• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Data Penelitian

Perusahaan perbankan yang terpilih sebagai sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar pada tahun 2007 sampai 2011 dan sahamnya selama periode tersebut aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan terpilih berjumlah 20 perusahaan, seperti yang terlihat dalam Tabel 4.1 berikut :

Table 4.1. Daftar Perusahaan Sampel

NO KODE

SAHAM NAMA PERUSAHAAN

LISTING

2007 2008 2009 2010 2011

1 INPC Bank Artha Graha International Tbk

2 BBCA Bank Central Asia Tbk

3 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk

4 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk

5 BEKS Bank Eksekutif International Tbk

6 BABP Bank ICB Bumiputera Tbk

7 BNII Bank International Indonesia Tbk

8 BKSW Bank Kesawan Tbk

9 BMRI Bank Mandiri Tbk

10 MAYA Bank Mayapada International Tbk

11 MEGA Bank Mega Tbk

12 BCIC Bank Mutiara Tbk

13 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

14 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk

15 NISP Bank OCBC NISP Tbk

16 BNLI Bank Permata Tbk

17 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

18 BSWD Bank Swadesi Tbk

19 BVIC Bank Victoria International Tbk

Selanjutnya, mengenai data yang diperoleh dari hasil penelitian, yaitu dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 yang meliputi nilai tertinggi (maximum), nilai terendah (minimum) dan rata-rata (mean) dari setiap Variabel yang diteliti, baik itu variabel bebas yaitu efisiensi, profitabilitas dan risiko sistematis, serta variabel terikat yaitu tingkat keuntungan saham, dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2. Deskripsi Data Penelitian

N Max Min Mean

Standar Deviasi BOPO 100 188.12 46.84 86.13 18.58 Cost of Efficiency 100 32.80 5.40 11.33 3.94 Overhead Efficiency 100 347.00 3.00 42.70 40.67 ROA 100 9.70 -52.00 1.88 5.83 Beta Saham 100 3.12 -1.04 0.83 0,76 Return Saham 100 341.76 -22.65 28.78 61.30

Sumber : Hasil Penelitian, 2012 (data diolah)

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah pengamatan pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011 dalam penelitian ini sebanyak 100 data. Mean atau rata-rata Biaya Operasional : Pendapatan Operasional (BOPO) perbankan pada periode 2007 sampai dengan 2011 yaitu sebesar 86,13%.. Pada variabel cost of efficiency dan Overhead Efficiency dengan rata-rata 11,33% dan 42,70%. Variabel ini untuk melihat tingkat efisiensi yang dimiliki oleh perbankan.

Selanjutnya risiko sistematis yang diwakili oleh beta saham yang merupakan ukuran risiko yang berasal dari hubungan antara tingkat keuntungan suatu saham dengan pasar. Beta mengukur sampai sejauh mana harga saham individu turun naik bersamaan dengan turun naiknya harga pasar. Nilai beta saham terendah adalah -1.04 yaitu Bank Kesawan pada tahun 2008, akan tetapi

secara rata-rata nilai beta saham untuk 20 perusahaan adalah 0,83 yang berarti > 0. Untuk saham dengan beta lebih besar dari 1 termasuk saham agresif yaitu saham yang sangat peka terhadap perubahan pasar dan saham yang mempunyai beta kurang dari 1 disebut sebagai saham yang defensive (lampiran 5). Pada tahun 2007 beta saham yang lebih besar satu adalah Bank ICB Bumiputera, Bank Internasional Indonesia, Bank Mayapada Internasional, Bank Mega dan Bank rakyat Indonesia, pada tahun 2008 yaitu Bank CIMB Niaga, Bank Danamon Indonesia, Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, Bank Permata, Bank Rakyat Indonesia, Bank Swadesi dan PAN Indonesia Bank, pada tahun 2009 adalah Bank Arta Graha Internasional, Bank Central Asia, Bank CIMB Niaga, Bank Danamon Indonesia, Bank Eksekutif Internasional, Bank Kesawan, Bank Mandiri, Bank Mutiara, Bank Negara Indonesia, Bank Permata, Bank Rakyat Indonesia, PAN Indonesia Bank, pada tahun 2010 adalah Bank Arta Graha Internasional, Bank Mandiri, Bank OCBC NISP, Bank Permata, Bank Rakyat Indonesia, Bank Victoria Internasional sedangkan pada tahun 2011 adalah Bank Central Asia, Bank CIMB Niaga, Bank Eksekutif Internasional, Bank Kesawan, Bank Mandiri, Bank Mayapada Internasional, Bank Mega, Bank Mutiara, Bank Negara Indonesia, Bank Nusantara Parahyangan, Bank Rakyat Indonesia, Bank Swadesi dan PAN Indonesia Bank. Besaran rerata beta tahun 2007 sebesar 0,55, tahun 2008 sebesar 0,65, tahun 2009 sebesar 1,05, tahun 2010 sebesar 0,84 dan tahun 2011 sebesar 1,04 sehingga rerata selama 5 tahun adalah sebesar 0,83. Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa return market berbanding lurus dengan return saham, hal ini menunjukkan bahwa perubahan IHSG akan diikuti oleh perubahan saham individu pada perbankan. Hasil studi empiris ini didukung oleh hubungan

rasionalitas dengan alasan bahwa tingkat keuntungan saham yang dihitung dengan IHSG merefleksikan tingkat keuntungan saham secara keseluruhan di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini mengandung makna bahwa keadaan pasar yang sedang optimis ada kecenderungan naiknya indeks pasar dan pasar menjadi pesimis yang dikenal dengan istilah bear market, investor akan melakukan aksi jual pada hari ini untuk kemudian membelinya kembali pada harga yang lebih rendah pada waktu setelahnya.

Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keuntungan saham akan meningkat jika terjadi peningkatan indeks pasar, sebaliknya menurunnya indeks pasar akan berdampak pada menurunnya tingkat keuntungan saham secara individu.

Rasio Profitabilitas yang dapat dilihat dari ROA dengan rata-rata 1,88 yang berarti secara umum kurang baik. Rendahnya nilai rata-rata ROA tersebut diakibatkan oleh beberapa bank mengalami kerugian yaitu pada tahun 2008 Bank Eksekutif Internasional,Bank Mutiara, tahun 2009 Bank Eksekutif Internasional dan pada tahun 2011 yaitu Bank ICB Bumiputera. Kerugian ini disebabkan oleh tingginya total interest expenses dibanding total interest income.

Tingkat keuntungan saham yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini mencapai rata-rata 28,78%, dan secara rata-rata mengalami penurunan selama periode pengamatan. Keuntungan saham tertinggi pada tahun 2007 yaitu 341,76% pada Bank Artha Graha Internasional, tahun 2008 sebesar 125,23% pada Bank Mega, tahun 2009 sebesar 193,33% pada Bank Eksekutif Internasional, tahun 2010 sebesar 125,54% pada Bank Internasional Indonesia, tahun 2011 sebesar 105,58% pada Bank ICB Bumiputera. Sedangkan terendah pada tahun 2007 sebesar 1,75% pada Bank Permata, tahun 2008 sebesar -74,00%

pada Bank Negara Indonesia, tahun 2009 sebesar -50,24% pada Bank ICB Bumiputera, tahun 2010 sebesar -5,38% pada Bank Nusantara Parahyangan, dan pada tahun 2011 sebesar -61,51 pada Bank Internasional Indonesia.

Dokumen terkait