih buruk sebagai instrument dalam penentuan tingkat upah, dan 1 orang responden (4,37) mengatakan bahwa kebijakan upah minimum kota sangat buruk dalam mengatur penentuan tingkat upah.

Dari data diatas diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa kebijakan upah minimum sudah baik sebagai intrumen dalam penentuan tingkat upah minimum kota.

Tabel 7. Jawaban responden tentang terpenuhinya tuntutan buruh dan pengusaha akan tingkat upah dalam formulasi upah minimum Kota Medan tahun 2010

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1. Sangat terpenuhi - -

2. Terpenuhi 8 34,78

3. Cukup terpenuhi 6 26,08

4. Tidak terpenuhi 8 34,78

5. Sangat tidak terpenuhi 1 4,36

6. Jumlah 23 100,00

Sumber: kuesioner 2010

Dari tabel 7 diatas dapat dilihat bahwa ada hal menarik dalam data tabel tersebut, dimana 8 orang responden (34,78) mengatakan bahwa tuntutan buruh dan keinginan pengusaha akan tingkat upah dalam formulasi UMK 2010 sudah terpenuhi, sedangkan 8 orang responden (34,78) lainnya juga mengatakan bahwa tuntutan buruh dan keinginan pengusaha akan tingkat upah dalam formulasi UMK 2010 tidak terpenuhi. Perbandingan yang sama besar namun berbanding terbalik. 6 orang responden mengatakan bahwa tuntutan buruh dan keinginan pengusaha akan tingkat upah dalam formulasi UMK 2010 cukup terpenuhi. Dan dengan 1 orang responden (4,36) mengatakan bahwa tuntutan buruh dan keinginan pengusaha sangat tidak terpenuhi. Ini

menunjukan bahwa tidak semua responden menyatakan bahwa tuntutan mereka sudah terpenuhi dalam formulasi UMK tahun 2010.

Tabel 8. Jawaban responden tentang perlunya kesepakatan dari masing-masing anggota perwakilan sebelum usulan upah diwacanakan dalam dewan pengupahan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1. Sangat perlu 7 30,43

2. Perlu 13 56,54

3. Cukup perlu 2 8,69

4. Tidak perlu 1 4,34

5. Sangat tidak perlu - -

6. Jumlah 23 100,00

Sumber: kuesioner 2010

Dari tabel 8 diatas dapat dilihat bahwa 13 responden (56,54) mengatakan bahwa perlu kesepakatan dari masing-masing anggota perwakilan sebelum mewacanakan usulan upah dalam dewan pengupahan. Dan 7 orang responden (30,43) mengatakan bahwa sangat perlu adanya kesepakatan dari masing-masing anggota perwakilan sebelum usulan upah diwacanakan dalam dewan pengupahan. 2 orang responden (8,69) mengatakan bahwa cukup perlu kesepakatan dari masing-masing perwakilan sebelum usulan upah diwacanakan dalam dewan pengupahan. Namun 1 orang responden (4,34) mengatakan bahwa bahwa tidak perlu kesepakatan dari masing-masing perwakilan sebelum usulan upah diwacsanakan dalam dewan pengupahan.

Dari data diatas diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa perlu kesepakatan dari masing-masing anggota perwakilan sebelum usulan upah diwacanakan dalam dewan pengupahan.

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1. Sangat diterima 5 26,08

2. Diterima 6 26,08

3. Cukup diterima 5 21,74

4. Tidak diterima 5 21,74

5. Sangat tidak diterima 2 8,70

6. Jumlah 23 100,00

Sumber: kuesioner 2010

Dari tabel 9 diatas, dapat dilihat bahwa dari 23 responden, 6 orang responden (26,08) mengatakan bahwa usulan upah yang direkomendasikan salah satu aktor terhadap aktor lainnya telah diterima, ditambah lagi dengan 5 orang responden (26,08) mengatakan bahwa usulan upah yang direkomendasikan oleh aktor lainnya sangat diterima oleh aktor-aktor lainnya. Dan 5 orang responden (21,74) mengatakan bahwa tingkat usulan upah yang direkomendasikan oleh satu aktor cukup diterima oleh aktor lainnya. Dan ada 5 orang responden (21,74) mengatakan bahwa usulan upah yang disampaikan atau direkomendasikan satu aktor tidak diterima oleh aktor lainnya. 2 orang responden (8,70) menyatakan bahwa tingkat usulan upah yang direkomendasikan suatu aktor sangat tidak diterima oleh aktor-aktor lainnya. Tingkat penerimaan usulan upah oleh aktor-aktor lainnya ini akan meminimalisasi tingkat perselisihan dan perdebatan dalam rapat usulan upah dalam dewan pengupahan nantinya.

Dari data diatas diketahui bahwa sebagaian besar responden mengatakan bahwa usulan upah yang mereka rekomendasikan diterima oleh aktor lainnya, walaupun ada sebagain kecil responden yang mengatakan bahwa usulan upah yang direkomendasikan satu aktor sering tidak diterima oleh aktor lainnya.

Tabel 10. Jawaban responden tentang kesesuaian proses formulasi UMK tahun 2010 dengan tuntutan buruh dan pengusaha

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1. Sangat sesuai - -

2. sesuai 8 34,78

3. Cukup sesuai 8 34,78

4. Tidak sesuai 6 26,08

5. Sangat tidak sesuai 1 4,36

6. Jumlah 23 100,00

Sumber: kuesioner 2010

Dari tabel 10 diatas diketahui bahwa kesesuaian formulasi upah minimum kota dengan tuntutan buruh dan pengusaha masih belum sesuai. Karena masih banyak responden yang mengatakan bahwa usulan upah belum sesuai dengan tuntutan buruh dan keinginan pengusaha. Ini dapat dilihat bahwa dari 23 responden, hanya 8 orang responden (34,78) mengatakan bahwa proses formulasi sesuai dengan tuntutan buruh dan keinginan pengusaha, dan jumlah yang sama juga dengan data 8 orang responden (34,78) diatas menyatakan bahwa cukup sesuai. Dan 6 responden (26,08) mengatakan bahwa proses formulasi upah minimum kota tidak sesuai dengan tuntutan buruh dan pengusaha, ditambah lagi 1 orang responden (4,36) mengatakan bahwa sangat tidak sesuai proses formulasi upah minimum kota dengan tuntutan buruh dan pengusaha.

Tabel 11. Jawaban responden tentang proses Formulasi UMK Tahun 2010 dijalankan dengan Permenakertrans No. Per-17/Men/VIII/2005 tentang Komponen Dan Pelaksanaan

1. Sangat baik - - 2. baik 14 60,87 3. Cukup baik 6 26,08 4. buruk 3 13,05 5. Sangat buruk - - 6. Jumlah 23 100,00 Sumber: kuesioner 2010

Dari tabel 11 diatas, diketahui bahwa sebagian besar responden mengatakan bahwa formulasi upah minimum Kota Medan tahun 2010 sudah sesuai dengan Permenakertrans No 17 Tahun 2005 tentang komponen dan pelaksanaan tahapan pencapaian kebutuhan hidup layak. Ini merupakan langkah yang baik dalam tahapan formulasi upah minimum kota, karena proses formulasi upah minimum kota sudah berjalan sesuai dengan dasar hukum atau aturan yang mengaturnya.

Dari 23 responden terlihat 14 responden (60,87) mengatakan bahwa formulasi upah minimum Kota Medan tahun 2010 sudah baik, yaitu sesuai dengan Permenakertrans No 17 tahun 2005. 6 responden mengatakan bahwa formulasi upah minimum Kota Medan tahun 2010 cukup baik dijalankan sesuai dengan Permenakertrans No 17 tahun 2005. Dan 3 orang mengatakan bahwa formulasi upah minimum kota masih buruk karena Permenakertrans No 17 tahun 2010 juga dinilai tidak sesuai sebagai dasar formulasi upah minimum kota.

Tabel 12. Jawaban responden tentang Permenakertrans No 17 Tahun 2005 sebagai dasar dalam mekanisme dan formulasi upah minimum

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

2. baik 12 52,17 3. Cukup baik 5 21,74 4. buruk 4 17,39 5. Sangat buruk 2 8,70 6. Jumlah 23 100,00 Sumber: kuesioner 2010

Permenakertrans No 17 Tahun 2005, merupakan hal yang paling fundamen dalam membahas dan menentukan upah minimum kota. Karena merupakan Salah satu dasar dalam perumusan upah minimum kota tersebut. Permenakertrans ini mengatur tentang survei KHL yang menjadi dasar dalam merumuskan usulan upah nantinya.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 23 responden 12 responden (52,17 %) mengatakan bahwa Permenakertrans tersebut sudah baik sebagai dasar dalam formulasi upah minimum kota. 5 responden mengatakan cukup baik (21,74 %), 4 responden (17,39 %) mengatakan bahwa Permenakertrans ini buruk dalam mengatur formulasi upah minimum kota, dan 2 orang responden (8,70 %) mengatakan bahwa Permenakertrans ini sangat buruk sebagai dasar dalam formulasi. Dari data diatas diketahui bahwa sebagian besar responden mengatakan bahwa Permenakertrans belum terlalu baik sebagai dasar dalam formulasi upah minimum kota. Walaupun sebagian besar responden mengatakan bahwa Permenakertrans tersebut sudah baik, namun masih ada beberapa responden yang mengatakan itu buruk.

Tabel 13. Jawaban responden tentang adanya indikator lain yang digunakan masing-masing aktor dalam perumusan Upah Minimum Kota Medan tahun 2010

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

3. Cukup ada 2 8,70

4. Tidak ada 5 21,74

5. Sangat tidak ada - -

6. Jumlah 23 100,00

Sumber: kuesioner 2010

Dari tabel 13 diatas diketahui bahwa, ada indikator lain yang digunakan selain dari indikator dalam Permenakertrans No 17 Tahun 2005 di dalam perumusan upah minimum kota. Indikator lain ini diartikan sebagai adanya survei tandingan yang dilakukan oleh masih-masing lembaga dalam hal upah. Survei tandingan ini nantinya menjadi pembanding bagi mereka dalam mengusulkan usulan upah sebelum diwacanakan dalam dewan pengupahan.

Dari data diatas, dapat dilihat bahwa 13 responden (56,52 %) mengatakan bahwa ada indikator lain yang digunakan masing-masing aktor dalam formulasi upah minimum kota. 3 orang responden (13,04 %) mengatakan bahwa sangat ada indikator lain yang digunakan oleh masing-masing aktor dalam formulasi upah minimum kota. Data tersebut menunjukan bahwa memang ada indikator lain yang digunakan oleh masing-masing aktor dalam formulasi upah minimum kota yaitu adanya survei tandingan yang mereka gunakan dalam merumuskan usulan upah sebelum diwacanakan dalam dewan pengupahan nantinya.

Tabel 14. Jawaban responden tentang aturan-aturan dan standar yang berlaku dalam mekanisme perumusan upah sudah menguntungkan masing-masing aktor.

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1. Sangat menguntungkan - -

2. menguntungkan 10 43,48

4. Tidak menguntungkan 4 17,39 5. Sangat tidak menguntungkan 3 13,05 6. Jumlah 23 100,00 Sumber: kuesioner 2010

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mengatakan bahwa aturan-aturan dan standar yang berlaku dalam perumusan upah sudah menguntungkan masing-masing aktor. Walaupun masih ada beberapa responden lainnya yang mengatakan bahwa aturan-aturan tersebut tidak menguntungkan bagi salah satu aktor.

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa dari 23 responden, 10 responden (43,48 %) mengatakan bahwa aturan-aturan dan standar yang berlaku sudah menguntungkan msing-masing aktor. 6 responden (26,08) mengatakan bahwa aturan-aturan dan standar yang digunakan cukup menguntungkan masing-masing aktor. Namu ada 4 responden (17,39 %) yang mengatakan bahwa aturan-aturan tersebut tidak menguntungkan, malah merugikan salah satu aktor. Ini diperkuat lagi dengan data 3 orang responden (13,05 %) mengatakan bahwa aturan-aturan dan standar sangat tidak menguntungkan masing-masing aktor.

Sehingga diketahui bahwa aturan-aturan atau standar yang digunakan masih belum menguntungkan salah satu aktor dalam formulasi upah minimum kota, walaupun menguntungkan bagi aktor lainnya.

Tabel 15. Jawaban responden tentang ada tidaknya aktor yang mendominasi dalam formulasi upah minimum Kota Medan tahun 2010

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

3. Cukup ada 4 17,39

4. Tidak ada 9 39,13

5. Sangat tidak ada 2 8,70

6. Jumlah 23 100,00

Sumber: kuesioner 2010

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa, dari 23 responden sebagian besar responden mengatakan bahwa tidak ada aktor yang mendominasi. Dalam formulasi upah minimum kota ada berbagai kepentingan yang terlibat di dalamnya, sehingga tidak dihindari adanya dominasi salah satu aktor terhadap aktor lainnya. Dalam tabel 20 diatas dapat dilihat bahwa 9 responden (39,13 %) mengatakan bahwa tidak ada aktor yang mendominasi dalam formulasi upah minimum Kota Medan tahun 2010, 2 orang responden (8,70) mengatakan bahwa sangat tidak ada pihak yang mendominasi. Namun 5 orang responden (21,74 %) mengatakan bahwa ada aktor yang mendominasi dalam formulasi upah minimum Kota Medan tahun 2010. Dan 3 orang responden (13,04) mengatakan bahwa sangat ada aktor yang mendominasi. Dari tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar responden mengatakan bahwa tidak ada pihak yang mendominasi.

Tabel 16. Jawaban responden tentang kesesuaian nilai KHL tahun 2009 yaitu Rp.1.094.213,17 dengan Permenakertrans No Per-17/Men/VIII/2005 No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1. Sangat sesuai 2 8,70

2. Sesuai 14 60,87

3. Cukup sesuai 4 17,39

4. Tidak sesuai 2 8,70

5. Sangat tidak sesuai 1 4,34

6. Jumlah 23 100,00

KHL adalah salah satu dasar dalam perumusan upah minimum kota. Besaran nilai KHL ditentukan melalui survei KHL, survei tersebut dilakukan dengan mensurvei 46 item/komponen kebutuhan dasar buruh sesuai dengan Permenakertrans no 17 tahun 2005. Hasil survei yang sudah disepakati bersama tersebut akan menjadi nilai KHL.

Dari tabel 15 diatas, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mengatakan bahwa nilai KHL tahun 2009 sesuai dengan Permenakertrans No 17 Tahun 2005. 14 responden (60,87 %) mengatakan bahwa nilai KHL tahun 2009 sudah sesuai dengan Permenakertrans no 17 tahun 2005. 2 responden mengatakan sangat sesuai nilai KHL dengan Permenakertrans tersebut. 4 orang responden mengatakan cukup sesuai, dan 2 orang responden mengatakan tidak sesuai nilai KHL tahun 2009 dengan Permenakertrans yang mengatur tentang komponen dan tahapan pencapaian kebutuhan hidup layak. Ditambah lagi 1 orang responden mengatakan bahwa nilai KHL Kota Medan tahun 2009 sebesar Rp. 1.094.213 sangat tidak sesuai dengan Permenakertrans No 17 Tahun 2005. Dari data tersebut diketahui bahwa sebagian besar responden mengatakan bahwa nilai KHL Kota Medan tahun 2009 sudah sesuai dengan Permenakertrans No 17 Tahun 2005.

Tabel 17. Jawaban responden tentang nilai KHL tersebut apakah telah mencerminkan tingkat kebutuhan buruh saat ini

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1. Sangat mencerminkan 1 4,34 2. Mencerminkan 12 52,17 3. Cukup mencerminkan 3 13,05 4. Tidak mencerminkan 4 17,39 5. Sangat tidak mencerminkan 3 13,05

Sumber: kuesioner 2010

Dari tabel 17 diatas, dapat dilihat bahwa dari 23 responden, 12 responden (52,17) mengatakan bahwa nilai KHL diatas telah mencerminkan kebutuhan buruh saat ini. 1 responden (4,34) mengatakan sangat mencerminkan, dan 3 orang responden (13,05) mengatakan bahwa nilai KHL tersebut cukup sesuai dengan kebutuhan buruh saat ini. Namun tidak dipungkiri bahwa sebagian kecil dari responden mengatakan bahwa nilai KHL tersebut tidak mencerminkan kebutuhan buruh saat ini. Dari data diatas dapat dilihat bahwa 4 orang responden (17,39) mengatakan bahwa nilai KHL yang sebesar Rp. 1.094.213 tidak mencerminkan dengan kebutuhan buruh saat ini. Ditambah lagi dengan 3 orang responden (13,05) mengatakan sangat tidak mencerminkan sekali nilai KHL tersebut dengan kebutuhan buruh saat ini.

Tabel 18. Jawaban responden tentang kesesuaian item/komponen yang disurvei dengan tingkat harga kebutuhan saat ini

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1. Sangat sesuai 1 4,34

2. Sesuai 13 56,53

3. Cukup sesuai 4 17,39

4. Tidak sesuai 5 21,74

5. Sangat tidak sesuai - -

6. Jumlah 23 100,00

Sumber: kuesioner 2010

Dari tabel 18 diatas dapat dilihat bahwa dari 23 responden, 13 responden (56,53) mengatakan bahwa item/komponen yang disurvei telah sesuai dengan kebutuhan saat ini. 1 orang responden (4,34) mengatakan bahwa sangat sesuai item/komponen yang disurvei telah sesuai

dengan kebutuhan saat ini. 4 orang responden (17,39) mengatakan bahwa cukup sesuai item/komponen yang disurvei dengan tingkat kebutuhan saat ini. Dan 5 orang responden (21,74) mengatakan bahwa tidak sesuai item/komponen yang disurvei dengan kebututahan saat ini.

Dari data diatas diketahui bahwa sebagian besar responden mengatakan bahwa item/komponen yang disurvei dalam survei KHL telah sesuai dengan kebutuhan saat ini.

Tabel 19. Jawaban responden tentang ada tidaknya survei lain yang dilakukan masing-masing aktor sebagai dasar usulan upah nantinya

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1. Sangat ada 1 4,34

2. Ada 13 56,53

3. Cukup ada 1 4,34

4. Tidak ada 8 34,79

5. Sangat tidak ada - -

6. Jumlah 23 100,00

Sumber: kuesioner 2010

Survei lain yang dimaksud dalam tabel ini adalah adanya survei tandingan yang dilakukan oleh masing-masing aktor sebelum mewacanakan usulan upah di dewan pengupahan. Survei tandingan ini dilakukan untuk membandingkannya dengan survei KHL yang dilakukan

diatas dapat dilihat bahwa 13 responden (56,53) mengatakan bahwa ada survei lain yang dilakukan masing-masing aktor sebagai dasar usulan upah nantinya. 1 orang responden (4,34) mengatakan sangat ada survei lain yang dilakukan oleh masing-masing aktor. Dan 8 orang responden (34,79) mengatakan bahwa tidak ada survei lain yang dilakukan oleh masing-masing aktor sebagai dasar usulan upah nantinya.

Dari tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar responden mengatakan bahwa ada survei lain yang dilakukan masing-masing aktor sebagai survei tandingan dengan survei yang dilakukan oleh tim dalam dewan pengupahan. Namun sebagian kecil responden mengatakan bahwa tidak ada survei lain yang dilakukan masing-masing aktor selain dari survei yang dilakukan oleh tim dewan pengupahan.

Tabel 20. Jawaban reponden tentang kesesuaian formulasi upah minimum Kota Medan tahun 2010 dengan survei KHL

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1. Sangat sesuai - -

2. Sesuai 12 52,17

3. Cukup sesuai 6 26,08

4. Tidak sesuai 2 8,70

5. Sangat tidak sesuai 3 13,05

6. Jumlah 23 100,00

Sumber: kuesioner 2010

Dari tabel 20 diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mengatakan bahwa formulasi upah minimum Kota Medan tahun 2010 telah sesuai dengan survei KHL tahun 2009. Ini menunjukan bahwa proses formulasi berjalan baik, karena dasar dalam formulasi upah minimum kota telah terpenuhi yaitu survei KHL. Dari tabel diatas 12 orang responden (52,17)

KHL, 6 orang responden (26,08) mengatakan cukup sesuai, namun 2 orang responden (8,70) mengatakan tidak sesuai formulasi upah minimum kota denga survei KHL, dan 3 orang responden (13,05) mengatakan bahwa sangat tidak sesuai formulasi upah minimum kota dengan survei KHL.

Dari tabel 20 diatas diketahui bahwa sebagian besar responden mengatakan bahwa formulasi upah minimum Kota Medan tahun 2010 telah sesuai dengan survei KHL tahun 2009. Dan ini adalah hal yang sangat baik sebagaai awal dasar dalam formulasi telah terpenuhi yaitu survei KHL.

Tabel 21. Jawaban responden tentang kesepakatan usulan tingkat upah dalam formulasi upah minimum kota

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1. Sangat benar - -

2. Benar 13 56,53

3. Cukup benar 7 30,43

4. Tidak benar 2 8,70

5. Sangat tidak benar 1 4,34

6. Jumlah 23 100,00

Sumber: kuesioner 2010

Dari tabel 21 diatas dapat dilihat bahwa dari 23 responden 13 responden (56,53) mengatakan bahwa benar kesepakatan usulan tingkat upah dalam formulasi upah minimum kota selalu dihasilkan. 7 orang responden (30,43) mengatakan cukup benar usulan tingkat upah dalam formulasi upah minimum kota dihasilkan. Dan 2 orang responden (8,70) mengatakan bahwa

orang responden (4,34) mengatakan bahwa sangat tidak benar usulan tingkat upah dalam formulasi upah minimum kota tidak dihasilkan.

Dari tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar responden mengatakan bahwa usulan upah selalu dihasilkan dalam formulasi upah minimum Kota Medan tahun 2010.

Tabel 22. Jawaban responden tentang sering/tidaknya terjadi perdebatan dalam membahas usulan upah

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1. Sangat sering 11 47,82

2. Sering 9 39,13

3. Cukup sering 3 13,05

4. Tidak pernah - -

5. Sangat tidak pernah - -

6. Jumlah 23 100,00

Sumber: kuesioner 2010

Dari tabel 22 diatas dapat dilihat bahwa sangat sering terjadi perdebatan dan perselisihan dalam membahas usulan upah minimum kota. Hal ini karena aktor yang terlibat di dalamnya memiliki berbagai kepentingan. Sehingga tidak dipungkiri perdebatan dan perselisihan itu pasti sering terjadi. Dari 23 responden 11 responden (47,82) mengatakan bahwa sangat sering terjadi perdebatan dan persilisihan dalaam membahas usulan upah. 9 orang responden (39,13) mengatakan bahwa perdebatan dan perselisihan tersebut sering terjadi. 3 orang responden

(13,05) mengatakan cukup sering terjadi perdebataan dan perselisihan dalam membahas usulan upah.

Dari data diatas dapat diketahui bahwa perdebatan dan perselisihan dalam membahas usuln upah sering terjadi. Ini tidak dapat dipungkiri karena perdebatan tersebut memang pasti terjadi dalam pembahasan usulan upah.

Tabel 23. Jawaban responden tentang perdebatan yang terjadi adalah karena perbedaan pandangan atau perbedaan kepentingan dalam hal perumusan tingkat upah

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1. Sangat benar 9 39,13

2. Benar 7 30,43

3. Cukup benar 4 17,39

4. Tidak benar 3 13,05

5. Sangat tidak benar - -

6. Jumlah 23 100,00

Sumber: kuesioner 2010

Dari tabel 23 diatas sebagian besar responden mengatakan bahwa perdebatan yang terjadi adalah karena perbedaan pandangan atau perbedaan kepentingan dalam hal perumusan tingkat upah. 9 orang responden (39,13) mengatakan bahwa sangat benar perdebatan yang terjadi adalah karena perbedaan pandangan atau perbedaan kepentingan dalam hal perumusan tingkat upah. 7 orang responden (30,43) memang benar perdebatan yang terjadi adalah karena perbedaan pandangan atau perbedaan kepentingan dalam hal perumusan tingkat upah. Dan 4 orang

mengatakan tidak benar perdebatan yang terjadi karena perbedaan pandangan atau perbedaan kepentingan dalam hal perumusan tingkat upah.

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mengatakan bahwa memang benar perdebatan yang terjadi karena perbedaan pandangan atau perbedaan kepentingan dalam hal perumusan tingkat upah.

Tabel 24. Jawaban responden tentang perdebatan yang terjadi juga karena usulan upah yang direkomendasikan oleh masing-masing aktor

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1. Sangat benar 3 13,05

2. Benar 17 73,91

3. Cukup benar 1 4,34

4. Tidak benar 2 8,70

5. Sangat tidak benar - -

6. Jumlah 23 100,00

Sumber: kuesioner 2010

Perdebatan yang terjadi bukan saja karena perbedaan pandangan dalam hal upah sebagaimana yang terdapat dalam tabel 23, juga karena usulan upah yang direkomendasikan oleh masing-masing aktor. Hal ini karena memang masing-masing aktor memiliki kepentingan yang berbeda dalam hal upah. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 17 responden (73,91) mengatakan benar bahwa perdebatan yang terjadi juga karena usulan upah yang direkomendasikan oleh masing-masing aktor. 3 orang responden mengatakan bahwa sangat benar perdebatan tersebut terjadi juga karena usulan upah yang direkomendasikan masing-masing aktor. 1 orang responden mengatakan cukup benar, dan 2 orang responden mengatakan bahwa tidak benar bahwa

perdebatan yang terjadi juga karena usulan upah yang direkomendasikan oleh masing-masing aktor.

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mengatakan perdebatan yang terjadi juga disebabkan karena usulan upah yang direkomendasikan oleh masing-masing aktor.

Tabel 25. Jawaban responden tentang metode penyelesaian permasalahan yang paling sesuai dalam perumusan upah minimum

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1. Sangat sesuai 2 8,70

2. Sesuai 13 56,52

3. Cukup sesuai 3 13,04

4. Tidak sesuai 5 21,74

5. Sangat tidak sesuai - -

6. Jumlah 23 100,00

Sumber: kuesioner 2010

Dari tabel 25 diatas dapat diketahui bahwa dari 23 responden, 13 responden (56,52) mengatakan bahwa musyawarah dan voting adalah metode yang sesuai untuk menyelesaikan permasalahan dalam pembahasan upah minimum kota. 2 orang responden (8,70) mengatakan bahwa sangat sesuai musyawarah dan voting sebagai metode dalam penyelesaian permasalahan dalam formulasi upah. 3 orang responden (13,04) mengatakan cukup sesuai, dan 5 orang responden (21,74) mengatakan bahwa musyawarah dan voting adalah metode yang tidak sesuai dalam penyelesaian permasalahan dalam formulasi upah.

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mengatakan bahwa musyawarah dan voting adalah metode yang sesuai untuk menyelesaikan permasalahan dalam pembahasan upah minimum kota. Walaupun voting pada dasarnya tidak ada dalam metode penyelesaian pembahasan usulan upah.

Dalam dokumen Formulasi Upah Minimum Kota Medan Tahun 2010 (Halaman 84-103)

Dokumen terkait