• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisa Data

4. Deskripsi Data Penelitian

Selain menganalisa hipotesa utama, peneliti juga melakukan analisa tambahan yang bertujuan mengungkap gambaran deskriptif mengenai variabel motivasi berprestasi dan bentuk dukungan sosial pada partisipan penelitian yang

dilakukan dengan membandingkan mean empirik dan hipotetik variabel motivasi berprestasi dan bentuk dukungan sosial. Selanjutnya, peneliti juga melakukan kategorisasi skor motivasi berprestasi dan bentuk dukungan sosial pada partisipan untuk melihat apakah partisipan tergolong pada kelompok tinggi, sedang atau rendah.

1. Perbandingan Nilai Mean Empirik dan Hipotetik Motivasi Berprestasi Perbandingan nilai mean empirik dan hipotetik untuk variabel motivasi berprestasi sajikan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 4.10. Deskripsi Skor Empirik dan Hipotetik Motivasi Berprestasi

Variabel Mean Empirik Mean Hipotetik

Motivasi Berprestasi Mean Sd Mean Sd

97,95 10,830 72 16

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mean empirik motivasi berprestasi lebih tinggi daripada mean hipotetik. Berdasarkan fakta ini dapat disimpulkan bahwa subjek dalam penelitian ini memiliki faktor motivasi berprestasi yang lebih tinggi daripada yang diperkirakan alat ukur.

2. Kategorisasi Skor Motivasi Berprestasi

Berdasarkan nilai mean hipotetik skor motivasi berprestasi dapat dibuat kategorisasi subjek ke dalam kelompok tinggi, sedang, dan rendah berdasarkan perhitungan sebagai berikut (Azwar, 2012) :

a. Tinggi = X ≥ Mean + 1 (SD)

b. Sedang = Mean – 1 (SD) ≤ X <Mean + 1 (SD) c. Rendah = X <Mean – 1 (SD)

Kategorisasi subjek berdasarkan persamaan di atas dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.11 Kategorisasi Subjek pada Variabel Motivasi Berprestasi

Variabel Tinggi Sedang Rendah

Motivasi Berprestasi 92 7 1

Berdasarkan tabel di atas, ditemukan bahwa dari 100 subjek penelitian, 92 subjek memiliki motivasi berprestasi tinggi, 7 subjek memiliki motivasi berprestasi sedang, dan 1 subjek memiliki motivasi berprestasi rendah

3. Perbandingan Nilai Mean Empirik dan Hipotetik Dukungan Sosial

Perbandingan nilai mean empirik dan hipotetik pada variabel dukungan sosial disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.12 Deskripsi Mean Empirik dan Hipotetik Dukungan Sosial

Variabel Mean Empirik Mean Hipotetik

Dukungan Sosial 102,29 78

Dukungan Emosi 28,75 21

Berdasarkan nilai hipotetik skor emosi, instrumental, informasi, dan dukungan persahabatan (companionship) lebih tinggi dari pada yang diperkirakan oleh alat ukur.

4. Kategorisasi Skor Dukungan Sosial

Berdasarkan nilai mean hipotetik skor dukungan emosi, dukungan instrumental, dukungan informasi, dukungan persahabatan (companionship) dapat dibuat kategorisasi sampel menjadi kelompok tinggi, sedang, dan rendah.

Kategorisasi tersebut tersaji dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.13. Kategorisasi pada Variabel Dukungan Sosial

Variabel Tinggi Sedang Rendah

Dukungan Emosi 90 9 1

Dukungan Instrumental 80 20 0

Dukungan Informasi 83 17 0

Dukungan persahabatan (companionship)

97 3 0

Berdasarkan tabel di atas bisa disimpulkan bahwa mayoritas subjek mendapatkan dukungan persahabatan (companionship) yang lebih tinggi dibanding dukungan lain yaitu 97 orang, 90 orang memiliki dukungan emosi, 80 dukungan instrumental, dan 83 dukungan informasi. Selain itu ketiga support sedang, yaitu 20 dukungan informasi yang sedang, 17 dukungan informasi yang sedang, 9 dukungan emosi yang sedang, dan 3 dukungan persahabatan (companionship).Minoritas subjek menerima dukungan yang rendah yaitu 1 orang memiliki dukungan emosi rendah.

5. Kategorisasi Skor Dukungan Sosial Berdasarkan Jenis Kelamin

Variabel Jenis

Kelamin Tinggi Sedang Rendah Dukungan Emosi

Berdasarkan tabel di atas bisa disimpulkan bahwa mayoritas subjek perempuan mendapatkan dukungan persahabatan (companionship) yang lebih tinggi dibanding dukungan lain yaitu 60 orang memiliki dukungan persahabatan (companionship) yang tinggi.

5. Pembahasan

Hasil penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang berperan terhadap variabel motivasi berprestasi. Variabel bebas yang diprediksi akan berkontribusi pada motivasi berprestasi adalah dukungan sosial. Hipotesis penelitian yang diajukan adalah 4 bentuk dukungan sosial yaitu dukungan emosi, dukungan instrumental, dukungan informasi, dan dukungan persahabatan (companionship) akan berperan positif terhadap motivasi berprestasi. Diketahui bahwa nilai R2 sebesar 0,268 menunjukkan bahwa motivasi berprestasi dipengaruhi oleh dukungan sosial sebesar 26,8% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. Adanya peran yang signifikan antara dukungan sosial dan motivasi

berprestasi sesuai dengan penelitian yang dilakukan Perwira (2004). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi, yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik. Dukungan sosial merupakan faktor yang digolongkan pada faktor ekstrinsik, sehingga peran lain bisa saja diperoleh dari faktor intrinsik.

Dari hasil penelitian pada masing-masing bentuk dukungan sosial dengan motivasi berprestasi, ditemukan bahwa bentuk dukungan sosial yang memiliki peran paling tinggi dukungan persahabatan (companionship) 15,14%, lalu dukungan emosional 5,84%, dukungan instrumental 3,033%, dan yang memberikan peran yang paling rendah adalah dukungan informasi sebesar 2,78%.

Artinya dukungan persahabatan (companionship) yang paling dibutuhkan dan dirasakan pada atlet Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Sumatera Utara.

Dukungan persahabatan (companionship) memiliki peran yang paling tinggi. Dukungan persahabatan (companionship) tidak berfokus pada emosi atau konsep diri tetapi komunikasi yang menegaskan individu sebagai bagian dari kelompok. Adanya komunitas yang mendukung akan membuat individu merasa diterima, dukungan persahabatan (companionship) mengingatkan bahwa seseorang tidak sendirian mengatasi masalah yang mereka alami. Pada atlet dukungan persahabatan (companionship) cukup berperan, sebagai sesama atlet mereka merasakan sebagai bagian dari kelompok. Misalnya saat mereka mengalami kekalahan pada pertandingan maka dukungan dari teman-teman kelompok mengingatkan mereka bahwa mereka tidak sendiri karena ada teman-teman yang mendukung mereka. Sarafino (2011), menyatakan bahwa interaksi dengan orang lain dapat memodifikasi atau mengubah persepsi seseorang

mengenai kejadian tersebut, dan akan mengurangi potensi munculnya stres baru atau stress yang berkepanjangan.

Dukungan ini menjadi penting di ingat bahwa usia atlet Pusat Pendidikan Latihan Pelajar (PPLP) masih berusia muda atau remaja, mereka sedang mengalami masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Pada masa remaja konflik sering datang dan konflik yang dihadapi disebabkan karena adanya tuntutan yang (Hurlock, 2000). Tuntutan terbesar yang dialami oleh remaja yang akan meraih prestasi ke puncak adalah yang berkaitan dengan motivasi berprestasi yang dimiliki oleh atlet. Individu yang masih remaja ketika mendapatkan masalah maka mereka akan memilih untuk berbagi cerita dengan teman karena mereka menganggap bahwa teman sebaya lebih bisa memahami masalah mereka, lebih peduli dan menghargainya. Mereka saling mencari teman karena memahami bahwa mereka dalam nasib yang samaBerdasarkan hasil peran bentuk-bentuk dukungan pershabatan dengan motivasi berprestasi pada atlet, adanya teman atau orang lain yang mendengarkan keluh kesah dan berbagi cerita serta pengalaman selama berada di Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP), atlet merasa tidak sendiri, masih diperhatikan dan dipedulikan, dan ada sesama teman atlet yang sama-sama berjuang untuk suatu pertandingan atau tujuan yang sama

Di Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP), atlet memperoleh dukungan dalam bentuk dukungan emosional jenis dukungan ini melibatkan rasa empati dan peduli terhadap seseorang yang akan memberikan perasaan nyaman dan dapat membuat atlet lebih baik. Dukungan ini memberikan sumbangsih sebanyak 5,84%. Dukungan ini memberikan kenyamanan dan jaminan dengan rasa saling memiliki dan dicintai pada masa sulit. Dukungan ini memiliki

pengaruh yang terbilang signifikan juga terhadap motivasi berprestasi.

Berpengaruhnya dukungan ini dikaitkan pada bahwa dukungan emosional ini merupakan dukungan dimana seseorang diberi kasih sayang, semangat, dan penghargaan sehingga memotivasi atlet untuk berprestasi. Setiap atlet di Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) saling menyemangati, saling membantu dan saling mengingatkan bahwa mereka tidak sendirian. Hasil Penelitian ini di dukung dengan penelitian Sundari (2005) dimana terdapat pengaruh dukungan emosional terhadap motivasi berprestasi atlet. Hal ini dikarenakan dengan adanya dukungan emosional dapat menyediakan kenyamanan, kepastian, rasa dimiliki dan dicintai pada saat orang tersebut mengalami stress.

Dukungan instrumental adalah dukungan yang ditunjukkan dengan pemberian bantuan secara fisik dan langsung, misalnya memberi atau meminjamkan uang kepada seseorang. Masalah finansial adalah masalah yang umum pada atlet, pemberian bantuan ini akan menolong atlet misalnya biaya pertandingan. Sebagai seorang atlet PPLP mereka tidak terlalu merasa takut dengan dukungan instrumental karena sebagai atlet PPLP mereka sudah ditanggung dan di biayai oleh pemerintah daerah.Setiap atlet mendapatkan bantuan dana dari pemerintah karena atlet-atlet tersebut adalah tanggung jawab pemerintah daerah. Penyedian benda-benda dan layanan , benda-benda seperti alat-alat kerja, serta pemberian bantuan dalam bentuk uang menjadi penting terhadap motivasi berprestasi atlet. Mereka akan merasa bahwa mereka di dukung karena diberikan fasilitas dan ditanggung secara finansial sehingga mereka tidak mengkhawatirkan tentang hal-hal yang berhubungan dengan dana dan penyedian

alat yang mereka gunakan. Oleh karena itu dukungan instrumental sewajarnya menjadi dukungan yang cukup berperan.

Dukungan informasi adalah bentuk dukungan yang ditunjukkan dengan pemberian nasehat, pengarahan, saran atau feedback mengenai apa yang sedang dilakukan seseorang. Dukungan ini terbagi dalam dua bentuk, yaitu bentuk pemberian informasi atau pengajaran suatu keahlian yang dapat memberi solusi pada suatu masalah, serta bentuk pemberian informasi yang dapat membantu individu dalam mengevaluasi performance pribadi. Informasi yang diterima oleh atlet tentang sekitarnya membuat atlet mampu mengontrol emosi, tidak cepat mengambil keputusan melainkan tenang dan berpikir terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan dalam pertandingan. Seperti yang ditemukan oleh Gunarsa (2004), menjelaskan bahwa pelatih selalu memberikan dukungan yang sangat dibutuhkan seorang atlet untuk membangun semangat. Dukungan informasi dibutuhkan karena memotivasi atlet untuk membangun mental seorang atlet agar dapat bermain baik dalam pertandingan nantinya. Dukungan ini menjadi penting bagi atlet karena atlet akan mendapatkan informasi, nasihat, dan feedback saat atlet membutuhkan teknik-teknik seputar olahraganya, saat atlet ingin bertanding, atau saat atlet mengalami kegagalan dalam pertandingan sehingga atlet dapat mengatasi masalah-masalah tersebut.

Berdasarkan perbandingan antara nilai rata hipotetik dan nilai rata-rata empirik diketahui bahwa motivasi berprestasi atlet lebih tinggi dibandingkan dengan yang diperkirakan oleh alat ukur yang berarti bahwa, motivasi berprestasi pada atlet lebih tinggi dibandingkan dengan populasi mahasiswa pada umumnya.

Demikian juga dengan dukungan sosial, skor rata-rata empirik lebih tinggi

dibandingkan dengan skor yang diperkirakan oleh alat ukur, yang juga berarti bahwa dukungan sosial yang diterima oleh atlet lebih tinggi dibandingkan dengan populasi pada umumnya.

Dari pengkategorisasian juga diketahui bahwa 92% atlet termotivasi untuk berprestasi, sedangkan siswa yang mendapat motivasi berprestasi sedang memiliki presentase 7%, dan yang tidak termotivasi hanya 1%. Atlet yang memiliki motivasi breprestasi tinggi adalah mereka yang memiliki pencapaian yang tinggi, dan akan melakukan apapun untuk mencapai apa yang mereka inginkan. Mereka tidak mudah menyerah terhadap kegagalan. Sedangkan atlet yang memiliki motivasi berprestasi sedang memiliki presentasi 7% yaitu sebanyak 7 orang dari total populasi sebanyak 100 atlet. Artinya atlet yang memiliki motivasi berpresatasi sedang adalah mereka yang berusaha untuk mengejar tujuan, mereka memiliki standar kemampuannya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa atlet di Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar memiliki dukungan sosial yang tinggi yaitu, 90 orang (90%) memiliki dukungan emosional, 80 orang (80%) dukungan instrumental, 83 orang (83%) dukungan informasi dan 97 orang (97%) memiliki dukungan pershabatan dari 100 subjek penelitian. Tingginya dukungan sosial pada atlet Pusat Pendididikan dan Latihan Pelajar (PPLP) dipengaruhi oleh orang-orang di sekitarnya. Dari penelitian tambahan yang dilakukan peneliti dilihat dari kategorisasi berdasarkan jenis kelamin ddidapat bahwa perempuan menerima dukungan persahabatan (companionship) lebih banyak dibandingkan laki-laki.

Tidak pada dukungan persahabatan (companionship) saja, pada ketiga dukungan yang lainnya yaitu dukungan emosional, dukungan informasi, dan dukungan

instrumental perempuan memiliki kategorisasi mean yang tinggi. Hal ini dikarenakan bahwa subjek perempuan lebih banyak dibandingkan subjek laki-laki.

Sebanyak 92 orang subjek dari 100 subjek memiliki motivasi berprestasi yang tinggi. Hal ini berarti sebagian besar atlet di Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar memiliki motivasi berprestasi yang tinggi. McClelland (1998) menyatakan bahwa individu dengan motivasi berprestasi yang tinggi akan melakukan tugas yang dipercaya kepadanya dengan penuh tanggung jawab, menetapkan pencapian yang cukup sulit dan berharap untuk memperoleh umpan balik. Tingginya motivasi berprestasi pada atlet dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kepedulian dan dukungan dari orang-orang terdekat dari atlet tersebut yang menjadi salah satu penyebab motivasi berprestasi yang dimiliki atket cukup tinggi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Cicilia (2015), terdapat korelasi positif yang signifikan antara dukungan sosial dengan motivasi berprestasi. Dukungan sosial memiliki peran penting dalam hal motivasi berprestasi.

Untuk dapat menjadi atlet yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, atlet Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) membutuhkan dukungan dari orang di sekitarnya. Dukungan ini dapat berupa dukungan yang baik dengan keluarga, lingkungan yang menyenangkan, ataupun hubungan dengan orang lain di luar keluarga (Grotberg, 1999). Hal ini berarti sebagian besar atlet merasakan dukungan sosial yang tinggi dari orang lain seperti pelatih, keluarga, pengelola, ataupun teman-teman sesama atlet. Atlet yang diteliti merupakan orang yang jauh dari keluarga karena mereka tinggal di asrama dan hanya pulang ke rumah setiap

sabtu dan minggu. Bukan karena mereka tinggal jauh dari keluarga maka mereka akan kehilangan dukungan sosial, akan tetapi mereka masih sering berkomunikasi dengan keluarga masing-masing. Terlebih lagi mereka memiliki teman dekat yang melakukan kegiatan sehari-hari bersama dan mereka juga menghabiskan waktu bersama pelatih. Hal ini berarti menunjukkan dukungan sosial yang datang tidak harus dari keluarga. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu bersama pelatih, teman-teman, pengelola, dan sebagainya. Dukungan sosial menunjukkan pada hubungan interpersonal yang melindungi individu terhadap konsekuensi negatif dan stress. Dukungan sosial yang diterima dapat membuat individu merasa tenang, diperhatikan, dicintai, timbul rasa percaya diri dan kompeten Kumalasari (2012). Ketika seseorang memiliki masalah, akan tetapi ada orang terdekat yang menemaninya atau bahkan memberikan cara penyelesaian, seseorang tersebut akan lebih mudah menyelesaikannya, merasa diperhatikan, dan tidak merasa sendiri.

Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa atlet merasakan dukungan dari orang lain seperti pelatih, keluarga, teman, ataupun pengelola saat berada di Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP). Sarafino (2011) mengemukakan bahwa dukungan sosial memiliki hubungan yang kuat dengan kesehatan fisik ataupun kesehatan mental seseorang yang sedang dalam tekanan ataupun mengalami krisis. Dukungan sosial mampu membantu seseorang untuk mengatasi masalah yang sulit apabila dukungan tersebut diberikan dalam bentuk yang benar dan sesuai yang dibutuhkan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran terkait dengan hasil yang diperoleh dari penelitian. Pada bagian ini akan dijelaskan kesimpulan dari penelitian dan pada bagian akhir akan dijabarkan saran yang bersifat praktis dan metodologis yang nantinya dapat berguna bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian dengan tema yang berkaitan dengan penelitian ini.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan interpretasi data penelitian dapat ditarik kesimpulan mengenai hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, yaitu :

1. Ada peran positif antara bentuk-bentuk dukungan sosial terhadap motivasi berprestasi atlet Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Sumatera Utara. Sumbangan dari peran bentuk dukungaan sosial terhadap motivasi berprestasi adalah sekitar 26,8 %

a. Ada peran positif bentuk dukungan emosi atau penghargaan terhadap motivasi berprestasi

b. Ada peran positif bentuk dukungan intrumental terhadap motivasi berprestasi

c. Ada peran positif bentuk dukungan informasi terhadap motivasi berprestasi

d. Ada peran positif bentuk dukungan persahabatan (companionship) terhadap motivasi berprestasi

2. Hasil analisa data menunjukkan bahwa bentuk dukungan sosial yang paling memberikan peran pada atlet Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Sumatera Utara adalah dukungan persahabatan (companionship) dengan sumbangsih sebesar 15,14%, lalu dukungan emosional 5,84%, dukungan instrumental 3,033%, dan yang memberikan peran yang paling rendah adalah dukungan informasi sebesar 2,78%. Dukungan persahabatan (companionship) memiliki peran yang paling tinggi terhadap motivasi berporestasi atlet Pusat Pendidikan

B. Saran

1. Saran Metodologis

Peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian mengenai topik ini dapat memperhatikan hal berikut demi perkembangan studi mengenai dukungan sosialdan motivasi berprestasi. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti faktor lain yang dapat mempengaruhi motivasi berprestasi. Hal ini didasarkan bahwa dalam penelitian ini dukungan sosial mempengaruhi Motivasi Berprestasi, walau terdapat pula variabel lain yang mempengaruhi motivasi berprestasi. Oleh karena itu disarankan bagi peneliti selanjutnya dapat meneliti mengenai variabel lain seperti motivasi intrinsik lainnya.

2. Saran Praktis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan motivasi berprestasi dan pemberian dukungan bagi Atlet dengan beberapa langkah berikut:

a. Bagi atlet untuk memanfaatkan dukungan khususnya dukungan persahabatan (companionship) berada pada komunitas yang mendukung akan membuat individu merasa diterima. Atlet yang masih remaja sangat membutuhkan dukungan persahabatan (companionship). Dukungan persahabatan (companionship) mengingatkan bahwa seseorang tidak sendirian mengatasi masalah yang mereka alami sehingga atlet bisa terbuka dan berbagi masalah yang mereka miliki, ini salah satu bentuk dukungan persahabatan (companionship) yang bisa memberikan motivaasi berprestasi kepada atlet

b. Dinas Pemuda dan Olahraga serta Pengelola Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) disarankan untuk membuat pertemuan-pertemuan informal yang sifatnya kekeluargaan dimana pada atlet bebas berkeluh kesah mengenai masalah yang dihadapi.

c. Peran pelatih, keluarga cukup besar ketika nantinya mereka harus siap bertaanding. Untuk itu pendampingan sangat diperlukan untuk memotivasi atlet.

Apranadyanti, N. (2010). Hubungan antara Regulasi Diri dengan Motivasi Berprestasi pada Siswa Kelas X SMK Ibu Kartini Semarang. Semarang:

Fakultas Psikologi Universitas Diponegro.

Azwar, S. (2012). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2013). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baron, R. &. (1997). Social Psychology (8th ed). Boston: Allyn & Bacon.

Baron, R. &. (2004). Social Psychology (10th ed). USA: Pearson.

Cohen, S. &. (1985). Stress, Social Support and the Buffering Hypothesis.

Psychological Bulletin, 98,310-357.

Field, A. (2009). Discovering Statistics using SPSS Third Edition. London: Sage Publications.

Gunarsa, S. (2004). Psikologi Olahraga Prestasi. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Hadi, Sustrisno. 2000. Metodologi Penelitan. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Hezberg, F. B. (1959). The Motivation to Work (2nd ed.). New York: John Wiley

& Sons.

Hoedaya, D. (2004). Kajian Psikologi Olahraga dari Perspektif Disiplin Keilmuan. Jakarta: Workshop Kajian Disiplin Keilmuan Olahraga.

Husdarta, H.J.S.(2010). Psikologi Olahraga. Bandung: Alfabeta

Hurlock,E.B. (2008). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta:Erlangga

Iskandar, M. (2009). Psikologi Pendidikan: Sebuah orientasi baru. Ciputat: Gaung Persada Press.

Kumalasari.2012. Hubungan Dukungan Sosial dengan Penyesuaian Diri Remaja di Panti Asuhan. Vol-1. No-1

Lindgren, H. (1976). Educational Psychology in The Classroom. New York: John Wiley & Sons.

Mc. Clelland, A. C. (1953). The Achivement Motive. New York: Halsted Press.

Mujib, A. &. (2002). Nuansa-Nuansa Psikologi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Muskanan, K. (2015). Analisis Motivasi Berprestasi Atlet Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jurnal Kebijakan & Administrasi Pub;ik, 105-110.

Myers, D. (2010). Social Psychology (10th ed.). New York: Mc Graw-Hill.

Ogden, J. (2000). Health Psychology (2nd ed.). Philadelpia: Open University Press.

Orford, J. (1992). Community Psychology. London: John Wiley and Sons.

Perwira, P.E. 2014. Hubungan Dukungan Sosial Orang Tua, Pelatih dan Teman denganMotivasi Berprestasi Olahraga (Basket) pada Mahasiswa Atlet Basket Universitas Surabaya. Skripsi. Surabaya : Universitas Surabaya PPLP Sumut terima calon atlet pelajar. (2015, April 9). Diambil kembali dari

Waspada Online: http://waspada.co.id/sports/lokal/pplp-sumut-terima-calon-atlet-pelajar/

Rathee, N. K. (2011). Achievement Motivation and Adjusment Patterns Among International and National Players of Different Team Sport. Journal of Social Sciences.

Rohsantika, N. &. (2010). Persepsi Terhadap Pemberian Insetif dengan Motivasi Berprestasi pada Pemain Sepak Bola. Jurnal Psikologi Proyeksi, 5(2), 63-70.

Shaleh, A. &. (2006). Psikologi Industri. Jakarta Selatan: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta.

Santrock, J. W. (2003). Adolescence : Perkembangan Remaja (6th ed) (B.Adelar

& S. Saragih, Pengalih bhs). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sarafino, E. (2006). Health Psychology: Biopsychosocial Interaction (5th Ed).

USA: John Wiley & Sons.

Sarafino, E. (2011). Health Psychology: Biopsychosocial Interaction (7th Ed).

USA: John Wiley & Sons.

Sardiman., A. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Satiadarma, M. P. (2000). Dasar-dasar Psikologi Olahraga. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Sudarmanto, G. (2013). Statistik Terapan Berbasis Komputer dengan Program IBM SPSS Statistic 19, Mietra Wacana Media, Jakarta

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian kuantitantif Kualitatif dan R&B. Bandung:

Alfabeta.

Taylor, S. E. 1999. Helath Psychology (4th ed). New York: McGrawhill.

Taylor, S. (2006). Health Psychology. New York: McGraw Hill.

Utama, B. (2010). Aspek Psikologi dalam Pembinaan Atlet Tenis Meja. Jurnal Olahraga. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Utami, D. (2 Juli 2015). Peran Fisiologi dalam Meningkatkan Prestasi Olahraga Indonesia Menuju Sea Games. Jurnal Olahrga Prestasi, Volume 11, Nomor 2.

Wann, D. J. (1997). Sport Psychology. New Jersey: Upper Saddle River.

Wibowo,A.2012. Aplikasi Praktis SPSS Dalam Penelitian. Gaya Media.

Yogyakarta

Yenny. (2010). Hubungan antara Dukungan Sosial Keluarga & Self Efficacy dengan Moptivasi Berprestasi pada Mahasiswa. Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Surabaya.

LAMPIRAN A

Reliabilitas dan Daya Beda Aitem

(Motivasi Berprestasi dan Dukungan Sosilal)

1) Reliabilitasdan Daya Beda Aitem Motivasi Berprestasi a) Pengolahan I

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,881 24

2) ReliabilitasdanDaya Beda Aitem Skala Dukungan Sosial

DS26 125,50 89,626 ,327 ,818

LAMPIRAN B

SKALA PENELITIAN

No :

SKALA PENELITIAN

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2017

RAHASIA

Dengan hormat,

Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Psikologi USU, saya membutuhkan sejumlah data yang akan saya dapatkan bila adanya partisipasi dan kerjasama dari atlet-atlet dalam mengisi skala ini.

Skala ini terdiri dari 56 pernyataan yang menggambarkan keadaan anda. Saya memohon kesediaan anda dalam meluangkan waktu untuk mengisi skala ini. Dalam pengisian skala ini, Tidak Ada Jawaban Yang Benar Atau Salah. Saya sangat mengharapkan anda dapat memberikan jawaban yang jujur dan apa adanya.

Semua jawaban serta identitas anda akan dijaga kerahasiaannyadan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian. Cara menjawab pernyataan akan dijelaskan lebih lanjut dalam petunjuk pengisian. Oleh karena itu, diharapkanmembaca terlebih dahulu petunjuk pengisian skala sebelum mengerjakan dan pastikan anda menjawab

Semua jawaban serta identitas anda akan dijaga kerahasiaannyadan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian. Cara menjawab pernyataan akan dijelaskan lebih lanjut dalam petunjuk pengisian. Oleh karena itu, diharapkanmembaca terlebih dahulu petunjuk pengisian skala sebelum mengerjakan dan pastikan anda menjawab

Dokumen terkait